26 Desember 2008
Su-30MK2 TNI Angkatan Udara (photo : Kaskus Militer)
Makassar, Kompas - Dua dari tiga pesawat tempur Sukhoi yang dibeli Indonesia dari Rusia tiba di Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin, Makassar, Jumat (26/12). Pesawat yang tiba dalam kondisi belum terangkai itu akan dirakit selama 10 hari. Satu pesawat Sukhoi lainnya akan tiba bulan Januari 2009.
Dua pesawat tipe Su-30 dengan nomor TS 3003 dan TS 3004 itu akan bergabung dengan empat pesawat Sukhoi yang telah dimiliki Skuadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin. Empat pesawat terdahulu, yaitu dua Su-27 dan dua Su-30, adalah pesawat Sukhoi yang dibeli Indonesia pada Agustus 2003.
Menurut Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama Ida Bagus Putu Dunia, Januari 2009 akan tiba lagi satu pesawat tipe Su-30. Ketiga pesawat itu akan dirangkai oleh 14 teknisi dari Rusia. Ketiga pesawat baru Sukhoi itu merupakan bagian dari pembelian enam pesawat Sukhoi yang dibiayai dengan pinjaman dari Pemerintah Rusia.
”Pada akhir Januari Skuadron 11 diharapkan sudah mengoperasikan tujuh pesawat Sukhoi. Lanud Sultan Hasanuddin akan memfasilitasi perakitan dan uji terbang kedua pesawat itu. Jika lancar, pada Januari pesawat itu akan diserahkan dari Rusia kepada Departemen Pertahanan RI. Selanjutnya, pesawat akan diserahkan kepada Markas Besar TNI dan diteruskan kepada TNI AU,” katanya saat meninjau penurunan kedua Sukhoi dari pesawat Antonov-124.
Ia menyatakan penambahan pesawat Sukhoi bagi Skuadron 11 sangat strategis untuk menjaga kedaulatan udara Indonesia. ”Posisi Makassar berada di tengah Indonesia. Jangkauan Sukhoi, jika diterbangkan dari Makassar, bisa menjangkau wilayah paling barat maupun wilayah paling timur Indonesia,” kata Putu Dunia.
Bisa terbang 1.500 km
Pesawat tempur super Sukhoi bisa mengangkut 6.000 kilogram bahan bakar sehingga mampu mengadakan patroli sejauh 1.500 kilometer dari pangkalan tolak. Pesawat mampu terbang dengan kecepatan 2 macht (dua kali kecepatan suara, sekitar 2.376 km per jam) tanpa henti selama empat jam. Su-27 adalah jenis pesawat Sukhoi bertempat duduk tunggal, sementara Su-30 adalah jenis pesawat Sukhoi dengan dua tempat duduk.
Komandan Skuadron Udara 11 Letkol (Pnb) Widyargo Ikoputra mengatakan, pesawat Sukhoi cocok dengan kondisi wilayah Indonesia yang terbentang sepanjang 6.400 km lebih.
”Dengan pesawat Sukhoi yang ada, Skuadron Udara 11 sering terbang dari Makassar dan berpatroli selama 15 menit di wilayah udara perairan Ambalat, lalu pulang lagi ke Makassar. Itu semua bisa dilakukan tanpa mengisi bahan bakar. Jika kami mengisi bahan bakar lagi di Kendari atau Balikpapan, kami bisa berpatroli di perairan itu selama berjam-jam,” kata Widyargo.
Dari empat Sukhoi yang dipindahkan dari Lanud Iswahjudi, Madiun, ke Skuadron Udara 11 Sultan Hasanuddin pada Desember 2004, tinggal dua pesawat yang masih bisa mengudara.
Widyargo membenarkan bahwa satu Su-27 dan satu Su-30 milik Skuadron 11 tidak bisa diterbangkan karena kekurangan suku cadang.
”Jika suku cadangnya tersedia, dua pesawat yang lain juga bisa diterbangkan. Kondisi pesawat yang kekurangan suku cadang itu masih baik, hanya saja suku cadangnya tidak tersedia,” kata Widyargo.
Berdasarkan kontrak senilai 300 juta dollar AS yang ditandatangani pada 2007, Rusia akan memasok tiga Su-30MK2 dan tiga pesawat tempur Su-27SKM ke Indonesia sebagai tambahan atas dua Su-27SK dan dua Su-30MK yang sudah lebih dulu dioperasikan TNI Angkatan Udara. (AFP/OKI/ROW)
(Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar