20 Mei 2009
KRI Frans Kaisiepo - 368 (photo : Ambalat - Kaskus Militer)
Kapal Perang KRI Frans Kaisiepo dengan nomor lambung 368 (KRI FKO-368) yang dikomandani Letkol Laut (P) Wasis Priyono telah tiba di Indonesia pada Senin (18/5) dan saat ini sedang menuju Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta. KRI FKO-368 merupakan Kapal korvet keempat atau yang terakhir dipesan oleh pemerintah Indonesia dari galangan kapal Schelde Naval Shipbuilding, Belanda.
Sejak meninggalkan Pelabuhan Vlissingen, Belanda awal April lalu, KRI FKO-368 telah melaksanakan pelayaran selama 46 hari melalui Spanyol (Malaga), Italia (Napoli), Mesir (Alexandria), Arab saudi (Jeddah), Oman (Shalala) dan India (Kochin). Di Jeddah, sejumlah ABK berkesempatan melakukan ibadah umroh selama empat hari. Setelah itu, mereka kembali melakukan perjalanan menuju India, Sabang, Jakarta dan Surabaya. Kapal jenis Korvet Sigma ini diharapkan dapat memperkuat kekuatan Armada TNI AL dalam menjaga kedaulatan wilayah laut negara Republik Indonesia .
Tidak berbeda dengan ketiga kapal sejenis sebelumnya, yakni KRI Diponegoro-365, KRI Hasannudin-366 dan KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI FKO-368 memiliki dimensi berat 1.692 ton dengan panjang 90,71 meter dan lebar 13,02 meter. Kapal korvet sigma generasi keempat itu mampu melaju dengan kecepatan maksimal 28 knot. Kapal itu dilengkapi misil penangkis serangan udara 2 kali Quad MBDA Mistral TETRAL. Anti-surface missile 4 kali MBDA Exocet MM40 Block II dan senjata Oto Melara kaliber 76 milimeter.
Nama Frans Kaisiepo diambil dari nama seorang pahlawan nasional Indonesia dari Papua yang lahir di Wardo, Biak, Papua pada tanggal 10 Oktober1921 dan wafat pada tanggal 10 April1979. Frans terlibat dalam konferensi Malino (1946) yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Ia mengusulkan nama Irian, yang berasal dari bahasa Biak yang berarti beruap. Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Papua periode 1964 sampai dengan 1973. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Papua Barat.
Rencananya kapal ini akan dikukuhkan di Papua Barat sesuai dengan kelahiran Pahlawan Nasional Frans Kaisiepo.
(TNI-AL)
Sejak meninggalkan Pelabuhan Vlissingen, Belanda awal April lalu, KRI FKO-368 telah melaksanakan pelayaran selama 46 hari melalui Spanyol (Malaga), Italia (Napoli), Mesir (Alexandria), Arab saudi (Jeddah), Oman (Shalala) dan India (Kochin). Di Jeddah, sejumlah ABK berkesempatan melakukan ibadah umroh selama empat hari. Setelah itu, mereka kembali melakukan perjalanan menuju India, Sabang, Jakarta dan Surabaya. Kapal jenis Korvet Sigma ini diharapkan dapat memperkuat kekuatan Armada TNI AL dalam menjaga kedaulatan wilayah laut negara Republik Indonesia .
Tidak berbeda dengan ketiga kapal sejenis sebelumnya, yakni KRI Diponegoro-365, KRI Hasannudin-366 dan KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI FKO-368 memiliki dimensi berat 1.692 ton dengan panjang 90,71 meter dan lebar 13,02 meter. Kapal korvet sigma generasi keempat itu mampu melaju dengan kecepatan maksimal 28 knot. Kapal itu dilengkapi misil penangkis serangan udara 2 kali Quad MBDA Mistral TETRAL. Anti-surface missile 4 kali MBDA Exocet MM40 Block II dan senjata Oto Melara kaliber 76 milimeter.
Nama Frans Kaisiepo diambil dari nama seorang pahlawan nasional Indonesia dari Papua yang lahir di Wardo, Biak, Papua pada tanggal 10 Oktober1921 dan wafat pada tanggal 10 April1979. Frans terlibat dalam konferensi Malino (1946) yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Ia mengusulkan nama Irian, yang berasal dari bahasa Biak yang berarti beruap. Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Gubernur Papua periode 1964 sampai dengan 1973. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih, Papua Barat.
Rencananya kapal ini akan dikukuhkan di Papua Barat sesuai dengan kelahiran Pahlawan Nasional Frans Kaisiepo.
(TNI-AL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar