6 Mei 2009
PAL-AFV (photo : Angkasa)
Bukan rahasia lagi kalau TNI-AL masih memakai armada tank amfibi buatan era 1960-an dalam operasi pendaratan pantai. Memang untuk urusan dapur pacu, kendaraan buatan Rusia ini telah mengalami perubahan dengan mengusung mesin diesel Detroit. Di luar itu untuk soal safety tank berkode BTR-50PM ini mau tak mau harus mengalami perombakan.
Modifikasi kemudian dilakukan dalam bentuk kerjasama antara Korps Marinir TNI AL dengan Divisi Teknologi PT PAL, Surabaya. Dari hasil analisa bisa ditemukan sejumlah kelemahan pada BTR-50. Kelemahan pertama datang dari radiator batch. Saat diajak berlayar komponen ini sangat mudah kemasukan air yang mengucur melalui radiator grill. Memang dalam kondisi stabil, terdapat pompa-pompa bilga yang berfungsi untuk menguras air dari radiator batch dan dasar ranpur. Namun saat bergerak dalam kondisi laut bergelombang, derasnya air yang masuk bisa membuat pompa-pompa kewalahan, atau bahkan mengakibatkan pompa ogah bekerja.
Kelemahan kedua datang dari bagian belakang tank yang kelewat rendah. Dalam kondisi terapung, posisinya hampir sejajar dengan permukaan air. Keadaan akan berjalan normal bila tank diajak berlayar di laut tenang.
Pengerjaan modifikasi kemudian dilaksanakan di Divisi Harkan (Pemeliharaan dan Perbaikan) PT PAL dalam tempo sebulan. Pengujian dalam bentuk inclining test dikerjakan pada pertengahan Agustus tahun lalu dengan menggunakan fasilitas syncro-lift dock milik Divisi Kapal Perang PT PAL. Pengujian lapangan (sea trial) juga dilakukan di alur perairan PT. PAL.
Modifikasi kemudian dilakukan dalam bentuk kerjasama antara Korps Marinir TNI AL dengan Divisi Teknologi PT PAL, Surabaya. Dari hasil analisa bisa ditemukan sejumlah kelemahan pada BTR-50. Kelemahan pertama datang dari radiator batch. Saat diajak berlayar komponen ini sangat mudah kemasukan air yang mengucur melalui radiator grill. Memang dalam kondisi stabil, terdapat pompa-pompa bilga yang berfungsi untuk menguras air dari radiator batch dan dasar ranpur. Namun saat bergerak dalam kondisi laut bergelombang, derasnya air yang masuk bisa membuat pompa-pompa kewalahan, atau bahkan mengakibatkan pompa ogah bekerja.
Kelemahan kedua datang dari bagian belakang tank yang kelewat rendah. Dalam kondisi terapung, posisinya hampir sejajar dengan permukaan air. Keadaan akan berjalan normal bila tank diajak berlayar di laut tenang.
Pengerjaan modifikasi kemudian dilaksanakan di Divisi Harkan (Pemeliharaan dan Perbaikan) PT PAL dalam tempo sebulan. Pengujian dalam bentuk inclining test dikerjakan pada pertengahan Agustus tahun lalu dengan menggunakan fasilitas syncro-lift dock milik Divisi Kapal Perang PT PAL. Pengujian lapangan (sea trial) juga dilakukan di alur perairan PT. PAL.
Tank amfibi BTR-50PM hasil modifikasi PT PAL, Surabaya. Perombakan lebih diarahkan buat mendongkrak tingkat safety kendaraan. (photo : Angkasa)
Ada beberapa keuntungan bisa diraih dari modifikasi. Daya apung, stabilitas, serta tingkat safety terdongkrak. Hal ini dilakukan dengan mengubah sudut tekukan di bagian depan menjadi lurus dan disertai pengaturan letak pintu palka (hatch) commander, driver, dan gunner. Selanjutnya untuk bagian belakang (kompartemen mesin) mengalami peninggian dan dibuat bersudut. Selain berfungsi menahan terjangan air, penambahan ini juga berguna untuk meningkatkan perlindungan frontal tank. Hasil uji coba menyebutkan, daya apung tank bertambah empat ton dari kondisi semula.
Bukan cuma bagian luar, kabin tank pun juga kena sentuh perubahan. Pilar-pilar yang semula dianggap mengganggu saat kondisi darurat dihilangkan. Sebagai penggantinya, struktur penguat dibuat dengan model cantilever. Komponen insulasi juga ikutan dipasang guna mengurangi tingkat kebisingan dan panas di dalam kabin. Terakhir, perangkat tambahan berupa GPS plus echo –sounder tertanam rapi pada dashboard tank.
(Edkol Angkasa : Alutsista Dalam Negeri, Maret 2009)
setelah berhasil dirancang bangun modifikasi di pt pal, selanjutnya pt pal tidak mendapatkan order order yang sama. sehingga biaya rancang bangun insan pt pal sia-sia, yang seharusnya menjadi kebanggaan pt pal.
BalasHapusKalau hanya satu kali order rancangan nya hrs dibayar/dihargai dong
BalasHapusWajar biaya perawatan sangat tinggi apalagi dimodif..negara belum mampu membeli yg baru alasan anggaran..berat sebelah dgn AD membeli tank baru tidak tanggung2 100 san unit
BalasHapus