19 Juni 2009

PT DI Akan Produksi Pesawat Amfibi

19 Juni 2009


Pesawat amfibi Dornier Seastar (photo : Luftfahrt)

BANDUNG, (PR).- PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akan memproduksi pesawat amfibi melalui kerja sama under license dengan perusahaan pesawat Jerman Dornier Seawings.

"Saat ini, PT DI sedang mempersiapkan produksi dan customer support untuk mendukung layanan purnajual. Dan, pesawat amfibi tersebut akan mulai dipasarkan tahun 2012," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia, Andi Alisyahbana di Bandung kemarin.

Menurutnya, pesawat amfibi memiliki potensi ekonomis dan cocok dengan kondisi Indonesia yang 62% konsentrasi dan perekonomian masyarakatnya ada di wilayah pesisir laut, danau, dan sungai. Selain itu, 70% wilayah nasional merupakan perairan.

"Jadi, apa pun kendaraan yang bisa memiliki kemampuan water base transportation pasti akan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar," ujarnya.

Dornier Seastar saat berada di air (photo : Erenstein)

Market penggunaan pesawat amfibi sangat besar. Menurutnya, bupati yang biasanya sulit mencapai pelosok dan membutuhkan waktu hingga 2-3 hari menjangkau daerahnya dengan pesawat itu nantinya mereka hanya membutuhkan waktu kurang dari sejam.

Andi menuturkan pesawat amfibi itu mampu mendarat di darat dan di air sehingga bisa jadi solusi bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Menurutnya, bila membuat landasan pesawat dan airport kan membutuhkan biaya sangat mahal dan lahan yang luas.

"Pesawat amfibi tersebut membutuhkan amphibiport untuk tempat menurunkan penumpang dengan luas lahan hanya sebesar pesawat itu sendiri. Rasio perbandingannya dengan pembuatan airport biasa adalah sekitar 1 : 8," tuturnya.

Pesawat amfibi dirancang dengan menggunakan composite material atau sejenis fiberglass khusus (tahan karat dan air laut). Pesawat diperuntukkan empat belas penumpang dan dilengkapi dua mesin dan dapat melewati ombak tinggi (stage 3 operation) dengan jarak take-off dan landing relatif pendek yaitu take- off 770 meter, sedangkan landing memerlukan 385 meter. (A-190)***

(Pikiran Rakyat)

5 komentar:

  1. yang terpenting bagi ptdi saat ini adalah meniru persis pesawat tempur yang dapat dimodifikasi dan dikembangkan.banyak sekali Hawk, f 16, shukoi, galeb dsb. kan contoh kongkritnya sudah ada!!!!! nunggu opo mene????? wong CINO WAE ISO KOK NIRU-NIRUKE PRODUK NEGORO BATUR PIYE IKI NEGORO KITO???????

    BalasHapus
  2. Jangan juga lah, mendingan beli yang udah ada atau kreasi negara sendiri...
    Jangan berotak plagiat kaya cina

    BalasHapus
  3. good idea, wong 60% daerah kita ber air

    BalasHapus
  4. plagiat tp keren itu cina bisa buat pesawat stealth lah kita PLAGIAT CUMA BISA BOY BAND SAMA GIRLBAND wkkwkwkwkw..

    Mending Plagiat tetapi Menghasilkan yang bangga.

    BalasHapus
  5. Teruskan PT DI melenjutkan rencana semula, baru kreasiakan menyusul dan masyarakat Indonesia banyak kreatif utk pembuatan pesawat terbang Anak2 bangsa

    BalasHapus