25 Juni 2016

TNI AU : Hawk 100/200 akan Digantikan A-50 Golden Eagle

25 Juni 2016


Pesawat Golden Eagle serie A-50 (photo : KAI) 

Ingin Spektek Terbaik, TNI AU Bersabar Menunggu Su-35

TNI Angkatan Udara tetap bersabar menunggu proses pembelian penempur generasi 4++ buatan Rusia, Sukhoi Su-35 Flanker-E, guna menggantikan F-5E/F Tiger II yang saat ini tinggal beberapa unit dioperasikan oleh Skadron Udara 14 Lanud Iswahjudi, Madiun.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Wieko Syofyan mewakili KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna menyatakan hal tersebut kepada media di Mabesau, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat 24 Juni 2016.


Pesawat Golden Eagle serie FA-50 (photo : KAI) 

Dikonfirmasi apa detail proses yang saat ini tengah dilakukan, Kadispenau menjelaskan bahwa hal itu menyangkut spesifikasi teknis (spektek) yang diinginkan oleh TNI AU dari Su-35 yang akan dibeli Pemerintah Indonesia. “Itu hanya tinggal kesepakatan saja. Dengan biaya anggaran yang ada, TNI AU ingin mendapatkan spektek yang terbaik,” ujarnya. Hal lainnya, lanjut Wieko Syofyan, adalah menyangkut cara pembayarannya. “Tapi, sekali lagi, ini ranahnya Kementerian Pertahanan ya,” ujar Kadispenau menjawab pertanyaan wartawan. “TNI AU hanya merekomendasikan saja.”

Kepala Dinas Pengadaan (Kadisada) TNI AU Marsma TNI Fachri Adamy dalam kesempatan yang sama saat ditanya Angkasa mengatakan, pengadaan Su-35 termasuk dalam program jangka dekat TNI AU. “Pengadaan jangka dekat di TNI AU saat ini adalah melengkapi pesawat T-50 Golden Eagle dengan radar dan persenjataannya, pengadaan radar untuk melengkapi Satuan Radar, dan pengadaan Su-35,” ujarnya.


Pesawat Hawk 100/200 TNI AU (photo : defence.pk)

Sementara itu, Asisten Operasi KSAU Marsda TNI Barhim, juga dalam kesempatan yang sama menyampaikan kepada Angkasa, untuk pengadaan pesawat tempur di TNI AU arahnya adalah melengkapi tipe yang ada, bukan menambah tipe baru. “Jadi ya melengkapi yang kita punya sekarang ini: F-16, Sukhoi, dan T-50. Hawk 100/200 kemungkinan besar akan diganti oleh T-50, tapi varian A-50 (FA-50),” ujar mantan Pangkoopsau II ini. Ditambahkan, FA-50 akan dipilih selain karena spekteknya juga dalam kaitan kerja sama pengembangan KF-X/IF-X yang tengah dikerjakan oleh Korea Selatan dan Indonesia.

Meski demikian, proses memang masih terus bergulir. Dalam catatan Angkasa, beberapa hal yang diinginkan oleh TNI AU belum tentu sama dengan apa yang diputuskan oleh Kementerian Pertahanan. So, mari kita tunggu saja.

(Angkasa)

19 komentar:

  1. Belli alutsista yg sudah di belli bayar kontan berlebel hibah f16 gurun arizona di urus duluu sudah 4 tahun lamanya baru 6 di kirim 1 kebakar di landasan pacu dan 18 buah masih gak jelas kapan di kirim ? Peminpin kita model nya hampir sama gak mikir panjang asal kontan masa depan urusan belakang contoh : kalau sudah di usik negara tetangga sibuk mau belli alat perang hehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beli alutsista itu nggak kayak beli avanza yg langsung ready stock, f 16 hibah itu nggak cuma ambil dari stock terus dikasih habis itu selesai. Dia harus dibawa dulu di pabrik, dicustom sesuai permintaan kemhan, diuji dulu, baru serah terima... Negara tetangga banyak kedatangan alutsista karena mereka teken kontrak emang udah lama...

      Hapus
    2. Beli alutsista itu nggak kayak beli avanza yg langsung ready stock, f 16 hibah itu nggak cuma ambil dari stock terus dikasih habis itu selesai. Dia harus dibawa dulu di pabrik, dicustom sesuai permintaan kemhan, diuji dulu, baru serah terima... Negara tetangga banyak kedatangan alutsista karena mereka teken kontrak emang udah lama...

      Hapus
    3. Bismillah mud ah mudahan tahun 2020 - 2024 ini,president amerika trump dan anggota parlemen bisa hibahkan F.15 untuk indonesia,hibah murni dan tanpa embargo.itu do a rakyat jelata macam saya.

      Hapus
  2. Dulu jaman bu mega beli sukhoi cuma brapa ekor, ga pake sparepart,mesin cadangan, kontrak perawatan sampe ga ada pelurunya kok ga pernah anda singgung ya? 😯

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bebei orba ...indonesia kenapa jadi bangsa pelupa karna terlalu asik gampang di pujaa ... Saman pak sby dan bu mega wati yaris sama hanya beda warna lelaki dan wanita hehe...saman bu mega bukan urusan sayaa dan kalau saman pak sby lain lagi ...kalau di usik negeri sebelah prihatin prihatin liat ulah negara tetangga kian hari tambah kurang ajar .

      Hapus
    2. Mungkin Saat itu bukan nya keadaan habis krisis moneter ya? Jadi semua serba terbatas.

      Hapus
    3. Mungkin Saat itu bukan nya keadaan habis krisis moneter ya? Jadi semua serba terbatas.

      Hapus
    4. Unknown: terlepas dari krismon, belinya tetap hutang kok, bayarnya di cicil, harusnya tidak jadi alasan utk tidak membeli suku cadang, maintenance,dan peluru
      Jadi kalo memang alasannya krismon ya mending ga usah beli sekalian kayanya. Kalo anda beli mobil baru tapi ga ada paket gratis oli dan servis gratis, garansi yg 5thn di hapus tapi harganya diskon 15% mau? Kalo pintar sih harusnya ga mau kan.

      Hapus
    5. Unknown: terlepas dari krismon, belinya tetap hutang kok, bayarnya di cicil, harusnya tidak jadi alasan utk tidak membeli suku cadang, maintenance,dan peluru
      Jadi kalo memang alasannya krismon ya mending ga usah beli sekalian kayanya. Kalo anda beli mobil baru tapi ga ada paket gratis oli dan servis gratis, garansi yg 5thn di hapus tapi harganya diskon 15% mau? Kalo pintar sih harusnya ga mau kan.

      Hapus
  3. Yang penting ANGGARANnya harus ada. Jangan dikurangi lagi, saatnya negara ini butuh penguatan alutsista yang berkualitas.
    Semoga saja segera terealisasi 1,5% anggaran militer dari PDB. Amiin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas lutfi ...anggaran pertahanan mau di tambah itu kata capres waktu kampanyah campain ....stelah jadi president tunggu duluu ....dana buat pertahanan di kompres potong sana sini alat perang mangkrak kehabisan suku cadang .

      Hapus
    2. Pilih mana anggaran pertahanan naik langsung ke 1.5% tapi yang lain (pendidikan, infrastruktur, dll.) terlantar atau anggaran naik pelan-pelan ke 1.5% tapi semua bisa direalisasi walau lebih lambat dari yang ideal? Kalau saya sih lebih pilih yang kedua selama ujung-ujungnya pemerintah tetap tingkatin anggaran pertahanan ke 1.5% dan beli alutsista yang tepat guna macam Su-35. Kalau Muarif mungkin ga terlalu berpendidikan jadi merasa cuma pertahanan yang paling penting kali ya?

      Hapus
    3. Semoga negara ini di jauhkan dari perpecahan antara sesama warga negara.. politik itu licik.. hanya saling menjatuhkan karena kekuasaan.. ngapain di bela2in sampe segitunya.. hah.. aneh..

      Hapus
  4. Alaaaahhhh lu semua pada bisa nya ngebacot doang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe...
      contohin dong bro bikin comment atau ulasan yg nggak ngebacot itu spt apa.

      Hapus
    2. Saudara DONDON HASANUTDIN : sekali kali anda buka mata dan buka kuping ...mari kita bahas ancaman yata buat ke utuahan negara nkri maha luas se luas eropa barat hanya di bentengi alutsista ekoran jet tempur latih dan kapal kcr kcr berlebel kapal perang ....prediksi yg di jadikan indikator adalah amacaman itu sudah yata natuna laut china selatan , ancaman itu bukan wacana tapi sudah di depan mata . Kalau masih ada petinggi negara yg bilang kita tidak punya musuh berarti mata pikirnya sudah bobbrok layak di ganti kasar di usir ...musuh militer indonesia jellas di depan mata meski secara basa basi diplomatic antar negara kita gak punya musuh tapi contoh yata : spindan legitan dan tim tim lepas akibat peminpin kita terlalu asik megutamakan uang kontan masa panjang di lupakan .

      Hapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. pesawat a-50 warnanya biru abu2 semua lbh ganteng. lihat fotonya. warna pswt warna warni kurang mengigitkan. kl warna biru abu2 semua makanya terlihat invisible di langit warna biru..

    BalasHapus