31 Oktober 2020
IAI Unveils Stealth-Busting Passive Radar
Tonga Receives Its Second Guardian-Class Patrol Boat
Kapal LMS Ketiga TLDM Mula Jalani Fasa Ujian Penerimaan
30 Oktober 2020
Disuguhi Badak Baru, Wakil Menteri BUMN 1 Kunjungi Pindad
30 Oktober 2020
Badak baru dengan tambahan pelindung add on (photos : defence.pk, Pindad)Wakil Menteri BUMN 1 Kunjungi Pindad Tinjau Perkembangan Industri Pertahanan Nasional
Wakil Menteri BUMN 1, Budi Gunadi Sadikin didampingi oleh Asisten Deputi Bidang Industri Pertahanan & Manufaktur, Liliek Mayasari beserta jajaran melaksanakan kunjungan kerja ke Kantor Pusat PT Pindad (Persero), Bandung pada Senin, 26 Oktober 2020. Direktur Utama PT Pindad (Persero), Abraham Mose beserta Jajaran Komisaris, Direksi dan pejabat eselon 1 menerima Wakil Menteri BUMN 1 beserta jajaran.
Abraham Mose merasa terhormat dengan kunjungan kerja Wakil Menteri BUMN 1 untuk melihat perkembangan PT Pindad (Persero) sebagai industri pertahanan nasional. Membuka seluruh rangkaian kegiatan kunjungan Wakil Menteri BUMN 1, Abraham Mose memberikan sambutan dan paparan mengenai profil dan produk PT Pindad (Persero) yaitu produk-produk pertahanan & keamanan meliputi Senjata Api, Munisi dan Kendaraan Khusus.
Salah satu produk unggulan PT Pindad (Persero) sekaligus kebanggaan Indonesia adalah produk senjata PT Pindad (Persero) yaitu SS2 V4 telah dipercaya TNI untuk dapat menjuarai kejuaran tembak internasional AARM dan AASAM. Berbagai produk munisi, baik munisi kaliber kecil (kal. 5,56mm hingga 12,7mm), kaliber besar, mortir dan pesawat mortir, berbagai granat tangan hingga bom. Kemudian Abraham memperkenalkan Kendaraan Tempur Anoa yang telah terjun dalam misi perdamaian PBB, Kendaraan tempur 4x4 Komodo, Medium Tank Harimau yang digadang-gadang akan menjadi kendaraan tempur andalan TNI hingga Kendaraan Taktis Ringan Maung. PT Pindad (Persero) juga memiliki kapasitas untuk memproduksi senapan mesin SM5 Kal. 12.7mm dan RCWS Kal. 30mm yang sudah digunakan oleh Bakamla untuk menjaga keamanan di Kepulauan Natuna. "Salah satu kabar terbaru yang membanggakan adalah produk SM5 digunakan oleh Bakamla untuk menjaga keamanan di Natuna," Jelas Abraham.
Tidak hanya produk pertahanan dan keamanan, Abraham juga memaparkan perkembangan produk industrial PT Pindad (Persero) seperti alat berat excavator, dan alat mesin pertanian yang dapat mendukung program Food Estate, tabung gas LPG, penambat rel kereta api hingga produk medis yaitu ventilator.
Wakil Menteri BUMN 1, Budi Gunadi Sadikin mengucapkan terima kasih atas sambutan yang diberikan oleh PT Pindad (Persero) sekaligus mengungkapkan kekaguman dan ketertarikan terhadap produk-produk Pindad. Dalam kunjungan tersebut, Budi Gunadi Sadikin berpesan ke Komisaris dan Direksi PT Pindad (Persero) untuk membangun industri terutama sebagai industri pertahanan nasional yang dapat mendukung pertahanan keamanan Indonesia. "Saya titip ke Pindad, ke Komisaris dan Direksi, untuk membangun industri pertahanan agar memenuhi Minimum Essential Force TNI kita. Saya juga berharap Pindad dapat mengembangkan ekosistem industri agar melibatkan industri-industri tanah air yang muaranya di industri pertahanan. Pindad sudah memiliki visi yang sangat baik, perlu untuk memperhatikan kinerja sebagai industri dengan menggunakan prinsip-prinsip perusahaan, pengelolaan anggaran dan disiplin keuangan secara tepat" Jelas Budi Gunadi Sadikin.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi fasilitas produksi PT Pindad (Persero) yang diawali dengan melihat produk Industrial Pindad, yaitu Excavator, alat mesin pertanian, tabung gas hingga produk alat kesehatan Ventilator, Pindad VRM. Rombongan Wakil Menteri BUMN 1 kemudian mengunjungi fasilitas produksi kendaraan khusus lalu diakhiri dengan mencoba menembak menggunakan senjata Pindad.
(Pindad)
China's Second Aircraft Carrier will Be Operational by Year-End
ADF Detail Problems with NH90 Helicopter
Russian Helicopters Launches Mi-8 Test Operation Program in Indonesia
29 Oktober 2020
Pesawat CN235 TUDB Jalani Perawatan di PTDI
29 Oktober 2020
Pesawat CN235 TUDB tiba di Bandung (photo : Akang Aviation)PTDI Dapat Kepercayaan Angkatan Udara Brunei untuk Rawat Pesawat CN235-110
PRFMNEWS - Pesawat CN235-110 yang dibeli Angkatan Udara Kerajaan Brunei (The Royal Brunei Air Force/RBAF) tahun 1997 tiba di Apron Hanggar Delivery Center PTDI hari ini, Rabu 28 Oktober 2020.
Pesawat CN235-110 didaratkan ke Hanggar PTDI oleh Air Crew The Royal Brunei Air Force/RBAF dari Bandara Internasional Brunei.
Pesawat CN235-110 milik Angkatan Udara Brunei mendarat di Hanggar PTDI untuk menjalani swing compass, replacement cable assy of control quadrant, maintenance, installation of Auto Pilot Computer, Repainting (Anti Erosion dan Anti Lighting) Nose Radome dan recurrent Pilot training.
Test Pilot PTDI Capt. Esther Gayatri Saleh mengatakan, kondisi Pesawat CN235-110 dalam kondisi baik. Saat dia coba tidak ada kerusakan atau malfunction.
“Nggak ada yang malfunction, ini hidupkan dari storage”, kata Capt. Esther Gayatri Saleh dalam keterangan tertulis PTDI yang diterima prfmnews.id hari ini.
Kedatangan CN235 TUDB beserta crew (photo : PTDI)Pesawat CN235-110 yang dibeli Angkatan Udara Kerajaan Brunei (The Royal Brunei Air Force/RBAF) tahun 1997 sudah cukup lama tidak diterbangkan. Pesawat ini diterbangkan terakhir kali tahun 2017, kemudian disimpan dan dirawat oleh Angkatan Udara Kerajaan Brunei. Pesawat CN235-110 grounded cukup lama karena adanya permasalahan perbaikan propeller yang ditangani oleh pihak lain.
PTDI memberikan pelayanan maintenance yang merupakan bagian dari program Aircraft Services PTDI kepada Angkatan Udara Kerajaan Brunei agar pesawat ini mendapatkan kepastian dalam kondisi layak terbang, dengan kehadiran PTDI untuk menginspeksi dan memperbaikinya.
“This is our services to our customer supaya mereka bisa terbang lagi. Mereka bagus maintain kebersihan, angkat jempol, pesawat ini sudah 23 tahun dibeli tahun 1997 tapi kondisinya masih baik,” jelas Esther.
Northrop Grumman Initiates Build of First Australian Triton
The First Image of the Aircraft Yak-130 Vietnam
N219 Nurtanio Jalani Uji Tabrak Burung
29 Oktober 2020
Uji tabrak burung pesawat N219 Nurtanio (photo : Lapan)Bertempat di Lab. Uji Aerostruktur Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) LAPAN, Bogor hari ini Ahad (25/10) Tim dari LAPAN, PT. Dirgantara Indonesia dengan pengawasan Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan melakukan uji tabrak burung ke kaca kokpit N219 Nurtanio.
Sasaran ditabrakkan dengan kecepatan 115 Knots. Pengujian dipimpin Koordinator Bidang Program dan Fasilitas Pustekbang, Ir. Agus Aribowo, M.Eng. Indonesia semakin maju dalam kemandirian teknologi penerbangan.
(Lapan)
28 Oktober 2020
Royal Thai Army Orders Third Hensoldt TRML-3D Radar
28 Oktober 2020
Royal Thai Army will be equipped with a third HENSOLDT TRML-3D by 2022 (photo : Hensoldt)Ulm, Germany – The sensor solutions provider HENSOLDT will equip the Royal Thai Army with its TRML-3D. This is the third TRML-3D ordered by the Royal Thai Army. The radar will be delivered in 2022.
“Our TRML-3D is an extremely reliable radar, developed especially to be rapidly deployable and highly mobile for fast camp and decampment”, said Guillaume Bayol, Sales Director Asia Pacific. “The decision by the Royal Thai Army to select TRML-3D for the third time clearly demonstrates the confidence that they have in HENSOLDT radar solutions”.
The mobile systems TRML-3D is used in surveillance and air defence missions supporting short-range air defence weapon systems. It is a fully coherent multi-mode phased array surveillance and target acquisition radar system designed for detection and air defence.
The 3D radar is capable of detecting, tracking, and classifying various types of targets with a particular emphasis on small, fast and low-flying aircraft, missiles and hovering helicopters. TRML-3D has been in service since 2004 and is in operational use with different armed forces worldwide.
(Hensoldt)
Usai Propelan untuk Munisi, Dahana Kembangkan Propelan untuk Pendorong Roket
28 Oktober 2020
Pembangunan industri propelan dibagi dalam dua fase yaitu fase 1 propelan munisi kemudian dilanjutkan fase 2 propelan roket (photo : iNews)BUMN Produsen Bom Ini Kembangkan Propelan untuk Pendorong Roket
JAKARTA, KOMPAS.com - PT Dahana (Persero) terus mengupayakan penyelesaikan proyek pembangunan pabrik propelan. Bahan kimia ini sangat diperlukan untuk menunjang industri pertahanan.
Propelan adalah bahan pendorong peluru atau roket, yang menjadi komponen utama munisi bagi kebutuhan Munisi Kaliber Kecil (MKK) dan Munisi Kaliber Besar (MKB), maupun bahan bakar roket.
Kebutuhannya di dalam negeri selama ini diimpor dari luar negeri, sehingga membebani devisa negara dan rawan embargo. Untuk itu pembangunan Industri propelan menjadi salah satu program prioritas guna mewujudkan kemandirian industri pertahanan.
Direktur Utama PT Dahana (Persero) Budi Antono mengatakan, selama ini Kemhan RI telah sangat mendorong kemajuan industri pertahanan dalam negeri.
Di masa mendatang diharapkan dukungan ini dapat terus dilanjutkan karena industri propelan diharapkan dapat terus dikerjakan oleh industri pertahanan dalam negeri.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pertahanan yang telah memberikan kesempatan kepada Dahana untuk turut serta mewujudkan kemandirian industri pertahanan,” ujar Budi Antono dalam keterangan tertulis, Sabtu (24/10/2020).
Sementara itu Sekjen Kemhan Donny Ermawan Taufanto, menekankan bahwa kemandirian industri pertahanan merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan sistem pertahanan negara yang kuat, maju dan mandiri.
Kata dia, industri yang kuat diharapkan mampu memberikan multiplier effect baik terhadap pembangunan ekonomi maupun penguasaan teknologi bagi bangsa Indonesia.
Kemandirian industri pertahanan juga diharapkan dapat mewujudkan pergeseran pemahaman dari belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan seperti arahan Presiden RI pada HUT TNI yang ditujukan kepada Kemhan dan industri pertahanan.
Ia melanjutkan, Dahana merupakan salah satu industri strategis Indonesia, khususnya dalam memproduksi propelan dalam menunjang kemandirian industri pertahanan.
“Peningkatan kemampuan industri pertahanan nasional sangatlah diperlukan guna memenuhi dan mendukung kebutuhan serta menunjang kemandirian alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI," kata dia.
"Semakin pesat kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh langsung terhadap peningkatan kemampuan Industri pertahanan yang dibutuhkan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan," tambah dia.
Sebagai informasi, pembangunan industri propelan dibagi dalam dua fase yaitu fase 1 propelan munisi dan fase 2 propelan roket. Untuk fase 1 telah diinisiasi oleh KemHan dengan membangun Pabrik Nitrogliserin, Pabrik Acid Plant serta fasilitas pendukung Industri Propelan seperti Gardu Trafo Listrik, Water Treatment Plant, Laboratorium dan Fasilitas Uji Balistik.
Dukungan Pemerintah diperlukan untuk melanjutkan kemandirian industri propelan dengan membangun Pabrik Spherical Powder sehingga Indonesia dapat mandiri serta menimbulkan efek penggetar di Kawasan regional.
Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh Dahana terkait propelan ini diantaranya penandatanganan head of agreement dengan PT Pindad untuk offtake propelan dan fasilitas pendukung di Dahana yang telah dibangun oleh Kemhan RI.
Selain itu, hal ini juga didukung oleh posisi geografis Dahana yang memiliki lahan luas, dekat dengan akses tol, bandara Kertajati, Pelabuhan Patimban serta sumber bahan baku pendukung.
(Kompas)
Northrop Grumman and Airbus Sign Teaming Agreement in Australia for Triton Support
Kopaska Uji Fungsi Amunisi 5,56mm Senjata Bawah Air
27 Oktober 2020
Visible Differences of Two Batch Gepard of Vietnamese Navy
27 Oktober 2020
Gepard batch two (front) and batch one (behind) of Vietnamese Navy (photo : QDND)Recently published photo of the 162nd Brigade at sea from the online newspaper of the Vietnam People's Navy that demonstrates the visible differences between the first pair of Vietnamese Project 1166.1E "Gepard 3.9' frigates from the second batch.
The frigate Quang Trung (016) features 533mm torpedo tubes mounted on the sides for ASW purposes. This is a feature not included in the Đinh Tiên Hoàng (011) in the background...and makes the first two "frigates" realistically just large missile-equipped OPVs.
Although the Gepard-class design lacks an enclosed hangar this was rectified in Đinh Tiên Hoàng along with her sister frigate Lý Thái Tổ (012). Hangar extensions were added to their half exposed helicopter space but there still seems to be some mechanical issues with the door closing all the way. Quang Trung and Trần Hưng Đạo (015) still have half-exposed hangars - it's unknown whether or not they will receive the same upgrade as the first 2 frigates.
All retain the same air defense layout in the form of 2 AK-630 CIWS and a single Palma mixed gun-missile CIWS system.
TNI AU Siapkan Lahan Pengembangan Detasemen Wamena Menjadi Lanud Tipe C
Ghana to Procure Armored Vehicles Based on Terrex 2
Ghana to procure armored vehicles from Elbit
Uji Dinamis Stand Ejection Seat Pesawat Su-27/30
27 Oktober 2020
Pelaksanaan Uji Dinamis Stand Ejection Seat Pesawat Su-27/30 (all photos : TNI AU)
TNI AU. Pelaksanaan Uji Dinamis Stand Ejection Seat Pesawat Su-27/30 di Skadron Teknik 044 Lanud Sultan Hasanuddin yang di laksanakan sejak Tanggal 20 s/d 23 Oktober 2020. Kegiatan tersebut diikuti oleh Tim Uji dari Dislitbangau yakni Kolonel Kal Suhendro, Kolonel Tek Musa A Ganar, Letkol Tek Endri, Letkol Tek Wayan Jati, Letkol Tek Siringoringo, Letkol Tek Rahmat H, dan Pns Hikmat B. Jumat (23/2020).
Dalam kegiatan ini turut hadir Tim Pengamat dan Penilai dari Mabesau dan Skatek 044 antara lain Mayor Tek Bambang (Srenaau), Letkol Tek Mengky (Disaeroau), Puslaiklambangjaau (Kalambangja Lanud Sultan Hasanuddin Mayor Pnb Devi Oktaviandra), Letkol Tek Muh. Jasril Iman Jamil (Danskatek 044), Mayor Tek M. Ridwan Pramudya, S.E. (Kasihar Skatek 044) serta Lettu Tek Heru Hartanto, S.Sos (Inspektor Egrees System Skatek 044).
Kegiatan Uji Dinamis Stand Ejection Seat tersebut bertujuan untuk menguji kemampuan, kehandalan dan kenyamanan Stand Ejection Seat buatan Dislitbangau dengan metode dan tolak ukur sesuai dengan spesifikasi standar teknis Syarat-Syarat Type (SST) yang telah ditetapkan.
Diharapkan melalui Uji Dinamis Stand Ejection Seat Pesawat Su-27/30 dapat mendukung keperluan pembinaan dan pengembangan alutsista TNI AU maupun pendukungnya serta pengkajian dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi secara terus menerus untuk kepentingan pengembangan TNI AU.
(TNI AU)
26 Oktober 2020
Biofouling Measures Approved for Naval Vessels
26 Oktober 2020
New Zealand became the first country in the world to introduce nationwide rules to combat the biosecurity risk from biofouling (photo : NZDF)New measures to prevent biofouling will reduce the risk of Royal New Zealand Navy (RNZN) vessels introducing marine pests and diseases to New Zealand without creating any undue restrictions on naval operations.
Biosecurity New Zealand and the RNZN have signed off on a new craft risk management plan.
Biosecurity New Zealand and the New Zealand Defence Force (NZDF) have worked together for 18 months to find a practical solution that both manages biosecurity risks and allows RNZN to freely undertake its duties overseas, says Peter Thomson, Biosecurity New Zealand’s Director Animal and Plant Health.
“Vessel biofouling is recognised as a significant pathway for the spread of marine pests and diseases around the world.
“The plan recognises RNZN’s unique challenges in meeting New Zealand’s strict biofouling requirements for international vessels that wish to stay in local waters for more than 21 days or visit unapproved ports.”
RNZN Chief Naval Engineer Captain Richard Walker welcomes the new craft risk management plan.
“With New Zealand being a maritime nation and as a key player in our marine industry, we want to set a good example. This new plan allows us to do that.
“We are pleased to be at the forefront of protecting New Zealand from unwelcome marine pests and diseases. NZDF’s Environmental Services team and Biosecurity New Zealand have done a great job to reach a practical solution that satisfies the requirements of both organisations.
“NZDF is demonstrating leadership within the shipping industry by applying a best-practice biofouling management approach to RNZN vessels that ensures their operations do not pose a biosecurity risk to the environment,” says Captain Walker.
The plan requires NZDF to meet the same standard of cleanliness as other vessels of the same size. However, it allows different approaches to meet that standard.
This plan also avoids the need for RNZN vessels to go into drydock. This is often impossible or impractical, given the size of the ships and their unique operating profile. For example, the vessels normally only spend short periods of time outside New Zealand territorial waters.
Biosecurity New Zealand has reviewed and documented the approach, which meets international guidelines under the International Maritime Organisation and New Zealand’s biosecurity requirements.
With the introduction of the Craft Risk Management Risk Standard for Biofouling in May 2018, New Zealand became the first country in the world to introduce nationwide rules to combat the biosecurity risk from biofouling.
(NZDF)
Australia and Singapore Enhance Joint Interoperability
Otokar Tawarkan Kaya II untuk Pengganti Condor
26 Oktober 2020
Otokar Kaya II (all photos : milisavunma)Kontingen penjaga perdamaian Malaysia di Lebanon yang terlibat dalam United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), yang dikenal sebagai MALBATT 850 diperkirakan akan menerima Armored Personnel Carrier (APC) 4×4 baru pada tahun 2021 untuk menggantikan Radpanzer Condor yang sudah tua.
Sebanyak 42 Condor dikerahkan ke Lebanon dalam dua gelombang sejak 2006 ketika kontingen penjaga perdamaian pertama, MALCON 1 dikerahkan.
Satu Condor hancur dalam kecelakaan pada tahun 2008 menewaskan pengemudi, Kpl Jun Anak Sang dari MALCON 2. Pada tahun 2013, pengemudi Recovery Vehicle, Sjn Rosdi Mohamad Zan tewas ketika truk Volvo menarik Condor yang rusak, terguling di sebuah jurang.
Angkatan Bersenjata Malaysia (MAF) pada awalnya meminta APC 6×6 untuk menggantikan Condor dimana PINDAD Rimau buatan Indonesia disebut-sebut sebagai salah satu kandidat yang disukai.
Hal ini kemudian ditunda sampai saat ini ketika tender dikeluarkan untuk 20 APC 4×4 baru. Spesifikasi tender tersebut akan mencakup senapan mesin 7,62 mm, Remote Control Weapon System (RCWS), dan kapasitas untuk menampung setidaknya 8 personel bersenjata lengkap.
Meski tidak dipublikasikan, kendaraan lapis baja yang dikerahkan juga dilengkapi dengan rangkaian Electronic Warfare (EW) untuk mengganggu dan mengalahkan bom yang dipasang di jalan atau Improvised Explosive Devices (IED). Dipercaya bahwa praktik semacam itu telah diterapkan sejak MAF terlibat dalam misi penjaga perdamaian di Afghanistan dengan EW suite (atau jammer) buatan Turki dipasang di kendaraan.
Sejak 2016, MALBATT 850 telah menerima 9 IAG Guardian Plus 4×4 Mine Resistance Armored Protected (MRAP) kendaraan untuk mengisi celah yang ditinggalkan oleh Denel RG-31 Nyala 4×4 MRAP pinjaman PBB yang sebelumnya digunakan oleh kontingen sebagai pengawal Condor.
IAG Guardian diperoleh berdasarkan pengaturan offset yang dibuat dengan Thales berkenaan pengadaan rudal permukaan ke udara Starstreak. Sementara mereka bertugas dengan istimewa di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel serta platform Batalyon Mobile Reserve (BMR). Kendaraan buatan UEA ini berada di bawah sorotan Auditor Jenderal karena ditemukan bahwa mereka tidak dilengkapi dengan RCWS meskipun sistem tersebut telah ditentukan oleh PBB.
Agar adil, negara-negara kontributor lain di UNIFIL sebagian besar mengoperasikan APC mereka masing-masing tanpa RCWS juga karena fakta bahwa penduduk lokal sangat sensitif dan tersinggung karena memiliki pasukan penjaga perdamaian dalam populasinya di atas kendaraan lapis baja militer yang dilengkapi dengan sensor yang dilengkapi RCWS.
Penjaga perdamaian Malaysia memang memiliki beberapa kontak dengan pendukung Hizbullah beberapa tahun yang lalu maka keputusan untuk tidak melengkapi Guardian dengan RCWS adalah murni alasan keselamatan operasional.
Meski demikian, program APC baru ini menarik banyak pemasok, salah satunya Otokar Turki yang menawarkan kendaraan Kaya II 4×4 MRAP.
Yang menjadikan Kaya II kandidat kuat dalam tender kali ini adalah menggunakan sasis truk medium Mercedes Unimog yang mirip dengan kendaraan Condor Malaysia.
Artinya, jika dipilih, Kaya II akan dapat memanfaatkan rantai pasokan yang ada dan dukungan pemeliharaan dari armada Condor karena kesamaan sasis.
Sasis Unimog dapat diandalkan karena truk tersebut juga dalam dipakai aktif oleh Royal Malaysian Police (RMP).
Pelatihan kepada awak terutama untuk pengemudi menjadi mirip begitu juga dengan peralatan servis dan suku cadangnya. Mempertimbangkan bahwa mengangkut Condor kembali ke Malaysia tidak akan layak secara finansial dan bijaksana untuk dilakukan, mungkin ini dapat dipreteli dari komponen yang berguna dan dijadikan sebagai stok komponen untuk armada Kaya II.
Tentara Malaysia juga memiliki persyaratan tersendiri bagi MRAP untuk melengkapi Batalion Siap Sedia (BSS), Pasukan Khusus dan Brigade Parasut ke-10. Dengan lebih dari 200 Condor yang belum diganti, potensi memiliki Kaya II yang menggunakan sasis serupa berarti akan ada banyak penghematan biaya.
Meski begitu, risiko keusangan komponen terlihat jelas, contohnya ketika Royal Malaysian Air Force (RMAF) memutuskan untuk membeli delapan badan pesawat baru Alenia MB-339CM lead in fighter trainer (LIFT) yang menggunakan mesin Rolls-Royce Viper yang bersumber dari pesawat latih jet Aermacchi MB-339AM.
Meskipun mulai beroperasi pada tahun 2008, tujuh armada yang tersisa (satu hancur dalam kecelakaan) tidak dapat beroperasi pada tahun 2017 karena keusangan mesin Viper.
(MFH)
Philippines Selects Sabrah Light Tanks and Wheeled APCs of Elbit Systems
26 Oktober 2020
Sabrah light tanks and wheeled APC (photo : Elbit Systems)Philippine Army’s upcoming tanks: Elbit’s Sabrah light tank series
Israel-based Elbit System’s Sabrah light tank series will soon be joining the Philippine Army under the Armor Division after it was selected as winning proponent for Philippine Army Light Tank Acquisition Project under the current Armed Forces of the Philippines (AFP) modernization program, as confirmed by MaxDefense Philippines.
Under the said project, the Philippine Army will be receiving a number of tracked and wheeled light tanks.
The Sabrah light tank series is armed with 105 mm turret. The tracked variant is using ASCOD as platform, while the wheeled variant uses the Pandur II.
According to Elbit, “The Sabrah light tank series is based on a tracked or wheeled platform, as part of Elbit Systems’ global cooperation with tier-one military platform manufacturers.”
“Due to ongoing development and technology insertion, the ASCOD offers advanced protection and mobility, large internal volume at very compact ddimensions, and a large payload at low GVW,” Elbit said. “The chasis provides the ASCOD with its mobility/mine protection characteristics and acts as the interface for all other primary subsytems.”
“The Pandur offers a unique solution of wheel suspensions characterized by robus chassis components, optimum riding comfort and minimum maintenance effort,” Elbit noted.
(Mintfo)