31 Maret 2024
Hanwha Aerospace Begins Assembling Australia’s ‘AS9 Huntsman’ Self-propelled Howitzer and ‘AS10 Armored Ammunition Supply Vehicle’
Two PPAs for Indonesia
Jepang Hibahkan Kapal Patroli Baru untuk Bakamla RI
30 Maret 2024
Australia Mengesahkan Undang-undang untuk Meningkatkan Perdagangan Pertahanan Anggota AUKUS
Ahli Tekankan Pentingnya Kuasai Database Kapal-kapal Asing di Kawasan
Spesifikasi Meriam Ares UT30MK2 yang Terpasang di IFV Pandur II Milik TNI
29 Maret 2024
Pindad Kerja Sama dengan Dislitbangau Terkait Material Double Base Propellant
28 Maret 2024
Penanda tanganan Perjanjian Kerja Sama Pindad dan TNI AU (photo: Pindad)Wakil Direktur Utama PT Pindad, Syaifuddin, Direktur Teknologi dan Pengembangan (Dirtekbang) PT Pindad, Sigit Santosa dan Kepala Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara (Kadislitbangau) Marsekal Pertama TNI Tjatur Pudji Handojo menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) dan perjanjian kerahasiaan (NDA) antara PT Pindad dan TNI AU pada Rabu, 27 Maret 2024 berlokasi di PT Pindad. Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani berkaitan dengan penelitian dan pengembangan material Double Base Propellant untuk Roket tahap III. Kegiatan ini juga dihadiri oleh jajaran Eselon 1 PT Pindad serta jajaran Dislitbangau.
Dalam sambutannya, Dirtekbang PT Pindad, Sigit Santosa menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas kerja sama dengan Dislitbangau yang telah terjalin hingga saat ini. “Terima kasih atas dukungan dari tim ahli Dislitbangau hingga support dari peralatan yang luar biasa lengkap pak. Sangat lengkap menurut kami. Semoga riset ini dapat berjalan dengan sangat baik dan kita bisa menciptakan kemandirian terhadap Propellant. Karena Propellant ini kebutuhannya sangat tinggi pak, terutama dengan berbagai konflik internasional saat ini.” Jelas Sigit Santosa.
Kadislitbangau, Marsma TNI Tjatur Pudji Handojo menyambut baik kerja sama antara PT Pindad dengan dislitbangau. “Maksud dan tujuan kami melaksanakan penandatanganan kerja sama dan juga NDA antara TNI AU dengan PT Pindad dan ini dalam rangka litbang material Double Base Propellant untuk Roket tahap III. Kami juga menyampaikan bahwa Dislitbangau adalah ujung tombak untuk kegiatan penelitian dan pengembangan TNI AU. Dan saya melihat bahwa kerja sama dengan PT Pindad bukanlah sesuatu yang baru karena telah mencapai tahap III saat ini. Dengan adanya kerja sama strategis ini diharapkan PT Pindad dapat memajukan pertahanan negara.” Jelas Marsma TNI Tjatur Pudji Handojo.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan ramah tamah. Kegiatan penandatanganan kerja sama antara PT Pindad dengan Dislitbangau diakhiri dengan kunjungan ke fasilitas produksi PT Pindad.
(Pindad)
Malaysia Rancang Life Extension Program (LEP) Terhadap Kereta Kebal “Pendekar” PT-91M
Pusdikkav Menerima Kendaraan Tempur Tank Kanon "Harimau"
29 Maret 2024
Satu tank medium Harimau telah tiba di Pusdikkav, Padalarang, Bandung (photos: Pusdikkav)PADALARANG. Pusdikkav Pussenkav merima 1 unit kendaraan tempur (Ranpur) tank kanon "Harimau" PT Pindad (Persero) bertempat di Garasi A Mapusdikkav, Padalarang, Bandung Barat. Kamis (28/3/2024).
"Kaplan MT atau Harimau" merupakan tank medium yang dikembangkan bersama oleh pabrikan Turki FNSS dan pabrikan Indonesia PT Pindad. Program pengembangan tank tersebut disebut Modern Medium Weight Tank (MMWT). Tank dengan berat total 32 ton ini dinamakan Kaplan MT oleh Turki dan Harimau oleh Indonesia.
Harimau dibuat untuk memperkuat Alutsista TNI khususnya satuan Kavaleri TNI Angkatan Darat. Alat tempur ini memiliki bobot 32 ton, power 20 HP/ton, kecepatan maksimal 70 km/jam dengan daya jelajah sejauh 450 kilometer, dapat menampung 3 orang kru yang terdiri dari komandan, penembak dan pengemudi, serta memiliki senjata utama turret kaliber 105 mm yang memiliki daya hancur besar.
Tank Harimau sudah dilengkapi dengan berbagai teknologi baru, seperti sistem kewaspadaan mandiri, hunter killer system, perlindungan pasif (laser warning system), battle management system, serta proteksi level 5. Turret tank ini memiliki mekanisme autoloader dengan 12 butir peluru di turret dan 26 butir peluru cadangan di dalam hull.
Tank Harimau memiliki kemampuan pertahanan balistik dan anti-ancaman ranjau terkini. Medium tank ini menjadi generasi terbaru, dilengkapi dengan kemampuan daya gempur yang luas, mulai dari perlindungan jarak dekat untuk pasukan infantri hingga pertempuran antar kendaraan tempur.
Setelah dilaksanakan penerimaan dan pemeriksaan materil kendaraan tempur dan perlengkapannya, kendaraan ini akan memperkuat Pusdikkav serta akan digunakan sebagai Alins tidak murni untuk mendidik dan melatih prajurit-prajurit Kavaleri untuk mengawakinya.
28 Maret 2024
Fincantieri: Contract Signed for the Supply of Two PPAs to Indonesia
28 Maret 2024
The order is worth 1.18 billion euro and confirms the Group's growth strategy in the Defence market (photo: Italian Navy)
Fincantieri and the Indonesian Ministry of Defence have signed a 1.18-billion-euro contract, within the framework of collaborative relations initiated by the Italian Ministry of Defence, for the supply of two PPA Units. PPA is a highly flexible ship with an outstanding technological standard. It has the capacity to serve multiple functions, ranging from patrol with sea rescue capacity to Civil Protection operations and first line fighting vessel.
The contract was signed by Pierroberto Folgiero, CEO and Managing Director of Fincantieri, and by the Indonesian Ministry of Defence, in the presence of Dario Deste, General Manager of the Naval Vessels Division.
The ships subject to the order - originally destined for the Italian Navy - are currently under construction and fitting at the Integrated Shipyard in Riva Trigoso-Muggiano.
The interest of the Indonesian Ministry of Defence in PPA Units stems from the Maritime Campaign in the Far East of the Francesco Morosini, the second ship of the Italian Navy's PPA class, which also stopped over in Indonesia in July 2023. The transaction can catalyze additional synergies in the operational, industrial, and technological fields between the two countries. The Units will be able to support Indonesia in protecting national interests and contribute to the stability of the delicate Indo-Pacific strategic quadrant.
As part of the transaction, Fincantieri will act as the prime contractor towards the Indonesian Ministry of Defence and will specifically coordinate the other industrial partners, including Leonardo, for the customization of the ships' combat system and the provision of related logistic services. The parties will define the relevant agreements in compliance with the applicable legislation, including that relating to transactions between related parties.
The effectiveness of the contract is subject to the necessary authorizations from the competent authorities.
Pierroberto Folgiero, CEO and Managing Director of Fincantieri, said: “This contract is a milestone for the development of a strategic partnership between our Group and Indonesia. We view this as the first of many significant collaborative opportunities with the Indonesian Ministry of Defence, following a long-term partnership approach thanks to the structural support of our institutions, starting with the Ministry of Defence and the Italian Navy. Southeast Asia is a region of central geopolitical importance where Fincantieri aims to strengthen its presence, as defined in the Business Plan”.
Vessel’s characteristics of the PPA Unit
The vessel is capable of operating high-speed vessels such as RHIB (Rigid Hull Inflatable Boat) up to 11 meters long, with launching through lateral cranes or a hauling ramp located at the far stern.
• 143 meters long overall
• Speed more than 32 knots according to vessel configuration and operational conditions
• Crew of about 170 persons
• Equipped with a combined diesel, a gas turbine plant (CODAG) and an electric propulsion system
• Capacity to supply drinking water to land
Construction Begins on New Boeing MQ-28 Production Facility in Queensland
Pesawat F-16 EMLU Kedelapan Lakukan Uji Terbang
28 Maret 2024
Pesawat F-16 A/B nomor TS-1611 melakukan uji terbang setelah menjalani EMLU (photo: Blackphoenix DT)
Blackphoenix Development Team, tim fotografi dan techical development Skadron Udara 3 Iswahjudi dalam laman resminya kemarin melakukan upload penerbangan perdana dari pesawat F-16 A/B nomor registrasi TS-1611 hasil program EMLU (Enhanced Mid-Life Update) pada 10 pesawat F-16A/B yang dimiliki TNI AU.Livery pesawat tempur belum diubah, nantinya setelah selesai semua pengujian, bodi pesawat akan diubah warnanya menjadi abu-abu, menyusul seperti tujuh pesawat F-16A/B EMLU sebelumnya.
Setelah selesainya program EMLU maka pesawat-pesawat ini siap untuk dipersenjatai dengan senjata-senjata modern dan mematikan seperti AMRAAM, AIM-9 X, Laser JDAM, Air to Ground Missile AGM-65 D/G dan juga siap dipasang Advanced Targeting Pod.
Dengan telah selesainya delapan pesawat F-16A/B yang menjalani program EMLU kini tinggal tersisa dua pesawat F-16A/B yang belum menjalani program tersebut yakni pesawat dengan nomor registrasi TS-1603 dan TS-1608.
(Defense Studies)
Naval Group Gandeng PT PAL Bangun Kapal Selam Scorpene
28 Maret 2024
Naval Group saat menjelaskan produk Kapal Selam Scorpene dalam sebuah acara di Jakarta, beberapa waktu lalu (photo: ISDS)
JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus menambah koleksi alat utama sistem senjata (alutsista) untuk memperkuat pertahanan di Tanah Air. Dalam waktu dekat, pemerintah akan membeli dua kapal selam Scorpene untuk menambah jumlah kapal selam dalam menjaga perairan Nusantara.Rencana teken kontrak pembelian dua kapal selam asal Prancis tersebut akan dilakukan oleh PT PAL dan Naval Group. ‘’PT PAL digandeng Naval Group untuk menjadi partner whole local production kapal selam Scorpene,’’ kata Senior Executive Vice President (SEVP) Transformation Management PT PAL, Satriyo Bintoro di acara Buka Puasa di Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024).
Satriyo Bintoro mengungkapkan pihaknya siap untuk ikut membangun kapal selam baru tersebut. Menurut dia, PT PAL sudah memiliki kelengkapan sarana dan prasarana untuk pembuatan kapal selam tersebut. Ditambah lagi, sambung Satriyo Bintoro, PT PAL mempunyai para teknisi yang andal dan telah berpengalaman dalam membuat kapal selam.
Para pimpinan PT Naval Group terkesan dengan kemampuan setelah melakukan kunjungan dan melihat fasilitas-fasilitas PT PAL di Kota Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Menurut Satriyo Bintoro, sebanyak 93 persen fasilitas di PT PAL bisa digunakan untuk membangun kapal selam Scorpene. ‘’Kita hanya butuh tambahan fasilitas produksi untuk tujuh komponen. Jadi secara keseluruhan sudah siap. Makanya PT Naval percaya dengan PT PAL untuk jadi partner lokal pembuatan Scorpene,’’ ungkap Satriyo Bintoro yang menjabat Ketua Proyek Frigat Merah Putih ini.
Riset baterai Li-Ion Batteries (LIB) untuk kapal selam Belanda oleh Naval Group bersama TNO dari Belanda yang diunggah pada X (twitter) tanggal 26 Maret 2024 (image: Naval Group)
Kapal selam Scorpene ini memang salah satu paling bagus di dunia. Apalagi, Naval Group bahkan memperbaharui proposal kapal selam jenis Scorpene untuk Indonesia akan menggunakan full lithitum-ion batteries (LIB). Dengan demikian, kapal selam jenis Scorpene Evolved ini akan memiliki endurance paling lama dibanding varian Scorpene sebelumnya. Berdasar berbagai informasi, Scorpene Evolved mampu menyelam selama 80 hari, 78 di antaranya dalam posisi menyelam, dengan jangkauan operasional lebih dari 8.000 mil laut, memiliki lower indiscretion rate, dan mampu mempertahankan kecepatan tertinggi lebih lama. Kapasitas ini dimiliki karena LIB bisa menyimpan dan menyalurkan lebih banyak energi dengan waktu pengisian lebih singkat dibandingkan baterai timbal-asam (lead-acid batteries).
Lebih jauh, Satriyo Bintoro menjelaskan untuk pengerjaannya, tenaga kerja yang dibutuhkan untuk membuat kapal selam Scorpene cukup besar. Bahkan, diperkirakan jumlah tenaga kerja yang nanti akan menangani kapal selam Scorpene lebih besar dibandingkan saat PT PAL membuat kapal selam KRI Alugoro (405) dari Korea Selatan. ‘’Jumlah teknisi untuk mengerjakan Scorpene bisa jadi dua kali lipat daripada saat merakit kapal selam Alugoro yang digarap di galangan PT PAL,’’ jelasnya sambil menyebut panjang kapal selam Scorpene nanti sekitar 70 meter.
Soal target penyelesaian pengerjaan kapal selam buatan Prancis tersbut akan memakan waktu enam hingga tujuh tahun. Pengerjaan kapal akan dimulai begitu kontrak nanti efektif ditandatangani kedua belah pihak. ‘’Soal akhirnya pemerintah memutuskan untuk membeli kapal selam selam Scorpene, Satriyo Bintoro mengungkapkan murni diputuskan oleh pihak pengguna, yakni Kementerian Pertahanan dan TNI AL.
Sebelumnya, sudah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pembangunan dua unit kapal selam Scorpene oleh Dirut PT PAL Kaharuddin Djenod dan CEO Naval Group Pierre-Eric Pommellet di kantor Kementerian Pertahanan pada 10 Februari 2022. Acara tersebut kala itu disaksikan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly.
Awalnya, Indonesia memiliki lima kapal selam aktif. Yaitu KRI Cakra-401, KRI Nanggala-402, KRI Nagapasa-403, KRI Ardadedali-404, dan KRI Alugoro-405. Namun, tenggelamnya KRI Nanggala-402 beberapa waktu lalu membuat jumlah kapal selam aktif yang dimiliki Indonesia saat ini menjadi empat buah. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali pada akhir tahun lalu pernah menyebut untuk menjaga perairan Indonesia yang sangat luas, Indonesia idealnya membutuhkan 12 kapal selam. Hanya saja, TNI AL tetap mempertimbangkan kesiapan anggaran dari pemerintah.