31 Januari 2022
TLDM Jangka Mula Bina Delapan Kapal LMS Batch-II Tahun ini Atau Tahun Depan
Occar and Australia Signed Framework Agreement Facilitate Australias Participation OCCAR Programmes
China to Give Second-hand Submarines to Thailand
31 Januari 2022
Beijing is donating either two Ming- or Song-class boats to Thailand for training purposes (photo : thaiger)
China will give two submarines to Thailand so it can train more effectively as it awaits the delivery of its first new boat.
China is offering military assistance to Thailand by giving two second-hand submarines to the Royal Thai Navy (RTN) for training, since its S26T submarine on order is unlikely to be completed on time.
China will supply a pair of either Type 035B Ming-class or Type 039 Song-class boats, with both models still in service with the People’s Liberation Army Navy.
Currently, the RTN is preparing facilities to support submarines. The availability of these two boats in the near future will allow them to train and learn to operate submarines while waiting for S26T submarines.
(Shephard)
30 Januari 2022
Satuan Baru TNI, Koopsudnas dan Koarmada
Menteri Pertahanan Prabowo Tinjau Progress Modernisasi C130H Di GMF
The RTAF has Deployed F-16A ADF Fighter Jets Stationed in Squadron 103 after moving from Squadron 102
29 Januari 2022
Royal Australian Air Force in Guam for Exercise Cope North 2022
Ini Alasan Pemerintah Mengajukan Lelang Dua Kapal Perang ke DPR
29 Januari 2022
KRI Teluk Mandar 514 (photo : Kumparan)TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Panglima TNI Andika Perkasa mengajukan rencana penjualan dua kapal perang Indonesia ke DPR RI.
Dua kapal tersebut adalah Kapal Eks KRI Teluk Mandar-514 dan Kapal KRI Teluk Penyu-513 yang dianggap pemerintah dan TNI sudah rusak berat dan tidak layak pakai. Oleh sebab itu akan dijual dengan menggunakan skema lelang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pengajuan penjualan dengan skema lelang ini telah melalui proses penelitian dan kajian mendalam oleh Tim Pengkajian, kemudian Kepala Staff Angkatan Laut mengajukan ini ke Panglima TNI.
Panglima TNI pun telah meneruskan pengajuan ini ke Menteri Pertahanan dan dilanjutkan kepada Menteri Keuangan selaku institusi yang akan melelang. Setelah itu Presiden Jokowi pun telah dimintai persetujuan, setelah itu diajukan permohonan persetujuan juga ke DPR RI hari ini.
"Penjualan BMN (Barang Milik Negara) ini karena kondisi kapal sudah rusak berat, tidak efisien diperbaiki serta apabila dihapuskan tidak menggangu penyelenggaraan tugas dan fungsi TNI AL," kata Sri Mulyani di ruang rapat Komisi I DPR, Jakarta, Kamis, 27 Januari 2022.
Sri mengungkapkan, Kapal Eks KRI Teluk Mandar-514 sebelumnya diperoleh atau dibeli dengan nilai Rp121,89 miliar pada 1979. Kapal ini berada dalam lokasi Dermaga Koarmada II Surabaya.
KRI Teluk Penyu 513 (photo : TribunNews)Adapun Kapal KRI Teluk Penyu-513, menurut Sri nilai pembeliannya pada 1979 adalah Rp121,34 miliar. Lokasinya juga berada di Dermaga Koarmada II Surabaya. Alih status kedua kapal ini menurutnya diajukan Kemenhan sebelumnya sebagai terumbu karang.
"Alih status eks KRI Teluk penyu disampaikan Kemenhan dengan menyampaikan usulan agar status KRI dijadikan terumbu karang di perairan Nusa Dua melalui surat 19 Mei 2021 dan ini tidak dapat dilanjutkan oleh karena itu diajukan proses perizinan penjualan," ungkap Sri.
Prabowo menambahkan, dengan hasil pengkajian yang mendalam, nilai taksiran dari Kapal KRI Teluk Penyu-513 ini limitnya sebesar Rp4,91 miliar. Sementara itu, Kapal Eks KRI Teluk Mandar-514 nilai limitnya Rp695 juta.
"Perbedaan harga kedua kapal tersebut terjadi karena ada perbedaan indeks harga dari besi baja. Jadi pada saat ditaksir KRI Teluk Penyu 513 itu harga baja besinya Rp4.500 per kg. Begitu KRI Teluk Mandar yang dievaluasi harganya Rp2.500 per kg. Itu dilakukan tim lelang," papar Prabowo.
(Tempo)
KRI Teluk Sampit 515 (photo : InaKoran)Selain KRI Teluk Mandar 514 & Teluk Penyu 513, KRI Teluk Sampit 515 Sudah Disetujui untuk Dihapus
Selain KRI Teluk Mandar 514 dan KRI Teluk Penyu 513, ada satu kapal lagi yang sudah disetujui Presiden Jokowi untuk dihapus yakni KRI Teluk Sampit 515.
"Kami laporkan bahwa pada tanggal 15 Desember 2021 juga telah telah muncul keputusan Presiden, ada satu lagi kapal yang sejenis ini sebenarnya," kaya Yudo.
"Kami izin juga bisa dimasukkan dalam rapat ini. Sehingga dari 513, 514 ada satu lagi KRI Teluk Sampit 515. Jadi juga tinggal menunggu persetujuan DPR RI. Jadi tidak 2 kapal, namun 3 kapal," lanjut dia.
Yudo menjelaskan, kondisi ketiga kapal yang sudah disetujui Jokowi untuk dihapus sudah tidak dapat dioperasikan dengan baik.
Bahkan, personel awak kapal tersebut juga sudah ditarik.
"Anjungan juga dari badan kapal kondisinya memang sudah tidak memungkinkan lagi untuk dioperasikan, dan saat ini pada kapal yang bersamaan juga telah tenggalam karena memang sudah tidak ada perawatan. Jadi begitu dikatakan kapal ini sudah dihapus atau diajukan penghapusan kapal ini sudah tidak ada perawatan lagi dan personElnya juga akan ditarik," beber dia.
Yudo mengatakan, TNI AL sudah mengajukan untuk menghapus 22 KRI. Namun, saat ini baru tiga kapal yang disetujui untuk dihapus.
"Bahwa di TNI AL saat ini ada 22 KRI yang diajukan untuk penghapusan selain dari 2 kapal yang sekarang ini diajukan ke DPR ini kondisi kapal yang tenggelam satu di Surabaya dari Teluk Ratai 509, kemudian KRI Nusa Utara 584 ini ada di Bitung, Manado, kemudian KRI Pati Unus ini ada di Belawan," jelas dia.
DND Inks P18.9-B Cruise Missiles Deal with Indian Firm
28 Januari 2022
Prabowo: TNI AL Bakal Punya 50 Kapal Perang, Terkuat di Asia Tenggara
Pesawat F/A-18 C/D Hornet Kuwait Mungkin Dijual Ke USMC
Indonesia, TKMS Discuss HDW Class 209, 214 Submarines for Navy's Requirements
27 Januari 2022
Mahasiswa STTAL Buat Drone Pengintai Bertenaga Surya, Bisa Terbang Hingga 12 Jam
KRI Teluk Lampung-540 Debarkasi Pasukan Marinir
Factory Acceptance Test of the First Canister Launchers for Australian Armys Nasams
26 Januari 2022
RAF Pumas to replace Bell helicopters in Brunei
After Navy, PH Army Next to Get BrahMos Missiles
26 Januari 2022
Philippine Army modernization plan (photo : MaxDefense)PH Army next to get BrahMos missiles under AFP modernization
MANILA – The Philippine Army (PA) is set to get Indian-made BrahMos medium-range ramjet supersonic cruise missiles within the third horizon of the Revised Armed Forces of the Philippines Modernization Program (RAFPMP).
"PA’s acquisition of BrahMos is programmed under the 3rd Horizon (Year 2023-2027) of the RAFPMP. Hence, the PA is yet to acquire said units since we are still on the 2nd Horizon (2018-2022) wherein some of the programmed acquisitions are still (in) process," PA spokesperson Col. Xerxes Trinidad said in a message to the Philippine News Agency (PNA) on Friday.
He added that the Army is programmed to get two BrahMos batteries which will be used for coastal defense missions.
"The acquisition of two batteries will serve as the general support artillery unit in coastal defense that will (complement) the joint force in territorial defense," Trinidad said.
He also said the BrahMos answers the PA requirement of Ground-Based Anti-Ship Missile (GBASM) and the mission of the field artillery to destroy, neutralize and suppress the enemy through cannon, rocket fires.
"The concept of coastal defense implies the application of an in-depth defense. As such, defenses have to provide much further into the sea to weaken advancing enemy forces and much further inland to protect against envelopment and isolation," Trinidad said.
The BrahMos cruise missile can be launched from a ship, aircraft, submarine, or land and has a top speed of around Mach 2.8 (around 3,400 km. per hour), and is capable of carrying warheads weighing 200 to 300 kilograms.
The GBASM system is a mobile system with long-range precision capability to destroy hostile warships in territorial defense.
"Said GBASM system will form part of the layered defense strategy and will be under the Army Artillery Regiment. The weapon will also provide area denial as the operational situation requires," Trinidad said.
The GBASM is designed to be launched from land to hit targets at sea with high speed and precision.
It has an all-weather, long-range capability of 250-300 km. Its launch platform consists of two missiles in a ready-to-launch configuration on containers. The system also uses a radar and fire control system for coordinating the launch.
Earlier, Department of National Defense Secretary Delfin Lorenzana said the deliveries of the BrahMos for the Philippine Navy (PN)'s Shore-Based Anti-Ship Missile System Acquisition Project is expected to start within a year.
The BrahMos project is worth USD374,962,800 (around PHP19 billion).
On December 31, Lorenzana signed the Notice of Award for the Navy BrahMos' acquisition project which is a government-to-government deal signed with India.
"It includes the delivery of three batteries, training for operators and maintainers as well as the necessary Integrated Logistics Support (ILS) package. Conceptualized as early as 2017, the Office of the President approved its inclusion in the Horizon 2 Priority Projects in 2020," he added.
A missile battery typically consists of three mobile autonomous launchers with two or three missile tubes each, along with the tracking systems.
Lorenzana said the Philippine Marine Corps' Coastal Defense Regiment will be the primary user of the BrahMos missile system.
(PNA)