Hercules tipe L-100-30 A1325 milik TNI Angkatan Udara (photo : Indoflyer)
Satu prestasi besar ditorehkan jajaran Koharmatau menyambut hari jadinya yang ke-45. Mesin C-130 Hercules tipe H/HS berhasil dimodifikasi untuk digunakan pada C-130 tipe L-300-30. TNI-AU pun terbebas dari ketergantungan pada mesin yang sudah langka dan mahal.
Pagi hari 12 September 2008 cuaca cerah di Lanud Halim Perdanakusuma, waktu menunjukkan pukul 09.00 WIB. Empat mesin Allison T56-A-15 masing-masing berdaya 4.300 tenaga kuda telah rapi bertengger di dua sayap C-130 tipe L-100-30 dengan nomor ekor A-1325. Pesawat ini tidak lain adalah varian C-130 Hercules versi sipil hibah PT. Merpati/Pelita kepada TNI-AU dengan mesin asli Rolls Royce 501-D22A. Sementara mesin T56-A-15 aslinya adalah mesin yang digunakan C-130 versi militer tipe H/HS. Kawin silang antara pesawat dan mesin berbeda inilah yang pada hari itu akan diujicoba.
Dapat dipahami bila semua yang hadir merasa was-was. Buat pilot, ujicoba pesawat dengan mesin berbeda jelas mengandung risiko sangat besar. Sementara buat para kru teknisi maupun enjinir, ujicoba ini menjadi ajang pertaruhan dari sebuah keputusan berani yang telah diambil jajaran Koharmatau (Komando Pemeliharaan dan Materiil TNI AU).
Sesaat kemudian mesin pesawat mulai dihidupkan. Terdengar raungan empat mesin turboprop berbaling-baling empat bilah ini. Letkol Pnb Isep Hasan Isrony, Komandan Skadron Udara 31 yang menjadi pemimpin penerbangan ujicoba telah bersiap dengan kemantapan hati di kokpit. Di dalam pesawat Isep didampingi oleh satu set kru terbaik di skadronnya.
Jajaran pejabat Koharmatau sebagai yang punya hajat serta pejabat dari Lanud Halim tak ketinggalan ikut on board di pesawat. Antara lain ada Kolonel Tek Haryoko (Direktur Pemeliharaan Pesawat Terbang Koharmatau), Kolonel Tek Taufik SA (Komandan Depohar 10), Kolonel Tek Wisnu Dewantoko (Kadislog Lanud Halim PK), Letkol Tek Nyoman Sumanta (Komandan Skatek 021), Mayor Tek Agus Subiyanto (Kadishar Skadron Udara 31), serta Mayor Tek Johny (Dan Flighthar Skadron Udara 31). Semua memberikan dukungan moril kepada kru pesawat yang akan menjadi tulang punggung misi uji terbang.
Pesawat pun meluncur. Isep melakukan dua kali simulated take-off sebelum menerbangkan pesawat ke udara untuk memastikan semua instrumen bekerja dengan baik. Hasilnya seperti yang diharapkan. Pesawat pun diudarakan. Melesatlah “Si Putra Dewa” A-1325 ke angkasa. Pesawat menembus awan biru dengan perkasa mengawali satu langkah monumental yang membuktikan betapa hebatnya karya prajurit-prajurit bangsa.
Walau demikian kewaspadaan tetap dijaga. Kolonel Tek Haryoko menjelaskan dalam laporannya di Buletin Koharmatau, “Di dalam kokpit yang sejuk seluruh kru pesawat tetap berkonsentrasi penuh. A-1325 dengan kamuflase loreng itu terus melaju menuntaskan berbagai tahapan uji. Mulai dari pattern, flight performance hingga shut down engine dan air start.” Penerbangan dilakukan selama dua jam. Wajah-wajah di pesawat tampak mulai cerah-ceria. Letkol Pnb Isep, alumni AAU 1990 yang juga menerbangkan jenazah Presiden Soeharto dari Jakarta ke Solo, kemudian mendaratkan pesawat dengan mulus. Awak pesawat dan penumpang saling berjabatan tangan.
Hercules A1325 (photo : Barong1978)
Ikut Terbang
Tiga hari kemudian, 15 September 2008, penerbangan diulangi lagi. Kali ini “jenderal lapangan” dari Korps Teknik Marsda TNI Sunaryo HW yang juga adalah Komandan Koharmatau memberikan dukungan moril secara langsung dengan ikut terbang di A-1325. Pesawat berputar mengelilingi wilayah udara Jakarta sebanyak dua kali. Esoknya penerbangan dilanjut dengan pilot Mayor Pnb Damanik untuk menuntaskan sisa tahapan uji terbang yang belum dilaksanakan.
“Saya bertangggung jawab. Maka saya harus ikut terbang,” kata Sunaryo sebagai pengambil keputusan memodifikasi pemasangan mesin T56-A-15 pada pesawat C-130 L-100-30 kepada Angkasa di Bandung. Diakui segenap jajaran Koharmatau, keberhasilan ini menjadi kado special HUT Koharmatau ke-61 yang jatuh pada 26 Oktober 2008.
Ketika Angkasa bersama 27 wartawan lain hendak kembali ke Jakarta usai meliput HUT TNI ke-63 di Dermaga Ujung, Koarmatim, Surabaya pada 14 Oktober 2008, tampak di jejeran apron Lanudal Juanda Hercules A-1325 bersama tujuh Herky lainnya yang disiagakan sebagai pesawat pengangkut tamu. Hanya kami tidak naik pesawat itu, melainkan naik Hercules A-1318 dengan kelir putih, abu-abu, dan kuning yang diawaki Mayor Pnb Damanik. Ikut bersama di dalam pesawat Wakil Asisten Operasi KSAU Marsma TNI Rodi Suprasodjo. Pesawat mendarat dengan mulus di Jakarta. (Roni Sontani)
(Angkasa No. 2 November 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar