09 Mei 2009
Pada tanggal 23-28 Oktober 1989 dilakukan uji coba penembakan Rudal Harpoon dari KRI Yos Sudarso (352) ke arah sasaran eks KRI Hiu (photo : Kaskus Militer)
TNI AL Beli Rudal Harpoon Buatan AS
Jakarta, CyberNews. Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Slamet Soebijanto mengemukakan, pascapencabutan embargo militer oleh Amerika Serikat kepada Indonesia, TNI AL akan membeli rudal Harpoon ke negara tersebut.
"Rudal Harpoon itu untuk kelengkapan kapal perang. Mengenai kapan waktu dan kebutuhannya, kami akan bicarakan lebih lanjut," katanya kepada wartawan seusai peringatan Hari Armada atau HUT TNI AL di Surabaya, Senin (5/12).
KSAL menjelaskan, TNI AL juga masih akan membicarakan lebih lanjut mengenai kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) lainnya setelah embargo militer dicabut oleh AS.
Sementara itu Asisten Perencanaan dan Anggaran KSAL Mayjen TNI (Mar) Yusuf Solichien, mengemukakan rudal Harpoon itu nantinya akan melengkapi persenjataan dari kapal perang jenis fregat.
"Kekuatannya hampir sama dengan rudal Exocet MM-38 yang jarak jangkaunya sekitar 80 hingga 100 kilometer. Kita memiliki peralatan untuk rudal Harpoon itu, tapi sudah tidak dipakai sejak lima tahun lalu," ujarnya.
Yusuf menjelaskan, sebelum membeli rudal Harpoon, TNI AL akan membeli rudal Yakhont dari Rusia untuk dua kapal fregat yang memiliki daya jangkau lebih jauh, yakni sekitar 300 kilometer. Rudal dengan harga sekitar 4 juta dollar AS itu akan ditempatkan di satu kapal fregat dan direalisasikan 2006.
"Untuk Harpoon kemungkinan akan direalisasikan 2007 dan akan ditempatkan di lima kapal fregat. Soal mengapa tidak semuanya membeli rudal Yakhont yang lebih cangih, itu tergantung pada kemampuan keuangan negara," ungkapnya.
Selain rudal, TNI AL berencana membeli empat hingga enam kapal selam hingga 2009. Indonesia kini hanya memiliki dua kapal selam. "Dua kapal selam yang ada saat ini buatan lama dari Jerman dan untuk pengadaan akan diupayakan yang baru. Kami belum tentukan pengadaan dari mana karena masih akan dibicarakan," katanya.
Sementara itu, KSAL menyatakan sangat gembira dengan pencambutan embargo dari AS itu. Namun program TNI AL tetap akan berjalan sesuai rencana sebelum adanya pencabutan embargo. "Embargo hanya menjadi salah satu alternatif untuk memperkaya kesiapan alutsista TNI AL. Ke depan akan kami susun rencana baru untuk melengkapi rencana yang lainnya," ujarnya.
(Suara Merdeka)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar