13 Oktober 2017
Indonesia membeli pesawat tempur Su-35 dengan beberapa persyaratan teknologi yang diminta (photo : MAKS)
Rusia Adalah Mitra dan Partner Strategis Indonesia dalam Mendukung Operasional TNI
Jakarta – Indonesia menilai bahwa Rusia adalah mitra strategis untuk peningkatan kemampuan pertahanan dan mendukung kesiapan operasional satuan TNI. Hal ini terlihat pada kepercayaan TNI untuk menggunakan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamahan (Alpalhankam) produk Rusia untuk memperkuat satuan TNI baik matra darat, laut maupun udara.
Namun demikian sejalan dengan peraturan yang diamanatkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang industri pertahanan bahwa kita juga harus mendapat manfaat atas pembelian tersebut khususnya pada pengembangan teknologi pertahanan dalam bentuk offset atau imbal dagang sehingga dapat digunakan untuk memperkuat dan memberdayakan Industri Pertahanan dalam negeri menuju kemandirian. Demikian diungkapkan Pelaksana Tugas (PLT) Sekjen Kemhan Dr. I Wayan Midhio, M.Phil saat memimpin Rapat Persiapan The 13th Indonesia – Russia Intergovernmental Commission on Military Technical Cooperation (MTC) Meeting 2017 yang diselenggarakan Ditjen Pothan Kemhan, Rabu (11/10), di kantor Ditjen Pohan Kemhan.
Lebih lanjut PLT Sekjen Kemhan yang juga merupakan Rektor UNHAN mengatakan TNI sebagai user diperbolehkan membeli alat perlengkapan pertahanan dan keamanan dari luar negeri apabila belum mampu diproduksi di dalam negeri dengan penerapan imbal dagang, kandungan lokal dan offset minimal 85%. Diharapkan kedepannya Indonesia tidak hanya membeli alat perlengkapan pertahanan dan keamanan dari Rusia saja tetapi juga dapat melakukan kerjasama berupa joint development maupun joint production untuk mengembangkan alat perlengkapan pertahanan dan keamanan Indonesia.
PLT Sekjen Kemhan berharap dengan semakin meningkatnya dukungan antara Indonesia dan Rusia di bidang industri pertahanan, pihak Rusia dapat mendukung dengan memberikan Transfer of Technology (ToT) yang melibatkan industri lokal dalam pemeliharaan melalui program offset kepada pihak Indonesia. Hal ini akan memberi nilai tambah dan manfaat yang signifikan dalam upaya meningkatkan teknologi industri pertahanan Indonesia khususnya yang dibeli dari Rusia.
Sementara itu delegasi Rusia yang dipimpin Mikhail Petukhov menyampaikan bahwa pihak Rusia sepenuhnya mendukung program yang diajukan pihak Indonesia. Pihak Rusia menggarisbawahi bahwa Rusia telah mempersiapkan diri untuk mengadakan kerjasama yang saling menguntungkan di bidang industri dan teknologi. Diharapkan kerjasama kedua negara akan mencapai hasil yang diharapkan.
Rangkaian Rapat MTC yang diselenggarakan selama dua hari mulai tanggal 10-11 Oktober 2017, diakhiri dengan penandatanganan. Penandatanganan draft Protocol MTC-13 selain disaksikan Sekretaris Dirjen Pothan Kemhan Brigjen TNI Sunaryo, juga disaksikan perwakilan industri pertahanan kedua negara, Kementerian Luar Negeri RI dan Perusahaan Perdagangan Indonesiaa (PPI).
(Kemhan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
no coment....hanya satu kata ''hi hi hi''
BalasHapussalah, itu 3 kata tong, tung tung tung🔨🔨🔨 haha!
HapusSabar banget ea rusia..
BalasHapusTapi rekanan yang mumet...😁
sip..lah...
BalasHapusjangan lupa, SU-35 diparkir di rumahku 1 saja, aku siapkan garasinya....
SU 35 = 5 Skadron, Mig 35 = 9 skuadron. Super tucano = 5 Skadron, F16 blok 52 = 3 skadron
BalasHapusJd offset 35% dan facility MRO di indonesia jd nih
BalasHapusIndon AKAN BELI lagi
BalasHapusiyah, makanya buruan jahit tuxedo gich. guwe tau ompol mau ikutan pesta makan gratis khan haha!
Hapusdan ini utk melanggar dot kom tung tung tung🔨🔨🔨 haha!
Ni bocah ngomong akan melulu dari kemaren
HapusNi bocah ngomong akan melulu dari kemaren
HapusPalu n org misterius@ dimaklumin aja om si paul suka iri lihat kemajuan indonesia,jd wong waras ngalah aja Wkwkwk
Hapusompol pengen jd wee-en-i.
Hapuskatanya tiap bulan enak ada alutsista baru & banyak "akan" yg "dikabulkan" haha!😇
apalagi tank kesukaannya ada disini, leopard cink 😍
mayanlah jd cheerleaders gabung ama om antiembalgo di tim "akan" haha!
Bosen. Susah payah nego cuma buat ToT maintenance? Kirain dapet ToT IRST kek, apa kek. Ternyata cuma segitu? Pelit amat ToTnya Rusia.
BalasHapusBeli ketengan, minta off sett tot IRST, situ warass??
Hapuswahh macan disenggol, silakan digaruxxx dech om anonim haha!💀
HapusKita belinya juga pelit.. Sadar diri aja lah,Beli dikit kok minta aneh2...
HapusEmang beli?
HapusKatanya barter... :p
Penasaran, berani/gak nerapin model pengadaan seperti ini ke barang US?
Hihihi.. :p
Kl gitu menurut saya sih mending beli yg lain. Buat apa ngotot setengah mati nego tapi cuma dapet ToT sekadarnya sebatas buat perawatan? Akhirnya ga ada teknologi yang bisa dicangkok ke IFX. Toh yang bakal kita punya banyak kan IFX, bukan tipe pengganti F-5.
HapusKalau emang tau ga ada duit banyak buat beli borongan supaya dikasih teknologi beneran, ya sadar diri aja. Pilih aja yang lumayan kemampuannya tapi full package dan dapet ToT teknologi beneran buat dicangkok ke IFX macam tawaran Gripen.
Ngapain ngotot beli sedikit walaupun lebih bagus tapi cuma dapet ToT ala kadarnya dan jumlahnya juga ga seberapa dibanding F-35 yang bakal dibeli Aussie dan Singapore. TNI jelas bakal maksa Su-35 karena mereka udah familiar sama sukhoi dan Su-35 lebih "garang". Tapi itu xuma jangka pendek. Harusnya pemerintah yang lebih bisa mikir jangka panjang. Mana yang bisa dapet teknologi buat perkembangan industri alutsista secara jangka panjang. Bukan cuma nurutin nafsu punya mainan canggih baru walaupun cuma sedikit dan ga ngebantu development industri alutsista dalam negeri dalam jangka panjang.
Tanda tangan muluu ..pelaksaan nya kapan ?
BalasHapustunggu om antiembalgo ngunjungin putin. moso ke opa donal bebek aje sowannye maren haha!
HapusMurif@ biasax ente optimis sama barang rusia
Hapus