13 Februari 2007
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan pesawat intai berukuran kecil yang disebut pesawat udara nir awak (PUNA) atau umum dikenal sebagai UAV (unmanned aerial vehicle). Pesawat ini ditujukan untuk berbagai keperluan pemantauan dari udara, seperti pemetaan, pemantauan kebakaran hutan, mitigasi bencana, pencarian korban, hingga keperluan militer.
"Prinsipnya, PUNA mampu membawa terbang berbagai peralatan seperti kamera, alat pengintai dan sejenisnya hingga seberat 20 kilogram," kata Deputi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa, Surjatin Wirjadidjaja, di Jakarta, Senin (15/1).
Menurut dia, Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki wilayah sangat luas sehingga memerlukan wahana terbang yang mempunyai risiko kecil, hemat biaya, dan efektif dalam pengoperasiannya. Harga pesawat nir-awak sejenis buatan negara lain, lanjutnya, harganya ratusan juta rupiah tergantung dari peralatan yang dibawanya.
Balitbang Dephan juga mengembangkan UAV PTTA SS-5 bekerjasama dengan PT. Wesco (photo : Balitbang Dephan)
Dengan anggaran sebesar Rp1,3 miliar, BPPT bekerjasama dengan UKM Djubair dan PT Aviator telah berhasil mengembangkan dua prototip PUNA Wulung, yakni prototip singleboom dengan T-Tail juga prototipe singleboom dengan Inverted V-Tail. PUNA singleboom dengan konfigurasi T-Tail dirancang mempunyai kecepatan jelajah 80 knot dengan jangkauan terbang mencapai 30 kilometer di ketinggian sekitar 7.000 kaki.
Kegiatan pengembangan PUNA diawali dengan pembuatan wahana sasaran tembak atau Target Drone yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan prajurit Pusenart (Pusat Senjata Artileri) TNI-AD dalam menembak presisi. Seiring dengan keberhasilan itu, kemudian dikembangkan PUNA doubleboom pada 2002, disusul PUNA dengan singleboom pada 2004 dengan desain rangka udara dan pembuatan prototipe yang kemudian dilanjutkan dengan pengembangan sistem telemetri dan mission payload.
Selain itu dikembangkan pula dua sistem telemetri onboard untuk dua buah pesawat dan Ground Control Station yang menampilkan data transfer dari sitem telemitri onboard secara langsung. Pada 2006, pengembangan PUNA telah mencapai tahap pengembangan sistem telemetri dan otonomous dan diharapkan segera bisa disertifikasi untuk diproduksi.
(Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar