11 November 2011
Tank Leoprad 2A6 Belanda (photo : Army Recognition)
Magelang (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat mendapat alokasi pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) dari pemerintah sebanyak Rp14 triliun.
Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo di Magelang, Jumat, mengatakan, hasil terakhir dalam sidang kabinet terbatas dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, TNI AD diberi porsi untuk pengadaan alutsista Rp14 triliun.
Ia mengatakan hal tersebut usai acara Wisuda Purnawira Perwira Tinggi TNI AD di Akademi Militer Magelang. Pada kesempatan tersebut diwisuda 166 perwira tinggi TNI AD yang telah memasuki masa pensiun, antara lain Jenderal TNI (Purn) Agustadi Sasongko Purnomo, Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso, dan Jenderal TNI (Purn) George Toissuta.
Menurut Pramono, anggaran tersebut antara lain akan digunakan untuk membeli tank, roket, meriam, dan helikopter.
Ia mengatakan, untuk pengadaan alutsista tersebut TNI AD telah menugaskan Wakasad TNI AD untuk melihat langsung pabrik senjata di Eropa bersama tim dari Kementerian Pertahanan.
Menurut dia, alutsista yang akan dibeli misalnya main battle tank atau tank berat yang selama ini Indonesia belum pernah memiliki. "Jika ini bisa diwujudkan maka Indonesia akan menjadi negara yang seimbang dengan negara tetangga," katanya.
Ia mengatakan, dengan kondisi perekonomian eropa yang sedang tidak baik maka mereka membutuhkan uang tunai sehingga mereka menjual senjata dengan harga murah.
Ia menuturkan, dari plafon untuk pembelian 44 tank berat, ternyata mereka menawarkan untuk pembelian 100 unit tank berat.
"Indonesia sebenarnya diuntungkan dengan situasi ekonomi Eropa kurang baik saat ini, mereka berani menjual dengan harga murah, sedangkan Indonesia butuh peralatan tersebut," katanya.
Pramono mengatakan, untuk pengadaan helikopter Apache, Indonesia dapat harga khusus, dari harga 30 juta dolar AS perunit mendapat keringanan 5 juta dolar US perunit sehingga harganya menjadi 25 juta dolar US perunit.
"Karena membeli delapan unit helikopter maka dapat menghemat dana hingga 40 juta dolar AS," katanya.
Ia mengatakan, pengadaan alutsista tersebut harus selesai tahun 2014 sesuai anggaran yang disiapkan pemerintahan saat ini.
(Antara)
HATI 2 BELI BRANG SEKON .... APACHE KITA HRS IJIN AMERIKA DULU WALAU ITU PNYA BELANDE BRO.... SUKU CADANG JUGA PERLU DIPIKIRKAN SEHARUSNYA KITA BELI TANK AMFIBI KRN KITA NEGARA KEPULAUAN...
BalasHapuspertanyaan sama, kenapa apache ya?
BalasHapusIndonesia punya Apache? Wah, kayak mimpi. Tapi sama jg pertanyaannya dengan yg di atas. Nanti repot lagi kalau ngurusin sparepart dan kena embargo.
BalasHapusKenapa ga dari Russia?
Ini berita yg aneh, karena redaksi yg asal apa Jendralnya yang keseleo saking semangatnya.. Apache baru ya ke Boeing-AS bukan Eropa. Yg seken ya beli dari mana aja.. tetep atas ijin AS. Klo Eropa Tigre punya lah. So.. Berita Tank KIAI GINSENG (K1A1 atau K1A2) yg mau dijait di Bandung batal dunks??
BalasHapushemmm hati2 klo beli ranpur dari AS,ntar kna embargo lgi dach,,,usul saya mending beli dari rusia itu lebih baik,,,,klo pgen beli barang sacon mending beli aja tank leopard,karna qta gak ada satu bji pun,,,,,,,,
BalasHapusaduh tdk usah bli tank deh!
BalasHapusLbh baik bli rudal balistik aj yang banyak!
Skrg bukan jaman perang darat tpi perang laut dan udara!
Jd sblm musuh msuk wilayah NKRI qt bumi hanguskan dengan rudal!
Mantap jaya!
Bujur bang, kenapa Apache sih. Bakalan kena embargo lagi ntar. Beli Mi-28N aja lebih aman embargo. Untuk darat siapin Rudal S-400
BalasHapus