16 Desember 2015
Spesifikasi dua kapal selam yang akan dibeli lagi oleh TNI AL adalah : tipe diesel elektrik, berteknologi AIP, dan mampu meluncurkan rudal ketika masih menyelam (photo : Navy Recognition)
TNI AL Masih Kaji Soal Kapal Selam
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staff Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Ade Supandi mengatakan pihaknya saat ini masih melakukan kajian terkait pembelian kapal selam. Dalam rencana strategis tiga tahun ini, AL memang berencana akan membeli kapal selam baru untuk keperluan penambahan Alutsista.
Ade mengatakan tahapan pembelian memang tak bisa cepat. Setidaknya butuh tiga tahun untuk bisa merealisasikan hal ini. Ade mengatakan, tahap pertama adalah tahap perencanaan spesifikasi kapal selam. Kedua, tahap perencanaan anggaran. Ketiga, tahap pembangunan.
Saat ini Ade bersama tim di Mabes TNI AL masih mengkaji setidaknya tiga pilihan jenis kapal selam. Pertama, kapal selam jenis Kilo keluaran Rusia. Kedua, kapal selam produksi Jerman dan Kapal selam jenis Chong Bogo dari Korea Selatan.
"Kita masih kaji. Namun, yang pasti spesifiknya kita butuh kapal selam tipe diesel elektrik," ujar Ade di Balai Samudra, Selasa (15/12).
Ade mengatakan ketika spesifikasi sudah dipilih maka tinggal menyesuaikan kondisi anggaran negara. Meski begitu, Ade tak menampik di dalam negeri memang ada pabrik untuk membuat kapal selam. Namun, terkait hal tersebut Ade mengembalikan lagi kepada pihak PT. PAL di Surabaya apakah siap atau tidak membuat itu.
(Republika)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
jadilah negara megutamakan kwalitas bukan bank saku buat kroni family mirip pemerintahan daholoo ....kapal selam paling di takuti negara sebelah class amur fersi baru kilo class .
BalasHapusApakah kelebihan kapal selam kelas kilo berbanding kapal selam dari block barat? Tinggalkan dulu aspek korupsi yg kamu agung - agungkan dan kita berdiskusi dari segi teknikal. Adakah kapal selam itu lebih senyap berbanding kapal selam lain? Brp decible tahap pengeluaran bunyi kapal selam tersebut? Apakah jarak selaman kapal selam tersebut bila beroperasi pd kelajuan maksima. Brp kos operasinya. Bagaimana pula dengan tempoh masa bagi memperoleh alat ganti bg kerja2 maintanance? Pernah kamu fikirkan isu2 ini bro muarif?
HapusApakah jarak maksima tahap pengesanan sistem sonar kapal selam kelas kilo? Masa yg dperlukan bg melancarkan sistem persenjataan kapal selam tersebut? Ini antara aspek kritikal pd sesebuah kapal selam selain daripada harganya bro.
HapusApakah kamu akan membangkitkan isu "black hole" yg sinonim dgn kapal selam kilo pula selepas ini? Jika benar kita juga boleh berdiskusi mengenai isu itu.
HapusWaaaw... keren banget ngejeplaknyaaa.... :p
Hapusha-ha..kwkw ....saudara bebei mirip Isis di suriah sekarang siang ganti baju gaku gaku sipil malam patang petenteng bawak senjata dan siapa sayaa setelah di gempur rusia gumpet panik hihihi....list bebei begitu lihai nya ganti nama ha-ha ....seakan akan kita kita ini bloon gampang di aklin gampang di suap mirip politisi di senayan perut gendut aslinya pemburu rente antec barat .
HapusAnd again with the antec barat issue. Apakah mana2 negara yg membeli peralatan selain buatan russia akan dilabel sebagai koruptor mahupun antec barat oleh kamu? Apakah kamu tidak boleh berdiskusi secara ilmiah bro muarif? Btw umur kamu sekarang berapa tahun bro?
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKilo class belum ada AIP,tidak cocok untuk Wilayah Barat Indonesia Laut littoral dangkal,terlalu panjang > 73m, Senjata baik Rudal Dan Torpedo belum commonality dengan yabg sudah Dimiliki Tni AL, belum gunakan TEKNOLOGI X-Ruder. U 214 Jerman sudah ada AIP TEKNOLOGI Fuel cell, Rudal Sub harpoon harus dapat Ijin export US Congressman,belum X- Ruder kecuali U212 tapi hanya digunakan Jerman dan italy, untuk export U 214. Chang Bogo Korea 209/1400 belum Operasional/masih prototype untuk jenis Konvensional diesel elektrik apalagi yang AIP, Rudal juga harus dapat Export license Dr US Congressman.
BalasHapusKilo class belum ada AIP,tidak cocok untuk Wilayah Barat Indonesia Laut littoral dangkal,terlalu panjang > 73m, Senjata baik Rudal Dan Torpedo belum commonality dengan yabg sudah Dimiliki Tni AL, belum gunakan TEKNOLOGI X-Ruder. U 214 Jerman sudah ada AIP TEKNOLOGI Fuel cell, Rudal Sub harpoon harus dapat Ijin export US Congressman,belum X- Ruder kecuali U212 tapi hanya digunakan Jerman dan italy, untuk export U 214. Chang Bogo Korea 209/1400 belum Operasional/masih prototype untuk jenis Konvensional diesel elektrik apalagi yang AIP, Rudal juga harus dapat Export license Dr US Congressman.
BalasHapus