Deretan pesawat pembom strategis Tu-16 Badger-A AURI (photo : TNI AU)
Indonesia pernah menjadi kekuatan udara yang disegani di kawasan Asia. Masa keemasan TNI AU adalah pada tahun 1965 dimana saat itu TNI AU (waktu itu namanya AURI = Angkatan Udara Republik Indonesia) mempunyai 17 Skuadron Udara (dalam istilah TNI AU disebut "Skadron"). Banyak data dalam tulisan ini yang diambil dari SIPRI dan Scramble untuk menggambarkan kekuatan udara pada masa tersebut..
SKUADRON TEMPUR
MiG-15UTI/CS-102 AURI (photo : TNI AU)
Untuk keperluan Operasi Trikora, dalam waktu yang singkat Indonesia dapat mengakuisisi pesawat tempur buatan Uni Sovyet. Pesawat yang diakuisisi terdiri dari MiG-15UTI (versi jalur produksi Cekoslawakia yang dinamakan CS-102) sebanyak 30 unit pada tahun 1958.
Pada tahun 1959 dilakukan pembelian lagi MiG-17 serie F dan PF sebanyak 49 unit terdiri dari jalur produksi Polandia (LIM-5) sebanyak 30 unit dan 7 unit LIM-5P (MiG-17PF), menyusul kemudian dari jalur produksi China sebanyak 12 unit MiG-17F (dikenal dengan nama Type 56/ Shenyang J-5).
Pada tahun 1961 pembelian dilakukan lagi, kali ini langsung melalui jalur produksi Uni Sovyet dan Indonesia mendapatkan pesawat tempur MiG-19S sebanyak 20 unit dan MiG-21F-13 sebanyak 30 unit.
MiG-17/LIM-5 AURI (photo : Adrie)
Skuadron 11 Abdulrachman Saleh, Malang
Skuadron 11 yang bertempat di pangkalan udara Abdulrachman Saleh Malang mengoperasikan pesawat yang menggunakan jalur produksi non Uni Sovyet yaitu CS-102, MiG-17F, LIM-5, dan LIM-5P.
MiG-19S AURI (photo : TNI AU)
Skuadron 12 Kemayoran, Jakarta
Skadron 12 yang bertempat di pangkalan udara Kemayoran Jakarta mengoperasikan pesawat tempur yang dibuat melalui jalur produksi Uni Sovyet yaitu MiG-19S, dan MiG-21F13.
MiG-21F13 AURI (photo : TNI AU)
Skuadron 14 Iswahjudi, Madiun
Skadron 14 yang bertempat di pangkalan udara Iswahjudi Jakarta mengoperasikan satu jenis saja pesawat tempur yaitu tipe MiG-21F13.
SKUADRON PEMBOM
B-26 Invader TNI AU (photo : ebay)
Kekuatan pesawat pembom Indonesia waktu itu mencapai 4 skuadron dan berisi 4 jenis pesawat masing-masing B-25 Mitchell, B-26 Invader, Il-28 Beagle dan Tu-16 Badger. Indonesia menerima 42 pesawat B-25 dari Belanda dan 6 B-26 dari Amerika keduanya pada tahun 1960. Selanjutnya sebanyak 32 pesawat Il-28 didatangkan dari Cekoslowakia pada tahun 1959 dan 26 pembom jarak jauh Tu-16 dibeli dari Uni Sovyet pada tahun 1961.
B-25 Mitchell AURI (photo : TNI AU)
Skadron 1 Abdulrachman Saleh, Malang
Skuadron 1 yang bertempat di pangkalan udara Abdulrachman Saleh Malang mengoperasikan dua tipe pesawat pembom buatan Amerika yaitu B-25C/D/J, dan B-26B. Pesawat ini masuk dalam kategori medium bomber.
IL-28 Beagle AURI (photo : TNI AU)
Skadron 21 Abdulrachman Saleh, Malang
Skuadron 21 yang bertempat di pangkalan Abdulrachman Saleh Malang, mengoperaikan satu jenis saja pesawat Ilyushin buatan Uni Sovyet yaitu IL-28, IL-28R, IL-28U yang tergolong sebagai pesawat medium bomber.
Tu-16 Badger AURI (photo : TNI AU)
Skuadron 41 Iswahjudi, Madiun
Skuadron 41 yang bertempat di pangkalan Iswahjudi Madiun merupakan skuadron pembom strategis, pesawat yang dioperasikan adalah Tu-16 (Badger A) versi bomber sebanyak 12 unit.
Tu-16KS-1 Badger-B AURI (photo : TNI AU)
Skuadron 42 Iswahjudi, Madiun
Skuadron 41 yang bertempat di pangkalan Iswahjudi Madiun mengoperaikan pesawat Tu-16KS-1 (Badger B) sebanyak 12 unit, berbeda dengan Badger A, tipe ini mampu membawa sepasang rudal anti kapal permukaan KS-1 (AS-1 Kennel).
Helikopter kepresidenan Sikorsky S-61/HH-3A (photo : Hans Budhiana)
Dalam catatan SIPRI order pengadaan helikopter Indonesia dari Uni Sovyet tercatat dilakukan pada beberapa gelombang. Pada 1959 dilakukan pesanan helikopter ringan jenis Mi-1 Hare sebanyak 8 unit dan Mi-4A/Hound A sebanyak 4 unit. Mi-1 Hare yang dikirim merupakan jalur produksi Polandia yang dinamakan SM-1.
Pada tahun 1962 dilakukan pesanan lagi helikopter Mi-4A/Hound A sebanyak 22 unit (termasuk 1 unit versi VIP) dan 9 unit heli Mi-4M/Hound B versi ASW (versi AKS = Anti Kapal Selam). Dengan demikian jumlah helikopter Mi-4 menjadi 35 unit. Penggunaan heli ini akhirnya dipecah 3 untuk Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Angkatan Darat.
Pada tahun 1964 dilakukan pesanan helikopter angkut berat Mi-6T Hook A sebanyak 8 unit, keseluruhan pesanan ini sudah terkirim semua.
Dari Amerika tercatat pengadaan helikopter latih jenis Bell 47/OH-13 seri Bell 47J2 sebanyak 4 unit pada tahun 1960. Disusul kemudian helikopter Bell 204/UH-1B sebanyak 2 unit pada tahun 1963, dan tidak ketinggalan pada 1964 dilakukan pengadaan heli kepresidenan jenis S-61/HH-3A satu unit.
Helikopter Mil Mi-4 AURI (photo : TNI AU)
Skadron 6 Husein Sastranegara, Bandung
Skuadron 6 yang bertempat di pangkalan udara Husein Sastranegara Bandung hanya mengoperasikan satu jenis helikopter sedang jenis Mil Mi-4. Heli ini digunakan untuk angkut militer dan SAR tempur.
Helikopter ringan SM-1 merupakan versi Polandia dari Mil Mi-1 Hare (photo : lovelybogor)
Skuadron 7 yang bertempat di pangkalan udara Semplak Bogor mengoperasikan lima jenis helikopter yaitu helikopter latih Bell-47G-2/J, helikopter ringan SM-1 (Mi-1 versi Polandia) dan helikopter sedang tipe Mi-4 dan Bell-204, tidak ketinggalan helikopter VVIP jenis S-61V-1 turut dioperasikan oleh skuadron udara ini.
Helikopter Mil Mi-6T AURI (photo : TNI AU)
Skuadron 8 Semplak, Bogor
Skuadron 8 yang bertempat di pangkalan udara Semplak Bogor hanya mengoperasikan satu jenis helikopter angkut berat jenis Mil Mi-6T Hook A.
SKUADRON ANGKUT
Pesawat jet kepresidenan C-140 Jetstar AURI (photo : David Carter)
Dimulai dari akhir tahun 1949 hingga awal tahun 1950 Indonesia menerima 253 pesawat Militaire Luchtvaart dan Marine-Luchtvaartdienst eks Koninklijk Nederlands-Indisch Leger (ML dan MD KNIL) berupa pesawat berbagai tipe. Diantara pesawat tersebut adalah pesawat angkut DC-3/C-47 sebanyak 34 unit, PBY-5 sebanyak 8 unit, dan L-12A/C-40 Electra Junior sebanyak 4 unit.
Pada tahun 1958 bersamaan dengan kebutuhan operasi pembebasan Irian Barat, Indonesia, mengakuisisi pesawat angkut buatan Uni Sovyet. Pesanan ini dipenuhi dari jalur produksi Cekoslowakia berupa pesawat Il-14/Avia-14 Crate sebanyak 28 unit.
Pada tahun 1956-1959 Indonesia membeli pesawat DHC-3 dari Kanada sebanyak 7 unit, beberapa diantaranya merupakan pesawat second-hand.
Kurun waktu 1957-1960 Indonesia menerima 12 unit pesawat dari Amerika sebagai Military Aid Program (MAP) berupa pesawat patroli maritim HU-16B/UF-1/UF-2 Albatross/Goose. Ke-12 pesawat ini dibagi untuk AU dan AL.
Pada tahun 1960 Indonesia menerima 10 unit pesawat C-130B Hercules dari Amerika. Pesawat jet kepresidenan berupa L-1329/C-140 Jetstar sebanyak 3 unit juga diperoleh dari Amerika pada tahun 1961.
Indonesia juga mengakuisisi pesawat angkut berat buatan Uni Sovyet, kali ini menggunakan jalur produksi langsung dari Uni Sovyet berupa pesawat An-12 Cub sebanyak 6 unit, pembelian ini dilakukan pada tahun 1962.
Pesawat C-47 AURI (photo : TNI AU)
Skuadron 2 Halim Perdanakusuma, Jakarta
Skuadron 2 yang bertempat di pangkalan udara Halim Perdanakusuma Jakarta mempunyai fungsi angkut udara maupun survey flight, pesawat yang digunakan merupakan tipe medium yaitu C-47, Il-14/Avia-14, dan L-12A.
Pesawat angkut L-12A Electra (photo : aditara)
Pesawat amfibi PBY-5 AURI (photo : TNI AU)
Skuadron 5 Abdulrachman Saleh, Malang
Skuadron 5 yang bertempat di pangkalan udara Abdulrachman Saleh Malang menjalankan fungsi angkut dan intai maritim, pesawat yang dioperasikan adalah UF-1, PBY-5, dan G-21A/UF-12.
Pesawat IL-14 AURI (photo : TNI AU)
Skuadron 17 Kemayoran, Jakarta
Skuadron 17 yang bertempat di pangkalan udara Kemayoran Jakarta menjalankan fungsi angkut VIP/VVIP, pesawat yang dioperasikan terdiri dari beberapa tipe yaitu IL-14, DHC-3, PBY-5, C-47, UF-1, dan L-1329.
Pesawat C-130B Hercules AURI (photo : TNI AU)
Skuadron 31 Halim Perdanakusuma, Jakarta
Skuadron 31 yang bertempat di pangkalan udara Halim Perdanakusuma Jakarta menjalankan fungsi angkut berat, pesawat yang dioperasikan adalah C-130B Hercules.Pesawat C-130B Hercules AURI (photo : TNI AU)
Skuadron 31 Halim Perdanakusuma, Jakarta
Pesawat An-12 Cub AURI (photo : TNI AU)
Skuadron 32 Husein Sastranegara, Bandung
Skuadron 32 yang bertempat di pangkalan udara Husein Sastranegara Bandung menjalankan fungsi angkut berat, pesawat yang dioperasikan adalah An-12B Cub.
SKUADRON PENDIDIKAN
Seiring dengan pengakuan kedaulatan Belanda kepada Indonesia, pada tahun 1950 KNIL (Tentara Kerajaan Hindia Belanda) menyerahkan 26 P-51D Mustang dan 16 AT-6/T-16 Texan/Harvard kepada Indonesia sebagai bagian dari penyerahan 253 pesawat berbagai jenis.
Indonesia pada tahun 1964 memesan 18 pesawat latih lanjut jet L-29 Delfin buatan Cekoslowakia.
Pesawat P-51 AURI (photo : TNI AU)
Skuadron 3 Abdulrachman Saleh, Malang
Skuadron 3 yang bertempat di pangkalan udara Abdulrachman Saleh Malang mengoperasikan dua jenis pesawat yaitu P-51D/K Mustang, dan AT-6/AT-16 Harvard. Kedua pesawat ini menjalankan fungsi pendidikan untuk latih mula dan latih lanjut.
Pesawat T-6 AURI (photo : TNI AU)
Pesawat L-29 Delfin AURI (photo : TNI AU)
Wing Pendidikan 001 yang bertempat di pangkalan udara Adisucipto, Yogyakarta mengoperasikan 2 tipe pesawat yaitu pesawat latih dasar T-6 versions, dan pesawat latih lanjut jet L-29 Delfin.
ORDER OF BATTLE
Kekuatan udara TNI AU pada tahun 1960-an merupakan kekuatan udara terbesar yang pernah dimiliki, kekuatan tersebut diperoleh dari pengakuan kedaulatan Belanda kepada Indonesia yang diikuti dengan penyerahan ratusan pesawat berbagai tipe, kebutuhan untuk operasi Trikora (pembebasan Irian Barat) dan Dwikora (konfrontasi dengan Malaysia). Kekuatan besar ini seolah cepat sekali berlalu ketika haluan politik berganti di tahun 1966 setelah terjadinya pemberontakan G-30S/PKI.
Untuk mengingat Gugus tempur Skuadron Udara TNI AU pada tahun 1960-an, masa puncaknya adalah tahun 1965 dengan 17 Skuadron Udara terdiri dari kombinasi 7-5-3-2 sebagai berikut :
(Defense Studies)
Menunggu komen bro muarif @ fanboy berat russia.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusJangan mancing muarif keluar bang, auman y itu lo menggelegar bak macan ompong siapapun tak mampu menghentikan auman muarif kecuali satpol pp Wkwkwk
BalasHapusWkwkwk...emang doi tukang asongan bang
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Hapuspembangunan tni paling gila dan besar2an memang cuma jaman sukarno dan sby saja....yg lain cuma???????????
BalasHapusbagian ngurusin utang2nya haha!tung tung tuungg
HapusTetep aja yang paling kenyang pertempuran sesungguhnya adl mustang, b-25/26, albatros, herky dan dakota
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaman bung besar ...saman kebesaran majapahit mulai menampak diri ..ambisi yali ...pilih mati dari pada krupsi .
BalasHapusBang muarif ini pasti juara baca puisi waktu SD dulu...
HapusMungkin setelah 2019
BalasHapusDuren duren, roti roti
BalasHapusBiyen biyen, saiki saiki
Luar biasa TNI AU jaman itu. Tapi yg jarang dibahas, bagaimana TNI AU pada saat itu melengkapi pilot2nya ya? Mendadak punya banyak pesawat? Apakah ada pilot sewaan?
BalasHapusTepat bang jati...
HapusPak kasau saat itu, marsekal suryadarma mengatakan seandainya terjadi perang terbuka, AU belum siap mengoperasikan armada tempurnya krn pilot2 mig-23 saja baru sedikit yang selesai menjalani pendidikan (walopun ada crash program)
Apalagi seandainya perang terbuka, yang dihadapi mungkin bukan hanya belanda tapi kemungkinan besar akan melibatkan seato. Belanda sendiri saat itu sengaja memangkalkan kapal induknya di australia utara utk menghindari konflik terbuka
mmg hebat kekuatan tahun 60 pemerintahan sukarnko.. zaman ganyang malaysia.. ttpi akhirnya indonesia yg terganyang sendiri oleh belanda dan kudeta
BalasHapustung tung tunggg...tolong habisin obatnya dulu yach om, besok kembali lagi setelah ikut pilkada disini
Hapushttp://www.republika.co.id/berita/pemilu/berita-pemilu/14/07/09/n8fhfd-seluruh-pasien-rumah-sakit-jiwa-grogol-golput
Teori konspirasi ah... Kenapa saat itu kita dapat membeli semua peralatan tempur? Ternyata saat kemerdekaan, seluruh kerajaan-kerajaan di nusantara mengamanahkan emas kerajaan kepada soekarno (disejarah hanya tercatat kerajaan aceh).makanya pasti ada yang sempet denger isu emas soekarno, soeharto aja sampai "ngubek" di batu tulis bogor. Oleh karna itu kita sanggup untuk mendapatkan semua arsenal tempur tersebut, bahkan sampai dapat mendatangkan kri irian. Nah pertanyaannya dimanakah sisa national treasure kita? Bahkan ada yang mengaitkan kenapa negara kita tidak bangkrut saat krismon dan kasus blbi, karena dana yang digunakan adalah menggunakan sebagian kecil dari harta tersebut
BalasHapusLah tuh utang beli senjata dwikora/trikora tuh masih harus dibayar Soeharto sampai dekade 80'an..peninggalan Soekarno itu negeri yg bangkrut..bangkrut jauh lebih bangkrut dari krisis 98.
HapusMakan tuh Soekarno
Semua pemimpin yg tercatat sejarah pasti punya peran penting buat bangsanya,,jgn spt kita2 yg disejarah aja gak ke catet dah bisa mencela pemimpin bangsa,, eling mas boy!
HapusInjih pakde karsono...
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusPerasaan awal kalimat udah bilang teori konspirasi dah? Knapa para fansboy pada panas? Tenang masse, kita udah merasakan embargo dari 22nya koq, soviet gara-gara kasus pki, amerika gara-gara timtim. Impas kan? 😁😁😁
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusElah Muarif. Komen terus habis dibaca ulang ngerasa bego sendiri terus dihapus sampe 2x ckckck.
HapusNote: yang di inget oleh kebanyakan adalah embargo amerika ke kita,padahal yang lebih
BalasHapusSakit adalah embargo unisoviet ke kita..yang membuat kekuatan angkatan bersenjata indonesia turun ketitik nadir,AL dan AU yang paling kenak imbasnya,..
Sekian
Meniru gaya muarif 😆
Hal yang paling menarik adalah Skadron 31 dari dulu sampai sekarang setia menggunakan C-130.
BalasHapusBaru tahu saya kalau P-51D/K Mustang digunakan buat latihan. Good info. Tetapi bukannya Skadron Udara 3 masuk Wing 002 dengan skadron fighter lain? Atau saya salah ingat timeline?
Dlu ada pswt pembom...hrus di hidupkan lagi tuh skadron pembom....di dtgkan Sukhoi 34 pun boleh..
BalasHapusBuat apa? Fighter aja jumlahnya belum cukup buat punya air superiority di langit kita sendiri yang ada bomber cuma bakal dibully fighter lawan. Mending beli multirole. Bisa serang darat, bisa air to air ala Eurofighter atau F-16. Su-34 meskipun bukan bomber murni ga bakal selincah multirole atau fighter murni karena utamanya didesign buat ground and naval strikes.
HapusJustru dengan adanya pesawat pembom seperti Su 34...Fighter kt yg lain lbh fokus pada air superiority..aplgi sbntr lagi akan segera punya Su 35...pswt pembom kliatan biasa aja tp efek deterrennya yg luar biasa...lgian Su 34 bisa bela diri sendiri secara bukan pembom murni..
HapusSaya udah bilang. Su-34 bisa bela diri tapi ga bagus-bagus amat karena fokus designnya dari awal buat serang darat atau laut. Dari pada buang uang buat 1 tipe pesawat yang kepake buat 1 tugas doang, lebih baik punya 1 tipe pesawat tapi multirole. Logistik dan suku cadang jadi lebih gampang. Ingat anggaran militer kita ga sebanyak AS dan Rusia dan militer kita lebih bersifat defensif dibanding AS/Rusia yang lebih ofensif. Kita lebih perlu fighter/multirole dari pada strike fighter/bomber.
HapusGenapin dulu itu fighter baru mikin bomber,buat ngeganti F5 harus ngebulet bertahun
HapusSbenarny sejarahny perlu di lurus kan...Uni sovyet tdk meng embargo...tp adany konspirasi politik..yg membuat indonesia pro ke barat...dgn bnyk iming2an indonesia hrs meninggalkan semua alutsista buatan sovyet...
BalasHapusFakta sejarah rezim orba pelajaran berharga buat indonesia ...secara politek berkawan minta dukungan kekuasaan ke barat sekutu tidak ada yg gratisan harus di barter dengan kekayaan alam dari migas sampai jutaan ton emas di papua obral murah ....boleh sajaa penerus bangsa proo barat sekutu asal jangan terlalu fanatik bisa 2 mirip pak harto habis manis di tendang di bilang dektator paling kejam .
HapusTupez@ lugika yang aneh, seharusnya kalau seperti yang ente bilang semua pesawat itu masih bisa terbang,..
HapusNorwegia,polandia,bulgaria,ceko,lithuania,DLL alut mereka masih bisa hidup meskipun mereka jadi anggota nato..
@Tupez Faktanya Indonesia dipersulit beli sparepart buat barang-barang Soviet oleh Soviet sendiri setelah Soekarno lengser. Ga mungkin Indonesia rela ngebuang 12 Whiskey class, KRI Irian, dll. Faktanya semua sumber bilang barang Soviet terus berusaha dipakai setelah Soekarno lengser dengan cara kanibal spare part karena spare part Soviet sulit/tidak bisa diperoleh dan baru dibuang setelah benar-benar tidak bisa diperbaiki. Kalau bukan embargo itu apa lagi namanya?
HapusItu lah yg ada di literatur...beda dgn realita...bahwa pada saat itu suku cadang pswt buatan sovyet msh tersedia cukup di gudang...tp sejak kejadian G 30 PKI...AURI seperti anak tiri...krn di anggap ikut trlibat..hnya krna lokasi lubang buaya dkt halim...jadi smw ulah CIA bro teori konspirasi barat di indonesia..bukti file CIA tdk pernh di publikasikan wlpn sudah kadaluarsa
HapusUni sovyet tidak mengembargo tp pemerintah orba sendiri yg merubah pndngan politikny pro ke barat...gmn mw beli suku cadang..klw memang smw alutsista dri sovyet sengaja mw di gnti made in barat...
HapusIni satu hal ya bro yg perlu di ketahui..bahwa andai saja soekarno mau mempertahankan kekuasaannya..AURI,ALRI dan AD yg pro soekarno sudah siap mw meratakan AD yg pro orde baru...tp itu lah seorang Soekarno dy tdk mw terjadi perang saudara..itulah negarawan sejati...
HapusKita harus bersyukur di bntu persenjataan sovyet..demi membebaskan irian barat...indonesia jd bertaring...amerika cm bntu nasehati aja k belanda....justru amerika yg menikmati freeport...Bravo..!!! Sovyet jd lupakan saja..benar2 CIA war biyasa...
HapusMankanya jgn jdi bangsa yg melupakan sejarah...Inget JAS MERAH...dan BERDIKARI...
HapusYah susah lah kalau orang yang lebih percaya teori konspirasi dan "katanya" daripada literatur dan fakta tertulis.
HapusKenyataannya saya ngomong sendiri ke pentolan TNI AL waktu saya ikut kunjungan ke Koarmatim di Surabaya kenapa Kasel Whiskey dan KRI Irian dibuang. Jawabannya karena spare part dari Soviet ga bisa didapat dan semua berusaha dipakai lewat kanibalisasi sampai benar-benar ga mungkin dipakai. Saya tanya tentang hal yang sama buat Tu-16 waktu kunjungan ke Iswahyudi, jawabannya juga sama.
Selamat anda baru saja masuk ke kategori "Muarif and co."!
Tupez@ gak usah ini itu,konspirasi,pertanyaanku jawab,..
HapusPolandia norwegia bulgaria,ceko,lithuania dan slovenia itu sebagian adalah nato dan proo barat tapi alutsista made in unisoviet masih bisa jalan
@zaka...karena mereka pnya sucad lah knp pswtny bsa terbang jwbn gt aja koq repot..klw indonesia sengaja pswt buatan sovyet mw di gnti..jd pmrnth orba gak bkal mw beli sucad..
Hapus@ Gerharda..anda nanya pentolan tni al...nah sya pakle sya bekas kmndn KRI msa itu...suplai sucad gak ada karena pmrnth orba ny beralih ke barat...ya jd di pakai sucad sisa n kanibalisasi...
HapusDan satu hal knpa pemerintah orba sengaja menurunkan taring..krn tren peperangan sudah menurun..jd fokus kembali kpd pembangunan..drpd memelihara bnyknya alutsista..yg jls merogoh kocek pemeliharaan yg sngat besar...paham
HapusTupez@ ente pikir dari mana polandia dan bulgaria itu punya sukad ? Sampai detik ini peswatya masih terbang,nyetok berapa gudang(dibpikir pakek logika)
Hapuskata ente orba beralih kebarat,tapi pasopati kok masih di pakai sampai tahun 1980,pt 76,btr 50,kapa dan s60 alutsista unisoviet,tapi kok di pakai sampai skrng
@Tupez otak dipake. Kenapa sampe ga ada sucad? Karena diembargo! Negara ex Warsaw Pact banyak yang masih pake barang Soviet setelah beralih ke barat dan mereka bisa dapat sucad. Contoh Polandia mereka konsisten pakai produk Soviet dan Rusia bahkan setelah mereka ganti haluan ke barat dan masuk NATO. Kenapa mereka ga pernah problem sucad? Karena mereka ga diembargo!
HapusOtak plis dipake deh. Jangan terlalu sibuk memuja Rusia dan Soviet sampai semua dimanis-manisin. Kenyataannya baik barat dan Soviet sama-sama pernah mengembargo kita dan efek embargo Soviet jauh lebih parah sampai harus buang 12 kasel, KRI Irian, dan semua armada pesawat Soviet! Kenyataan itu pahit. Terima saja!
Anda bilang anda tanya komandan KRI era itu buktinya mana? Lagipula omongan komandan itu emang ga salah. Sucad emang ga ada setelah kita beralih ke barat. Kenapa? KARENA EMBARGO! Saya nanya pentolan TNI itu pas saya ikut tur-tur majalah Angkasa ke Koarmatim dan Lanud Iswahyudi di tahun 2000an.
Bravo bro gerhada penerangan yg cukup menarik. Tiada negara kuasa besar yg tidak pernah menggunakan kuasa dan pengaruhnya ke atas negara lain. Baik russia, us mahupun kesatuan eropah.
HapusBravo bro gerhada penerangan yg cukup menarik. Tiada negara kuasa besar yg tidak pernah menggunakan kuasa dan pengaruhnya ke atas negara lain. Baik russia, us mahupun kesatuan eropah.
HapusSusah ngomong sma otak2 yg udah ke brain wash pmrnth orba...suka ati lw aja deh bro...
HapusBuat apa jg memuja sovyet ko pikir awk anjing penjilat...tp pling tdk menghargai apa yg prnh sovyet dukung ke kt utk membebaskan irian barat...
HapusTupez@ tetep kita menghargai uni soviet tapi tidak mengaburkan fakta bahwa uni soviet juga pernah mengembargo kita,seperti yang ente lakukan...
HapusBantuan uni soviet juga gak gratis kok kita harus bayar ke mereka 😝
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusyang guwe suka Pesawat amfibi PBY-5 AURI & pesawat pembom strategis Tu-16 Badger.
BalasHapussmua pesawat2 antik ini kalo di idupin kembali lumayan juga buat pariwisata kira2 bisa gak yach buat di restorasi. masak cuman mobil antik doank yg di idupin kembali
Bisa ajah yang penting ada fulus buat modal awal.
HapusKalau fulus tebel semua pasti lancar dan aman.
😁
fulus=lancar jaya yach om lutfi haha!
Hapus@palugada
HapusNah kan....baru maren (sebelum pilkada) menyangsikan kalo N-219 dibikin varian ampibi emang ada pasarnya?
Lama2 mirip yang "katanya" nolak reklamasi...tapi terima juga sogokannya, xixixi
Gmn mau bikin yang versi amfibi
HapusLaah yg biasa aja belum terbang2 kana
lha kan ini pesawat antik yg gak diproduksi om smiling, jumlanya aje cuman brp biji. tentu nilai historisnya berbeda buat daya tarik WISATAWAN bkn "dipake" buat PESIAR begitchu haha!
Hapustung tunng ttung jg nich om smiling haha!
tepat sperti om Z blng, prototaip aja blom terbang,aplg soal sertipikat satu aja blom py,mengenaskan haha!
kayaknya gak ada kata2 guwe yg menyangsikan n219 amfibi, akan tetapi menyindir petinggi sana yg klewatan kalo ngemenk, janji syuurga mlolo,kagak pokus, blom selesai satu uda berandai2.
padahal logikanya "kalo emang ada pasarnya, knp gak dari dulu aja nc 212 dioprek amfibi toh ijin uda punya dari kapan tau dan prinsipal uda oke mao diapain jg, ini stetmen dirut fetedei lgs loh" bgitu bkn bgitu haha!
mimpi itu gak dilarang, tp kalo mimpi jadi ambisi pribadi, siap2 kena fentung rame2 haha!
Bismillah dengan adanya MIG.21 di satria mandala adalah bukti keseriusan presiden soekarno dalam pertahanan keamanan serta perang merebut irian,tetapi apa mungkin TNI.AU mendapatkan jenis MIG.35,MIG.31 atau MIG.41 diskadron udara kita.coba kita fikirkan ulang kekuatan skadron tempur kita saat ini.SELAMAT ULANG TAHUN TNI.KE 74 tahun 2020,semoga jadi skadron udara tangguh mamapu melindungi serta mengayomi rakyat dan bangsa indonesia.aaaammmmiiinnnn
BalasHapus