Kemarin, pelepasan kapal berawak 70 prajurit dilakukan
dengan upacara kemiliteran di Dermaga Koarmatim Ujung Surabaya . Menandai masa purna bakti kapal
perang yang namanya diambil dari wilayah selatan kepala burung Papua, Kecamatan
Berau, Kabupaten Sorong, Panglima Koarmatim Lakda TNI Agung Pramono menurunkan
ular-ular perang yang terpasang di buritan kapal. ”Dengan penurunan ular-ular
perang ini, maka kapal tersebut sudah tidak lagi menjadi bagian dari alutsista
TNI AL,” katanya.
Agung Pramono menjelaskan, penghapusan KRI Teluk Berau dari
bagian alutsista TNI AL murni karena pertimbangan teknis dan strategis. KRI
Teluk Berau 354 sudah dianggap tua, perlu kapal pengganti yang lebih baik lagi.
”KRI Berau ini bergabung dengan jajaran TNI AL pada 22 April 1995. Sebelumnya,
kapal ini adalah milik Jerman Timur yang dibuat tahun 1977 di galangan kapal
VEB Penee Werft Wolgast,” tuturnya.
KRI Berau memiliki panjang 90,70 meter, lebar 11,12 meter,
berat 1.900 ton. Kapal dengan jumlah ABK 70 orang ini memiliki kecepatan
jelajah 18 knot. Sebagai kapal pendarat pasukan kapal ini dilengkapi dengan
senjata kanon laras ganda kaliber 37mm, 1 meriam bofors 40/70 kaliber 40mm dan
2 kanon laras ganda 25mm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar