16 Oktober 2015
Program SEA 5000 Departemen Pertahanan Australia (image : ASPI, photos : Navy Recognition)
Pada ajang pameran maritim internasional PACIFIC 2015 (6-8 Oktober 2015) di Sydney, Australia, yang baru lalu, Navy Recognition mencatat ada enam perusahaan yang mengajukan konsep untuk proyek SEA 5000 bagi Angkatan Laut Australia.
Proyek SEA 5000 adalah penggantian fregat ANZAC class yang saat ini dioperasikan oleh Angkatan Laut Australia dan Angkatan Laut New Zealand. Setidaknya akan ada pembangunan delapan fregat baru yang fokus pada kemampuan peperangan anti-kapal selam (ASW) dan menggunakan radar CEA Active Phased Array yang dibuat oleh perusahaan Australia, CEA.
Navantia dari Spanyol mengajukan desain SEA 5000 yang didasarkan pada kapal perusak Hobart class AWD yang saat ini sedang dibuat di Australia sebanyak tiga buah. Kapal ini mempunyai bobot penuh 6.890 ton dan panjang 147,2 meter.
DCNS dari Prancis mengajukan desain SEA 5000 yang didasarkan pada desain fregat FREMM versi ASW Angkatan Laut Prancis (Aquitane class) yang mempunyai bobot penuh 6.000 ton dan panjang 142 meter.
Fincantieri dari Italia juga mengajukan desain SEA 5000 didasarkan pada desain fregat FREMM versi ASW Angkatan Laut Italia (Virginio Fasan class) yang mempunyai bobot penuh 6.700 ton dan panjang 144 meter.
BAE Systems dari Inggris mengajukan desain SEA 5000 didasarkan pada desain fregat Type 26 Angkatan Laut Inggris yang mempunyai bobot penuh 6.000 ton dan panjang 148,5 meter.
TKMS dari German mengajukan desain SEA 5000 didasarkan pada desain fregat F-125 Angkatan Laut German yang mempunyai bobot penuh 7.200 ton dan panjang 149,5 meter.
Mitsubishi Heavy Industries dari Jepang mengajukan desain SEA 5000 didasarkan pada desain fregat Proyek 30DEX Angkatan Laut Jepang yang mempunyai bobot penuh 3.000 ton dan panjang 120 meter. Desain dari Jepang ini adalah fregat dengan bobot paling ringan diantara lima perusahaan lainnya.
Proyek SEA 5000 meskipun baru akan dibangun pada tahun 2022 namun seleksi pertama (first pass) akan dilakukan pada tahun 2016 dan seleksi kedua (second pass) akan dilakukan pada tahun 2018.
(Defense Studies)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
jakarta pusat patut meniru gaya eropa barat atau eropa timur moskow ..: belli alutsista bukan barang rongsokan tapi barang baru , sampai kapan orang 2 di jakarta gonta ganti peminpin gaya nya sami mawon bisanya merefisi UU kpk dan UU minerba hidup kaya raya menari nari di bagkai bangsa sendiri
BalasHapus