04 Januari 2016

KRI Fatahillah Selesai Menjalani Upgrade

04 Januari 2016

Tahapan-tahapan Mid-Life Upgrade korvet KRI Fatahillah 361 (photos : Ultra CCS, alfin2112, Ibrahim Yusuf)

Pada tanggal 10 Juli 2013 lalu Ultra Command and Control System menanda-tangani kontrak untuk melakukan Mid-Life Upgrade (MLU) kapal KRI Fatahillah 361, korvet buatan tahun 1979 yang dibangun oleh galangan Wilton-Fijenoord, Schiedam, Belanda dan masih aktif berdinas dalam jajaran Armada TNI Angkatan Laut. 



Ultra CCS adalah perusahaan anak dari Ultra Electronics yang berkantor pusat di Middlesex, Inggris. Dalam kontrak ini Ultra CCS bertindak sebagai main contractor yang bermitra dengan Nobiskrug perusahaan perkapalan yang berkantor pusat di Rendsburg, Germany, Nobiskrug merupakan perusahaan anak dari perusahaan kondang ThyssenKrupp Marine Systems (TKMS).



Pekerjaan upgrade kapal dilakukan di Indonesia, tempat yang dipilih adalah Surabaya, dan mitra lokal utama sebagai subkontraktor yang diajak kedua perusahaan ini adalah PT LEN dan PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS), kedua perusahaan ini adalah Badan Usaha Milik Negara. 


Lingkup pekerjaan dari kontrak senilai 50 juta USD ini adalah penggantian Combat Management System berikut semua sensornya, repowering dan general overhaul. Termasuk dalam kontrak adalah penggantian radar, sonar, C2, CMS, dan instalasi elektonik lainnya demikian juga lambung kapal, penggantian mesin, dan penggantian propeler. Dengan kata lain meskipun sistem senjata dan interior kapal tidak termasuk dalam kontrak, maka tampilan KRI Fatahillah ini akan seperti baru kembali.



Waktu pengerjaan sesuai kontrak adalah 28 bulan sejak kontrak berlaku efektif (setelah dilakukan pembayaran down payment) sehingga kapal ini berdasarkan informasi resmi dari website perusahaan akan diserahkan kepada TNI AL pada awal tahun 2016.



Pembicaraan untuk melakukan MLU bagi 2 korvet lainnya semestinya dilakukan pada tahun 2013 tersebut, namun ternyata kontrak lanjutan bagi kedua korvet juga belum dilakukan. Dalam kelas kapal yang sama TNI AL mempunyai KRI Malahayati 362 dan KRI Nala 363. Untuk KRI Nala modifikasi telah dilakukan sehingga korvet ini memiliki helikopter dek untuk membawa helikopter kelas ringan.


Radar surveillance pada korvet ini telah diganti baru dengan pemasangan radar Terma Scanter 4100. Radar buatan pabrikan Terma dari Denmark ini dipilih karena dapat berfungsi ganda, radar ini selain sebagai surface surveillance juga merupakan air surveillance. Radar 2D medium range ini berkemampuan menjejak sasaran hingga 96Nm (145km). Target kecil berupa helikopter, UAV atau bahkan peluncuran rudal pun dapat terlacak hingga ke horizon. Terma menyatakan bahwa meskipun dalam kondisi cuaca buruk radar tetap dapat menghasilkan gambar dengan resolusi tinggi. 



Tidak banyak yang dipublikasikan ke media atas penggantian sistem sensor pada korvet ini, namun sitem manajemen pertempuran (CMS), sistem kendali tembakan, sonar dan decoy pada korvet ini terkonfirmasi untuk dilakukan penggantian. Sebagaimana diketahui, Ultra maupun Terma mempunyai sistem untuk memasok sistem sensor tersebut, sehingga dimungkinkan sistem tersebut berasal dari perusahan-perusahaan ini.


KRI Fatahillah 361 setelah diupgrade (photo : alfin2112)

Fatahillah class adalah korvet 83m dengan bobot 1450 ton. Persenjataan kapal ini meskipun tergolong korvet cukup untuk dibilang gahar yaitu 1 meriam utama Bofors kaliber 120mm, 2 meriam sekunder Rheinmetall 20mm, 4 rudal anti kapal Exocet MM-38, 2 peluncur torpedo 3 tabung Honeywell Mk 46, dan 1 peluncur mortir anti kapal selam Bofors ASR375 laras ganda.


KRI Fatahillah 361 sebelum diupgrade (photo : TNI AL)


Saat ini upgrade kapal KRI Fatahillah 361 telah selesai. Tinggal menunggu tahapan testing dan komisioning maka kapal ini akan diserahkan kembali kepada TNI AL. Kita akan menunggu apakah kedua korvet lainnya yaitu KRI Malahayati 362 dan KRI Nala 363 akan segera mengikuti proses MLU ataukah masih harus menunggu waktu.

(Defense Studies)

15 komentar:

  1. Adakah pihak TNI AL masih menggukan exocet MM38 d kapal kelas Fatahilah atau telah menggantikannya dgn sistem yg lain?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rencananya.. rencananya siih di ganti dengan chinnese missile, entah dari seri C705 atau C802. Utk kapal dari kelas ini di masa kedepannya akan memakai missile china, sementara kelas di atasnya seperti PKR90 dan PKR105 akan memakai missile buatan eropa. Renacanyaaaa siiih begituuuu... ga tau juga nanti implementasinya seperti apa.

      Hapus
    2. Rencananya.. rencananya siih di ganti dengan chinnese missile, entah dari seri C705 atau C802. Utk kapal dari kelas ini di masa kedepannya akan memakai missile china, sementara kelas di atasnya seperti PKR90 dan PKR105 akan memakai missile buatan eropa. Renacanyaaaa siiih begituuuu... ga tau juga nanti implementasinya seperti apa.

      Hapus
  2. PKR 105 dberitakan akan dlengkapi dgn sistem exocet MM40 Block 3. Tp bagaimana pula dgn sistem SAMnya? Kembali kpd KRI Fatahilah jd buat masa ini ianya tidak dlengkapi dgn SSM? Imo those MM38 had time expired by now. The same as our Perdana and Handalan class.

    BalasHapus
  3. Adakah sensornya saja yg diupgraded?macam mana dgn persenjataan seperti misil ssm dan torpedo launchernya?kalau tak salah korvet ni didedikasikan utk ASW warfare kan?

    BalasHapus
  4. ini mah downgrade namanya! radar dr dulunya 3D malah jadi punya satu doank 2D!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau liat persenjataannya sih, penggunaan radar 2D nggak terlalu bermasalah. Yang lebih mengkhawatirkan sebeneranya adalah fakta bahwa ini kapal tidak akan terlalu berperan dalam air defence network TNI. Padahal coverage radar kita banyak bolongnya. Then again, how many 3D radars do we have anyway?

      Hapus
    2. Kapal ini secara perlahan akan di phase out, di gantikan keluarga PKR dg sistem thales.makanya radar tuanya di ganti baru, tp bukan 3d lg karena bukan lg kombatan utama.

      Hapus
  5. apakah sudah dilengkapi alat jamming radar? 3d kok downgrade ke 2D ? ide siapa 2D gini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf mass ...soal radar 2d atau radar 5000dddd ....ga mssalah hahakwkkw....indonesia aman sajaaa kok ....wong tim tim lepas pelaku nya di kasih gelar bangsawan ....kwkkwkw....kalau saman sudirman sakit pun bertempur kalAu saman sekarang anda tahu sendiri tampa bank saku susah tidur .

      Hapus
  6. Overhoul kri fatahillah asal kellar sajaa ga mssalah radar lawas 2d , aturannya kri fatahillah memakai radar smart s mk2 3d jangkuan 300.km thales group supaya perawatan gampang dan keren lebih cantik . Di sinilah ke lemahan bangsa lupa mssa panjang lebih baik negara teller duluu asal bank saku menonjol aman buat gelencer . Maaf hehe....

    BalasHapus
  7. Overhoul kri fatahillah asal kellar sajaa ga mssalah radar lawas 2d , aturannya kri fatahillah memakai radar smart s mk2 3d jangkuan 300.km thales group supaya perawatan gampang dan keren lebih cantik . Di sinilah ke lemahan bangsa lupa mssa panjang lebih baik negara teller duluu asal bank saku menonjol aman buat gelencer . Maaf hehe....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kapalnya aja dah tua, ngapain di upgrade pake radar mahal. Smart s itu dipakai di keluarga kombatan PKR,baik yg PKR90/ PKR105

      Hapus
    2. Allah ...ello itu bella negara atau bella abang gua sihhh haha hehe....hemm ...bella rdar gohar tidak lah mahal buat ke selamatan negara , fakta bikin cilka negara belli alutsista kwalitas bank saku lebih di utamakan itu baru jadi negara cilaka .

      Hapus