11 Januari 2016

PTDI Buat 4 Unit Prototype N219 Selama Ujicoba

11 Januari 2016


Pesawat N219 (photo : tribunnews)

Jakarta - PT Dirgantara Indonesia (PTDI) (Persero) telah meluncurkan dan memperkenalkan (roll out) pesawat terbang ringan baling-baling, N219. Setelah roll out, selanjutnya PTDI menuju proses sertifikasi.

Setidaknya, PTDI akan membuat 4 unit prototype (purwarupa) N219 untuk menjalani ujicoba sehingga bisa mengantongi sertifikasi laik terbang.

"Untuk test flight ada 2 pesawat dan structure test ada 2 pesawat jadi total akan dibuat 4 pesawat untuk memenuhi sertifikasi," Kata Program Manager PTDI untuk N219, Budi Sampurno kepada detikFinance, Minggu (10/1/2016).

Untuk test flight atau uji terbang perdana akan dimulai pada bulan Mei-Juni 2016. Total 2 unit N219 akan menjalani uji terbang. Menuju proses test flight, PTDI akan mengurus perizinan ke Kementerian Perubungan (Kemenhub) sebagai regulator transportasi udara.

"Sekarang N219 sedang proses sertifikasi/conformity dengan DGCA (Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub) dalam rangka first flight," tambahnya.

Selain itu, dua unit akan menjalani proses structure test. Pada tahap ini, 2 pesawat akan dites hingga hancur.

"Ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan maksimum struktur dan umur maksimum struktur," sebutnya.

Budi mengakui ada berbagai tantangan agar pesawat berpenumpang 19 orang ini.

"Kendalanya integrasi sistem perlu waktu dan tes yang cukup banyak," sebutnya.

Bila dinyatakan lolos dan mengantongi sertifikasi laik terang dari Kemenhub, produksi akan dilakukan paling cepat 8 bulan berikutnya.

"Produksi untuk serial akan di-deliver 8-10 bulan setelah mendapatkan TC (surat laik terbang)," ujarnya.

(Detik)

17 komentar:

  1. tahniah indonesia...malon kelaut aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah kan presiden jokowi sekarang ini kebijakannya juga ke laut mas. Sama aja dong sama malaysia, sama2 ke laut.. :p

      Hapus
  2. Ya memang kami "kelaut". We call it rulling the seas. TLDM. Sedia berkorban.

    BalasHapus
    Balasan
    1. So does our presiden jokowi. Rules the sea..

      Hapus
    2. Bro bebei kata tidak mahu terlibat isu politik d blog ini.. tp Malaysia memang agak ketinggalan dlm bidang ini berbanding Indonesia.

      Hapus
    3. Im talking about our economic. The sea tol that our president wants is to secure economic potention. I don't want to talk about politic here so i always try to make those out of topic comment back to the line.

      Hapus
  3. Malaysia an indonesia aturannya bersatu sama 2 ke turunan melayu bukan saling sapu mirip di arap jadi korban permainan politec barat ....di america di malaysia orang indonesia kompak tidak ada gesekan ....cuma sayang sangat di sayangkan kebijakan kuala lumpur yg berkuasa dari duluu sampai sekarang masih prroo kapitalis ....kualumpur berkuasa mau tidak mau harus merubah kebijakan berpolitec jadi anak panggilan barat ....kalau ganngu 2 jakarta terrus dan tidak bersahabat ,malaysia bakal ke tinggalan kereta dan lypa beijing sudah siap terkam asean ....tampa indonesia (asean) bakal jadi bulan bulanan kebijakan peking beijing sudah siap terkam .

    BalasHapus
  4. As i said before. U seem too naive to talk about world politics bro muarif. Kamu rasa pengaruh Indonesia mampu menghalang ambisi china utk menguasai laut china selatan? With what army? Indonesia is strong bro. But not that strong 4 it to go toe to toe with the chinese. Tentera, man power mahupun ekonomi indonesia masih belum mampu utk menggugat penguasaan negara china. So bro dont think so high of urself ok.

    Kapitalis? Sebutkan 1 negara yg tidak mengamalkan dasar kapitalis (kecuali korea utara). China? Russia? Uae??? Indonesia??? Dasar melawan "kapitalis" ini cukup popular semasa era 60an di Indonesia dimana pengaruh komunis masih menebal. Are u saying that ur a communist bro??

    The one and only super power nation that can take on the chinese is the US whether u like it or not. Russia pun masih mempunyai masalah berkaitan tuntuan kepulauan sakhalin. And dont even talk about their navy ok..

    Malaysia dan indonesia mempunyai byk persefahaman baik dari segi kaum, budaya, agama dan bahasa. Tp hakikatnya ideologi dan cita2 kita adalah berlainan. Apa hak kamu utk mengatakan yg satu negara adalah lebih baik berbanding jirannya? Apa yg penting adalah rasa hormat.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. N-219 kalau menurut saya tidak istimewa. Kenapa? Karena sebelumnya putra dan putri Indonesia sebelumnya sudah pernah membuat pesawat yang lebih besar dan cukup canggih dimasanya. N-250 berdimensi lebih besar (70 kursi dibandingkan 19 kursi pada N-219) selain itu juga sudah menggunakan system fly by wire yang belum pernah digunakan pada pesawat turbo prop pada masanya. Krisis keuangan 1998 menghantam Indonesia dan IMF memaksa pemerintah Indonesia untuk menghentikan proyek tersebut. Tapi saya masih bahagia karena N-219 ini menjadi symbol bangkitnya industri kedirgantaraan di Indonesia. Selain itu, sasaran dari pesawat ini juga jelas, sebagai pesawat yang melayani rute-rute perintis di pedalaman Indonesia. Industri dirgantara Malaysia memang belum seperti Indonesia tapi lets face it. Proton da banyak kok yang seliweran di jalanan Ibu Kota. Lagian kita bangun pesawat faktir utamanya karena ada kebutuhan bukan pride. Malaysia ga punya kebutuhan untuk membangun pesawat sendiri, it is cheaper for them to buy an aircraft buat menuhin transportasi didalam negrinya. Ini adalah pendapat saya pribadi, jika ga setuju silahkan disanggah dengan alasan dan bukti kongkrit ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih ke permintaan pasar. Mau bikin yg super canggih juga kalo ga ada yg mau beli karena mahal ya percuma.. contoh: rafale punya prancis dan ef2000 punya eropa, berapa lama dia bertarung mati2an utk ngejual rafale bertahun-tahun.

      Hapus
  7. kalau indonesia sebenernya bisa bikin mobil nasional..cuma tekanan mafia jepang itu terlalu besar sama pemerintah indonesia (ternyata indo bukan cuma ada mafia migas doang tapi ini juga ada)..mengingat negara jepang yang lagi meriang gegara produk elektronikanya hancur lebur dilibas produk korea kek sony yang jadi bangkrut, ya pastinya jepang bakalan mati matian pertahankan pasar otomotif di indonesia dengan segala cara coz indo itu pasar otomotif jepang terbesar setelah amrik...inget dulu waktu texmaco bikin truk perkasa, si mafia ini ya dengan segala cara bikin bangkrut tu perusahaan..orang sekelas tommy yang anak presiden yang masi berkuasa di zamannya bikin mobnas timor& bimantara(meskipun padahal kia)CMIIW..aja bisa dilibas sama mafia jepang di pengadilan internasional...makanya dulu ada peristiwa malari..gatau malari??cek di wikipedia..ada hubunganya sama tot & lisensi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jepang protes krn kandungan lokal mobnas (made in Korea) masih jauh dibawah mobil mrk jepang yg di buat di Indonesia cth Suzuki Carry n Toyota Kijang. Mobnas cm buat akal2an untuk mengurangi pajak itu mobil Korea. Kl mau buat mobil yg susah after salesnya, cth bikin bengkel service resmi di seluruh Indonesia. Kl modalnya kuat ya monggo bikin mobil. Tu mobil listrik kl banyak bengkel ama stasiun pengisian tersebar di seluruh Indonesia pasti laku.

      Hapus
  8. bro deff buat pesawat n 212 memang dimensinya lebih kecil karena utk penerbangan perintis yang bisa mendarat di lanud bukan aspal, karena berdasar pengalaman maskapai perintis di pedalaman kalo n250 dipake perintis itu pastinya kurang ekonomis laa..pernah ke papua?? disana penerbangan perintis di low season itu ga banyak penumpangnya kalo pake yang kaps 70 ya rugi bandar lah..makanya bikin yang 19 seat biar "pas" itu namanya belajar efisien

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anda betul bro dadang. Market/pasar memang untuk saat ino ini sepertinya lebih butuh pesawat kecil, trutama di indonesia yg banyak pulau kecilnya. Keputusan PTDI mengembangkan N219 sudah sangat tepat untuk menguasai pasar yg sangat potensial di dalam negeri.

      Hapus
  9. Nah itu dia, makanya saya bilang N219 itu tujuan pembangunannya jelas. Kalau N250 pembangunannya lebih ke pride karena mau jual sekalian ke pasar luar negri and buktiin ke dunia Internasional kalau kita udah bisa bikin pesawat sendiri. Saya ga pernah ke Papua tapi di Flores lapangan terbang di sana sudah beraspal. Maumere, ende,labuan bajo semua sudah beraspal.

    BalasHapus