13 Januari 2016
SAKTI - Malaysia’s next generation soldier system (all photos : Malaysia Military Power)
Malaysia’s Soldier Advanced Kombat Technology Integrated (SAKTI) soldier modernisation programme, is currently in its Study phase and unfunded under the current Five Year Plan but is nonetheless making progress with a section exercise taking place in November as part of a existing exercise with plans in place to field an experimental platoon for further work in 2012.
Rather than a truly independent programme, the programme is being linked to the Network Centric Operations (NCO) programme in which advanced networking and C4I technologies will be acquired and integrated across all tactical echelons. The first step in this programme, known as Phase 1A which will complete in early 2014 will initially look at integrating existing stovepiped systems with limited funds to acquire new equipment. The follow on Phase 1B, which will be added to the next Five Year Plan will have a longer duration than 1A and acquire new capabilities with SAKTI as well as a Battle Management System both being considered strong candidates for inclusion.
Sapura
Sapura have outlined their soldier systems concept via work in three areas: Head Sub-System (HSS), Body Sub-System (BSS) and Weapon Sub-System (WSS). The HSS consists of a Head –Mounted Micro Camera and night vision capability with a data output, head mounted display and earpiece and microphone; the WSS consists of a the Rifle Control Unit consisting of a five-button wireless controller for one handed use with key features including push to talk for the radio, switching the HMD on and off, turning the HMD
brightness up and down as well as Video transmission to control friendly forces. The image shown is similar to the Kord Defence SmartGrip RIC developed in partnership with Thales Australia. The BSS consists of a controller system, energy unit with a power pack for the communication interface, micro-camera and HMD with a single polymer lithium ion battery for up to ten hours of operation; a communications interface for secure IP based radio which from the image is a Thales St@rmille radio and finally a navigation unit with a display for blue force tracking and situational awareness, colour digital mapping and terrain and urban profile analysis.
Within Sapura’s concept is a CyberQuad four rotor UAV. Sapura Thales has also produced a Centralised Computer Systems for IP feeds, video processor and compression system. The cameras on the systems would also be integrated via a Personal Area
Network. However, in SAKTI experimentation, the Malaysian Army have used the Thales NORMANS systems from Thales Norway coupled with the St@rmille.
STRIDE
Malaysia’s Ministry of Defense’s Science and Technology Research Institute for Defence (STRIDE) is supporting the SAKTI work in a number of ways beginning an evaluation of sub-systems for the Malaysian military in 2011, beginning with vision systems including
night vision and helmet mounted displays and ergonomic and comfort in the wider system. A project on Situational Awareness is the next step. Another area of work is work on a new camouflage to replace the current Hariman Belang or Tiger Stripe pattern currently being worn. STRIDE has used fractal geometry in its design with initial systems seeing a significant reduction in the use of black. STRIDE hope to have a sample of cloth to the new design, sufficient to produce ten full uniforms for field testing later this year.
DSA Exhibition
The DSA 2012 exhibition in April provides an indication of companies interested in pursuing SAKTI. Turkey believes they have a strong relationship with Malaysia. At DSA, Turkish firm GATE Elektronik launched their new ER-Link dismounted datalink, first demonstrated in Turkey in January with links established over 900MHz or 2.4Ghz with ranges of over 200m. Other systems on show included Polish firms TelDAT’s Jasmine BMS systems which
has a Dismounted Soldier Systems element. Hyundai had their Position Reporting Equipment on show which hosts BMS software, including a battalion level situation map and high sensitivity GPS performance and is designed to plug into VHF combat net radios for immediate situational awareness. The system is in widespread service in the South Korean military. Harris has supplied its Falcon Fighter soldier system, on show at DSA to the region having been ordered by a South East Asian military in 2011. Falcon Fighter includes the RF-7800S Secure Personal Radio which is already in service with Malaysian Special Forces. Other systems on display included Yugoimport’s VBS10 and Sagem’s FELIN.
(Stride)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Damn, sekarang kita ketinggalan...
BalasHapusUtk indonesia, BmS yg berkaitan dengan networking dan C4I sedang di uji coba di MBT leopard dan kesatuan setingkat raider dan pasus. Memang kurang di informasikan tapi risetnya berjalan kok.
Hapusdear Bro bebei, BMS untuk pasukan kita kayanya belom ada deh (corect me if i'm wrong). untuk BMS kendaraan kita memang sudah dalam masa penelitian namun belum diterapkan secara nyata. semoga kita juga akan melakukan penelitian dan penerapan BMS untuk prajurit. kita juga punya SAKTI tapi rompi hehehehe. Prancis dan US sudah melakukan percobaan dan penelitian mendalam untuk program future soldier, Malaysia sudah mulai penelitian and kita mudah-mudahan nyusul
HapusYa untuk BMS personal memang masih dalam tahap sangat awal, sementara untuk BMS kendaraan sudah lebih maju prosesnya. Mungkin itu sebabnya informasi ttg hal trsebut blm tersebar luas. Tapi LEN industries memang sedang riset kok.
Hapusamin.
HapusProgram Sakti masih dtahap peringkat eksperimentasi. Tidak ada 1 unit aktif pun didalam TDM yg telah dilengkapi dgn sistem ini. Btw im not fan of such program. Imo ianya kurang sesuai dgunakan d rantau ini yg terkenal dgn tahap kelembapan yg tinggi disamping limitasi saiz badan dan ketahanan individu asia itu sendiri.. Sistem seperti ini juga lebih sesuai dgunakan bg operasi obua / fibua sahaja.. hakikatnya kita hanya mengikuti trend negara maju tanpa melihat praktikaliti d negara sendiri.
HapusSistem Bms telah lama dgunakan d kenderaan milik TDM dan telah diasimilasikan dgn sistem Nconya. Sistem ini keluaran firma tempatan. Mula dgunakan d kenderaan tempur acv 300 @ adnan dan kemudiannya d PT91M Pendekar.
Bro Shed, kalau saya malah sangat ingin supaya system ini digunakan oleh pasukan kami. Heavy? Yes. Namun keuntungan dari BMS buat pasukan infantri sangat besar. Meminimalisir friendly fire dan pengaturan operasi yang lebih efektif. Sedih rasanya kalau baca or nonton berita korban friendly fire. In the heat of battle you don't want that to be happen, but everything is happen in the heat of battle. Saya percaya BMS buat infantri bisa meminimalisir hal ini jauh lebih besar dari pada tidak memakainya. Dan untuk daya tahan tubuh kita orang Asia, well that is what invented training for. 'Fight to fit, fit to fight' Montgomery
HapusAnda pernah mengikuti latihan ketenteraan bro? Anda telah sediada terbeban dgn berat peralatan yg dbawa. Webbing. Ammunitions and ect. Berlari mencari perlindungan ketika pertempuran. Kepenatan. Panas. Desingan peluru diatas kepala. Anda rasa anda mempunyai masa utk melihat skrin digital? Apatah lagi bila operasi melibatkan kwsn hutan. Just give me a two way radio and ill be fine.
HapusTapi aku merupakan seorang menyokong penggunaan sistem bms. Ianya merupakan satu sistem yg sgt penting pd waktu ini. Mungkin kita boleh lanjutkan diskusi dari sudut ini pula.
Program sakti merupakan program mirip sistem "future soldier us". Tanpanya sistem BMS masih boleh dguna pakai. Ianya sistem yg berbeza tp boleh diasimilasikan sbg satu sistem yg bersepadu. Kamu perlu menimbangkan pro and con sistem ini sebelum terikut ikut dgn trend yg belum tentu sesuai utk dgunakan d negara sendiri.
HapusWell Shed, coba bayangkan two way radio jaman dulu sperti apa beratnya dan lihat sekarang seperti apa beratnya? So does the BMS. Sekarang kita masih akan bisa mengeluhkan beratnya, tapi seiring dengan waktu hal ini pasti akan bisa diatasi.
HapusI got no problem with the bms system bro. Yang aku agak kurang setuju adalah penggunaan sistem future soldier (4 the individual soldier @ infantry) seperti sakti, soldato futuro, fist, wundurra dan sebagainya. Jgn salah faham..
HapusI got no problem with the bms system bro. Yang aku agak kurang setuju adalah penggunaan sistem future soldier (4 the individual soldier @ infantry) seperti sakti, soldato futuro, fist, wundurra dan sebagainya. Jgn salah faham..
HapusOk, i stand and corected
HapusKetingallan apa loh ini baru alat percobaan...klu milik singapura udah mantap loh cuma engak d pamer...ini hadil kolaborasi ama pt asing malaysia masih engak mampu maju kan alatan sendiri
BalasHapusSand walker selalu cemburu dgn malaysia..kalu ada artikel berkaitan malaysia ada saja nagetiveness yg akan dikatakan..ahahaha
HapusMengapakah saya heran ada saja indon yg cemburu padahal.. saya suka forumer disini mcm bebei bagus sekali membahas tampa memaki ..jauh sekali dikatakan pada bloger lain seperti jakartagreater..ahah..mengapakah???..ahah
Bro Acip Jeferry, i think he is not an Indonesian. 'maju kan alatan sendiri' coba tanya sama orang Indonesia yang lain, pasti bakal diketawain cos ga ada Bahasa Indonesia seperti itu.
Hapus@Sand walker, jangan merendahkan orang lain jika tidak dingin direndahkan oleh yang lain.
Berkaca ke perang libia dan suriah gurun arap , tehnologi moderen tidak ada jaminan cepat menamg di medan tempur ...gabungan tentara eropa barat "nato " memerangi tentara kadapi , tampa bantuan america , babak bellur ke habisan peluru .....perang itu yali sangat menentukan menang di medan tempur .
BalasHapusAnd ur point is?
HapusThere is no point. He don't even understand what he speak.
HapusAngkatan perang di suatu negara bukan jaminan karna alat hallo hallo ....bisa mennang di medan pertempuran , perang di medan tempur soal yali dan strategi . Ini tentara mau pacaran atau mau perang sihh ....hehe ...bebei gaku gaku pintar aslinya bloo on loh .
HapusAngkatan perang di suatu negara bukan jaminan karna alat hallo hallo ....bisa mennang di medan pertempuran , perang di medan tempur soal yali dan strategi . Ini tentara mau pacaran atau mau perang sihh ....hehe ...bebei gaku gaku pintar aslinya bloo on loh .
HapusAcip dan defence aku merendahkan siapa...memang betul koh malaysia masih perlu bantuan asing utk memajukan alatan seperti ini...blum bs independent menggarap peralatan sebegitu....aku merendah kan apa...lihat aja ur gempita emang kamu desain bangun sendiri baca dan memahami jiwa kmu yg racist tu acip
BalasHapusApa bangsa melayu engak senang d tegur beda ama indon ciri pemikiran nya lihat aja indon dari waktu d ambargo langsung mendadak maju dari bidang pertahanan...ur country tak ada masalah apa pon kok lembab membangunkan pertahanan nya...
BalasHapusSand, acip.. please relax. Let us keep the conversation on track. Put hatred and non technical discussion far behind. Thx
HapusAku membahas yg jujur engak racist engak jugak caci hamun loh...sopan loh blong ku..cuma kadang pikiran sempit sesetengah org yg engak suka d tegur
Hapusour country not really intrest about the military development untill this recent year when PLA show there intrest in our country..our country blueprint more to the people and building the country piece by piece..not letting people starving because of military allocation.
BalasHapusStatement tersebut agak kurang tepat kalau anda forumer Malaysia bro
HapusAhmad bole aku umpamakan malaysia ibarat org yg udah mau berak baru mau cari jamban nya...seharus nya kta siap siap dari dulu....atau pon kmu mau nikahan thn depan tahun ini baru mau kumpul wang aneh pemikiran org malaysia
HapusDear Ahmad, i love my country. Have you ever stay here in Indonesia? Do you know we have preety good health care for basicly every Indonesian citizen and also foreigners that stay here. The program cover so many health problem exept for beauty stuff. The goverment still give raskin (rice for the poor) monthly. So if you still think my goverment starving the citizen, i don't know what to say. And if you think your goverment just build up their military, you just show me that you are not really in to this kind of stuff. Go play some doll sugar.
BalasHapushttp://garudamiliter.blogspot.co.id/2016/01/bom-sarinah-korban-ledakan-thamrin.html#!/tcmbck
BalasHapus#KamiTidakTakut #HeroesOfJakarta
Prey For The Fallen
Sebenarnya sy juga turut sependapat dengan mereka yg berkata program seperti SAKTI ini tidak perlu ditekankan kerana masih banyak keutamaan lain perlu dititk beratkan. Namun dr info dan bacaan yg terdapat di banyak media, sy beranggapan kerajaan Malaysia juga berpendirian yg sama. Oleh kerana itulah program SAKTI itu adalah satu program yg dibangunkan berasingan dr program2 pertahanan yg lain. Mungkin sekadar untuk tidak ketinggalan dan untuk turut mempunyai pengetahuan "know how" seandainya suatu masa program seperti SAKTI ini perlu digunapakai.
BalasHapusSebenarnya di antara kedua warga asal samada di Malaysia mahupun di Indonesia, sy yakin masing2 mempunyai pengertian bahawa di antara keduanya mempunyai kaitan atau hubungan yg agak istimewa/spesial di hati masing2. Selama ini sudah berapa kali pihak asing cuba mengambil kesempatan untuk melaga-lagakan hubungan istimewa ini supaya menjadi retak kerana mereka sedar jika kedua negara ini bersatu atas dasar berasal dari rumpun yg sama dan sama2 berpegang kepada Islam (mayoritas/majoriti) betapa ini akan menggoncang neraca keseimbangan sebelah ASEAN ini maupun di peringkat lebih luas. Bersatu dan berpadunya kita ini lah yg mereka ini akan mencuba sedaya upaya supaya tidak akan berhasil. Cuba kita fikir...kenapa? Apa untungnya jika kita terus bercakar sesama sendiri bagi mereka?
BalasHapusSy tidak pasti dengan saudara sy di Indo tapi sy dapat rasakan betapa kami warga bumiputera/pribumi tidak pernah menganggap saudara jauh kami di sana sebagai musuh kami. Cuba tanyakan pada warga TKI yang pulang mudik, bagaimana layanan kami pada mereka walau diuji dengan berbagai tohmahan yg buruk2 tentang kami di sini seperti yang tersiar di media Indo. Pernahkan kalian terfikir jika benar semua tuduhan dan tohmahan yg dibuat kenapa masih ada beratus ribu TKI yg sanggup menghadapi apa saja untuk berusaha kembali ke Malaysia? Kalau seburuk itu rakyat negara kami kenapa masih ada yg menggadai nyawa hanya untuk menjejakkan kaki ke negara kami?
Untuk info saudara2 sy di Indo, setiap kali ada kejadian yg menyedihkan berlaku di negara kalian, kami turut sama merasakan kesedihan kalian. Setiap kali kalian mencapai suatu kejayaan, jauh di sudut hati kami turut berbangga sebagai saudara serumpun kalian. Sama2lah kita mendoakan kebaikan di antara kita. Jangan sesekali setiap cerita buruk yg beredar tentang kami atau tentang kalian, kita terus menerimanya tanpa ada tapisan.
Bak kata Hang Tuah "TAKKAN MELAYU HILANG DI DUNIA"....selamilah kata2 ini.
If i was not mistaken tiada takrifan "bumiputera" d Indonesia. Melayu, jawa, sunda and ect merupakan etnik2 yg berbeza dan mempunyai bahasa dan budaya yg berlainan. Berbeza dgn malaysia dmana masyarakat jawa, melayu, minang dan sbg dkategorikan sebagai "Melayu".
HapusKebanyakan pengkaji sejarah Indonesia juga menolak kewujudan laksmana Hang Tuah dan peristiwa berkaitan dgn dirinya.. kalau kamu pernah membaca buku sejarah mereka tidak ada tokoh bernama Taming sari of majapahit seperti yg tertulis d dalam hikayat Hang Tuah..
Well Bro, Indonesia miliki banyak suku bangsa. Melayu hanyalah sebagian kecil dari banyaknya suku bangsa di Indonesia. IMHO, Seringnya yang kami anggap orang Melayu sebagian besar berasal dari Sumatera. Namun, tidak semua orang Sumatera menganggap diri mereka secara langsung orang Melayu karena memiliki bahasa dan adat istiadat yang berbeda pula. Contohnya orang Batak. Di Jawa ada beberapa suku yang menganggap mereka bukan orang Jawa walaupun sebenarnya mereka tinggal atau berasal dari pulau Jawa. Contohnya orang Sunda (Jawa Barat) dan Betawi (Jakarta). Selain itu masih banyak suku bangsa yang lainnya. Coba bayangkan jika saja setia negara bagian di Malaysia memiliki beberapa suku didaerahnya masing-masing. Setiap suku tersebut memiliki bahasa maupun dialeknya sendiri. Indonesia memiliki 37 propinsi. Setia propinsi bisa terdiri dari benerapa suku di dalamnya. Itulah kenapa Bahasa Indonesia sangat berbeda dengan Bahasa melayu. Bahasa Indonesia adalah persatuan. Bisa bayangkan bagaimana repotnya orang Aceh saat mau berkomunikasi dengan orang Irian Jaya dengan menggunakan bahasa daerahnya? That would be disaster. Hehehehehe. So we invented Bahasa persatuan yang akarnya adalah Bahasa Melayu namun ditingkatkan jauh dari bahasa asalnya. Kenapa? Karena dalam Bahasa Indonesia terdapat banyak kata-kata serapan dari bahasa-bahasa daerah di Indonesia dan masih ada tambahan dari bahasa arap, persia, inggris dan lain2. Jika Bro Shed atau yang lainnya perhatikan saya beberapa kali memakai bahasa Indonesia dengan dialek Betawi (Jakarta) dalam beberapa tulisan saya (loh, kok, lw (eloe), gw (gue) dll. Tapi itu bukan bahasa Indonesia, itu lebih ke Bahasa Pergaulan sehari-hari. Kalau teman2 sekalian sering menemukan sikap permusuhan di web, tolonh maafkan mereka.in my homble opinion Karena sebenarnya hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal. 1. Soekarno (era Konfrontasi / Ganyang Malaysia. Banyak dari orang Indonesia masih menganggap bahwa Malaysia adalah musuh alami Indonesia karena peristiwa ini. Padahal jika ditilik lebih dalam Konfrontasi awalnya dilakukam karena ketidaksukaan Soekarno terhadap Inghris yang masih mengkolonisasi Malaya (He hate England just as much as he hate the Dutch because of colonization). In my opinion seharusnya hal ini sudah dilupakan karena sekarang Malaysia sudah lepas dari Inggris. Jadi secara tidak langsung tujuan Soekarno sudah tercapai. Jadi seharusnya hal ini sudah tidak menjadi masalah. 2. Media, our mass media many times mengangkat buruknya perlakuan tidak menyenangkan oleh aparat maupun majikan para TKI di Malaysia. 3. Culture, unlike the Chinese, kami tidak suka budaya kami diakui dan diambil atau dilaksanakan selain oleh orang Indonesia. Ini lebih dikarenakan banyaknya suku bangsa di Indonesia. Setiap suku bangsa tidak mau budaya mereka (food, dance etc) diakumulasi oleh orang lain diluar daerahnya. 4. Sipadan and Ligitan, kekalahan tersebut masih sangat menyengat disetiap orang Indonesia sama seperti kehilangan Timor Leste. Even for me. That is still hurt my man. Itulah kenapa saat ini Pemerintah Indonesia mendatakan setiap kekayaan budaya Indonesia dan didaftarkan ke badan terkait di PBB. Selain itu juga kenapa kami tidak akan mundur dari Natuna, no mather what the Chinese will do. Kami sudah pernah merasakan kekalahan dan kami tidak akan mau merasakan hal tersebut lagi. Itu adalah pendapat saya, jika ada yang kurang berkenan saya sangat terbuka dengan diskusi ini. Semoga bermanfaat.
BalasHapus