12 Maret 2016
AIM-120C-7 AMRAAM akan lengkapi persenjatan F-16C/D TNI AU (photo : fas)
Indonesia dapat izin beli 36 unit peluru kendali AIM-120C-7 AMRAAM
Jakarta (ANTARA News) - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah memutuskan menyetujui kemungkinan penyaluran skema penjualan benda militer asing (FMS/Foreign Military Sales) kepada Indonesia tentang peluru kendali AIM-120C-7 Advanced Medium Air-to-Air Missiles (AMRAAM), yang juga meliputi pelatihan, perlengkapan, dan dukungan logistik.
Nilai kontrak yang disebut Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, dikutip di Jakarta, Jumat, dari Washington, adalah 95 juta dolar Amerika Serikat.
Dengan begitu, harga unit peluru kendali AIM-120C-7 AMRAAM itu ditambah berbagai hal ikutan menjadi 2,38 juta dolar Amerika Serikat perunit. Sementara beberapa sumber menyatakan, harga asli unitnya saja di kisaran 400.000 dolar Amerika Serikat.
Peluru kendali AIM-120C-7 AMRAAM tergolong peluru kendali canggih sehingga pilot pesawat tempur bisa bertempur di udara secara di luar jangkauan penglihatan.
Diklasifikasikan sebagai peluru kendali beyond visual range air-to-air missile (BVRAAM), peludu kendali ini menjadi “standar” persenjataan udara pesawat tempur, bersandar pada panduan radar transmit-receive ketimbang tipe semi aktif transmit-receive.
Bermula dari seniornya, AIM-7 Sparrow yang dipesan Angkatan Laut Amerika Serikat pada dasawarsa ’50-an, konsep peperangan udara di luar jangkauan pandangan mata mulai diperkenalkan. Mulai saat itulah doktrin pertempuran baru di udara diperkenalkan, first see first kill, didukung sistem avionika yang lebih canggih sehingga pilot bisa melakukan taktik fire and forget.
Saat itu, pesawat tempur yang kompatibel dengan sistemnya adalah F-3H Demon dan F-7U Cutlass, dan disempurnakan pada F-4 Phantom II.
F-16C/D TNI AU (photo : Rezza Habibie)
Kini, AIM-120C-7 AMRAAM memiliki jangkauan efektif hingga 57 mil laut (105 km) dengan kecepatan maksimal Mach 4 (empat kali kecepatan suara alias 4.900 km/jam, sementara jet tempur paling cepat saat ini masih di kisaran 2,5 kecepatan suara). Saat peluru kendali sekelas AIM-120C-7 AMRAAM ini dilepaskan, pilot tempur NATO biasa menyebut status pertempuran atau simulasi tempur sebagai Fox Three.
Pemerintah Indonesia, menurut Departemen Luar Negeri Amerika Serikat itu, telah mengajukan permintaan penjualan 36 unit AIM-120C-7 AMRAAM dan satu Seksi Panduan Peluru Kendali.
Termasuk dalam persetujuan itu adalah perlengkapan pendukung, sukucadang, perawatan-perbaikan, logistik, teknisi, adaptor, publikasi teknis, pelatihan, perangkat uji, dan elemen terkait lain.
Penjualan peralatan perang ini sesuai dengan kebijakan luar negeri dan keamanan dalam negeri Amerika Serikat, dengan cara membantu meningkatkan keamanan mitra kunci Amerika Serikat dan demi memberi stabilitas kawasan Asia Pasifik.
Penjualan 36 unit AIM-120C-7 AMRAAM ini menyusul wacana penggantian F-5E/F Tiger II dari Skuadron Udara 14 TNI AU, yang diperebutkan beberapa “kontestan”, yaitu JAS-39 Gripen C/D dari Saab Swedia, F-16 Block 60 Viper, dan Sukhoi Su-35 dari Rusia.
Walau tender tidak dibuka kepada publik, namun dinyatakan Kementerian Pertahanan Indonesia, bahwa mereka sudah mengantongi nama calon “pemenang”.
AIM-120C-7 AMRAAM sangat kompatibel dengan semua jajaran pesawat tempur NATO dan Barat, di antaranya JAS-39 Gripen, F-16 Fighting Falcon series, F-18 Hornet/Super Hornet, F-15 Eagle series, hingga Panavia Tornado ADV.
AIM-120C-7 AMRAAM ini masih di bawah kelas AIM-120D yang mampu menjangkau jarak 97 mil laut (160 km), sementara AIM-120D masih kalah dalam hal kecepatan ketimbang Meteor buatan konsorsium Eropa Barat, MBDA.
MBDA Meteor menjadi salah satu senjata andalan JAS-39 Gripen dalam operasionalisasi mereka di udara.
(Antara)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Indonesisa dahuluu dan sekarang soal pertahanan masih meganut paham doktrin orde baru ...senang ambil uang kontan tukar guling minta dukungan kekuasaan dan Sejujur nya Sekutu barat dan indonesia secara politec internasional minyak dan air tidak akan pernah bersatu terlalu di paksakan mirip resim orba tahun 1998 di embargo negara ambruk tim tim lepas yaris gulung tikar... sejarah tidak akan pernah habis di makan saman .
BalasHapusHahaha... Dua paragraf akhirnya sip banget:
BalasHapus"AIM-120C-7 AMRAAM ini masih di bawah kelas AIM-120D, sementara AIM-120D masih kalah dalam hal kecepatan ketimbang Meteor. MBDA Meteor menjadi salah satu senjata andalan JAS-39 Gripen."
Saya lebih dukung Gripen karena layanan purna jual yg bagus meski beli ketengan (lihat Thailand!), bisa pake lebih beragam senjata (semua misil2 F-16 bisa dipake, plus meteor, & mungkin misilnya Brazi), murah dalam operasional & mudah persiapan tempur (gampang kalo ditempatin di pangkalan2 aju), tapi, nah ini yg mematikan, tawaran network centric & olah datanya sehingga daya tempurnya jadi meningkat karena kemampuan terpadu & canggih. Pantes kalo Brazil yg negaranya lebih luas & ekonominya lebih baik dari Indonesia pilih Gripen E/F. Padahal nggak sulit2 amat buat Brazil kalo mau ganti F-5 dengan F-15 Silent Eagle, F-16 Viper, Super Hornet, Rafale, Typhoon, apalagi SU-30 SM & SU-35.
Menurut saya Gripen dan F-16 itu pesawat yg sekelas (sama2 light-medium fighter), jadi role dan karakteristiknya mirip2. Kl kita sudah punya F-16 dan malah mau beli varian terbarunya (F-16 Viper) maka nggak make sense utk beli Gripen juga.
HapusDi lain pihak, Su-35 sebagai pespur kelas heavy fighter dgn radius tempur dan payloadnya yg lebih tinggi, akan memiliki karakteristik yg saling melengkapi dgn F-16 yg jg kita miliki.
Kesimpulan: "yes" utk Gripen kl kita dulu phase out seluruh F-16 seri OCU lama yg kita beli di jaman Soeharto, tapi "no" kl kita juga akan memelihara F-16 dalam jangka waktu lama.
Gripen itu pesawat tempur gado-gado, faktanya SU-35 tetap lebih canggih
BalasHapusWow ....liat harga Rudal aim 120amram harga aslinya $400 ribu dolar perunit rp 5 milyar rupiah....setelah di belli indonesia rudal aim 120 amram harga $$$ melonjak setinggi bulan di atas awang 2 jadi $$2,38 juta dolar perunit ..rupiahkan 27 milyar perunit ...indonesia belli senjata pun di peras harga melonjak patgulipat ga masuk akal
BalasHapusItu ada keterangan " berikut berbagai hal ikutan..." Artinya bukan cuma beli batangan doang 400rebu itu. Mau tahu detil "berbagai ikutannya" apa aja yo takono wong kemenhan kono bro..
HapusMuarif bisa baca ga? Ini bukan cuma beli missilenya aja. Tapi juga pelatihan, perlengkapan, logistik, dan seterusnya. Biaya pelatihan itu mahal. Kalo cuma beli missilenya aja emang 400k. Belajar membaca yang lengkap dulu gih, masa kalah sama anak SD/SMP. Pernah sekolah ga sih?
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusSori bro muarif. But u sir are a dimwit. Cuba rujuk pula kos perolehan sistem yg sama oleh TUDM, RSAF and ect. The usd 400k+ price tag is quoted by wiki (and u know how "accurate" that site is). Ianya tidak termasuk kos2 lain seperti latihan, alat ganti, maintanance tools and ect. Apakah anda tahu kos perolehan sistem R77 oleh TNI AU? and the parts that goes along with the package..??
HapusU never learn do u bro? Jgn mengulangi kesalahan yg sama. Sekurang - kurangnya belajar serba sedikit fakta ketenteraan sebelum mengeluarkan komen or they will forever consider u as a joke..
HapusMalaysia dan indonesia beda negara beda sytem pemerintahan ...ini indonesia bukan malaysia borok kedektatoran dan krupsi di tutupi ....anda harus belajar hidup berdemokrasi supaya borok borok bisa di perbaiki .
HapusWith all due respect bro muarif. Kami dan juga singapura berada d paras yg lebih baik berbanding Indonesia d dalam senarai negara bebas rasuah yg dkeluarkan oleh transperancy international.
HapusBtw sila buktikan apa kaitannya pembelian aim 120 c7 ini dgn korupsi. Sila kemukakan data terperinci pembelian missile ini ya bro. Jelaskan harga :
a) the missiles
b) training
c) logistics
d) maintance tools and kits
e) ect
Dan kita kirakan jumlah keseluruhan kos perolehan sistem ini. Can u bro?
Anuar ...jangan kira kami buta wawasan dunia ...jadi paham bettul siape yg berkuasa di malaysia dulu sekarang sama ajaa , gimana kabarnya sub marine scorpene kd tun rasak an kd tun apdul buatan DCNS FRANCE ...berkat komisi jutaan euro kapal selam scorpene pesanan kuala lumpur lancar sajaa tapi ada masalah besar kebelakang di parkir tidak bisa yelam .
HapusAnd again u are showing ur lack of knowledge. Petikan hansard penerangan tentang "komisyen" pembelian kapal selam scorpene ada d internet. Go look it up. Stop being a fan boy of conpiracy stories bro. Its KD Tun Razak not tun rasak. Are we going into the "tak bisa menyelam" topic again bro? Damn man.. where do u get ur information? Jakarta greater? Im a Malaysian. And i dont want to see other Malaysian using ur comments as a benchmark 4 indonesian bloggers knowledge. Kerana aku tahu terdapat ramai forumer indonesia yg berkaliber, berilmu dan terbuka d luar sana. But sadly u r not one of them.
HapusBtw jgn lari dari topik bro. Anda masih tidak mengemukakan kiraan anda tentang kos perolehan missile aim 120 c7 td. And not forgetting the cost of equipping the indonesian fleet of sukhoi 27 / 30s. Come on bro..
HapusAnuar ...Kenapa anda kalau di ajak bicara krupsi di malaysia dan barang bosok menghindar terus ...jangan sok tahu tentang negeri orang supaya anda buta wawasan dunia tidak di ketahui publik , pertayaanku tahu dari mana treek recond pajabt di indonesia jadi petinggi negarq di pilih partai ? Saya sarankan kalau ga paham sebeluk beluk trekk recond tokoh di negeri orang jangan sok tahu ...malu broo .
HapusAnuar ...Bicara perawatan biayaya tetek begek rudal air to air ,jadi harus mangguk mangguk megikuti irama permainan kotor petinggi negara di pilih partai ? Liat tuh hercules angkut rongsokan dari ausi di belli menhan pemerintahan terdahulu ada yg tidak beres harus diam sajaa ...ini indonesia bukan malaysia boleh bicara asal puja puji doang .
HapusEi Shed, don't go low to his level Bro. He's bad combination between ignorance and stupidity. That is why i never comment him again.
HapusHe Muarif tolol. Yang ganti topik itu anda. Kalau ga bisa jawab pertanyaannya Anuar diam aja, ga usah ganti topik. Tiap kali ditanya lanjutannya cuma omong konspirasi korupsi ini lah, itu lah. Padahal sudah ada 3 orang yang jelasin ke anda kenapa harganya di atas 400k. Masih aja ngotot. Dasar goblok. Asal tau aja negara favorit anda, Russia, itu juga parah korupsinya.
HapusLahh itu ....kalau hanya biayaa perawatan berikut pelatihannya di atas sudah di jelasin dengan gambalang ...saya yg bertaya ?? Kok semahal itu belli senjata peluru kendali perawatannya berjuta dolar ?? Jawaban di atas ga masuk akal masak peluru kendali biayaya perawatanya semahal pesawat angkut hercules baling baling ...jangan 2 pak menhan belli peluru kendali ke sekutu barat harus bayar upeti duluu tampa di publikasikan ke publik ??!! Alias biayaya politec cari selamat minta dukungan kekuasaan mirip resim orba duluu cilakanya sudah keliatan kekayaan nusantara di barter dalih investasi .
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusBiayanya mahal karena ini yang dibeli: Missiles (AMRAAM), missile containers, spare and repair parts, support and test equipment, publications and technical documentation, personnel training and training equipment, U.S. Government and contractor engineering, technical and logistics support services, site surveys and studies, and other related elements of logistical and program support. Itu dari pembeliannya AMRAAM Malaysia. Harga per piecenya juga kurang lebih sama. Jadi kalau anda emang pintar dan gak malas anda bisa search dulu di internet baru ngomong. Sournya DSCA Malaysia.
HapusMau mencoba berkomentar, kalau menurut saya costnya mungkin memang gak masuk akal, dengan harga per unit yang demikian sampe US$ 2.38 . meskipun dengan alasan training, supply, maintenance dan system seharusnya harganya tidak segitu. namun kalau anda cermati lebih lanjut yang terjadi bukan pembelian missile yang dikorup dan disalahgunakan tapi memang ada political cost yang besar. amerika tidak akan dengan mudah memberikan suatu system senjata. terlebih kepada indonesia yang sistem militernya non blok. sebuah missile tidak sama seperti sebuah pesawat atau kapal selam yang merupakan alutsista yang bisa didowngrade ketika diekspor, karena kalau didowngrade ya gak berfungsi. maka yang bisa dilakukan ya menaikkan harganya oleh negara produsen. menaikkan atau memainkan harga ini juga bisa dikatakan sebagai cost untuk friendly fire jika sewaktu-waktu missile digunakan untuk menembak satu dari sekutu AS. tentu hal itu tidak mudah its a political cost , and political cost is sometimes indescribable, mau dibilang overprice ya bisa jadi demikian dibuat overprice well its a political cost.
BalasHapusIni rudal peluru kendali aim 120 amram biyaya perawatan semahal jet tempur mondar mandir berpatroli di kawasan nusantara maha luas haha ....maaf sajaa duwit juataan dolar kalau hidup di america jutawan baru broo ...kami paham bettul apa isinnya usa america sekarang ...tidak seindah anda bayangkan berita di tv ...banyak toko tutup ...pegangguran meraja rela ...hidup mahal bisanya rakyat america sewa tidak bisa belli kontan alias ga punya uang kontan .
HapusAda benar dan ada tidaknya dgn statement kamu ini bro.. we operate both the amraam and amraamsky long before u did.. dealing with the russian isnt easy. Knowing their track record u have to make ready a years worth of spareparts. Dan secara tidak langsung perkara ini juga akan meningkatkan kos perolehan. Adakah anda tahu kos sebenar bg melengkapi skuadron pesawat sukhoi 27/30 TNI AU? Jika anda tahu kita boleh kaitkannya dgn kos perolehan sistem buatan barat itu td. Ada sebabnya mengapa pesawat Sukhoi 30mkm tidak tersenarai d dalam calon skuadron mrca kedua negara kami. Its not the hardware bro...
HapusTidak terlalu aneh koq harganya. Tahun lalu Malaysia membeli 10 AIM-120C7 AMRAAM seharga $21 juta. Mumpung mereka pengguna lama AMRAAM, harga ke kita sebagai pengguna baru menurut saya masih wajar.
HapusBiasa aja deh harganya. Harga missile bvr sekelas amraam ya segitu, harga grosir tetap berlaku.. beli dikit kok minta murah, ya rugi dong utk yg beli banyak. Coba aja bandingin sama rudal bvr yg lain.
HapusPake asumsi babi aja semuanya. Biaya politiklah dikait kaitin, itu ada rilis dcsa utk Malaysia dan Saudi soal Amraam c7 tinggal dikomparasi aja susah bgt.
BalasHapusini duwit hibah dari rakyat buat pertahanan negara harus tepat guna jadi harus ada pertanggung jawaban penuh sang peminpin ...dan igat harta bangsa indonesia 85% di suplai dari daerah migas dan juataan tambang emas buat ke makmuran dan ke utuhan bangsa .
Hapusmuke gile, itu ada rilis harga DCSA yang bisa dikomparasi dari satu negara ke negara lainnya. Kalau kemahalan gak bakalan Indonesia beli, paling tinggal nambahin missile BVR untuk Flanker.
HapusLu noobie aja ngomongnya sok-sokan kek gitu
Lagian pertanggung jawaban untuk rakyat ada wadahnya, itu ada Komisi 1 untuk check dan balance, lalu ada wasrik BPK, lalu ada badan advokasi untuk menyuarakan penggunaan anggaran RI untuk bidang militer.
HapusDan darimana ada hibah dari rakyat dipake buat beli senjata, otak dipake tong. Itu duit pajak yang dipungut dan ada mekanisme pertanggungjawabannya.
Lagian pertanggung jawaban untuk rakyat ada wadahnya, itu ada Komisi 1 untuk check dan balance, lalu ada wasrik BPK, lalu ada badan advokasi untuk menyuarakan penggunaan anggaran RI untuk bidang militer.
HapusDan darimana ada hibah dari rakyat dipake buat beli senjata, otak dipake tong. Itu duit pajak yang dipungut dan ada mekanisme pertanggungjawabannya.
muarif..
Hapuskalo kamu benar-benar warga indonesia
sudahkah kamu melaporkan SPT?
Betol ke bro muarif ni org Indonesia? He dont sound like one. Malaysian? Highly unlikely either. Siapa yg boleh check ip address bro muarif ni? Rasa terdapat ramai pakar it dan hackers d indonesia.
HapusHarga rokok djisamsoe di jawa sama di papua kok beda yaa...
HapusKenapa harganya beda yaa..??
Yang di papua lebih mahal dari pada di jawa...
#justkidding
Ini biayA pengirimannya udah dihitung beloom...
BalasHapusKalau pake JNE pasti ditimbang dulu dan dikenakan biaya Asuransi juga lhoooo....
Nah ini udah diitung belooommm...
#sakkarepmubrur
rongsokan mah tetep rongsokan
BalasHapus