17 Maret 2016
KRI Teluk Bintuni 520 LST terbesar TNI AL mempunyai panjang 117 meter dengan bobot kosong 2.300 ton (photos : Kaskus Militer, DRU)
Kunjungi DRU, Pangkolinlamil Sampaikan Kemungkinan Pembuatan Kapal Baru
Bandar Lampung, MAROBS ** Saat mengunjungi galangan kapal PT Daya Radar Utama (DRU) di Srengsem, Panjang, Bandar Lampung, Rabu (16/3/2016), Panglima Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Laksda TNI Aan Kurnia mengatakan ada kemungkinan TNI AL memesan kapal baru.
“Kunjungan ini untuk meninjau situasi PT Daya Radar Utama, karena ke depannya, kemungkinan akan ada pembuatan kapal baru dan perbaikan-perbaikan KRI yang ada di Kolinlamil,” ujarnya didampingi Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Lampung Kolonel Laut (P) Yana Hardiyana.
Tiba di lokasi galangan kapal, Pangkolinlamil disambut Direktur Utama DRU, Amir Gunawan. Pangkolinlamil dipersilakan melihat sejumlah fasilitas lokasi industri yang mulai beroperasi pada 2008 itu, seperti fasilitas permesinan, workshop pemotongan plat, graving dock terbesar di Selat Sunda, serta sejumlah kapal yang tengah dibangun.
Pangkolinlamil berkesempatan masuk ke 11 kapal yang sedang dalam proses pembangunan, yakni 9 unit kapal Fast Patrol Boat Bea dan Cukai, kapal tanker 3.500 dead weight tonnage (DWT) yang akan bekerja untuk PT Pertamina (Persero), dan kapal Roro 500 GT pesanan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan.
Laksda Aan juga melihat-lihat propeler kapal serta kapal-kapal yang beroperasi pada lintas penyeberangan Merak-Bakauheni maupun kapal-kapal dalam rangka Tol Laut yang dibangun dan diperbaiki di galangan DRU.
Pangkolinlamil diberikan penjelasan tentang K3 (Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan) oleh salah seorang staf Safety Officer, Riko Adi, juga profil perusahaan oleh Kepala Galangan, Hariyadi.
Direktur Utama DRU, Amir Gunawan, menjelaskan kemampuan galangan nasional dalam membangun berbagai kebutuhan kapal nasional.
“Sejak berdiri hingga sekarang, DRU sudah menangani lebih dari 120 unit kapal dengan berbagai tipe dan ukuran, baik kapal negara, alutsista, kapal perintis, kapal penunjang operasi lepas pantai (offshore) minyak dan gas maupun kapal niaga nasional,” paparnya.
DRU memiliki 3 galangan, masing-masing di Unit Jakarta, Unit Lampung, dan Unit Surabaya. Khusus unit Lampung, selama 2015, perseroan telah menyerahkan 1 unit kapal pengangkut tank (Landing Ship Tank/LST) TNI Angkatan Laut pesanan Kementerian Pertahanan.
“PT Daya Radar Utama mendukung TNI Angkatan Laut dalam membangun fasilitas galangan kapal sesuai program Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia,” tandas Amir.
Order dari Pertamina
Setelah sukses membangun MT Musi berbobot 3.500 DWT dengan panjang kapal 90 meter, kapal terbesar yang pernah dibuat DRU ketika itu, Pertamina memberikan kembali tantangan untuk membuat 3 kapal 17.500 DWT yang panjangnya 157 meter, lebar 28 meter, dan tinggi 12 meter.
Kesuksesan membangun MT Musi pada 2012 memicu banyaknya order kapal-kapal besar dan modern kepada perusahaannya, termasuk KRI Teluk Bintuni 520 milik TNI AL.
Untuk menyelesaikan kapal berukuran 17.500 DWT umumnya memerlukan waktu 24 bulan. Dengan tiga kapal yang diorder Pertamina, DRU mempekerjakan sekitar 1.500 orang tenaga kerja.
DRU memiliki luas lahan 40 Ha dan garis pantai sekitar 600 meter ke depan akan mengembangkan galangan yang mampu membangun kapal tanker dengan kapasitas 100.000 DWT.
(Maritime Observer)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Semoga saja lancar dan sukse buat PT.DRU.
BalasHapusjumlah lsu perlu diperbanyak jadi jumlah 15 buah. standar kekuatan negara di peringkat besar biasanya memiliki 1500 tank lebih. kita memiliki belum tentu 100 tank leoprad. tapi nanti ditambah lg raatusan tank lagi. makanya jumlah lsu dibutuhkan..
BalasHapusAwas mas tar di bales komennya sama
Hapus@sigma saja & mohamad irvan kaya gini:
"Ga perlu LST, kan banyak kapal roro sipil yg biasa angkut truk.. pake itu ajaaa... LST ini kan unit pendukung jd bukan prioritas, yg prioritas itu yg punya daya pukul... emang nanti kalo perang mau ngirim LST ke garis depan?" :p
Kalo buat gw sih, kapal LST ini memang perlu banyak, karena doktrin militer kita sepertinya masih infantry strong, jadi segala unit pendukung yg di perlukan utk membackup pergerakan infantry ya dibutuhkan termasuk kapal LST ini..
Infanteri, kavaleri, dan artileri akan untuk penguasaan terakhir di daratan, kecuali kapalnya dan/atau pesawatnya bisa mendarat dan bertempur seperti infanteri, hehehe.
HapusSelain itu, NKRI itu negara kepulauan sehingga laut menjadi jalan toll untuk pergeseran pasukan, dan bahkan rakyat, sehingga besar sekali peran angkutan laut, dan akhirnya dibentuk lah Kolinlamil.
Bisa untuk angkutan MUDIK...
BalasHapusSalah satunya... kan TNI harus merakyat.:D, yah itung2 buat latihan para load masternya lah ngangkutin para pemudik beserta kendaraannya.
Hapus