27 September 2019
Xtek Wasp UAV (photo : business insider)
Canberra-based company XTEK Ltd has been awarded a contract to provide repairs, maintenance and support services for the Australian Defence Force’s growing fleet of Wasp All Environment (AE) small unmanned aerial systems.
Minister for Defence Industry, the Hon Melissa Price MP said this impressive capability allows Australian soldiers to obtain a faster and better understanding of the battlefield, without exposing them to unnecessary risks.
“The Wasp AE small unmanned aerial system is small enough to be carried, assembled and used by one person allowing the soldier to see over the hill, around the corner and down the road,” Minister Price said.
Xtek Wasp UAV (photo : Xtek)
”This new contract is for an initial term of three years with options to extend through to 2026, with an anticipated value of up to $5 million per year.
“It will directly assure up to 10 jobs in addition to supporting other jobs in the supply chain.”
The contract support services include procurement of spare parts, training, maintenance and repairs – including electronics and composite repairs – with work to be carried out at XTEK’s recently completed small unmanned aerial systems repair and maintenance facility in Canberra.
59 Wasp AE small unmanned aerial systems have been delivered to date, with a further 20 scheduled to arrive in 2020.
(Aus DoD)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Malon jangan dipinjami dijamin pasti rusak berat ya ostrali
BalasHapusAircrot sdh produksi banyak nyamok beneran
HapusAustralia jangan pinjamin ke malon, ntar hilang
HapusIndonesia dan singapura punya heli attack,philipina juga punya,thailand punya juga...malassia please jangan jealous ya...
BalasHapusMalon juga punya om, nuri attack
HapusBanyak banget pesennya. Kayak mau perang aja π€π€π€π€ eh
BalasHapusSama2 fpda beda nasib yang satu klw belanja militer langsung banyak yang satu juaranya rfi lalu cancel
BalasHapusUAV jenis taktis gini nih yg perlu di perbnyak dan d kembangkan. sudah teruji, bahkan d medan pegunungan sperti papua & walaupun "hasil akhir' mesti tunggu taklimat dari JKTππ©
BalasHapusTaklimat opo kui opo to mas.....kayak sering dengar perkataan kalo dipadepokannya mbah gono π€
HapusTaklimat soko jkt48 iku
HapusOughhhh kliru, jebul bareng tak tamatke suarane cantrikwati...taklumat lho mas π΅
HapusNek di kasi perintah aka taklimat seko JKT48 opo wae aq manut kok. arep seko mburi, melumah, tiarap.. di borgol pun aq nunut waeπ€πππ
Hapuspengalaman papua udh kekeran masih tunggu konfirm lagi. apalgi "genre'nya HVT. lebih pnjang cerita keteblece.
Kosek mas, harab lebih cetho lagi....sing dikeker ki rondo ngendi, umur pironan lan tanggungane piro, kok sajak memet tenan pertimbangane π€
HapusRondo mateng kisaran 26-30. teseh kenyos2 plus berpengalamanππͺπ
HapusRodo mathuk yen iki πππ
HapusIku kejadiane nengdi mas dboy.....nek lany jaya yo π€
HapusNyamok..mana nyamok..? π
BalasHapusKabur habis ada semprotan nyamuk dbd
Hapus
BalasHapusMelongok Rudal Taming Sari Buatan Malaysia, Digadang Hancurkan Tank Namun Begini Nasibnya Kini Rabu, 15 Agustus 2018
TRIBUN-BALI.COM - Untuk kualitas dan teknologi pertahanan, bisa dibilang Indonesialebih unggul dari jirannya, Malaysia.
Walaupun Indonesia masih harus banyak belajar dalam industri pertahanan, namun setidaknya negeri ini mampu memproduksi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) secara mandiri.
Untuk lini peroketan/rudal, tercatat Kementerian Pertahanan Indonesia sudah membeli Rudal Pertahanan (R-Han) 122 yang sebelumnya merupakan prototipe dari tipe RX 1210 yang pengerjaannya dimulai tahun 2003.
R-Han 122 sendiri sudah diproduksi masal pada 2017 lalu dan saat ini berstatus aktif sebagai sistem persenjataan artileri medan TNI AD.
Melihat Indonesia sedikit demi sedikit mulai berdikari dalam produksi alutsista dalam negeri, Malaysia tak mau tinggal diam.
Tahun 2008, Malaysia melalui Institut Penyelidikan Sains dan Teknologi Pertahanan atau STRIDE memamerkan hasil penelitian mereka saat pameran Defence Service Asia (DSA) 2008 yang saat itu dilaksanakan di Putra World Trade Centre.
Hasil penelitian STRIDE adalah sebuah misil pertahanan yang diberi nama Taming Sari 98.
Taming Sari 98 diklaim dapat menembak tank dari jarak sejauh tiga kilometer yang sasarannya bisa ditandai dengan Laser Target Designator (LTD).
Dalam pameran itu, terlihat Rudal Taming Sari berplatform sebuah mobil bak terbuka.
Menurut informasi, rudal Taming Sari 98 yang dibawa saat pameran DSA 2008 tersebut ialah asli bukan mock up.
Bahkan para pakar peneliti rudal tersebut sudah berani sesumbar jika Taming Sari 98 sekelas dengan rudal Copperhead buatan Amerika Serikat.
Harapannya jika sudah jadi, Taming Sari akan digunakan oleh pasukan khusus Malaysia macam Unit GGK dan Paskau.
Namun bak angin topan berubah menjadi angin sepoi-sepoi.
Belum juga kelihatan tes pengujian bahkan produksi, Taming Sari sudah lenyap dimakan waktu.
10 Tahun sejak dipamerkan ke publik Malaysia, sampai tahun 2018 ini pun Taming Sari tidak jelas juntrungnya seperti nasib rifle VB Berapi.
Missile microphone MK III mana lon? Kahkahkah....
Hapusalasan orang milih bandarq menjadi situs main domino dia
BalasHapusMalondog besar jubor daripada mulut
BalasHapusMalonyet bodoh sedari dalam kandungan
BalasHapuspermisi ya
BalasHapusmau numpang promosi bo kelinci99
cashback kami berikan sebesar 5% untuk permainan live casino ya bos
silahkan kunjungi WWWoKELINCIPOKER99oME
Winning Eleven
BalasHapusSeri A
Main Bola Jalan
Situs Judi Online
Salmon Bones
Phone Sex
SBOBET Asia
Sabung Ayam
Nova88
ION CASINO
BalasHapusgabungsbo.info
www.tempatlogin.com
www.kings128.asia
Daftar SBOBET
www.indobet206.info
Bandar Bola IDN
Bandar SBOBET
https://blogs.itb.ac.id/slot88/
BalasHapushttp://hanum_amalia.staff.ipb.ac.id/
http://46119210023.blog.mercubuana.ac.id/
https://www.breziiri.com