Roket Latih Experiment Kaliber 70 mm (Rol Ex-70) inovasi Poltekad TNI AD (photos : Dikti)
Poltekad Ciptakan Roket, Perkuat Alutsista dan Lahirkan SDM Kompeten
KOMPAS.com - Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) kembali membuat inovasi yakni Roket Latih Experiment Kaliber 70 mm (Rol Ex-70). Ini adalah hasil sebuah penelitian terapan.
Selain itu, Poltekad yang merupakan Eselon Pelaksana di tingkat Kodiklat TNI AD ingin memperkuat alutsista pertahanan negara Indonesia.
Menurut Pembantu Direktur 1 Bidang Akademik (Pudir 1 Bidmik) Poltekad, Kolonel Arh. Dr. Ir. Nurrachman, S.M., M.T., dalam menguatkan pertahanan negara, Poltekad berkomitmen melahirkan sumber daya manusia (SDM) kompeten.
Serta berbagai karya inovasi untuk memperkuat alutsista negara. Maka, muncul karya baru Roket Latih Experiment Kaliber 70 mm (Rol Ex-70).
"Karya-karya kami sudah banyak," ujarnya dikutip dari laman Ditjen Pendidikan Vokasi kemendikbud Ristek, Minggu (19/6/2022).
"Dalam waktu dekat ini yakni Roket Latih Eksperimen (Rol-Ex) yang memiliki kaliber 70 mm dengan menggunakan bahan bakar padat komposit (composite propellant), memiliki kemampuan jarak tembak 7-8 km," jelasnya.
Untuk memenuhi alutsista dalam negeri
Dijelaskan, perkembangan roket tersebut sudah mencapai tahap peluncuran secara salvo/kontinyu menggunakan multilaras atau yang dikenal dengan Multiple Launch Rocket System (MLRS) yang artinya beberapa unit roket ditembakkan secara beruntun.
Pada tahap uji coba ini penembakan roket menggunakan 8 peluncur dengan tujuan mengetahui intensitas penembakan/Rate Of Fire (ROF), yang nantinya pengembangan dan penggunaan roket ini untuk Satuan Artileri Medan TNI AD.
Kepala Seksi Penelitian dan Pengembangan Poltekad yang sekaligus Ketua Tim Peneliti Propelan dan Roket, Mayor Arh. Mohammad Ali, menyampaikan, Rol-Ex tersebut lahir dari sebuah riset terapan yang dilakukan oleh Poltekad sejak 2014.
Tentu, roket ini memiliki tujuan untuk menguasai teknologi sistem propulsi roket, mulai dari penentuan komposisi, proses manufaktur, hingga aplikasi untuk Rol-Ex kaliber 70 mm.
Dengan harapan di masa yang datang pemenuhan alutsista roket tidak lagi tergantung dari luar negeri, melainkan sepenuhnya terpenuhi dari dalam negeri.
Riset roket ini merupakan penelitian yang kompleks, mulai dari penentuan bahan kimia, desain, manufaktur, hingga material.
"Akan tetapi, dengan keterbatasan fasilitas dan peralatan yang ada di Laboratorium Sistem Propulsi Roket Poltekad, riset ini dapat dilakukan dengan baik," terangnya.
Sedangkan untuk tahap pembuatan Rol-Ex 70 telah mencapai tahap Prototipe 2 dengan target jarak capai 15-20 km.
Untuk selanjutnya bakal dilakukan tahap sertifikasi guna memperoleh sertifikat kelaikan sebelum diproduksi massal bagi kebutuhan di Angkatan Darat.
Jaga keamanan pertahanan dalam negeri
Pengembangan teknologi roket selanjutnya tidak terfokus pada kaliber 70 saja, melainkan kaliber yang lebih besar yang dikombinasikan dengan sistem kendali (guidance).
Sehingga pada akhirnya akan menjadi surface to surface missile yang memiliki tingkat akurasi perkenaan yang tinggi.
Ali menambahkan, ada banyak dunia usaha dan dunia industri (DUDI) yang sudah menawarkan diri untuk bekerja sama dalam pengembangan roket ini.
Ke depannya, dengan penguasaan teknologi dan pemenuhan alutsista secara mandiri dari dalam negeri, maka peta kekuatan pertahanan Indonesia tidak akan mudah terbaca oleh pihak asing.
Sehingga, keamanan dan kerahasiaan pertahanan negara juga dapat lebih terjamin. Ini karena produksi dan maintenance dilakukan sendiri dan menggunakan sumber daya alam (SDA) dalam negeri tanpa melibatkan pihak asing.
(Kompas)
Liput KF21 terbang perdana Min
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusPertamax Racing.......
BalasHapusRON 88
BalasHapusPAKAI SAJA YANG JENIS 70MM PT. DI (FFAR) SUDAH 15 KM ,GANTI ISI LEDAKNYA SAJA DENGAN LOW EX + WARNA.
BalasHapusSUSAH² NOZZ SUDAH BAGUS & BUATAN RI BEDA DENGAN NOZZ LAIN.
Karya dari poltekad yg harus diproduksi ya itu MLRS Busur Geni.
BalasHapusKF 21 uji terbang
BalasHapushttps://m.youtube.com/watch?v=S5nTorCmtaQ
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKF/IF - 21 BORAMAE sudah terbang perdana nih.....PAAAASSSSTIIII ada Malon yang DENGKI melihat itu dan sekaligus mengejek ejek musibah T50i milik TNI AU 🙂
BalasHapusSemua upaya mandiri di bidang pertahanan selalu kami support 200% deh,,,LANJUTKEN! 😎
BalasHapusSmua buat sendiri,pinter,tpu masalah nye bahan baku nye harus impor dari luarpropelent,bahan letupan,fusenye..ape ini yg d katakan mamdiri?pikir pikr ye
BalasHapusMangka nye MALASIA paling smua amunisasi belu dari luar aja,lwbih myrah dari d kilangkan sendiri,bijak siapa? Sinfapor aja habis berbiluon utk bik8n amunisivsendiri bahan baku smua d impor...
BalasHapus