KOMPAS.com - Korps Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI Angkatan Darat memiliki alat utama sistem senjata (alutsista) canggih radar Control Master (CM) 200/Shikra.
Saat ini, dengan adanya perkembangan ancaman dan tuntutan tugas pokok Arhanud, diperlukan alutsista yang memiliki teknologi canggih.
Hal itu dilakukan melalui pola modernisasi Angkatan Darat dengan tetap memperhatikan kekuatan dasar yang dibutuhkan (esential forces).
Saat ini, Arhanud mengoperasikan beberapa jenis radar canggih, salah satunya seperti yang telah disebutkan di awal, yakni radar CM 200/Shikra.
Spesifikasi radar CM 200/Shikra
Dilansir dari Buletin Satiti Bhakti Cakti edisi 64 Tahun 2019 Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat, radar CM 200/Shikra merupakan radar generasi terbaru yang dimiliki satuan Arhanud.
Radar CM 200/Shikra dikenal juga dengan radar System for Hybrid Interceptor Knowledge of Recognized Air (Shikra).
Kedatangan radar CM 200/Shikra sebagai radar pendukung dari sistem senjata Rudal Starstreak dimulai pada November 2017 dengan masuknya satu Baterai Rudal Starstreak di Denarhanud-004 Dumai.
Radar CM 200/Shikra merupakan kombinasi dari peran tactical radar dan air defence coordination.
Radar CM 200/Shikra terdiri dari komponen berkemampuan tinggi dan tiga dimensi (3D), serta modul Control View C2 yang ditempatkan pada wujud kontainer di truk.
Radar CM 200/Shikra menggunakan teknologi terkini multi beam 3D radar, sementara control view C2 berperan melakukan segala proses identifikasi dan analisis secara real time.
Selain itu, memberi informasi akurat tentang posisi target yang dibutuhkan oleh unit peluncur rudal di lapangan. Radar ini terdiri dari dua bagian besar, yaitu Radar Shikra dan Engagement Control System (ECS).
Radar Shikra dan ECS yang dilengkapi dengan sistem penjejakan Infra Red (IR) berfungsi sebagai radar yang mampu mendeteksi sasaran lawan atau kawan dan mendistribusikan data sasaran ke satuan tembak.
Menangkap sasaran udara secara maksimal
Dalam mengidentifikasi sasaran, radar CM 200/Shikra dilengkapi dengan pemantau Primary Surveillance Radar (PSR) dan Secondary Surveillance Radar (SSR) untuk menangkap sasaran udara secara maksimal dengan sistem Identification Friend or Foe (IFF).
ECS pada radar Shikra berfungsi untuk membantu komandan satuan taktis Arhanud dalam rangka penyelenggaraan manajemen pertahanan udara dan pusat kendali sistem senjata secara keseluruhan.
Adapun ECS merupakan kombinasi antara radar Shikra dan alat kendali senjata yang terintegrasi dalam satu sistem (Air Defence Weapon System).
ECS menjadi satu dengan kabin pada radar Shikra yang didesain secara ergonomis yang nyaman bagi operator dan sangat efisien.
Radar ini ideal untuk melakukan serangan atas ancaman yang datang dari jet tempur, helikopter, rudal jelajah dan drone (UAV).
Menghadapi peperangan elektronik pun, sistem radar ini telah dilengkapi dengan ketahanan maksimal pada ancaman jamming.
Tak hanya mampu mendeteksi ancaman dari wahana udara, radar CM 200/Shikra mampu memprediksi titik hadirnya serangan artileri dan mortir, dan memberi alert pada unit komando yang membutuhkan perlindungan.
Seperti halnya sistem radar terintegrasi pada Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), CM 200 dapat terhubung dengan fasilitas radar sipil, bahkan dalam kondisi darurat dapat menggantikan peran radar sipil.
Karakteristik radar CM 200/Shikra
-Menggunakan sistem doppler
-Mempunyai kemampuan anti-jamming
-Mampu mendeteksi manuver helikopter
-Dilengkapi dengan generator dengan kemampuan bekerja 24 jam --
-Dilengkapi dengan GPS dan penentu arah utara radar (IRU)
-Radar 3 dimensi dengan kemampuan mengklasifikasi sasaran.
Karakteristik teknis radar CM 200/Shikra
-Jarak pancaran maksimal: 250 kilometer
-Jarak deteksi minimum: 2 kilometer
-Azimuth: 360 derajat
-Elevasi: -7 hingga 70 derajat
-Ketinggian pancaran: 25 kilometer
-Kecepatan sasaran yang dapat dideteksi: 25-1.200 meter per detik
-Frekuensi: S band
-Panjang kabin: 20 kaki
-Berat kabin: 10 ton
-Waktu sikap tempur 15 menit
-Waktu sikap angkut: 10 menit.
(Kompas)
Aman dari si Gempork
BalasHapusKalo rudalnya bisa 200 km?
BalasHapus๐ท
nanti kalau TNI AD beli ADS-400 bisa 150 km
HapusIso mas.....Ning dicarterke omprengan disit
Hapuspelan2 radar dulu bisa deteksi baru cari rudal yang mumpuni... belanja dikit2 tapi terprogram, maju trus TNI
BalasHapusSetuju om, soalnya percuma bisa deteksi kalo kaga bisa gigit...
HapusSemoga arhanud kita makin sangar
Mantap canggih ini berbanding dengan sebelah yang cuma bisa tunjuk minat tapi tak boleh beli kerana miskin tak punya wang wkwkwk....
BalasHapusKalau beli radar terpisah dengan rudal gimana sinkronisasi dengan rudal yg dibeli..?
BalasHapusSistem Nato bisa ditautkan secara legal, tapi kalau memang tidak bisa ditautkan bisa pakai jasa negara ketiga seperti Israel,nnati mereka yang tautkan
HapusNgomong-ngomong Israel
HapusPutin mendukung Israel lho
https://www.republika.co.id/berita/r8ij2o320/putin-saya-dukung-perjuangan-israel
ADMINNYA pintir bingit haha,selalu update berita militer Indonesia. biar ada baku hantam sama gempurwira yang selalu iri dan dengki
BalasHapusohya tetangga sebelah punyak sistem pertahanan udara jarak pendek starstreak gk?
BalasHapusPunya dengan jumlah terbatas
HapusPunya tp operator payah banshee nya ad yg utuh tak tersentuh
Hapushttps://youtu.be/G1RcL970wvo
BalasHapusPasukan Checnya habisi militer Ukraina pake roket anti tank.
Mantul.. lanjutkan demiliterisasi Ukraina ๐ฎ๐ฉ๐ท๐บ
https://youtu.be/C209XOLuSqY
BalasHapusKapal marinir Rusia luncurkan rudal hancurkan drone Ukraina..
URAA ๐ฎ๐ฉ๐ท๐บ
https://youtu.be/L6xhbhVSahk
HapusArmada laut hitam Rusia hancurkan drone Bayraktar
URAA ๐ฎ๐ฉ๐ท๐บ
https://youtu.be/JJAOWiI_bAU
BalasHapusSetengah warga Amerika tidak setuju langkah Biden di konflik Ukraina Rusia.
Apalagi warga negara dunia. URAA ๐ฎ๐ฉ๐ท๐บ
Jarak maksimal: 250 kilometer✅
BalasHapusJarak Ktinggian : 25 kilometer✅
angkatan darat pake radar ini untuk sistem "forceshield" rudal starstreak dalam jumlah chukup banyak.
dari daya jangkau dan ktinggiannya, sbenernya radar shikra ini terlaluw WOW kalo cuman pake buat sistem SHORAD
sebagai perbandingan buat sistem "mistral atlas" memakai radar MCP dgn spek tek
jarak: 30 km✅
ktinggian 10km✅
radar shikra cucok jugak utk sistem hanud merad dan lorad.
mungkin kedepan klo AD apgred rudal ke sistem merad/lorad, gausa beli radar lagi.
jendral angkatan darat perna sebut, kalo dibutuhkan radar ini jugak bisa terhubung dgn kohanudnas-skrg koopudnas, wahh seruw gaesz haha!๐๐๐
rudal2 hanud kita bagai rumput jarum yg siap mluncur ke langit haha!๐๐๐
Iya eman2 kalau cuma buat detek rudal Shohad seperti starsteak yg cuma jangkauan 4-7 KM..ibarat body Mercy mesin tata nano๐
HapusBertahap bung kl radar sdh jarak jauh tinggal menyesuaikan duit buat beli pensilnya dekat ok menengah ok jauh ok
Hapushttps://www.inews.id/amp/news/internasional/menlu-rusia-operasi-militer-ke-ukraina-untuk-mengakhiri-dominasi-as-di-panggung-dunia
BalasHapusMantab ๐ท๐บ๐ฒ๐จ
“Operasi militer khusus bertujuan untuk mengakhiri ekspansi (NATO) yang tidak tahu malu dan (mengakhiri) dorongan tak tahu malu AS dan Barat menuju dominasi penuh ke panggung dunia,” kata Lavrov, dalam wawancara dengan stasiun televisi berita, Rossiya 24, seperti dilaporkan kembali RT.
HapusDominasi tersebut, lanjut Lavrov, dibangun di atas pelanggaran berat hukum internasional serta di bawah beberapa aturan yang telah dipilah atau dibuat berdasarkan kasus per kasus.
BACA JUGA:
Pasukan Rusia Bunuh Wakil Komandan Pasukan Nasionalis Ukraina
Lebih lanjut dia menegaskan, Rusia termasuk negara yang tidak akan tunduk pada keinginan AS. Negaranya hanya akan menjadi bagian dari masyarakat internasional yang setara dan tidak akan membiarkan negara-negara Barat mengabaikan masalah keamanan Rusia yang sah.
Dia juga mengecam kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell yang pernyataannya seolah mendorong pertempuran panjang di Ukraina. Borrell pada akhir pekan lalu mengatakan, konflik tertentu hanya bisa diselesaikan di medan perang, bersamaan dengan pengumuman bantuan militer lebih besar untuk Ukraina.
BACA JUGA:
AS Akan Kirim Senjata yang Dibutuhkan Ukraina Lawan Rusia, Presiden Zelensky Tak Percaya
“Ketika seorang kepala diplomatik mengatakan konflik tertentu hanya dapat diselesaikan melalui aksi militer. Iya, itu pasti pernyataan pribadi. Dia salah bicara atau berbicara tanpa berpikir, membuat pernyataan yang tidak diinginkan oleh siapa pun. Itu komentar yang keterlaluan,” tuturnya.
BACA JUGA:
Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia Serukan Rakyat Bersatu Dukung Moskow Serang Ukraina
Menurut dia, peran Uni Eropa telah bergeser terkait krisis keamanan Ukraina. Sebelumnya Uni Eropa tidak memosisikan diri sebagai organisasi militer dan berjuang secara bersama-sama melawan ancaman yang diciptakan.
Lavrov menilai, perubahan itu merupakan buah dari tekanan yang diberikan AS kepada para anggota Uni Eropa sehingga mendorong mereka lebih dekat ke NATO.
Padahal, kata Lavrov, Rusia ingin krisis Ukraina diselasaikan di meja perundingan. Rusia tetap pada tuntutannya yakni Ukraina harus menyatakan diri sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung ke NATO.
Bisa dikombinasikan dgn radar WLR juga gak ya
BalasHapusRadar WLR itu untuk Armed yg berfungsi mendeteksi lintasan dan tembakan artileri musuh
HapusRadar CM 200/Shikra untuk arhanud yg berfungsi mendeteksi objek udara seperti jet tempur,drone,heli dll
Bilamana salah satu feature-nya juga sampaikan bahwa juga berfungsi sebagai WLR baik dari titik tembakan artileri/mortal/rocket sampai proyeksi koordinat impact sasaran nya.
HapusSehingga tidak diperlukan WLR lagi.
Tinggal kedepan diisi rudal yg gede2 untuk Arhanud,
HapusMerad / lorad
https://youtu.be/ocQLzrTuUl0
BalasHapus2 jet su 25 Ukraina ditembak jatuh Rusia
Lanjutkan.. UURAA ๐ฎ๐ฉ๐ท๐บ
RADAR INI TAK BERBALOI NGAN TAMINGSARI YANG PALING HAIBAT DI SELUROH DUNIA AKHIRAT (Cakap Gempork)
BalasHapusHua hua haaaaaaa
Malon masih suka radar dome yg statis yg mudah jd sittingduck klnyg mobil mudah pergeseran sesuai kebutuhan
HapusBakal jadi rudal icbm kehadapan nanti..., Tunggulah riset dari deftech.
HapusXixixixi ๐