18 April 2022

The Royal Thai Army Demonstrates the Hermes 450 UAV

18 April 2022

Hermes 450 UAV of the Royal Thai Army (photos : Sompong Nondhasa)


21st Aviation Battalion, Royal Thai Air Force Aviation Center Lopburi Province It is an aircraft unit of the Royal Thai Army (RTA) with the unit upright is unmanned aerial vehicle battalion which is a unit that operates with an unmanned aerial vehicle (UAV) of the Royal Thai Army.

21st Airborne Battalion Army Aviation Center have four Searcher Mk II tactical unmanned aerial vehicles originally supplied by Israel Aerospace Industries (IAI) in the 1990s for an estimated $12 million (about 300 million baht at the time) had begun to be of service for a long time.

The Royal Thai Army has ordered the acquisition of the Hermes 450 unmanned aerial vehicle from Elbit Systems, Israel, costing approximately 900 million baht ($30 million) in the year 2017 by being used in many missions such as targeting, ISR (Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance), and mapping including disaster relief for the people, including forest fire and air flood monitoring.


In addition to being used by the Israeli Air Force, the Hermes 450 UAV has been successfully supplied from many countries around the world, including Singapore, Philippines, Brazil, Mexico, Colombia, Georgia, Azerbaijan, North Macedonia, Botswana, and Zambia.

It was procured for testing by the US Department of Defense. It is the basis for the development of the British Army's Thales Watchkeeper WK450 unmanned aircraft.

The Royal Thai Army is also trying to develop its unmanned aerial vehicle system capabilities. This includes the D-eyes 04 medium-sized unmanned aerial vehicle system research and development project for the Royal Thai Army Aviation Center between the Army Research and Development Office (ARDO) Royal Thai Army and Defense Technology Institute (DTI) in collaboration with Beihang UAS Technology Co.,LTD, People's Republic of China.


Some Israeli unmanned aerial vehicles reportedly include the Hermes 450, Hermes 900 and Heron TP has the ability to armed attacks.

Although the exported Hermes 450 UAVs, including those of the Royal Thai Army, currently do not have this capability. But from the release of data on the DTI DTI D-eyes 04 unmanned aerial vehicle prototype that is currently being built, the capability of using an air-to-surface missile system is also mentioned.

(AAG)

44 komentar:

  1. Sementara jiran sebelah gunakan drone dji

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nyamok lg haibat
      Endurance 1 tahun
      Wkwkwkwk

      Hapus
    2. Drone ni sangat bagus wat export keropok yang mahal, kerena daya beli dalam menurun.... WKWKWKWK

      Hapus
    3. maaf ya lon, harga nickel untuk battery Indonesia yg pegang wakakak

      Hapus
    4. Nickel?wat bayar hutang cukup ke?... WKWKWKWK

      Hapus
    5. kenapa pula jadi bayar hutang??? lagian semakin hadapan kebutuhan nickel akan menjadi rebutan... beda sama Malon yang mengandalkan sawit je...

      Hapus
  2. Sementara jiran sebelah gunakan drone nyamok

    BalasHapus
  3. Alatan tentera macam ni dah pon ada kat M'sia dulu lagi, kerna tamadun M'sia selalu terbaek di rantau ni




    Syabas, bukan maen bual nyer

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada Pon buatan Israel Dan china di Malaysia

      Hapus
  4. Bukan lawan tanding Drone NYAMUK punyanya Askar bersarung..Drone nyamuk durasi terbangnya sampai Kiamat, Radius terbangnya sampai Planet Namex wkwkwkkkkkkkkkkkkkkkk🤣🤣🤣🤣

    BalasHapus
  5. Zambia ternyata juga punya drone macam ini.
    KL ga punya => kalah ama ZAMBIA.

    cck..ckk..ckk..😁

    BalasHapus
  6. Min, angkat dong brita tentang MRAP dri turky yg di beli ratusan (kirpi/vuran) dan hisar U LRSAM ..

    BalasHapus
  7. MARINIR TNI AL rencananya akan pesan SPH Kal 155 mm, saat ini sedang memilih yang akan dibeli 🙂

    BalasHapus
  8. Harap raungan rakyat indon akan kenaikan pajak, harga tinggi dapat di atasi... Wkwkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Raungan apa sih drun??? yang meraung itu justru para politician saja, dengan membawa2 nama rakyat...
      Pajak tinggi itu untuk orang kaya, pengusaha dengan omset yang besar dll
      penghasilan sampai batas tertentu itu bebas pajak
      pedagang juga sama, pajak yang bayar pembeli bukan pedagangnya, nantinya pajak itu yang guna dibayarkan ke pemerintah

      Hapus
    2. Ambil jatah nasi bungkusmu saat berbuka nanti ya ndor

      Hapus
  9. Semenjak berita kuwait menolak malaysia beli f 18 mereka, rusli semakin tertekan dan malu komennya tak fokus melebar kemana mana, bahkan orang goreng krupukpun dipermasahkan oleh rusli...depresi akut kasihan...kasihan 😂😂🤣🤣

    BalasHapus
  10. Keinginan indon nak f15 potensi gagal, America now usik ham peduli lindungi.... Wkwkwkwk, hayal lagi indon, Rafale pon 6 biji jer

    BalasHapus
    Balasan
    1. USA usik peduli lindungi untuk menekan Indonesia yang tidak mau keras terhadap Russia...
      Masalah F-15 gagal beli, ya tidak apa2... sudah ada Rafale kenapa pula mesti beli F-15???

      Hapus
    2. Ntar berbuka nanti di Petamburan ya ndor, dapat nasi bungkus pastinya nanti pork ngoahahaha

      Hapus
  11. Indon cuma 6 Rafale.. Lain kalau ade wang.. Resmi cuma 6....wkwkwkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Malon heli Kecik 6 biji datangnya 6 tahun, kini kilangnya bangkrap pula wkwkwk wkwkwk wkwkwk

      Hapus
    2. Kilang heli bangkrap ?

      KL = ketipu lagi

      Hapus
    3. 6 Rafale modern juga sudah sangat cukup untuk menghancurkan armada udara Malon yang sedang menguncup...
      Mana xada pertahanan udara mumpuni... pesawat yang sedang masuk masa penghabisan dan mesti masuk perpanjangan semua... pasti sekarang armada udara Malon sedang merana hebat

      Hapus
    4. Ntar berbuka puasa nanti di Petamburan ya ndor,dapat nasi bungkus pastinya nanti ngoahahaha

      Hapus
  12. Korps Marinir Indonesia mendapat alokasi anggaran untuk pembelian howitzer self-propelled roda 155mm. Model howitzer yang dipilih akan memiliki kaliber 155mm, yang lebih besar dari howitzer tarik LG1 105mm dan howitzer M1938 (M-30) 122mm saat ini.

    Mengikuti kebiasaan, Korps Marinir Indonesia biasanya memilih membeli howitzer self-propelled 155mm 8×8 dari Blok Timur (mantan pakta Warsawa). Berbeda dengan TNI AD yang memimilih howitzer produk Barat, Nexter CAESAR 6x6.

    ShKH Zuzana 8x8 155mm Self-Propelled Howitzer

    Angkatan Darat Indonesia memperoleh 37 unit CAESAR seharga $ 240 juta, dua yang pertama tiba pada pertengahan September 2012. 18 lainnya dibeli dalam pesanan lanjutan yang ditandatangani pada Februari 2017. Transportasi howitzer self-propelled bisa menggunakan kapal LST milik Angkatan Darat atau LPD/LSt milik Angkatan Laut Indonesia.

    Berikut Self Propelled Howitzer yang mematuhi standar NATO : Kryl 6×6 (buatan Polandia), Bohdana 6 ×6 (buatan Ukraina), DITA 8×8 (buatan Ceko), Suzana 2 8×8 (2buatan Slovakia), EVA 8×8 (buatan Ceko-Slovakia) dan Aleksandar 8×8 (buatan Serbia).

    EVA 8x8 155mm Self-Propelled Howitzer

    Korps Marinir Republik Indonesia saat ini merupakan bagian integral dari Angkatan Laut Indonesia sebagai infanteri angkatan laut dan kekuatan perang amfibi utama Indonesia.

    Korps Marinir dipimpin oleh seorang jenderal marinir bintang dua. Per Agustus 2018, memiliki tiga Divisi Angkatan Laut (Pasukan Marinir), masing-masing dipimpin oleh seorang jenderal laut bintang satu.

    Mengingat jumlah batalyon artileri medan Korps Marinir hanya 3 untuk 3 Dvisi itupun komposit, kebutuhan Korps Marinir tidak akan banyak untuk jenis howitzer ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. MUANTAB...jangan pakai kajian negara sebelah ya...

      Negara sebelah mah kajian aja sampai 30 tahun lamanya...wkwkwkwkwkwkwkwk

      Hapus
    2. Yg ini cash....
      Jgn ambil dari ukraina. Pabriknya udah hancur.

      Hapus
    3. Alokasi? Ni citer kartun ke? Alokasi pon kena cakap.. Beza kalau dah beli... Macam cakap minyak goreng 11.000 teliti tak de... Wkwkwkwk

      Hapus
    4. Beda ya Pork, jangan samakan dengan Malon yang alokasi dana itu masih perlu tender-kaji-persetujuan-kaji-lenyap
      Kalau Indonesia, sekali ada alokasi dana maka proses pemilihan maker dilakukan dengan senyap, dan tiba2 sudah ada kesepakatan...
      dan itu dilakukan saat dimana alokasi anggaran sudah dimasukan...

      Bedakan dengan kebiasaan Malon yang semua hal harus melalui tender... last senyap

      Hapus
  13. Malon= kajian , dijangka, akan , tender, last last senyap, tak ada yang datang wkwkwk wkwkwkkwkwk wkwkwk

    BalasHapus
  14. Malay nak inginkan dron male bayraktar...

    Ckckckckkckckc.....

    Kebiasaan orang semenanjung, yg penting sembang dulu

    😁😁😁

    BalasHapus
  15. Dron aludra malay makin kuncup

    Wakakkakaka

    Minim dana pengembangan minim penggunaan dah oldskull

    BalasHapus
  16. Kalo turki mau leasingkan drone nya. Hisamudin pasti dah mou

    😁😁😁

    BalasHapus
  17. JK mantan wakil presiden... Presiden selanjutnya susah nak fikirkan sejahtera kan rakyat, kerena fokus bayar hutang bergunung gunung..... Wkwkwkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ntar berbuka puasa nanti di Petamburan ya ndor,yg pastinya nanti dapat nasi bungkus ngoahahaha

      Hapus
    2. Malon belum punya MALE UCAV ya....kasihan banget. Hutang malon sudah 65% dari GDP, ekonomi masih krisis, defbuget cipuut...pantes Lander tidak ada yg berani kasih hutang

      Hapus
  18. Gempita Malon ternyata Lesensi ya kirain buat sendiri kaya anoa dan badak

    Link Sahih nya :


    https://www.indomiliter.com/malaysia-tampilkan-av8-gempita-8x8-varian-armoured-mortar-carrier/

    BalasHapus
  19. GEMPURWIRA18 April 2022 09.07
    Indon cuma 6 Rafale.. Lain kalau ade wang.. Resmi cuma 6....wkwkwkwkw

    6 BIJI PON SANGGUP MEMUSNAHKAN KERAJAAN BERUK SEMENANJINK WKWKWKKKKKKKKKKKKKKKK🤣🤣🤣🤣

    BalasHapus