23 September 2017

HMAS Hobart AWD Enters the Service

23 September 2017

HMAS Hobart Air Warfare Destroyer (photos : Aus DoD)

HMAS Hobart Commissioning

The safety and security of Australia and our interests around the globe has been significantly strengthened with the commissioning of the first Australian-built Air Warfare Destroyer, HMAS Hobart, today.

Hobart brings together the best of Australian and global technology to be one of the world’s most potent and lethal warships.  She will provide air defence for accompanying ships, in addition to land forces and infrastructure in coastal areas, and for self-protection against missiles and aircraft.

The commissioning of Hobart is the culmination of the hard work of thousands of Australians who built and delivered the future capability of the Royal Australian Navy. The crew and shipbuilders who have brought this new capability into service are to be congratulated on their achievement.



The Turnbull Government has committed to a continuous sovereign naval shipbuilding program that will keep our Navy equipped with the latest technology for generations to come and Hobart demonstrates our commitment and ability to meet that promise.

This sovereign continuous naval shipbuilding program will create thousands of jobs across the country and is another example of the Turnbull Government building and strengthening our defence capability and defence industry.

HMAS Hobart is the first of three Hobart class guided missile destroyers that will enter service in coming years and the third ship to carry the name, Hobart. Her motto, Grow with Strength, reflects the future direction of the Navy as it continues its primary mission of protecting Australia and its interests in an increasingly dynamic region.

HMAS Hobart (image : MConrads)

As detailed in the Turnbull Government’s 2016 Defence White Paper, our Navy is undergoing its largest regeneration since the Second World War and our future fleet will be more flexible, more versatile, and more lethal than ever.

Hobart will now undergo her test and evaluation period where she will integrate into the fleet and Navy personnel will train to operate the warship.

(Aus DoD)

15 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. sungguh tragis sekali kekejaman PKI..Banyak persoalan yg brmain di minda sy..yg pertama,kenapa Soekarno mati-matian membela PKI?kedua,kenapa Soekarno tidak diadili secara hukum atas sokongannya kpd PKI?yg ketiga kenapa Soekarno diangkat sbg wira Indonesia pada hal gara2 dia rmai org tak berdosa mnjadi mgsa kekejaman PKI..

      Hapus
    2. bro...klu tiada soekarno..takkan suharto bisa memerintah indonesia puluhan tahun..klu tiada suharto ..takkan ada sistem demokrasi kebablasan dan ekonomi liberal yg dipakai indonesia sekarang..politik adalah alat utk manipulasi..dan orang2 yg berhasil dimanipulasi akan melihat apa yg anda sebut sebagai 1 tragedi..sedangkan apa yg berlaku adalah sebuah transisi..bukan saja transisi sistem..tapi juga transisi mentaliti masyarakat kebanyakan..cari apa motivasi para pejuang kemerdekaan indonesia..bagaimana indonesia yg mereka impikan..kemudian bandingkan dengan apa sistem & anutan indonesia hari ini...

      tokoh pemimpin politik itu ibarat aktor..tapi yg menjadikan lakonan mereka sukses adalah masyarakat yg taksub & termanipulasi dengan politik..terlalu kagum hingga mendewakan pemimpin..sedangkan pemimpin juga manusia..klu tragedi pki yg anda sebut itu adalah sesuatu kekejaman..yg kejam itu adalah masyarakat yg membiarkan diri dimanipulasi malah menjadi mangsa korban jiwa angkara politik...



      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Sejarah kelam bangsa indonesia terus berbuntut panjang habis pki datang rezim serakah krupsi penjarahan aset negara masih marak sampai sekarang .

    BalasHapus
  8. Sejarah bisa menjadi pelajaran berharga buat suatu bangsa melangkah kedepan,, tapi jgn sampai sejarah juga membuat kita terbelenggu ketakutan sejarah akan terulang, sedangkan pusatnya komunisme spt soviet sdh bubar china sdh menjadi sangat kapitalis,, jgn smpai isue ini dijadikan alat politik segolongan orang hanya untuk meraih kekuasaan yg tidak elegan,, masyarakat kita sdh tdk buta lagi dan bodoh akan hal ini,, bijaksanalah

    BalasHapus
  9. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bacang mas, bacianggggg...5000-an masih anget...kalo beceng 500-an aja

      Hapus
    2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus