Australia further flexes HADR capabilities in exercise with Timor-Leste
In a further demonstration of the Canberra class’ humanitarian assistance and disaster relief (HADR) capabilities, the Royal Australian Navy (RAN) has completed an amphibious delivery operation of rapidly deployable medical equipment via the platform to Timor-Leste.
The equipment was delivered to the capital city of Dili via three LCM-1E amphibious mechanised landing craft operated from the RAN’s second Canberra-class amphibious assault ship (LHD), HMAS Adelaide .
The operation was conducted as part of ‘Indo-Pacific Endeavour 2017’, which is a series of military exercises that the Australian Defence Force (ADF) is conducting with regional partners from 4 September to 26 November.
The operation’s payload included a mobile hospital that will be used in a separate annual multinational engineering exercise to be held in the country in October 2017, said the Australian Department of Defence (DoD) in a statement released on 23 September.
“Delivering these supplies to Dili is a great opportunity for ‘Indo-Pacific Endeavour 2017’ to demonstrate HMAS Adelaide ’s amphibious capability and the humanitarian assistance and medical capability the ADF brings to the region,” said Captain Jonathan Earley, Commander of the Australian Defence Force’s (ADF’s) Joint Task Group 661.
While the operation was in progress, the Adelaide (Oliver Hazard Perry)-class guided-missile frigate HMAS Darwin , and the Anzac (Meko 200)-class ship of a similar type, HMAS Toowoomba , provided support to the LHD in the background, the department added.
(Jane's)
ASEAN should allow Timor Lists to join now to improve the quality of people and benefits the int trade business in all ASEAN Member.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSoeharto bertindak atas perintah A.H.NASUTION ketika itu yang bisa lolos dari pembunuhan g30s/pki karena ajudany pierre tendean yang mengaku bahwa dirinya adalah A.H.NASUTION yang di cari, sehari setelah lolos jenderal A.H.NASUTION langsung mengirim surat kilat kepada pangkostrad mayjen soeharto saat itu untuk melakukan pembalasan, dan A.H.NASUTION berlindung di bawah kostrad, maka mayjen soeharto atas perintah jenderal A.H.NASUTION langsung bergerak mengumpulkan para petinggi militer yang tersisa dan sarwo edhi kepala RPKAD yang di tunjuk soeharto untuk mengambil alih stasiun RRI yang telah di kuasai tjakrabirawa di bawah pimpinan letkol untung, singkat cerita setelah keadaan bisa di kendalikan oleh tni ad, tidak lama kasad A.H.NASUTION di pecat oleh soekarno & sepertiy tidak rela beliau lolos dari penculikan & pembunuhan oleh pki, maka terjadilah demo besar besaran rakyat dan menuntut soekarno membubarkan pki, tapi soekarno tetap tidak bergeming dan akan terus mempertahankan NASAKOM y, keputusan soekarno ini membuat para jenderal TNI AD saat itu geram, maka terjadilah yang namay supersemar , pengalihan paksa kekuasaan soekarno kepada soeharto oleh para jenderal utusan soeharto, katay sich sampai adu todong senjata juga antara 3 jenderal utusan soeharto dengan ajudan soekarno di istana negara, dan soekarno mengalah dan mau menandatangi supersemar
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusAusi latihan besar besaran patut harus di waspadai ...negara agresor jangan pernah di kasih hati kalau tidak lepasnya timur leste bakal terulang kembali .
BalasHapusGak bakal lepas lg kalu om antiembalgo rajin ikut siskamling tiap malam jumat kliwon.
HapusMuarif@ emang kita bukan negara agresor?
Hapus