Model pesawat N245 (photo : Defense Studies)
BANDUNG, KOMPAS — Setelah sukses dengan uji terbang pesawat N219, PT Dirgantara Indonesia segera mengembangkan pesawat N245. Pesawat N245 merupakan turunan dari CN235 hanya saja tanpa dilengkapi dengan fasilitas ramp door atau pintu di bagian ekor pesawat.
PT Dirgantara Indonesia memperkirakan sertifikasi pesawat N245 butuh dana 225 juta dolar AS atau sekitar Rp 3 triliun. Dalam sertifikasi itu akan dilakukan pengujian komponen vital pesawat, seperti sistem avionik, sayap, kelengkapan kokpit, dan peralatan pendaratan. Proses itu ditargetkan rampung pada 2018.
”Biaya sebesar itu untuk membuat tiga prototipe (purwarupa) hingga merampungkan proses sertifikasi,” kata Direktur Produksi PT Dirgantara Indonesia, Arie Wibowo di Bandung, Rabu (6/9).
Arie mengatakan, saat ini, pengembangan N245 sedang dalam tahap desain awal. Menurut dia, targetnya pada 2018 selesai proses sertifikasi dan uji terbang dua tahun kemudian. Baru pada 2022, N245 dijadwalkan masuk pasar komersial.
Arie mengemukakan, potensi pasar N245 sangat besar di dalam negeri, terutama untuk melayani rute-rute yang berjarak antara 1 jam-1,5 jam melalui penerbangan.
”Di Indonesia belum banyak dijangkau penerbangan jarak pendek, seperti Surabaya-Jember, Bandung-Cirebon, Bandung-Pangandaran, yang kalau lewat jalur darat membutuhkan waktu agak lama. Sementara pesawat N219 nanti yang akan mengisi rute-rute perintis,” ujar Arie.
Arie juga menyinggung, kompetitor N245 adalah ATR 42 buatan Peransis. ”Namun, kami tidak khawatir karena keunggulan N245 dapat mendarat di landasan pendek kurang dari 1.000 meter. Banyak bandara di Indonesia yang kondisinya seperti ini, sedangkan pesawat kompetitor tidak mampu mendarat di landasan pendek,” ucapnya.
Menurut Arie, pangsa pasar pesawat kecil dan medium ini di Indonesia relatif besar, untuk N219 sekitar 100 unit. Sementara untuk N245 antara 50-80 unit. Apabila target pasar dalam negeri itu terpenuhi, target angka tersebut bagi PT DI sudah balik modal.
Potensi pasar untuk pesawat N219 dan N245 juga bukan saja di dalam negeri, melainkan di luar negeri. Secara geografis yang cocok dengan Indonesia di antaranya kawasan Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Latin. ”Kami berharap pesawat ini disukai banyak konsumen dari sejumlah negara,” katanya.
Arie mengungkapkan, Pemerintah Turki melalui Turkish Aerospace Industries Inc (TAI) juga berminat menjajaki kerja sama dengan PT DI untuk menjual pesawat itu ke kawasan Afrika. Turki, menurut Arie, mengusulkan agar pesawat N245 juga diproduksi di negara itu. Hal ini untuk memudahkan pemasaran pesawat ke kawasan Afrika yang jaraknya lebih dekat dari Turki dibandingkan dari Indonesia. Dengan demikian akan lebih efisien.
”Tawaran Turki ini sedang dipertimbangkan, bentuk kerja samanya seperti apa. Namun, paling tidak tawaran ini juga menunjukkan pengakuan terhadap produk negara kita,” kata Arie.
Direktur Utama PT DI Elfien Goentoro mengemukakan, PT DI juga perlu bersinergi dengan perusahaan besar dunia seperti Airbus dan Boeing. ”Kami perlu beraliansi dengan perusahaan-perusahaan penerbangan dunia, tapi di sisi lain kita juga harus fokus pada pasar, misalnya pada negara kepulauan dengan memproduksi pesawat kecil dan medium,” ujar Goentoro.
ATR-42 sudah dikembangkan kemampuan short runway landingnya. Pake rem dan tail unit baru. Bisa landing pada runway 800 meter
BalasHapusMulai tank medium pesimis aja nih orang
HapusLho kok pesimis? Kan cuman bilang apa adanya. Jangan hanya mengandalkan short landing distance, karena sudah dikembangkan oleh ATR. Justru asumsi "optimis" begitu yang bahaya. Asumsi itu yang "realistis", tapi oleh orang2 sok optimis, pasti dianggapnya pesimis...
HapusSetuju dengan ente
Hapusyg jelas meskipun ATR sudah bikin yg short landing buatan PT DI jelas akan lebih memikat karena dr segi harga pasti lebih murah ... kalopun RRC juga mau buat ornag tetap akan pilih PT DI dr segi kualitas jauh lebih baik
HapusIni saya ngomong gini ntar dibilang pesimis, tapi emang fakta. Menyaingi ATR bukan main2, mereka namanya udah tenar untuk sektor komuter. Pabriknya bisa membuat 120 unit ATR 42 dan 72 tiap tahun. Lha tau sendiri kapasitas produksi PT DI itu kecil, bisa bikin 20 pertahun udah hebat. Performa PT DI juga lamban, sering kena penalti sampai ada yang nilai penaltinya sama seperti satu pesawat. TNI AU aja sampe nyerah helikopternya ga jadi2. Dengan kondisi manajemen begitu, apa iya bisa mengalahkan raksasa yang sudah profesional seperti ATR?
Hapussemua itu butuh proses ... Prancis utk bisa seperti PT DI itu jauh lebih lama.....orang nyiyir sperti anda juga berguna sih utk meramaikann blog
Hapus@bali sunset
HapusArgumen sampeyan bagus mas...kalo begitu saran sampeyan apa?
Hmmm sudah kudugem...dia gak mau berkata sebaris katapon
HapusSusno@ sudah faktanya kok begitu..
HapusEmang butuh proses berapa lama lagi?
Smili@ biar ane bantu jawab..
Rombak itu menejemen PT.DI
Kasih aja orang2 model kayak pak dahlan pak jonan....
Wah curang...gak boleh kerjasama gitu, kerjain sendiri-sendiri dong!!
HapusSmili@ hahahaha...
HapusEa ketanyaan memang pahit kok..tiap tahun di kasih PMN sama pemerintah,tapi hasilnya selalu minuskan.. Deliveri pekerjaan juga sering telat(pinalti) jelas itu keluar duit..gimana mau untung..berarti ada yang salah di menejemen mereka..
Ketika TNI beli dari luar mereka teriak2
Kita sudah bisa bikin,buatan anak bangsa( tapi nyata cuman asembling doang) di kasih orderan malah molor..gimana gak kecewa si User
Kalo ingatannya sependek itu memang terlihat benar.
HapusKetika manajemen sekarang(yang sampeyan usulkan utk dirombak ini) mulai menjabat sejak bbrp tahun lalu, mereka sudah diwarisi hutang yang menggunung.
Asalnya dr mana?
Ketika memulai proyek n-250, iptn invest besar2an...beli "super komputer" yang sangat mahal yang sama dg yang dimiliki boeing, invest instalasi, peralatan kerja, mesin, material dll, membuat kontrak kerja dg bbrp produsen pesawat ternama, menyekolahkan banyak sekali sdm keluar negri termasuk menyekolahkan beberapa test pilot (yang sekarang tinggal tersisa 1 orang).
Setelah imf mendesak pemerintah utk menghentikan subsidi bg iptn, maka mangkraklah segala investasi besar2an pd era itu yang diwariskan hingga saat ini...sementara aset iptn yang lain sangat kecil krn saat itu iptn adalah perusahaan yang baru berkembang.
Soal wanprestasi pt.di spt yang anda sebut sdh dijelaskan baik oleh pihak pt.di maupun kasau baru.
Kasus thailand&filipina terjadi diluar kuasa pt.di (mesin baru yang cm 1 set rusak ditabrak burung dan suplier autopilot dibeli perusahaan lain).
Kasus heli c-sar, ternyata kontrak efektif belum berlaku krn ada hal2 diluar kuasa pt.di belum selesai...hal ini dibenarkan oleh kasau yang baru sbg kesalahan dipihak mereka krn "saat itu" tidak paham kontrak dan sbg tindak lanjutnya kasau yang baru mengangkat sdm dg bekgron pendidikan hukum khusus utk menangani kontrak2 spt ini.
Nah soal sosok spt pak Jonan..kalopun pak Jonan menjabat dsn rasanya gak akan selancar ktk di kai(walopun saya yakin membawa banyak perubahan).
Bedanya kai asetnya banyak, sementara sifat industrinya adl monopoli, sementara pt.di hutangnya menggunung, asetnya minim, sedangkan sifat industrinya kompetisi bebas dan global pulak.
Soal merombak manajemen...kalo yang ada sekarang dirombak maka runtuhlah pt.di. Sejak exodus besar2an sdm berkualifikasi tenaga ahli maka terjadi ketimpangan struktur sdm dsn dari segi usia+pengalam kerja...yang tersisa sekarang adl sdm yang sangat senior(termasuk para manajemen yang mau anda rombak ini) dan sdm junior...sdg lini tengahnya kosong, maka terjadi ketidak sinambungan arus transformasi pengetahuan/skill.
Pak Jonan dulu ketika di kai jg tdk merombak besar2an manajemennya, krn beliau berkeyakinan bhw leadership yang bermasalah itu hanya sedikit, sementara yang lain sebenarnya baik tapi diam saja dg keadaan sekitar.
Monggo kalo mau dibalas...saya mau makan siang dulu
Nice answer, smilinghari :)
HapusSmili@ hutang yang mana?
HapusSedah bebarapa kali di kasih PMN sama pemerintah kok mulai dari suntikan dana segar s/d pemutihan hutang,toh tetap saja masih merugi,..
Thailand dan filiplina..
Di tabrak burung..apa pt di gak punya stok lain?
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/03/09/130000126/telat.kirim.pesanan.pesawat.ptdi.kena.denda.rp.222.56.miliar. Alasan yang buat filiphina karena komponen ada impor,.
Sekarang saya tanyak sama ente smili@ apa sekelas PT.DI yang di isi orang2 pintar gak bisa kalkulasi waktu pengerjaan..waktu yang di butuhkan.?
PT.PAL: proyek yang di tanganin pt.pal skrng apa semua komponen di produksi oleh pt pal atau di indonesia..kan tidak
Tapi kenapa mereka bisa ontime?
Begitu juga PT.pindad..
kAI itu gak ujug2 besar kok pasti dari kecil dulu..
Skrng pilihan mau di rombak itu dari awal atau di biarkan begini merugi dan merugi?
Tanya kenapa kok pada lari semua keluar
Makax saya bilang pilih orang model pak jonan atau pak dahlan..yg memang tegas...
Kasus telat pd pesanan thailand masih bisa diperdebatkan, krn keterbatasan kewenangan pt.di (saat itu oleh kemm.bumn, pt.di tdk boleh menyetok mesin krn cash flownya masih buntung. Tapi skr kebijakan kem.bumn sdh direvisi...ditandai dg pemesanan sekian set mesin hamilton).
HapusKasus filipina berbeda lagi. Saat itu (ktk filipina pesan nc-212i), chobam penyedia sistim autopilot diakuisisi oleh perusahaan lain ktk pemesanan barang sdh berlangsung. Sementara perusahaan yang baru mengupgrade sistim autopilot tsb dan sdg menjalani proses sertifikasi...jalan buntu krn dia jg tidak mau menjual sistim yang lama, smp autopilot yang baru selesai mendapat sertifikasi). Hal ini bisa dicek juga situs maxdefence.
Dg tumpukan utang masa lalu yang menggunung, PMN dr pemerintah adl utk memutar roda perusahaan spy tetap eksis,mungkin sebagian utk mencicil hutang...tanpa pmn darimana dia bisa operasional, lha wong keuangannya sj merugi?
Inti dr komen saya ini, coba lihat scr utuh perjalanan pt.di dari ketika masih bernama nurtanio, iptn smp saat ini...spy orang tidak menimpakan beban masa lalu (termasuk tumpukan hutang) kpd manajemen saat ini. Termasuk yang sgt berat adl keluarnya para tenaga ahli iptn (saat itu) yang terjadi dibawah tahun 2005...silahkan dicek sendiri
Smili@ gimana ceritanya gak nyetok?
HapusSelain pesanan thailand ada juga pesanan kita,..
Untuk kasus filiphina..ngerjakan peswat gak cuman 2 minggu harus jadi loo..
Minimal 8 bulanan..skrng dengan waktu selama itu..komponen peswat masih bisa di kirim via udara..
Banyangkan aja modul PKR yang harus di kirim via laut dari belanda dan rumania masih bisa ontime?
Lalu apa kabar heli super puma pesanan TNI AU yang dari tahun 98 tapi masih ngejogrok di hanggar PT.DI
Aq mulai iri dan panas hati melihat kemajuan indonesia nih...Huhuhu,negaraku penuh bual dan rasuah pulak,cem mn nak maju huhuhu
BalasHapusPositif thinking itu menyehatkan,,, dukung terus ahh agar bangsa kita maju bersama dgn teknologi yg HiTech, goo
BalasHapusOy, kami tdk sakit hati karena kami mendapatkan banyak pahlawan devisa dg harga murah melalui calo2 indon. Menurut calo2 indon, kami bs mendapatkn para pahlawan devisa dg harga murah dg cara menyelundupkanny ke negeri kami, tp sebelumny calo2 indon itu hrs bayar sogokn kpd aparat indon. Untungny aparat indon mau disogok dg harga murah
HapusUntungnya indonesia tak Cem malon negara bodoh dan suka claim Wkwkwk
HapusYg bodoh itu, ya...indon. Gak punya duit, ambil jalan pintas. Perempuan2nya diexpor jd babu, eh maaf jd pahlawan visa, lalu duitnya sebagian dikorupsi sisanya digunakn utk membuat pesawat capung yg ga kan laku dijual.
HapusLuar biasa, genius, intelektual, beruntungnya negara ente punya warga seperti ente. Very smart!
HapusKalo bodoh manalah boleh eksport senjata,bkn cem malon jaguh claim,painting n ganti stiker buatan Wkwkwk...indonesia eksport tki berguna bagi devisa,malon eksport teroris n bandar dadah rugikan dunia Wkwkwk...
HapusSagitarius# bila ada wang banyak2 baca internet pakcik biar awak tahu kemajuan industri indonesia,jgn cem katak di bawah tempurung kita pakcik,malu kita kpd dunia bila malay cem tuh
HapusPerjuangan kita masih panjang, semangat untuk berjuang bersama dengan memaksimalkan potensi kita masing"
HapusAyo kita berjuang bersama membangun bangsa kita tercinta
#salamdariorangdesa
Mudah2an lancar sampai produksi masal.tapi masih ada pertanyaan tentang comparasi N 245 dengan N 250..? CMIIW bukannya kode 45 menunjukkan kapasitas angkut ya..apa nggak tanggung tuh dengan kapasitas angkut N 250.googling tapi belum dapat jawaban yang memuaskan kenapa N 245 yang di pilih daripada hidupin lagi N 250
BalasHapusInisial 245 itu selain sbg pembeda dg inisial 250 (karena keduanya merupakan pengembangan yang berbeda...245 adl turunan dr 235, sementara 250 adl pengembangan yang sama sekali beda alias pure versi penumpang).
HapusInisial 245 juga menunjukkan kompensasi penambahan kapasitas aangkut yang berasal dr penghilangan ramp door pd varian transpor (cn-235)
Good good Indonesia. Our neighbor here might get jealous.wkwkwk
BalasHapusNo, malaysian has no any jealous. We are satisfied by accepting lot of pahlawan devisas that indon sent to us
HapusCie,Cie...malon iri tanda tak mampu Wkwkwk
HapusNo Malaysian are good bro they are OK with Indonesia. Bad people of Singapore are the jealous one.wkwkwk
HapusAgak agak nak claim buatan mana ni.. keh keh keh
BalasHapusBuatan indonesialah,masa buatan malon Wkwkwk...malonkan cuma jaguh painting n ganti stiker buatan tempatan Wkwkwk
HapusPolandia
HapusTolong buat admin supaya akun Iqram nih dibanned saja kerana pic profilnya sudah menghina merah putih
Hapus@nadine udh biarkan saja lah bang itu cuma provokasi, biasanya orang kayak gitu kalau gak masih SD ya berani di dunia Maya aj
HapusYg penting mari kita isi kemerdekaan ini dengan berkaya sesuai dengan keahlian kita masing" demi memajukan bangsa kita tercinta ini
Makin sabar makin dewasa
#salamdariorangdesa
Semangat terus PT DI, tunjukkan jika kita mampu
BalasHapus#salamdariorangdesa
Bismillah kalau n.245 di masukan dalam jajaran skadron udara 2,tugas awacs dilengkapi radar terahetz cina apa bisa memungkinkan?.selain ada n.259.
BalasHapus