07 Desember 2015

TNI AL Kini Gunakan Sistem Komunikasi Satelit

07 Desember 2015

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, meresmikan penggunaan Siskomsat di Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Senin (photo : TribunNews)

Lakukan Modernisasi, TNI AL Kini Gunakan Sistem Komunikasi Satelit untuk Pemantauan dan Kapal Perang

TRIBUNNEWS, JAKARTA - Sistem komunikasi di lingkungan TNI AL kini memasuki era baru dengan menerapkan aplikasi canggih bernama sistem komunikasi satelit (Siskomsat).

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, meresmikan penggunaan Siskomsat tersebut di Markas Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) Surabaya, Senin (7/12/2015).

Siskomsat TNI AL ini berbasis bantuan Satelit Komunikasi BRIsat (satelit milik BRI) yang telah mengorbit pada bulan Oktober 2015 lalu.

Siskomsat TNI AL ini direalisasikan dalam dua kegiatan.

Pertama, pengembangan Siskomsat TNI AL dengan Backbone C Band untuk kebutuhan darat dan Siskomsat TNI AL dengan Backbone Ku-Band untuk kapal perang (KRI).

KRI Usman Harun 359 (photo : BatamPos)

Pada pelaksanaannya TNI AL juga menjalin kerja sama dengan PT Telkom dan PT LEN, yang akan membantu dari tahap perencanaan teknis, pengembangan software hingga pengadaan hardware-nya.

Dalam rilis yang diterima Tribunnews, Kasal menjelaskan, dalam perang laut modern, komunikasi sangat menentukan keberhasilan operasi.

Selama ini, kata Kasal, sistem komunikasi di lingkungan TNI, baik di darat maupun unsur kapal perang (KRI) yang menggunakan perangkat radio HF, VHF, dan UHF.

Padahal sistem ini memiliki keterbatasan dalam pengoperasiannya karena memiliki data rate rendah.

Demikian juga dengan gelar Sistem Komunikasi Satelit (Siskomsat) TNI, yang berada di bawah Komando Pengendalian Panglima TNI, belum optimal diaplikasikan di sebagian besar KRI karena dimensi Antena C-Band yang relatif cukup besar.

“Karena itu TNI AL mengambil peluang kesempatan dengan adanya alokasi satu transponder Ku-Band untuk TNI AL melalui Satelit Komunikasi BRIsat yang mulai mengorbit pada bulan Oktober 2015 lalu,” katanya.

KRI Sultan Iskandar Muda 367 (photo : Detik)

Kasal juga menjelaskan Siskomsat TNI AL akan diaplikasikan untuk penugasan prajurit yang bertugas di pulau-pulau terluar, survellance, mobile trunking, dan backpack prajurit Korps Marinir.

Untuk penggunaan surveillance atau pengamatan, Siskomsat dilengkapi dengan perangkat surveillance yang terdiri dari fasilitas radar, kamera, Automatic Identification System (AIS) transponder, PSTN dan E-mail.

Sebagai Siskomsat mobile atau mobile trunking, kendaraan Siskomsat dilengkapi perangkat Very Short Aperture Terminal (VSAT) dan repeater, serta pada aplikasi bacpack untuk pasukan Korps Marinir.

Sedangkan Siskomsat TNI AL dengan Backbone KU-Band, kata Kasal, diterapkan pada KRI dari unsur-unsur pemukul.

Tahun ini, Siskomsat dengan Backbone KU-Band dipasang di KRI Usman Harun-359 dan korvet KRI Sultan Iskandar Muda-367.

“Aplikasi Siskomsat di pendirat dan KRI dari unsur pemukul diharapkan mampu meningkatkan performa operasi TNI Angkatan Laut yang berkelas dunia,” tegas Kasal.

(TribunNews)

4 komentar:

  1. nah gitu donk.. ga bakalan tersadap. kalo bisa khusus untuk kepentingan militer. banyak negara2x yg kalah perang itu karena mereka pergerakannya gampang disadap.

    BalasHapus
  2. kata siapa ga bisa di sadap, satelit telkom & bri kan satelit komunikasi biasa yg mudah disadap oleh satelit militer, kecuali tni punya satelit militer sendiri... emang loh dodol....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Satelit biasa juga bisa anti sadap kok selama jalur komunikasi end to end di enkripsi secara maksimal, komunikasi bentuk apapun selama ga di enkripsi dg benar ya bisa di sadap. Satelit kan cuma perantara jarak aja...

      Hapus
    2. duhh...tec antec jadi kepanjangan asing dap sadap .

      Hapus