Kendaraan tempur DenBravo Paskhas TNI-AU (photo : Bronco1978-Kaskus Militer)
Demo simulasi pembebasan sandera (Basra) oleh Tim Aksi Khusus Detasemen Bravo mewarnai perayaan hari ulang tahun (HUT) Korps Pasukan Khas TNI AU ke-60 di Pangkalan Udara Sulaeman, Bandung, Rabu (24/10). KSAU Marsekal TNI Herman Prayitno bertindak sebagai inspektur upacara yang diikuti 750 peserta atau total 1.000 personel termasuk para pendukung.
Para pejabat TNI yang turut hadir dalam upacara diantaranya adalah Komandan Jenderal Sesko TNI Marsdya TNI M Basri Sidehabi, Asisten Logistik KSAU Marsda TNI Soebandrio, Asisten Operasi KSAU Marsda TNI Edy Harjoko, dan Panglima Kohanudnas Marsda TNI Ganjar Wiranegara.
Dari awal upacara Korps Paskhas sudah menampilkan beragam kejutan kepada para hadirin. Tiga komandan skadron Korps Paskhas diterjunkan melalui helikopter SA-330 Puma dari ketinggian 6.000 kaki untuk memimpin pasukan masing-masing. Demikian juga dengan komandan upacara yang juga diterjunkan dari ketinggian yang sama. Ia mendarat tepat di titik di mana ia harus berdiri memimpin upacara sehingga para hadirin belum apa-apa sudah memberikan aplaus.
Kendaraan taktis DMV-30T buatan PT. DI (photo : Bronco1978-kaskus Militer)
Demo lain yang ditampilkan Paskhas adalah beladiri massal Taekwondo oleh Wing I, Karate oleh Wing II dan Stema oleh Detasemen Bravo. Kemandan Den Bravo Mayor Psk Roy Bait menjelaskan, beladiri Stema merupakan beladiri pasukan elit Rusia yang wajib dikuasai personel Bravo. Di lingkungan pasukan elit Indonesia baru Den Bravo yang menggunakan beladiri ini.
Kemeriahan HUT ke-60 Korps Paskhas dilengkapi dengan kehadiran seorang pelaku sejarah penerjunan 13 prajurit AURI pada 17 Oktober 1947 di Kota Waringin, Kalimantan yang menjadi tonggak sejarah terbentuknya Korps Paskhas TNI AU saat ini. Dia adalah bapak Emanuel berusia 83 tahun.
Raut wajah Emanuel tampak masih memperlihatkan kecerahan walau ia kini sudah duduk di kursi roda dan dibantu oleh anak nomor sembilan Hernison Inuhan. Kakek 40 orang cucu dan satu cicit ini masih mampu mendengar dengan baik, tetapi untuk berkata-kata ia mengalami sedikit kesulitan. Tidak heran seringkali Hernison bertindak sebagai penerjemah apa yang diucapkan ayahnya itu.
"Bapak merasa terhormat atas undangan dan penghargaan dari pimpinan TNI AU untuk menghadiri HUT Paskhas," kata Hernison. Usai upacara KSAU Marsekal TNI Herman Prayitno memeluk dan mencium dengan hormat Imanuel yang berpangkat terkahir Pembantu Letnan Dua. Selanjutnya diikuti oleh Komandan Korps Paskhas Marsma TNI Putu Sulatra dan para mantan Komandan Korps Paskhas. Saat ini saksi sejarah Emanuel menghabiskan masa tuanya di Jekan Raya, Kalimantan Tengah.
Alutsista Baru
Rudal pertahanan udara QW3 buatan Cina (photo : Bronco1978-Kaskus Militer)
Di usia yang ke-60 Komandan Korps Paskhas Marsma TNI Putu Sulatra berharap, Korps Paskhas menjadi semakin matang dalam bertindak maupun pengabdiannya. "Layaknya seseorang yang telah berusia 60 tahun tentu tingkat kematangan, kedewasaan, pola pikir dan sebagainya itu sudah terbangun lebih baik," kata Putu Sulatra.
Ditanya soal alutsista, Putu Sulatra menjelaskan, dalam waktu dekat Korps Paskhas kemungkinan besar akan mendapatkan baru penangkis serangan udara Oerlikon kaliber 35 mm. Senjata yang sudah terintegrasi dengan radar dan komputer ini menggunakan teknologi terkini dan telah digunakan oleh banyak negara Eropa.
Putu juga mengatakan, Korps Paskhas telah mengajukan penambahan 400 rudal QW-3 kepada Mabesau. "Dipenuhi atau tidak oleh pimpinan, ya kita belum tahu," tandasnya.
Kendaraan taktis DMV-30A buatan PT. DI (photo : ElangGuntur-Angkasa Readers)
Selain itu, dalam HUT ke-60 ini juga Korps Paskhas mendapat kendaraan taktis buatan PT DI. Kendaraan yang oleh PT DI disebut DMV (Dirgantara Military Vehicle) ini menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger dengan kelengkapan dua senapan mesin ringan FN Minimi. Menurut kabar, rantis ini konon disiapkan untuk pembentukan Batalion Kavaleri Korps Paskhas yang tengah digodok.
Senapan serbu bullpup SAR-21 buatan Singapore (photo : Bronco1978-Kaskus Militer)
Di deretan personel Den Bravo, tampak pula senapan serbu SAR-21 buatan Singapura. Menurut penjelasan terbatas, Den Bravo menerima 50 unit SAR-21 pemberian dari Mabes TNI. (Roni Sontani).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar