9 Februari 2008
Kendaraan pendarat penyerbuan marinir LVT-7 (photo : Daylife)
Sebelum tragedi Banongan 2 Februari, Komandan Korps Marinir Mayjen Mar Nono Sampono dan beberapa perwira melakukan kunjungan persahabatan ke Markas Komando Korps Marinir Korea Selatan di Kota Suwon.
Hasil pembicaraan Nono dengan Letnan Jenderal Mar Lee Sang-ro, Komandan Korps Marinir Korea Selatan, berupa rencana penghibahan 35 tank amfibi jenis LVT-7 milik Korps Marinir Korea Selatan kepada Korps Marinir Indonesia. Rencananya, Oktober nanti diserahkan 15 unit terlebih dahulu.
Tank amfibi LVT-7 (Landing Vehicle Track Personel) ini merupakan hasil modifikasi dari jenis LVT yang memiliki julukan Alligator. Tank amfibi ini pertama kali dibuat pada tahun 1935 oleh Donald Roebling, untuk kemudian dimanfaatkan jajaran Korps Marinir Amerika Serikat. LVT-7 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1972.
(Kompas)
Kendaraan pendarat penyerbuan marinir LVT-7 (photo : Daylife)
Sebelum tragedi Banongan 2 Februari, Komandan Korps Marinir Mayjen Mar Nono Sampono dan beberapa perwira melakukan kunjungan persahabatan ke Markas Komando Korps Marinir Korea Selatan di Kota Suwon.
Hasil pembicaraan Nono dengan Letnan Jenderal Mar Lee Sang-ro, Komandan Korps Marinir Korea Selatan, berupa rencana penghibahan 35 tank amfibi jenis LVT-7 milik Korps Marinir Korea Selatan kepada Korps Marinir Indonesia. Rencananya, Oktober nanti diserahkan 15 unit terlebih dahulu.
Tank amfibi LVT-7 (Landing Vehicle Track Personel) ini merupakan hasil modifikasi dari jenis LVT yang memiliki julukan Alligator. Tank amfibi ini pertama kali dibuat pada tahun 1935 oleh Donald Roebling, untuk kemudian dimanfaatkan jajaran Korps Marinir Amerika Serikat. LVT-7 pertama kali dikeluarkan pada tahun 1972.
(Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar