ROKS Dokdo, panjang 199m, bobot penuh 18.800 ton (photo : US Navy)
Kunjungan DanKorMar ke Republic of Korea Marine Corps (ROKMC) di Seoul dan Pohang, Korea Selatan
Ssang Yong Exercise merupakan kegiatan Latgabma Operasi Amfibi untuk melatih taktik, teknik, prosedur dan interoperabilitas yang dilaksanakan dua tahun sekali antara Angkatan Laut dan Korps Marinir Korsel dengan beberapa negara sahabat Korsel dalam rangka menghadapi kontinjensi di Kawasan semenanjung Korea. Pada kesempatan latihan tahun ini, Ssang Yong Exercise diikuti oleh Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru dan tentunya Korea Selatan selaku tuan rumah.
Delegasi Korps Marinir Indonesia sebagai berikut Dankormar Mayor Jenderal TNI Marinir Bambang Suswantono,S.H., M.H., M.Tr (Han), Asops Dankormar Kolonel Marinir Y Rudy Sulistyanto, Pabandya Lat Sops Kormar Mayor Marinir Arief Bastian Sanusi, Ibu Alike Prasanti dan Pendamping Jalasenastri Ibu Noer Indah Hidayati, Bertindak sebagai perwira pendamping adalah Athan RI di Korea Selatan Kol Laut (E) A. A. B. Oka Wirayudhatama, S.T.
USS Wasp, panjang 257m, bobot penuh 41.150 ton (photo : US Navy)
Kegiatan Delegasi Kormar TNI AL Senin, 2 April 2018 pukul 22.05 WIB, berangkat dari Bandara Internasional Sukarno Hatta Jakarta menuju Bandara Internasional Incheon.
Selasa, 3 April 2018 pukul 08.00 (GMT + 9) tiba di Korea Selatan, selanjutnya menuju Incheon Amphibious Memorial Hall. Setelah itu bergeser menuju Militopia Hotel di Seong-Nam, Seoul untuk melaksanakan makan siang, check in dan persiapan kunjungan ke ROKMC HQ. Pada pukul 16.00 disambut dengan upacara kehormatan oleh Letjen Jun Jin Goo selaku Commandant of ROKMC di ROKMC HQ. Dankormar disambut dengan upacara kehormatan oleh Commandant of ROKMC dimana didalamnya termasuk menerima penghormatan umum dari pasukan upacara, melaksanakan inspeksi pasukan dari atas kendaraan Irup, dilanjutkan dengan menyaksikan demonstrasi kolone senapan ROKMC. Pada kegiatan ini terlihat bahwa upaya diplomasi ROKMC dipersiapkan dengan baik sekali untuk menghormati Dankormar sebagai tamu kehormatan sekaligus merupakan tindakan reciprocal atas penyambutan yang dilaksanakan terhadap Commandant of ROKMC pada bulan Desember 2017 yang lalu. Setelah itu dilanjutkan Courtessy Call dan menerima paparan tentang ROKMC.
Kemudian pada malam harinya melaksanakan jamuan makan malam di Ramada Hotel pada pukul 18.30.
Landing Craft Air Cushion (LCAC) LSF-II-631, kapal pendarat berbantalan udara dari LHD, panjang 27m, bobot kosong 87 ton, bobot penuh 182 ton (photo : DAPA)
Rabu, 4 April 2018 menuju Pohang dengan menggunakan Korea Train Express (KTX). Selanjutnya mengunjungi 1st Mardiv HQ dan Education and Training Group HQ. Kemudian melaksanakan jamuan makan malam bersama 1st Mardiv Commander serta Education and Training Group Commander di ROK Marine Hotel.
Kamis, 5 April 2018 melaksanakan tour ke kapal perang USS Wasp (LHD-1) dan ROKS Dokdo (LPH-6111) menggunakan Heli MV-22 Osprey.Kemudian makan siang bersama Commandant of ROKMC. Selanjutnya mengunjungi KAAV Battalion serta KAAV Training Simulator. Setelah itu kembali ke Seoul dengan menggunakan KTX. Pada pukul 20.30 melaksanakan jamuan makan malam di KBRI bersama Panglima TNI serta Dubes RI untuk Korsel.
Jumat, 6 April 2018melaksanakan cultural tour ke Gyeongbokgung Palace dan Cherry Blossom Festival di Seoul. Selanjutnya melaksanakan jamuan makan malam di Lottel Hotel bersama Panglima TNI.
Sabtu, 7 April 2018pukul 15.30 (GMT + 9) berangkat dari Bandara Internasional Incheon menuju Bandara Internasional Sukarno Hatta Jakarta. Tiba di Bandara Internasional Sukarno Hatta pukul 21.30 WIB.
(Marinir)
Kesian malasnya tak de corp marine
BalasHapusjd marinir itu fisik ny harus super kuat mas pit. klo bru upacara aj udah pingsan gmna mw jd marinir... :v
HapusHarus mendunia dulu donk bro. baru jadi mariner,
Hapussudah selaknya TNI AL memiliki LHD untuk membawa ribuan pasukan marinir. Mungkin 3 LHD untuk 3 armada.. Jadi ingat kisah marinir yg akan menyerbu pantai somalia menggunakan 1 LPD.. ๐๐
BalasHapushttps://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2018/04/Seoul.jpg
HapusAne pernah lihat rancangan design LHD PT PAL yg di ambil dari basic dari kapal Star 50,menggerunkan bro,tetangga sebelah bakalan ngences kl liat designnya
HapusDesainnya comel bro...
HapusMendingan dokdo atawa wasp
๐๐๐
om bagaz, dari poto yg ente aplot, yg paling menarik buat guwe itu boil, gile mersi dijadiin mobil inspeksi. mana kabriole lagi, emang marinir sono gak ada jip mersi, rubicon ato atav haha!๐คฃ๐คฃ๐คฃ
HapusTNI-AL mau punya LHD..PAL harus belajar bikin design LHD yg bener..itu design based Star 50 'is a joke' untuk LHD.
BalasHapusLah buritannya aja masih ikutin pola kapal curah..LHD yg bener harus punya akses amphibi yg mumpuni untuk luncurin kapal pendarat..tapi masih menjaga stabilitas operasional lainnya.
Belum lagi design hanggar dan landing platform beserta akses lift yg bener..
LHD yg bener harus bisa operasional di kecepatan 20+ knot, nah kalau designnya ambil Star 50..mana bisa jalan secepat itu..
Alias masih jauh dah mimpi LHD..kecuali kalo mau beli design LHD yg sudah ada..
@antek barat
HapusLha itu frigat multipupose denmark...absalon yg dari platform kapal dagang atau desain HMS Ocean bagaimana bro?
Iya...absalon class dari platform kapal dagang...dan iver merupakan turunan absalon...piye terus kang @antek barat
HapusDah lama pun malasya punya LHD.
BalasHapusTo Built an LHD, beside on higher cost aspect than 4 LPD (I guess), we should also consider supporting ships or escort ships around her as well.
BalasHapusI dont know the standard in other marines like US or South Korea but I think if we built LHD, there must be some allowance to put our moneys for other ships, lets say one additional PKR, two KCR and one anti submarine ship just to make sure she’s in safe condition during the mission.
Like our previous LPD that only has lower armaments to protect herself, escort ships is a must and should be consider in one package mision.
For 5 years from now, I dont think we should acquiring one of this, first we dont require such a mission like US (of course its debatable), second one considering our tight budget it would be surprised if TNI insists to built one kind of this and last thing is... do we have a lot of Helis to put in the upper deck ? Seeing the pictures above I think TNI has to operates at least six Helis to maximising the useful of this ship or it would end up like Thai Mother Ship “ThaiTanic”.
But yes I agree... If we have it, at least one (maybe in 2030),... our Navy prestige will be remarkable and fabulous.
@superstar
HapusOjo lali yen negarane dewe ki ketelah "Negara akrab bentjana" mas super...
Amergo papane eneng wewengkon "ring of fire" lan dikupeng pirang-pirang patahan, mulo skenario "bencana terburuk/dissaster" sing potensial ki awujud megatrust (gempa bumi skala besar sing berpotensi menimbulkan tsunami duwur).
Yen nganti kedaden bencana gede, koyo neng aceh, yogja, NTT lan daerah liyane, nganti infrasturtur lumpuh...sebagai negara kepulaun, kapal LHD ki penting banget kanggo mendukung operasi penyelamatan lan rehabilitasi kota.
Bayangne wae...helikopter lan kapal LCU/LCM sing wira-wiri mengevakuasi korban utowo genti ngirim genset, mesin pengolah air minum, rumah sakit kontainer (sing iki daganganku..hhh), bahan bangunan lan liyo-liyone.
Yen mung kapal LPD wae kurang nuntasi mas...
@super
HapusKelamaan om 2030 mah, 2024 juga uda ada di mari hahaha kabuuuuurrr
Hahahaha, maksute aing kalo mau beli sumonggo tapi kayane belum terlalu butuh saat ini mas ku.
HapusLha project masih banyak lho...?
Dan semua project belum keturutan spt pengadaan radar dan 3 squadron viper forever plus pembangunan bandara dan dermaga militer juga masih kelar mas.
Estimasi semua program selesai di 2025 baru deh beli LHD sambil berharap jangan sampe gempa dulu hehehehehehe
Nek ora nduwe duit mengko kapal tangker wae mas digawe LHD, nduwure dimodip nganggo plat seng utowo wesi kandel mas ben karek nemplok heline... ojo lali pasang angkringan juga mas.. kanggo leyeh leyeh karo ngombe jahe merah anget pas nang tengah laut mas..
Hahahahahaha
Hmmm...yen model ngene ki kudu meguru karo AL inggris wektu nyerbu malvinas (tapi dudu malvinas sing neng jakarta utara lho !!)
HapusCie..cie..
HapusYang paham malvinas... :D
Ciri2 orang "Jaman Dulu" itu mas sampe tahu Malvinas segala.. hahaha
HapusSalam manis dari mantan2mu mas soko Kramat Tunggak ambe SK :-D
*ngumpet disik lah wedhi diuncali sandal haghaghag
Ihhh bandel....wkwkwkwk
Hapus2030?katanya buku itu...hmmn gak jadi aahh haha!๐๐๐
HapusSesama pemakai BMP-3F..
BalasHapusPasti malamnya Pak Dankomar ga bisa tidur mikirin Dokdo.. :D
Plus LCAC nya pastinya...:D
Hweihihi...
Plus Osprey nya.. :D
HapusPlus Zulu nya USMC.. :D
Byuuh..
Plus F-35Bnya USMC Wkwkwk
HapusYoi Mat, malam yg panjang buat Pak Dankomar.. :D
HapusBorong swmua...
Hapus๐ ๐
pemisi, om pedang setau guwe, cuman indonesia di duniya & diakherat yg pake BMP 3F loh.
Hapuskoryo juga pake tapi non F haha!๐ ๐ ๐
itu tank dimodif spesial sesuai kebutuhan marinir kitah,
sama halnya dengan BTR-4M, cuman marinir kita jua satu2 diduniya & akherat hore haha!๐๐๐
Uiiihh...
HapusIya tha mas PG..? :D
Spesialnya "F" itu apaan ya..?
Pake AC, musik & reclining seat kaah..?
Hweheheheh... :D
ho'oh sepesialnya ada via vallen live show tiap malam kemis haha!cmungud cmunggudd๐๐๐
Hapusnich buktinya:
http://www.army-guide.com/eng/product122.html
https://www.naval-technology.com/projects/bmp-3f-marines-fighting-vehicle-mfv/
http://www.military-today.com/apc/bmp_3.htm
@PS Bmp 3 F nya itu..?Full AC,Full Music...heehheheeee bisa karokean Via Valen...wkwkkwkwk
Hapusbutul om tupz haha!๐๐๐
Hapus3F: full ac, full music, full geal geol uhuuyyy
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusperkuat dulu dan perbanyak dulu kapal AAW frigate, PKR dan KCR, sebagai pelindung kapal-kapal kolinlamil
BalasHapusambil tuh aav yg belum terkirim...dulu dapat 35....masih terkirim 10....sisa 25
BalasHapusente salah yg uda terkirim 15 bijik om daru, guwe punya buktinya ente pasti gak ada haha!๐๐๐
Hapussini setor jidat dolo, uda lama gak di ketok mejik tung tungg tuungg๐จ๐จ๐จ haha!๐๐๐
Kalau mau punya LHD, isiannya harus disediakan dulu.
BalasHapusMinimal tiap unit LHD harus ada :
3 unit Chinook
1 unit helikopter combat SAR
9 unit heli serang sebagai pengawal Chinook. Heli serang boleh Apache, boleh juga yang kecil macam MD530.
3 unit heli serbu seperti blackhawk atau Bell 412 EP.
Lalu pengawal LHD juga harus ada, minimal 1 PKR, 2 korvet, 1 kapal selam.
Kalo menurut kebutuhan, kita butuh minimal 26 unit kelas PKR.
26 unit itu bisa dibagi ke dalam :
1 unit PKR untuk tiap Lantamal.
Ada 14 Lantamal berarti 14 PKR.
26 - 14 = 12
Sisa yang 12 unit PKR bisa untuk 3 armada, masing2 bisa dapat jatah 4 unit PKR.
Sedang komposisi ideal untuk masing2 Lantamal :
1 unit PKR
2 unit OPV yang bisa segera diupgrade jadi korvet.
2 unit KCR 60
2 unit KCT 40
7 unit PC 40 yang bisa segera diupgrade menjadi KCR / KCT
1 + 2 + 2 + 2 + 7 = 14 KRI.
Itu masih untuk Lantamal, belum untuk armada.
Tetapi kondisi kita belum ideal. Jadi masih jauh untuk punya LHD.
Mas TN.. sudah saya petakan digoogle Maps/Earth.. ternyata banyak Lantamal dermaganya masih minim. Mungkin hanya di Medan, Jakarta, Surabaya, yg memenuhi syarat. Lainnya sudah ada dermaga namun dengan ukuran yg minim. Kalau sekelas PC dan KCR bolehlah merapat. Namun sudah ok lah daripada ngk ada sama sekali. Saya malah berharap setiap Lanal yg jumlahnya 70 lebih diseluruh indonesia diperkuat PC mungkin 1-2 cukup.
HapusMas Bagaz,
HapusSemua KAL bakal diambil dari PC 36 dan PC 28.
Untuk KAL xx-xx-xx kebutuhannya bisa dihitung dari panjang seluruh garis pantai RI.
Menurut BIG (Badan Informasi Geospasial) panjang garis pantai Indonesia adalah 99.093 km
http://big.go.id/berita-surta/show/pentingnya-informasi-geospasial-untuk-menata-laut-indonesia
Jika sebuah PC 36 jarak tempuhnya adalah 2500 km, maka jika dianggap 2500 km itu perjalanan pulang pergi, maka sekali jalan jaraknya 2500 / 2 = 1250 km.
Sekarang 99.093 / 1250 = 79,27044 posisi lanal.
1 operasional + 1 siaga + 1 perawatan + 1 cadangan = 4
Jika setiap Lanal diisi 4 unit KAL maka :
79,27044 x 4 = 317,0976 dibulatkan 317 unit KAL.
Jadi idealnya dibutuhkan setidaknya 317 unit KAL xx-xx-xx
Kalau mau punya LHD, isiannya harus disediakan dulu.
BalasHapusMinimal tiap unit LHD harus ada :
3 unit Chinook
1 unit helikopter combat SAR
9 unit heli serang sebagai pengawal Chinook. Heli serang boleh Apache, boleh juga yang kecil macam MD530.
3 unit heli serbu seperti blackhawk atau Bell 412 EP.
Lalu pengawal LHD juga harus ada, minimal 1 PKR, 2 korvet, 1 kapal selam.
Kalo menurut kebutuhan, kita butuh minimal 26 unit kelas PKR.
26 unit itu bisa dibagi ke dalam :
1 unit PKR untuk tiap Lantamal.
Ada 14 Lantamal berarti 14 PKR.
26 - 14 = 12
Sisa yang 12 unit PKR bisa untuk 3 armada, masing2 bisa dapat jatah 4 unit PKR.
Sedang komposisi ideal untuk masing2 Lantamal :
1 unit PKR
2 unit OPV yang bisa segera diupgrade jadi korvet.
2 unit KCR 60
2 unit KCT 40
7 unit PC 40 yang bisa segera diupgrade menjadi KCR / KCT
1 + 2 + 2 + 2 + 7 = 14 KRI.
Itu masih untuk Lantamal, belum untuk armada.
Tetapi kondisi kita belum ideal. Jadi masih jauh untuk punya LHD.
se7 om woof2, cuman nambain komposisi tempur LHD, kurang kapal tanker ama tug bot alias kapal tunda haha!๐๐๐
HapusMarinir ga tertarik pny super cobra mas wof wof ?
HapusMas woof-woof dikutuk malaikat mergo kakehan maem "tongseng balap"....
HapusLHD, hmnn. jaman now lebih ok LPD buat fokus kebutuhan pertahanan kedalam kitah, selain sesuai kantung, bisa lebih banyak bikinnya.
BalasHapuspada saat genting LPD bisa untuk mobilisasi militer dan bencana alam. tni butuh transportasi yg bisa nyebar ke pulau2 yg berbeda secara serentak.
kalo sekedar besar doank, LPD kita bisa diatur disaiinya. tp lihat dech disain terbaru LPD kita malah dikecilin haha!๐๐๐
ituw artinya tni blom butuh kapal panjang.
kalo LHD, ntar repot hari2nya mao diapaen landasan segede lapangan bola senayan gitu, mana heli tak ada. maen bola ajah..hayuuk haha!๐๐๐
kita kan masi punya byk pulau baik utama maupun terluar yg dilengkapi bandara, mobilisasi pake kapal laut kelamaan datengnya, pake pesawat super J, c17 itungan jam rebess haha!๐๐๐
mungkin suatu saat ketika negara kita uda kuat secara keuangan & pertahanan dalam negeri kita uda rapet berlapis & kuat.
maka fokus bisa untuk penjagaan laut terluar, bgt kata menhan bumi datar ksayangan om smilikity haha!๐๐๐
bolela LHD, dikit2 ajah, yg penting punyak haha!๐๐๐
"Kemudian makan siang bersama Commandant of ROKMC. Selanjutnya mengunjungi KAAV Battalion serta KAAV Training "
Hapuswahh kyknya antara mo ngliat jatah lvt7 kita yg blom diangkut ama mo akusisi tambahan begh, ajibbb kumendan haha!๐๐๐
wah hovercraft, kita jugak ada
http://www.indomiliter.com/wp-content/uploads/2015/12/pict2427.jpg
http://www.indomiliter.com/wp-content/uploads/2015/12/pict1415.jpg
tapi tetep salam buat lvt7 haha!
http://www.indomiliter.com/wp-content/uploads/2017/07/oke-1.jpg
Om palu @ setuju om...mending banyakin LPD dl dah,klo soal ukuran LPD bs d urut sedikit jd panjang...xixixi
HapusBanyakin LTV 7 boljug tuh,jd duet mau BMP-3F am LTV -7 pas dah,tp ngarep nya sih BMD-4 buat gantiin PT-76,hehehe
@PG sangat setuju om...LHD buat negara kepulauan kaya kita gak penting2 amat...lebih baik buat LPD tapi agak diperbesar sedikit dari yg punya skrg...dan lebih baik buat banyak...owhya daripada LHD lebih bagus bikin KS...tp KS yg bisa nyelam loh yA....wkwkkwkk
Hapus@Rian PT-76 kan lagi di ganti bertahap dengan BMP 3F.....yg perlu diganti Btr 50 tuh...smoga jadi BT 3F nya....kalau sy malah marinir perlu Caesar 155mm 8x8 Secara truknya pakai tatra sama dengan rm 70.....kasian kalau marinir pake roket terus mehong harganya...heeheee
HapusOm TF@ ngarep nya ogut pingin nya BMD 4M gantiin PT-76,Soalan BT-3F mang cocok buat gantiin BTR-50,komposisi
HapusBMD-4M
BMP-3F
BT-3F
Cakep bener dah klo begitu,sayang ogut bukan petinggi negara,hehehe
Klo buat 155mm setuju ogut om...nambahin jg 105mm...genapin buat 3 Pasmar...bener om...kebanyakan petasan Jangwe mehong,kasihan marinir klo anggaran masih kecil di banyakin petasan Jangwe....xizizi
makasi atas dukungannya om2, jiaah kyk kampenye haha!๐๐๐
Hapusom tupz, abis mo gimana lagi platform pendaratan kadang jadi hambatan. emang sich caesar 6x6 sph yg paling ringan.
namun lebih mobil howi 105, bisa dipindah pake heli ama ditarik rame2 haha!๐๐๐
duet grad(34T) + howi 105mm emang trasa kurang jau daya jangkauannya dibanding aset milik tni ad.
tapi ituw bisa disiasati ama meriam utama frigat & korvet kita haha!๐๐๐
jika vena jd diakusisi, daya dobrak marinir lebih variasi. ada mortar, roket, howitzer..seng ada lawan haha!๐๐๐
grad
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/8f/RM_70_in_Indonesia.jpg/800px-RM_70_in_Indonesia.jpg
bmd 4 bukannya uda dipesan lama, tp gak dateng2 sich haha!๐ ๐ ๐
biasalah, kuasa pembelian tetep di menhan bukan haha!๐๐๐
utk tank murni, buat ganti pt76 kyknya blom ada, kcuali sprut sd, sejau ini marinir blom minat.
berhubung rusia masi pake pt76, dan bbrp pt76 py kita uda diapgred pake 90mm. guwe rasa tak akan ada pengganti hanya ganti jenis.
@PG wow Vena kalau itu sya setuju secara marinir kita punya mortir 120mm tapi masih didorong2...heehee pake vena jadi modern platformnya alias chasis nya sama dgn bmp3....Bmd4 tanggung..bagus kita beli Tank Armata Buat marinir...Cadas..heeehheeee
HapusKenapa sya dorong marinir punya caesar 155mm 8x8....pertama kalau terus mengandalkan RM 70...kantong bisa bolong..heehhe...howi LG 1 105mm...daya jangkau masih kurang jauh..tp kelebihannya ringkas,ringan,mematikan...sya senang karena AD jg mw ambil nih meriam jadi compatible dgn punya marinir ya kalau di perang sesunggunya kalau habis pelurunya bisa berbagi....sya harap berharap begitu jg untuk meriam howi 155mm.....semangat bgt ya jualan produk nexter ntar disangka agennya lagi...seperti nawarin Su 35 dulu.....wkwkkwkwkk
Hapuscasar 6x6 ajah om tupez lebih ringan
Hapuswah jd inget dolo katanya kita2 yg dukung su mo dapet amplop dari om tupz haha!๐คฃ๐คฃ๐คฃ
om telolet omm haha!๐๐๐
Idem..๐๐
BalasHapussy jg mikirnya mening banyakin lpd