23 April 2018

Royal New Zealand Navy Adds FarSounder Sonar

21 April 2018


FarSounder sonar (photos : FarSounder)

FarSounder's flagship forward-looking sonar, the FarSounder-1000, is the latest cutting-edge gear slated to equip the Royal New Zealand Navy's (RNZN) future fleet replenishment tanker, HMNZS Aotearoa (A12). The company's longest range sonar will provide real-time 3D data on what is ahead as the tanker navigates the seas giving the vessel's crew an elevated level of safety and security.

HMNZS Aotearoa is a Maritime Sustainment Capability (MSC) Vessel that is bound for use by the New Zealand Defense Force under the maritime arm, the RNZN. This new naval tanker will be replacing HMNZS Endeavour, a veteran ship in the RNZN scheduled for decommissioning in the near future. With construction underway in South Korea's Hyundai Heavy Industries Shipyard, this naval tanker will be the largest vessel in the RNZN fleet and be equipped with ice-strengthened and winterized steel for a full range of New Zealand Defense Force operations in Antarctica. This state-of-the-art technology along with a FarSounder-1000 aboard, the HMNZS Aotearoa is the perfect ship to take over these duties of the aging HMNZS Endeavour.



Additionally, the tanker will be suitable for a number of missions, from logistics support to maritime protection, to humanitarian aid and disaster relief. FarSounder's innovative sonar will be a paramount addition to the 24,000-metric ton vessel as it carries out operations in disaster zones with dangerous debris and changing seafloors. It will also be important in missions in the always challenging Antarctic environment.

FarSounder's South Korean dealer, Oceantech Co., is the facilitator for this project responsible for delivering the FarSounder-1000 for installation. The vessel's expected delivery date to its home port in New Plymouth is January 2020, with operations set to commence March 2021.

(FarSounder)

15 komentar:

  1. selamat buat RNZ, buat maenan barunya dari korsel.

    tumben, al kita aja mala pake kingklip buatan thales bkn tales bogor haha!🤣🤣🤣

    yach sama2 sonar, yg fenting shoping soping hiyaakkk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Koreal selantan jadi kosel panggil indon marah itu indon ok

      Hapus
    2. Beda lagi bro@palu...

      Sonarnya kapal isi ulang milik NZ ini kan cuma buat bernavigasi doang...gak seperti HMS kingklip yg bisa mendeteksi kapal selam atau ranjau laut

      Hapus
    3. Biar ga nabrak gunung es bawah permukaannya Artic...

      :p

      Hapus
    4. Submarine nih bkn hasil rasuah,ok...Submarine nih boleh selam,ok

      Hapus
  2. kapal selam seluruh tubuh ada berapa sonar ya?ada gak peta dalam laut seluruh dunia?dijadikan sofware kayak google map

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sonar disekujur lambung kasel bukan buat bikin peta bro...frekuensinya kurang tinggi,sehingga gak sanggup mencitrakan permukaan dasar laut.

      Yang bisa membuat peta adalah sonar berfrekuensi tinggi yg nempel dilambung kapal hidrografi atau dipasang pd UUV, seperti hugin-1000...satu lagi spesialis pembuat peta, yaitu mas @PS !!!

      Kalo habis nonton goyangan "fanny soraya" diyoutube, biasanya bliau ini langsung bikin peta...dikasur,hhh

      Hapus
  3. What is an average fighter jet? Building jets is a very complex industry, and a very expensive one. And building a military jet is even more difficult because they are very difficult to sell unless they can do something other jets cannot. Canada at one time was building fighter jets, but we stopped after spending billions on a jet we wouldn’t be able to sell.

    It costs BILLIONS of dollars to build a avionics industry in a country. And all the money you spend on developing a military aircraft cannot be recovered if you cannot sell the aircraft to other countries. If the one you build is ‘average’ then no one else is going to buy it, and the billions you spent on it have to come out of your pocket

    Comment bagus tuh dari Dan Gall, pengamat militer yg pernah kerja di Canadian Armed Forces.

    Jadi Indonesia mau lanjut IFX gen 4.5 atau Malaysia mau buat PTM Gen 6 silahkan dicermati komentar beliau terutama bila niatnya jualan dan ketemu reality spt ini "they are very difficult to sell unless they can do something other jets cannot" :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Isone iso, ning iso dodolan/gak?
      Nek 'raisa' yo proyek rugi bandar, usume cekak kok ambur-amburan...

      :D

      Hapus
    2. Hehehehe iya mas..

      Coba bayangkan China produksi Gen 4.5 dengan harga seperempat pesawat buatan Korea KFX IFX nanti.. semua misi bisa dilakukan pesawat China..
      Pesawat China sudah dari 15 tahun lalu sukses mengudara dan tak terhitung berapa banyak uang, waktu dan tenaga yg sudah dispent.

      KFX IFX ? Jangankan terbang, saat ini pun masih konseptual. Saat keluar nanti di 10 tahun kedepan.. mungkin bila kita niat menjual IFX bisa jadi harga IFX gen 4.5 akan sama dengan JF China gen 5 plus yg satu belum reliable yg China made sudah puluhan tahun terbang... kira2 mana yang akan laku ? :-)

      Project KFX IFX digagas 2001 atau hampir 20 tahun silam.. silahkan cek wiki

      Indonesia ikut andil di tahun 2010 atau 8 tahun silam untuk pengembangan Gen 4.5

      Amerika sampai saat ini masih berkutat dengan Gen 5 nya yg bermasalah F35 meski F22 nya sudah sukses (versi amerika sendiri).

      Rusia yg sejak thn 40an bisa membuat pesawat sampai sekarang pun belum berhasil membuat Gen 5.

      Coba dicompare... yg punya teknologi Gen 5 saja masih kesulitan apalagi kita ?

      F-35 diperkenalkan tahun 2011 dan baru 2017 kemarin sudah mulai delivery itupun masih belum combat ready karena software bermasalah (silahkan baca case F35 Aus dan negara lainnya)... thn 2010 kita signed IFX... kenapa kita mau dan tidak ikutan gen 5 ? karena Gen 5 sendiri (F35 di wiki) baru dikenalkan thn 2011. Lagipula apakah mungkin Indonesia diterima bangun gen 5 sementara kita bukan ally mereka ?

      Jadi Indonesia menerima tawaran Gen 4.5 saat itu jelas karena imposibble Korea dapet ilmu Gen 5 sementara thn 2011 sendiri F-35 baru dikenalkan ke umum meski sudah mulai dibuat prototypenya di 2006.

      Makanya saya sih masih ragu kalau memang Indonesia niat jualan IFX, khawatir pangsa pasarnya sedikit.. lebih baik concern dijualan pesawat komersil atau alutsista yg teknologinya tidak terlalu canggih karena pangsa pasarnya masih besar.

      Hapus
    3. Berita 3 hari lalu mas..

      India akhirnya mengubur project PAKFA

      http://www.business-standard.com/article/economy-policy/8-63-billion-advanced-fighter-aircraft-project-with-russia-put-on-ice-118042000029_1.html

      Kalimatnya "has been formally buried"

      Sekelas India yg Budget militernya besar bersama Rusia aja masih kesulitan ngembangin Gen 5 apalagi kelas kayak kita mas yg duitnya pas pas an... Hehehehe

      India pilihannya dua sekarang :

      - Dia akan membeli PAKFA saat sudah jadi Gen 5 yg berarti dikembangkan sendiri oleh Rusia

      atau

      - Beli F35 USA untuk ditempatkan di kapal induknya

      Teknologi pesawat itu susah dan mahal, harus mengukur diri juga sih, ini baru Gen 5 lho ????

      :-D

      Hapus
    4. langsung mo shoping f35 kali tuch indihe, asyiikk lama2 turun lagi harganya tuch haha!😆😆😆

      kita mo bikin jet tempur gen 4-4.5 ajah pada tetangga yg brisik. takut pada jamannya nanti uda gen 6.

      lah jaman sekarang ajah pespur gen 3 masi laku keras, bahkan pespur perang dunia kedua masi gagah terbang terusss si tukino haha!🤣🤣🤣

      Hapus
  4. dipasaran dunia....sonar yg laris adalah thales dan atlas....mana terbaik?sonar semakin kuat maka bisa mendesign kapal selam lebih cepat

    BalasHapus
    Balasan
    1. eiitt L3 juga okeh oceh kuoo haha!👌👌👌

      Hapus
    2. ini kafal2 kombatan pake

      "L-3 ELAC Nautik SeaBeam 3050, Multi-beam echo sounder (only on ASW version"
      https://www.youtube.com/watch?v=LbVVbs78U1g


      kalo kita pasang di NAGAPASA horeeeh haha!👍👍👍

      Hapus