12 Maret 2018

KF-X Turns to Europe for Air-to-Air Missile Technology

12 Maret 2018


KFX model with IRST (photo : eggry)

With delay in US, South Korea turns to Europe for air-to-air missile technology

SEOUL, South Korea — South Korea is looking to achieve European air-to-air missile technology as part of its key arms procurement offset programs.

The Defence Acquisition Program Administration, or DAPA, made public March 5 a list of 18 weapons procurement programs eligible for this year’s offset deals. Those include the integration of MBDA’s Meteor long-range missiles and IRIS-T short-range missiles into the future fighter jet, dubbed KF-X, to be locally developed by 2026.

“A key goal for these offset programs is to help local defense companies acquire foreign weapons technology or participate in arms procurement projects,” DAPA spokesman Kang Hwan-seok said. “If our small and mid-defense companies, in particular, have the opportunity to join key arms procurement programs as suppliers, the competitiveness of domestic defense technology could leap forward.”

Among the offset deals, the DAPA puts a priority on receiving the transfer of air-to-air missile technologies for the twin-engine KF-X fighter, the spokesman noted.

Last year, the DAPA signed a contract with European consortium MBDA to equip the KF-X with the 100-kilometer-range Meteor missile.

Meteor missile, operational range 100+ km, speed over mach 4 (photo : MBDA)

“It’s not sure if MBDA would offer to transfer some of the Meteor technology,” he said. “We’ll talk with the partner with all options on the table.”

Originally, the DAPA sought to fit the KF-X jet with U.S. missile systems, such as Raytheon-built AIM-120 and AIM-9 Sidewinder missiles. But the U.S. government has yet to approve the missiles’ KF-X integration.

“The DAPA requested the U.S. government to provide information about the integration of missile systems into aircraft but has yet to get it,” said an official at the DAPA’s aircraft business bureau, who spoke on condition of anonymity. “We understand that the U.S. government approval for provision of information on air-to-air missiles has been delayed.”

The official said, however, the agency is still open to the possibility of U.S. air-to-air missile integration into the KF-X jet.

“Now we plan to arm the KF-X with European missiles due to U.S. export license problems, he said. “If the U.S. government shows a positive sign of offering its air-to-air missiles for the KF-X, we’ll discuss it.”

U.S. disapproval of the transfer of technology for active electronically scanned radar has bruised South Korea’s KF-X ambitions. As part of an offset deal for 40 F-35As, Lockheed Martin — the main partner for the KF-X — agreed to consult with the U.S. government over the transfer of ASEA and three other aircraft technologies.

IRIS-T missile, operational range 25 km, speed mach 3 (photo : HaraF)

However, the DAPA received notice of refusal and inevitably changed its direction to locally develop the AESA radar. The technology transfer roadblock has delayed the KF-X timeline.

Led by Korea Aerospace Industries, KF-X development began in 2016 with the goal of producing six prototypes by 2021. Indonesia’s state-run defense firm PT Dirgantara Indonesia is the only partner for the $8 billion project, responsible for 20 percent of development costs. About 120 KF-X aircraft are to be produced by 2032 to replace the South Korean Air Force’s aging fleet of F-4s and F-5s.

South Korea’s KF-X Block 2 would have an internal weapons bay, and Block 3 is expected to feature stealth technology comparable to the F-35.

Besides the KF-X missile integration, the DAPA also seeks offset deals on other weapons acquisition programs. They include efforts to upgrade the direct infrared countermeasure system for the C-130H fleet; acquire a long-range ballistic missile detection radar; upgrade the CH/HH-47 cockpit and engine; and procure a close-in weapon system for the Ulsan-class Batch III frigate.

The DAPA estimates the value for these offset programs to reach some $690 million.

“If we export 80 percent of the acquisition value again, about $550 million of export value is to be generated,” the DAPA spokesman said.

54 komentar:

  1. masih kalah ngan jet pejuang asli tempatan malaysie gen 6.,,,,jangan memain

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bung agung...
      Jng bilang enjin ga ada yaa

      Hapus
    2. Tp msh 20 tahun lg baru bkin yaa 😂😂😂😂

      Hapus
    3. Haaah. Malasya nak buat gen 6, atuk bomoh lah yang buat? Bangsa panjang angan2 tu.. buat pesawat pesawat kitiran aja blm mampu nak buat jet fighter.. hahaha buat smart bom je dah belasan tahun tak jadi2 haha ape citer project taming sari tuu, dah jadi taming saru kah skrg.. hahaha

      Hapus
    4. Kalo setakat angan2 ni pae tunjuk pun mudah jadi.. hahaha itu lah tipikal rakyat jiran sebelah tu kebanyakan bual bual kat kedai kopi

      Hapus
  2. Sebelum ada yg komen KFX diembargo Murika krn ada Indonesia..he,he,ini sebenarnya kenyataan komersial.

    Ada sebagian kalangan di Murika yg lihat proyek KFX punya potensial jadi pesaing F-35 dipasaran eksport global. Sama ketika dulu Israel ngembangin Lavi, banyak di Murika yg lihat proyek tsb akan ganggu pasar F-16 dan mutusin tdk akan dukung.

    Makanya Murika milih2 tehnologi yg bisa dimasukin ke KFX..akibatnya Korea juga ngelirik Eropa untuk tehnologi yg dipersulit Murika.

    Ini bukan masalah politik. Ini masalah komersial. Murika berusaha agar tehnologi KFX tdk jadi pesaing F-35.

    BalasHapus
    Balasan
    1. It's about bussiness not politics

      Hapus
    2. teknologi senjata itu tak akan pernah luput dari politik dan bisnis. politik dan bisnis dalam senjata itu bagaikan 2 sisi mata uang.
      teknologi senjata US yg selalu berhubungan dengan Indonesia, US akan selalu berkalkulasi politik.
      pesawat f15 eagle saja tak boleh dijual ke Indonesia, apalagi teknologinya.

      Hapus
    3. Haduh..ini lagi bilang Indonesia ngk boleh ngambil F-15E..lah ngajuin permintaan aja ngk pernah..gimana bilang ngk boleh.

      Kenyataan ngk ambil F-15E krn NGAK MAMPU BELI..he,he..Ambil Su-30 bukan krn ngk boleh ambil F-15E..krn harga F-15E..apalagi yg spek F-15SG singapore sama dg 2.5 Su-30 spek yg dipakai TNI-AU..

      Ngk ada yg bilang ngk boleh..yg bilang ngk boleh cuma KANTONG ANGGARAN..he,he..

      Hapus
    4. Yup setuju..

      Saya pernah baca juga tuh mas @antek, salah satu alasan paling besarnya adalah KFX memiliki karakter model yang mirip F35 tetapi body lebih besar dan yang paling vital adalah Twin Engine yang digunakan.

      Banyak analis militer barat yg melihat bila KFX jadi maka akan berpotensi "mengganggu" penjualan F35 yang sampai sekarang masih dikeluhkan dan disesalkan karena hanya menggunakan single engine.

      Para analis beranggapan KFX akan tetap berada dibawah kemampuan F22 Raptor tetapi memiliki kemiripan dengan Raptor yg twin engine.

      Amerika sebagai produsen F35 jelas tidak ingin income dari penjualan pesawat single engine umurnya hanya sebentar sampai KFX benar2 sukses keluar, makanya harus dihalangi secara pelan pelan oleh US sendiri.

      CMIIW

      Hapus
    5. Kalo ATD-X shinshin apakah teknologinya murni dari jepang?

      Hapus
  3. jet pejuang tempatan malaysie super stealth...kerena ada fitur no engine

    BalasHapus
    Balasan
    1. tak ada nama ifx dikarenakan untuk menjaga low profiles dan mencegah isu persaingan senjata di kawasan. selama ini juga belum ada kabar indonesia menarik diri dari program kfx. mengutip ihs jane

      Hapus
    2. Fitur fighter gen 6 ptm kah tu? Hahahaha lawak level galaksi

      Hapus
    3. malaysia bina jet pejuang gen 5 tingkat dewa 😀😀😀😀😀

      https://m.youtube.com/watch?v=x3b9NoqR_Pc

      Hapus

    4. https://m.youtube.com/watch?v=x3b9NoqR_Pc...mau gantiin mig 29 sama su 57...kan udah ada su 30...setara su 57

      Hapus
  4. Dari bentuk luarnya.. RCS KFX/IFX kemungkinan lebih kecil daripada SU-35, dan lebih lincah daripada F-35 karena dua mesin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan d buka semua lah kelebihan ifx kat sini ntr tetangga sebelah klaim pula

      Hapus
  5. Sementara ga dibolehin nyicil duit proyek ama Menkeu.

    Salah ndiri lupa masukin plan.

    Ga tau tuh, nerus apa kagak.

    Perintah pak dhe sih terus, mumet dah si 'itu'. Rasain.

    Hwekekeekk..

    BalasHapus
    Balasan
    1. yakin tetap lanjut bro.. kalau batal pasti rame beritanya.. sudah banyak barang yg dihasilkan indonesia hasil ToT dengan korsel. Masih sangat yakin dengan komitmen bangsa korea.

      Hapus
    2. Tetap dibayarin kok sama menkeu dengan revisi anggaran.

      Tapi ya disemprot dan diomelin dulu.

      Soalnya kemenkeu jadi kerja dua kali.

      Hapus
    3. RAPBN P kan Agustus mas..
      Atau Agustus itu formalnya, tapi sekarang dah di oke ama Menkeu?

      :)

      Hapus
    4. Satelitnya tetep dibayarin juga/gak?

      Hehehe... :)

      Hapus
    5. Satelit udah masuk di nota keuangan dan apbn-p 2016

      Hapus
    6. Tadinya APBN 2018 untuk pertahanan sebesar 105,7 triliun.

      Lalu kemenhan minta tambahan untuk cicilan IFX sebesar 1,8 triliun.

      105,7 + 1,8 = 107,5

      Tetapi ternyata dalam Nota keuangan dan APBN 2018 yang sudah dipublikasikan ternyata di situ anggaran pertahanan menjadi 107,8 triliun (107,8 lebih banyak dari 107,5). Sehingga bisa disimpulkan bahwa untuk cicilan IFX sebesar 1,8 triliun sudah termasuk dalam 107,8 triliun itu.

      Hapus
    7. Thanks mas WW.

      Kalo DAPA deal ama MBDA, kita ngikut pake IRIS-T + Meteor juga dong..?

      Bskal koleksian baru nih, cool...

      Hihihi

      Hapus
    8. tahun lalu, kalo ditambah apbn-p, total pemerintah ngluarin 120T buat kemhan. kuartal kedua itu kira2 nambah apa aja sich, kok selisihnya banyak sangat haha!😆😆😆
      ampe menkeu bilang kesmua kementrian. pada bisa gak sich bikin anggaran tahunan, kurang muyu haha!blom tau die taktik naikin anggaran babak keduax haha!😊😊😊
      kalo smua kinerja kementrian begini, pantesan defisit anggaran muyu, lah harusnya duit uda balik kantong, diputer lagi haha!🤣🤣🤣

      Hapus
    9. eniwei kita jadi kann pake c705, kan keren tuch kalo jadi tot bisa pake buat pespur, kapal dan serang darat...mantappp jinping punyak haha!🤠🤠🤠

      Hapus
  6. Jet pejuang binaan malon lebih canggih lagi, namanya PTM gen 6,, USA, RUSSIA, CHINA pon tak de kuase lawan jet pejuang binaan malaysie kerana jet pejuang malon gen 6, sedangkan USA, CHINA, RUSSIA masih pake gen 5!! KAHKAHKAHKAH (MIMPI YG KETINGGIAN,, XIXIXIXI)

    BalasHapus
    Balasan
    1. J-20, SU-57, F-22 RAPTOR pon tak de kuase lawan PTM GEN 6 jet pejuang binaan 100% malaysie!! KAHKAHKAHKAH

      Hapus
    2. Tabiat banyak bual kat kedai kopi tiam lah tuu.. mudah sangat percaya bualan mimpi sesuatu tak logic. kerana yg percaya juga sama pembual pemimpi nye.. hahaha

      Hapus
    3. Betol om @warbyazah, otak warga malaysie nih cuma sekelas anak tadika je kahkahkahkah, tadika pon sepertinya tak lulus xixixixi

      Hapus
    4. metal troller n pembuli kamu semua...capek deh

      Hapus
    5. Maaf itu hanya perancangan. Belum bisa melawan kerana belum terwujud. Lagian itu studies. Sekiranya ok kerajaan sedia membantu. Malaysia juga tau kemampuan nya utk berlawan dgn negara yg sudah lama membangunnan jet pejuang. Jdi fakta dari mana kata bisa lawan USA russia china... sila tunjukkan link

      Hapus
    6. Ya kalo perancangan pun semesti nya logic ada tahapan sesuai kan dengan kemampuan step by step.. jangan membual seakan akan mampu membuat fighter secara mandiri segala tunjuk mudah boleh buat.. aesa lah missile lah engine jet lah.. perancangan apa mimpi ni.. mimpi karna tak liat kemampuan diri.. pembual hanya akan dipercaya oleh pembual.. ok..hahahaha

      Hapus
    7. Malasyia ni dah macam teen yang dilanda krisis kepercayaan diri.. bincang kat cermin akui kalo dia cantiik.. padahal jauh panggang dari api.. hahaha

      Hapus
  7. Guys.. tema yang disebelah.. TDM Sukses Ujian Tembakan Misil INGWE M1312A

    Apa tidak salah tu? Kwwkwkkwkw.. sukses dari mana? Sukses kalau dinilai dari para jenderal dan instruktur goblok sih ya tetap hasilnya sukses.. kwkwkw

    Kalau penilaian juri internasional pasti 0000000 hasilnya..

    Tapi herannya negara malingsial itu apa tidak tahu diri ya.. padahal semua tentaranya tidak bisa satupun bisa menembak.. masih juga dibelikan senjata yang automatis pula..

    Adduhh.. aduuhh yang manual aja belum lulus ni malah pakai yang automatis.. kwkwkwkwkwkw..

    Apalagi kalau ikut pertandingan di ASEAN..ntah posisi berapa lagi.. yang manual aja posisi 8 di bawah brunei darussalam..

    Jangan jangan nanti paling bawah.. alias TIDAK ADA SATUPUN MENDAPAT MENDALI.. wkkwkwwkwkw..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Simses yg dimaksudkan itu missile itu bisa menembak dgn selasa System telah dintegrasi Dan berfungsi dgn prestasi sepatutnya. Jika tidak dpt nembak bukankah berarti missile itu atau System itu bermasalah. Masih belum ada yg ber integrasi. Lagian itu berita dlm negara angkatan tentera malaysia shj. Sekiranya ada yg mau share kan ngak salah

      Hapus
  8. Wehhhh...korea ngejak bangkrut ki, pilihane sing larang-larang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang ono sing luweh murah mas?
      Amraam & Sidewinder X kan yo ra murah tho?

      Hwihihi..

      Hapus
  9. Korea adalah gila dan mereka tidak termasuk jet yang paling maju di seluruh alam semesta IFX kebanggaan Indons yang dibuat oleh Indons people of Jakarta.Pasti Eropah akan memilih IFX yang dibuat oleh Indons people of Jakarta dan bukan AS yang dibuat F-35.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini budak lg mabuk dadah Wkwkwk

      Hapus
    2. Eropah akan beli PTM Gen6...murah meriah

      Hapus
    3. Ptm = penghayal teruk malasnya.. hahaha

      Hapus
  10. Balasan
    1. https://m.youtube.com/watch?v=x3b9NoqR_Pc...malon mau beli su 57...mimpi basah keles

      Hapus
  11. Malon paling mahir eject kat hangar wkakakaka

    BalasHapus