06 April 2018

KKIP : KF-X/IF-X Agar Terus Berlanjut

06 April 2018


Pesawat tempur KX-X/IF-X (photo : kookbang)

Pesawat Tempur untuk Kemandirian

JAKARTA, KOMPAS – Program kerja sama strategis Indonesia dan Korea Selatan untuk membangun pesawat tempur Korean Fighter (KF)-X/Indonesian Fighter (IF)-X diharapkan dapat terus berlanjut. Pasalnya, program itu akan menjadi upaya jangka panjang Pemerintah Indonesia untuk menguasai teknologi dirgantara. 

Saat dihubungi Selasa (3/4/2018) di Jakarta, Ketua Perencanaan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Said Didu mengatakan, program tersebut harus dilihat sebagai upaya lintas pemerintahan. Program yang ditandatangani pada 2010 ini sebelumnya dirancang untuk menghasilkan prototipe pesawat tempur Indonesia. "Untuk itu, perlu pemahaman agar program ini jangan sampai diganggu hingga 2026," kata Said.

Pengembangan pesawat tempur produksi kerja sama Indonesia dan Korsel KF-X/IF-X dijadwalkan jangka panjang. Saat ini, program sudah memasuki fase kedua dari tiga fase, yaitu pengembangan teknik industri (engineering manufacture development), yang akan menghasilkan prototipe pada 2023.

Sebelumnya, fase pertama pengembangan teknologi pesawat tempur produksi bersama Korsel sudah dilakukan. Selanjutnya, selesai fase kedua 2021, KF-X/IF-X akan dibuatkan prototipe yang terus diuji hingga produksi 2026. Namun, baru pada fase ketiga, 2040, KF-X/IF-X akan diproduksi secara massal oleh PT Dirgantara Indonesia.

Masih dievaluasi

Menurut Said, program KF-X/IF-X ini jangan dilihat sebagai pengeluaran semata. Pasalnya anggaran untuk membuat prototipe pesawat tempur secara mandiri bekerja sama dengan Korsel adalah investasi jangka panjang. "Ini kita butuhkan untuk landasan industri pertahanan yang kuat," kata Said.

Saat dikofirmasi terkait evaluasi kelangsungan program KF-X/IF-X, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu tak membantah ataupun membenarkan program KF-X/IF-X itu dibatalkan, berlanjut, atau ditunda. Namun, Inspektorat Jenderal Kemenhan Agus Sutomo membenarkan kalau saat ini tengah dilakukan pembahasan evaluasi program tersebut.

Informasi sebelumnya menyatakan, atas perintah Presiden Joko Widodo pada November 2017,  program KF-X/IF-X akan dievaluasi karena terkait masalah anggaran. Pada rapat dengan DPR akhir 2017, Komisi I DPR sempat mempertanyakan kelanjutan program satelit dan KF-X/IF-X. Masalah ini mencuat karena sebelumnya tidak dianggarkan pembayaran kewajiban pembangunan pesawat tersebut pada APBN 2016 dan 2017.

57 komentar:

  1. Terlanjur basah yaa sudah mandi sekali.. .

    Maju terus masak mundur..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Set dh 2040 bru produksi masal??????

      😆😆😆😆

      Bukannya tahun gt dh maen di gen5-6 semua yak macam ptm.

      Tahniah malon dh kuasai gen6

      Hapus
    2. thn 2040 produksi masal ??
      mening alih lisensi ke pespur yg dah jadi. Kalo perlu ajak Serbia hidupin lagi proyek Novi Avion ( rafale single engine )..

      Hapus
    3. Masalah mendapat dana dan mendapatkan teknologi itu menjadi halangan projek Kfx ini.

      Hari mahu dapat tot dari amerika besok pula cakap nak dapat teknologi euro Besok cakap nak dapat teknologi dari saab, besok pulak cakap nak dapat teknologi dari isreal itu masalah berlaku tak konsisiten punya projek ,Sebab itu turkey tarik diri turky penah nak kerjasama buat tank k1 dan kfx dulu tapi pada akhir turkey undur diri sebab tak konsisten

      Hapus
    4. Kesilapan projek kfx tangguh projek, sekarang rusia dah mulakan generasi G ke 6, Amerika sedang mahu menuju ke arah pesawat g ke 6 Apabila trump menujuk meminat memajukan pesawat ke angkasa spare ucapan trump Di Angota tentera dan Boeing

      China bakal lambakkan pesawat generasi ke5 dalam jangka 10tahun lagi

      Ketika projek pakistan nak buat jf17 pesawat generasi ke 4.5 sedang dalam pasaran, ketika itu projek g ke5 baru nak mulakan

      Hapus
    5. Bro maha biarkn projek kfx cman 4,5 tpi kami sdh punya pijakan dan road map yg jls,dan apabila ini berhasil membangun pesawat gen 5 akan lebih mudah, krn kami sdh punya bekal dan pengalaman, tdk spt renc membangun pesawat gen ptm 6 spt yg digembar gemborkn org malaysia rasany spt mimpi disiang hari

      Hapus
  2. Ini program SBY, ada yg anti.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pemerintah skrg aneh hanya karena ego shg mewacanakan penghentian program ini.
      Padahal program ini akan menjadi upaya jangka panjang Pemerintah Indonesia untuk menguasai teknologi dirgantara dimasa yg akan datang.
      Gak realitis egois dan.... wes emboh sak karepmu.

      Hapus
    2. Masalah ini mencuat karena sebelumnya tidak dianggarkan pembayaran kewajiban pembangunan pesawat tersebut pada APBN 2016 dan 2017....padahal pada tahun tersebut masih aman lho..utk pembayaran..inikan program MEF bukan program SBY,ini program TNI

      Hapus
    3. Mungkin termin wakyunya per step kelamaan bro...sedangkan 2040 ntu teknologi dh beralih ke gen 5-6...coba d hitung rata2 umur pesawat 20-40thn. Kira2 memper g teknologi gen 4,5 saat itu.
      Masalhnya d riset yg lama bgt...sedangkanbteknologi melompat makinnjauh.
      kira2 enakan d terusin dgn harapan teknologi IFX bs d upgrade k gen 5 saat thn 2040. Atau cara pintas lisensi produk existing...

      Hapus
    4. Saya (kalau pikiran sy sih) lebih baik pengadaan 48 Viper nanti langsung minta lisensi US. Uangnya dibelokkan ke sini saja.

      US pasti juga suka karena akan merasa "berhasil" menghidupkan kembali lini F-16nya dan negara yg diberikan lisensi pun sekelas Indonesia yang masih setia menggunakan produk Rusia lawan politiknya sampai sekarang.

      US membuat pabrik F-16 di Indonesia bisa jadi "kemenangan" barat di Asia Tenggara tetapi kans ini juga menguntungkan bagi Indonesia karena akan berkembang pesat di ASTENG.

      Biasanya (perkiraan saya) kalau US sudah invest pabrik alutsista disini umumnya gak lama Rusia dan China akan ikut invest alutsista juga disini. Mereka gak mau Indonesia pro Barat dan lebih senang spt skrg gak terlalu ke Barat dan gak terlalu ke Timur. :-)

      Hapus
  3. Betul.. indonesia maju terus.. malasya makin terbelakang.. hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha...jgn gitu bro,malasnya tuh dah bina jet halimun PTM generasi 6

      Hapus
  4. Pembangunan infrastruktur itu tidak hanya wujud berupa jalan tol, jembatan, pelabuhan dan bandara saja tapi ilmu pengethuan dan teknologi juga butuh infrastruktur pada SDMnya agar kemandirian bangsa terwujud termasuk infrastruktur ilmu ekonomi.
    Berharap presiden konsisten terhadap project ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mana bisa pendidikan, ilmu pengetahuan, sdm berkembang kalo masih hidup di hutan, jalan kaki karna tak ada jalan? Pemikiran yang aneh... Lagian ini program militer, ga ada urusan sama politik. Masalahnya anggaran yang tidak dicantumin, malah disangkutin rezim... Hadeeh

      Hapus
    2. Casenya beda om, ini tenaga ahli sdh ada lah yg dikirim itu kan aset infrastruktur ilmu pengetahuan untuk pembinaan pespur jadi sayang kalo putus dijalan belom sampe tuntas.
      Dukungan rezim pemerintah skrg beda pola pikirnya dengan yg dulu.
      Saya katakan infrastruktur itu tidak hanya bangun jalan tapi juga mengirim ahli dirgantara kita ke korsel itu juga bagian dari infrastruktur.
      Yaa kalo bangun jalan pedalaman itu urusan pemda setempat juga bisa tooh... Tinggal DPRD yg Vokal pada pemda setempat.
      Gitu ajah kok repot. Kehkehkeh...

      Hapus
    3. Kayanya saya belom pernah baca berita 'pembatalan'. Saya taunya lagi di evaluasi.

      Contoh : bini ente kredit motor, tapi kaga bilang2, eee... Tau2 debt collector nagih ke ente karna ga bayar cicilan, ente ngamuk kaga? Ni lg di evaluasi karna ada 'oknum' entah sengaja pa kaga, dia ga nyantumin tuh anggaran.

      Untuk politik ane netral om, tapi kalo alasannya dilimpahin ke pemda & dprd? 70th mereka kemana aja? Hehehe piss om ;)

      Hapus
  5. katanya di,,,,,,,,terus,,,,,diganti 60,,,,,kabuuuuuuuur

    BalasHapus
  6. Ganti 48 viper dan 12 F15 ajalah hihihi sayang duitnya euy...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup, akan memayoritaskan produk LM & Boeing dimari.

      Di list yaa..

      Xixixixi.. :D

      Hapus
    2. Mas @Woof Woof nih yg udah pegang listnya bro @PS hehehehehe

      Eh F-15 Korsel ada yg jatuh tuh...
      Apa karena sering terbang dan latihan yaa jadi sering jatuh kayak pespur US akhir2 ini seperti analisis bro @Palu.

      Biar gak jatuh gak usah latihan dan gak usah dipake aja kali ya ? Wkwkwkwkwkwkwk

      Hapus
    3. Apapun yg mau dibeli proyek ini harus tetep jalan toh mas...
      Senjata strategis cem jet pejuang nih emang mahal dan gak semua negara mau kasih teknologinya, korea saja masih ngenger teknologi apalagi dikita. Sudah jalan 2/3 tahapan masak mundur, sayanglah mas.

      Hapus
  7. Kalau bicara KFX dengan netral dan melihat realita saat ini sih memang akan ada pro dan kontra.

    Indonesia waktu itu berniat membuat pespur sendiri karena merasa "dimusuhi" oleh negara2 barat terkait embargo militernya sehingga membuat TNI menjadi lemah.

    Bila Indonesia tetap memaksakan membuat Pespur memang akan menjadi poin positif bagi kemandirian bangsa dan menumbuhkan bekal SDM yg sangat maju bagi generasi muda setelah kita2 nanti.. Apalagi ini predikatnya bisa membuat pespur lho ? :-)

    Tapi kalau intensitasnya adalah membuat pespur untuk tujuan economic value dan mendapatkan turn over income atau break event point yang cepat dengan berharap bisa dijual ke negara lain ? Nanti dulu..

    Coba dilihat case skrg.. Amerika pun sudah mulai mengecil kue nya sejak Rusia, China dll bisa menawarkan pesawat tempurnya. Jadi pangsa pasar nya sangat sangat kecil tidak seperti pesawat komersil. Apalagi kalau menghadapi potensial seller seperti China yg terkenal upah buruhnya murah sedunia plus barang2nya paling murah dan bisa kasih hutangan tak terkira.. masih ekonomis kah?

    Yaah... mudah2an bisa dicarikan solusi yg terbaik... bukan karena mampu tidak mampu tapi lebih kepada feasible atau tidak project ini kedepannya...

    Salam siap menelikung dibalik pengkolan
    -IVER, VIPER, VIA VALLEN FOREVER

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurang siji mas...Iver, Viper ama Sukhoi Killer !!!

      Ehhh...Sukhoi Killer opo Sukhoi Ngiler ya sing bener?

      Hapus
    2. om super.. seandainya proyek IFX kita hentikan sekarang.. tekhnologi apa yg diperoleh indonesia selama penelitian beberapa tahun ini dengan korsel.??? Dan yg terpenting apakah itu bisa disebut KKN karena telah membelanjakan uang negara tanpa ada hasilnya.??

      Hapus
    3. Mas @Hari... wah iyo Sukhoi Killer lali mas..hahahahaha pokoke belakangnya kudu akhiran -ER... makane saya suka Marder dan Es Puter.... *maksa*
      Hahahahahaha

      Hapus
    4. Ilmu & tools yg udah kebeli bisa buat lisensi F/A-50 dimari...

      Kalo deal sebagai replacement nya Hawk.
      Setelah qatam, baru produksi gen 4,5 trus gen 5.
      Belajar itu butuh tahapan, jangan lompat-lompat, ntar hasilnya GJ.

      Liat kasus Tejas & galaunya mereka mo buat gen 5. Kabarnya mo ninggalin Pakfa & lagi bimbang F-35.

      Hweihihi..

      Hapus
    5. Mas @Bagaz saya sendiri berharap IFX Project lanjut yaa... tapi memang decision taker dijaman dulu dan dilaksanakan puluhan tahun setelah desicion diambil akan ada perubahan2 terutama karena faktor dunia yang terus berubah dan bergejolak. China yg semakin banyak menjual varian alutsista sejak 5 thn belakangan ini dan dipastikan para analis 2025 - 2030 maejadi lebih besar dari penjualan alutsista Rusia pasti juga jadi salah satu point dalam pengambilan keputusan.

      Apapun hasilnya kita tunggu saja.. lanjut Alhamdulillah kalau cancel yaa...InsyAllah akan digantikan sesuatu yg lebih baik lagi.

      Hapus
    6. Tatangga jg ada pemakai & planning Gold Eagle kan..?
      Naaah...klop daah.

      Udeeeh..lisensiin itu dulu ajeee, mayan bikin dapur ngepul..

      Qiqiqi..

      Hapus
    7. Yup mas @PS kalau saya dari sudut pandang netral yaa terlepas dari unsur patriotisme dll melihat case ini pasti akan terpikirkan hal2 ini

      - Kemungkinan perang yg rasanya bisa jadi kenyataan apalagi biasanya kalau presiden US dari Republik Party umumnya doyan perang hihihi... jadi kesiapan pespur saat ini lebih utama (just in case) war begin dan kita masih nunggu pesawat IFX yg mungkin baru operasi 2030 atau 2035 melihat betapa besarnya pressure US thd project KFX IFX ini karena akan berimbas pada F35 mereka yg belum balik modal bakalan punya saingan lagi selain dari pespur China.

      - Dari kondisi diatas (US sdh menyampaikan pandangannya bahwa mulai thn ini sampai bbrp thn kedepan) "musuh" US bukan lagi teroris ttp China dan Rusia. Minimal jika perang terjadi dan cost IFX dibelokkan ke pengadaan 100 jet tempur baru yg dijual skrg bisa jadi opsi pertahanan negara yg lebih significant.

      - Economic Selling Value... menghadapi produk China yg sudah lebih dulu eksis, reliable, murah, kasih TOT kenegara yg beli dan kasih pinjaman sangat mudah bakalan merepotkan potensi penjualan IFX bila niatnya memang untuk dijual.

      Kita diskusi open mind aja yaa jangan dianggap gak mendukung IFX, para pimpinan kita pasti sudah memikirkan yg terbaik hehehehehehe

      Hapus
    8. Soal impian bikin pesawat tempur sendiri, kita bisa liat contoh negara lain...dan jangan lupa "ngukur baju sendiri" berkenaan dg kapasitas dan kompetensi kita.

      Israel batal bikin pespur sendiri, sementara jepang dan taiwan yg keukeuh dg pespur kebanggaanya, harus keluar dana pengembangan yg sangat besar plus sanggup memikul harga unit yg kelewat besar untuk ukuran pespur dikelasnya.

      Nah ini yg suka dilewatkan ttg "impian pespur nasional"...yaitu kapasitas dan kompetensi kita !!!

      Pespur memiliki sangat banyak aspek/komponen diluar airframenya sendiri...meliputi mesin, radar, EW, avionik, sistim navigasi, kursi lontar, senjata...dan masih banyak lainnya.

      Jangan lupa...israel, taiwan atau jepang sudah sangat mumpuni dlm hal pencapaian teknologi pendukung pesawat tempur/komponen (selain airframe) yg justru memiliki nilai yg besar.

      Lha trus, kompetensi kita ada dimana, dan berapa persen kadar TKDN yg kita miliki atau on-hand, sehingga bisa berkontribusi thd pengembangan IFX?????

      Benarkah IFX "kelak", benar-benar "pesawat produksi dalam negri"???

      Sepadankan semua pengorbanan utk meraihnya, atau jika pengorbanan ini dialokasikan untuk fokus yg lain, msns yg lebih besar manfaatnya dikemudian hari...

      Hapus
    9. Betul om super..krn merasa di 'musuhi' kita milih mandiri waktu itu, mk nya milih jalan utk mandiri..tapi sayang salah milih jenis pespur.
      Kenapa ga milih gen 4 yang sdh ada jg kelihatan bentuk utk proyek pespur, namun malah memilih..misalnya tornado, f16, mirage 2000, mig, sukhoi dll.
      contoh pakistan yg diembargo US thn 1980an..menghasilkan jf17 skrg, bahkan konon china tdk tertarik menjadikan jf17 masuk dlm inventaris kekuatan udaranya sehingga china menyerahkan pengembangan lanjut jf17 pd pakistan.
      Kita salah milih tipe gen pespurnya..hehehe

      Hapus
    10. Yup, mas smiling emang moooiiy.. :D

      Ching Kuo punya Taiwan & AMX punya Brazil dah ga kedengeran lagi tuuh..qiqiqi

      Hapus
    11. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    12. Yup betul mas @Toto, Hari dan PS

      Israel dulu dibantu oleh US karena descision taker saat itu merasa US harus melindungi Israel dengan uang dan ilmu yg tinggi agar survive diantara negara2 Arab.

      Setelah beberapa tahun baru terlihat bahwa potensi F-16 buatan Israel malah bisa melebihi F-16 buatan paman sam sendiri karena memang Israel dikaruniai pikiran yang cerdas2... akhirnya US sendiri yang malah "membunuh" F-16 Israel ini (namanya KFIR kalo gak salah.. maaf lupa) agar melanggengkan potensi pasar F-16 sampai sekarang dan terbukti juga decision maker dijaman dulu akan berubah dan tidak kondusif karena situasi dunia dan situasi terkini yg semakin dinamis.

      Hapus
    13. Lavi mas, kalo Kfir itu pengembangan dari Mirage.

      :D

      Hapus
    14. Makasih mas koreksinya... namanya juga gak pake lihat gugel dulu wakakakakakaka

      Hapus
    15. Trus napa hayo kok J10 mirip Lavi..?

      Qiqiqi... :p

      Hapus
    16. Mamapu kah kosel bagi bantuan kfx seperti projok jf17 china bagi bantuan pada teknologi pada pakistan itu Jika projek itu hentikan Setelah projek jf17 berjaya china tak mengunakan pesawat itu

      Kita mahu tengok apa plan b indonesia lakukan,

      Hapus
    17. Untuk ifx pt DI sudah ada team shadow yg bekerja d dlm pt DI sendiri...kerjanya paralel sm team / kontingen ilmuan pt DI yg d kirim k kroya...tujuannya ya gini ini...semisal ada gangguan d proyek ifx kroya team yg d dlm negeri tetap jln tetapi dengan oilihan teknoligi inti yg kebih beragam...semisal untuk radar aesa bisa ikut saab. Irst bisa comot dri leonardo dll.

      Imho...💪💪💪

      Hapus
    18. #voltus
      Konon radar aesa sedang diteliti di bandung..
      Radar aesa lokal gtu...
      Malon semakin nyungsep..xixixi

      Hapus
  8. Saya yakin dan percaya bila project nih jalan terus kerana dana yg dikeluarkan dah berbillion2 dollar US seperti pembuatan kilang IFX PT DI,biaya untuk pengiriman beratus2 engineer ke korsel dan biaya pembuatan IFX pada fase I,berita ini dihantar supaya LM,Boeing terkecoh sahaje kerana bila UFX nih jadi maka akan menjadi saingan jet2 pejuang binaan LM dan Boeing

    BalasHapus
  9. Di karenakan tak dapat mengikuti tren shoping aset pertahanan jiran yg lain, troller malon beralih topix ke politik dan issue hoax yg mreka karang sendiri..

    Harap maklum sodara, Malon lgi miskin ..wakakakak

    BalasHapus
  10. Haduh..proyek ini direview bukan masalah krn ini atau itu..cuma satu pertanyaan..apakah proyek ini masih bisa jalan tanpa Tehnologi MURIKA..

    Itu yg lagi direview..apakah ganti supplier tech ke Eropa bisa ganti semua Tech Murika ?

    Murika ngk mau brg ini muncul krn :
    1. Ganggu potensi market F-35,
    2. ROK dan RI..pasar potensial, lebih baik keduanya ngk bikin protek sendiri..tapi beli barang ane aja..itu kata Murika..

    Ini buksn masalah politis..ini masalah komersial..MURIKA udah lobby ke keduanya untuk nunjukin secara Komersial ini proyek ngk guna..

    Makane Murika lagi lobby untuk workshare F-35 dg ROK..dan dg RI..YAH KANTONG LEBIH TIPIS..ditawari F-16V aja lah..

    Murika tahu ROK dan RI kantongnya terbatas walaupun potensi membesar..tapi tetap aja terbatas..kalau ngembangin proyek sendiri..makanya nego soal commercially viable for KFX/IFX projects..

    Tinggal yg di ROK dan RI hitung2 ulang lagi..masih mampu ngk lanjutin proyek ini tanpa tehnologi MURIKA..aliaa dana R&D akan membesar krn harus cari supplier lain..

    Gotu lho..ngak ada soal macem2..ini pure commercially viable assesment..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat kompliketit... heheehehe

      Mudah2an ada keputusan terbaik..

      Lanjut ?? Hayukkkk support terus.

      Hapus
  11. kalo gagal , apakah indonesia akan beli fc31 buatan cina?

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin iya mungkin tdk..
      kalo politik yg jd pertimbangan,,mungkin ga kan beli.
      kalo kemandirian yg jadi pertimbangan,,mungkin skli lg mgkn.. dibeli asal china ga ada syarat politik n mau ngasi lisensi

      Hapus
  12. kalo kita kebagian 20% alias dari total biaya pengembangan kfx/ifx $8bn, sekitar $1,6 Bilyun buat biaya pengembangan itu termasyuk murahlah buat kita daripada jalan sendiri, total duit segitu = bajet pertahanan kita diluar polri haha!😋😋😋

    apalagi utk jet tempur disaat ini kita blom perna, bole donk naik tingkat haha!👍👍👍

    murah? mnurut riset guwe utk buat 1 pesawat jenis turboprop cem r80 aja, butuh dana $1bilyun mnurut direktur RAI.

    https://ekbis.sindonews.com/read/1247403/34/biaya-pengembangan-pesawat-r80-buatan-habibie-rp13-triliun-1507711596

    uang uda meliputi dana buat pengembangan rancang bangun & serta beberapa prototaip.

    contoh lain:
    di turki, biaya pengembangan heli t129/atak, kerjasama ama AW(leonardo)=$3,2Bn.
    bisa dilihat isi jeroannya, ternyata tetep ada teknologi amrik dkk dan tercatat amrik berhak membatasi penjualan ekspor mrk haha!😆😆😆. itu blom termasuk inggris & itali, jd teringat gagalnya argentine haha!🙄🙄🙄

    kembali ke prog kf/ifx:
    problemnya seiring waktu berjalan, antara teknologi & keinginan nambah terus tiap tahun.
    misalnya begini: awal dulu program ini dibikin katakanlah 2010, kedua negara menginginkan jet tempur Gen 3,5-4. maka rancang bangun sesuai eranya.

    namun kerna waktu berjalan, program ini beradaptasi, kebutuhan tersebut direvisi jadi Gen 4-4,5 dampaknya adalah teknologi yg "akan" dicangkokan berubah. gak tau nich apakah biaya pengembangan naik jugak, soalnya pasti gak relevan lagi donk beda grade, masa $8bn terus. soal ini blom ada kejelasan apakah naik ato stagnan haha!🤠🤠🤠


    yg guwe liat kyknya secara otomatis biaya produksi pesawat tempur bakal naik.

    harus dihitung pula, kalo sampe naik seberapa banyak, kalo lebih mahal dari jet sejenis dipasaran, ato bahkan lebih mahal. silakan menilai sendiri, mana yg lebih efisien haha!😙😙😙

    BalasHapus
    Balasan
    1. kerna pengembangan ingin punya teknologi aseli sendiri berakibat lamanya program tak bisa diprediksi juga ikut mendongkrak naiknya biaya pengembangan.

      kalo mo cepet tentu bisa, beli teknologi alias lisensi haha!🤗🤗🤗 contohnya tentu mirip turki ato korsel sendiri contoh seri t50 yg kerjasama ama LM amrik.

      kalo bicara soal tejas & jf, nah ini lain lagi. biaya pengembangannya masing2 $1 bn & $500juta. jeroannya tentu, gado2 yg penting terbang, meliuk2 haha!😊😊😊

      yg bikin heran biaya pengembangan mereka kok bisa segitu? apakah sumber guwe gak akurat ato emg bner segitu, mungkin gegare gado2 comot sana sini haha!😱😱😱

      yg jadi pertanyaan?

      1.apakah kita bisa jalan sendiri, kalo misalnya pemerintahan skrg lihat tejas & jf thunder?
      kalo kata guwe gak bisa, blom pengalaman soalnye. kalo korsel selain buat golden eagle. mrk py pengalaman melisensi ratusan KF16 puluhan tahun lalu.

      2.nach kalo dibandingin ama program kita, bgm? apa mungkin tejas & jf thunder dibawah program kfx/ifx?

      gak tau, guwe bkn sergei bogdan soalnye haha!🙃😅🙃

      3.bicara soal f35, diperkirakan habis biaya +/-$1500 Bilyun. berandai2 kalo kfx/ifx disebut pesawat stealth pd pengembangan blok selanjutnya. apakah bisa sejajar f35 bajetnya cenggo gitu.

      blom, itu 4 teknologi inti kita minta gak dikasi soalnya. dan apakah wajar ato gak?

      kalo kata guwe wajarlah, gile amrik cs. habis banyak, kita datang kucluk2 bagi donk om haha!di doorlah cuy haha!🤣🤣🤣

      Hapus
    2. 4.bagaimana kelanjutan program kfx/ifx?

      hmnn lanzuuttken sajalah, bole nyicil khan haha!😋😋😋 bolelahh haha!🤑🤑🤑

      jgn lufa, ini gak masuk SIPRI bukan SUPRI haha!👍👍👍

      Hapus
  13. Klo mesin coba cari perusahaan /orang yg ngerancang mesin jet yg udah tutup ....di bayar tuh orang buat mesin sambil di ambil ilmunya....klo berurusan sama lm ribet ndak mau kesaing dia /di hambat

    BalasHapus
  14. the more longer, the more money would needed to build our first fighter jets.
    buts its okay if we want to pursue 5th gen

    BalasHapus
  15. "Namun, baru pada fase ketiga, 2040, KF-X/IF-X akan diproduksi secara massal oleh PT Dirgantara Indonesia......"

    Pada saat itu mungkin teknologi pesawat sudah semakin maju dan sulit untuk mengejarnya

    BalasHapus