07 Februari 2018

Indonesia Studies Options for Four AEW&C Aircraft

07 Februari 2018

Indonesia has begun studying available options for the air force’s AEW&C requirements. The formal acquisition programme is expected to materialise in the 2020–2024 timeframe. (photo : gettyimages)

The Indonesia Air Force (Tentara Nasional Indonesia – Angkatan Udara: TNI-AU) is drawing up a schedule to retire its fleet of ageing Boeing 737-2X9 airframes, and has begun preliminary studies to acquire replacement aircraft for its airborne early warning and control (AEW&C) requirements.

However, unlike TNI-AU’s aerial fleet tanker requirement, no aircraft type has been specified in the preliminary studies, and senior members of the service are currently speaking to potential suppliers at the Singapore Airshow to learn more about options available, Jane’s has learnt from TNI-AU sources present.

The service currently operates a fleet of three Boeing 737-2X9 surveillance aircraft that were commissioned in 1982. The airframes are currently deployed with the TNI-AU’s Skuadron Udara 5 (Air Squadron 5) at the Sultan Hasanuddin air base in Makassar in South Sulawesi, and bear the registration numbers AI-7301, AI-7302, and AI-7303.

The platform has a service ceiling of 50,000 ft and a range of 2,530 n miles. In the early 1990s, the aircraft were each upgraded with identification friend-or-foe (IFF) sensors, a Motorola AN/APS-135 side-looking airborne modular multimission radar (SLAMMR) and a Thomson-CSF Ocean Master radar with low-probability-of-intercept features.

Besides surveillance and intelligence gathering in-country, the airframes have also been deployed for exercises overseas. In 2012, a single 737-2X9 airframe was temporarily stationed at Darwin in northern Australia for Exercise ‘Albatross Ausindo 2012’. It operated alongside an Australian AP-3C for the duration of its deployment.

(Jane's)

23 komentar:

  1. langsung 4 ...luar biasa ini haha!okeh oceh πŸ‘ŒπŸ‘ŒπŸ‘Œ

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hhmm..trio camar emas dah isyarat mo pensiun.

      Ntar kalo hasil studi keluar nama Wedgetail puyeng tuh menkeu.. :p

      Gak lucu kan, kalo pengganti si trio pake platform yg lebih imut...hweikikikik..

      Angin segar buat Boeing, Wedgetail, Pegasus, Chinook..eh napa ga Poseidon sekalian... srluuph :D

      Uhuuiiy... :D

      Hapus
    2. Memang poseidon, makanya sri mulyani garuk garuk kepala

      Hapus
    3. masing2 ambil 1 gpp om ps, yg penting punya haha!😊😊😊

      salam shopping 3 matra xlaluw om pit haha!πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„

      Hapus
  2. Setelah studies tanker langsung studies AEW&C....ada yang makin panas nih kupingnya......wkkkwkkk

    BalasHapus
  3. Wah ni baru jelas dikasih tau dalam proses study.. program akuisisi 2020-2024.

    Jangan kaya kasus su-35 lagi, masih proses study udah banyak koar2 duluan. Jadi kan banyak mulut yang akhirnya selalu bilang 'AKAN'. 😝

    BalasHapus
    Balasan
    1. AKAN pasti terwujud bro kerana dana dah tersedia dah telah dirancangkan dalam MEF

      Hapus
  4. Belanja.. shoping.. dong lon biar nggak strees bruakakakak

    BalasHapus
  5. MALON where are you....kur kur kur kurrr
    I KNOW YOU THERE...
    KAH KAH KAH

    BalasHapus
  6. Sayangnya SU-35 ga bakalan kompatibel. Batalkan saja pembeliannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mo kompatibel?bisa.
      Panggil dukun yg sama ama yg dipake India.

      Yup sIroil, mau?

      Paling garansi pabrik doang yg hangus.Hwekekek.. :D

      Hapus
    2. Pasti compatible, karena kita sudah punya Su-30 lumayan banyak. Yg bahaya tidak compatible sebenarnya Hawk. Nggak yakin peralatannya ada dan belum kedengaran berita bakal diupgrade.

      Hapus
    3. @PS

      Enggak tau apakah bisa semulus india, karena india terlibat dari awal dalam pengembangan su-30 mki (ikut iuran sekaligus menentukan item atau komponen yg dikustomisasi).

      Keterlibatan india dlm pengembangan su-30 mki (irkuts), membawa konsekuensi "memaksa" rusia berbagi data/spesifikasi yg diangap penting/bersifat rahasia kepada pihak ketiga (perancis dan israel).

      Situasi yg sepadan terjadi pula dg UAE dan USA ketika UAE terlibat dlm pengembangan F-16 block 60, sehingga UAE punya hak (walopun terbatas) menentukan item/komponen yg akan dikustomisasi...termasuk didalamnya memasukkan/memesan data teknis karakter radar pespur jenis tertentu (mungkin karakter radar pespur miliki negara tetangganya yg dianggap berpotensi menjadi lawan dimasa depan) dalam database EW.

      Sementara kalo kita kan levelny adalah "pembeli biasa" yg hanya punya akses terbatas utk mengkustomisasi pespur pesanan kita...pilihannya yg bisa dikusomisasi telah ditentukan oleh pihak pabrikan.

      Hapus
    4. Sebenarnya speknya udah dicustom, cuma duitnya yg belum dicustom

      Hapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Wartawannya kurang teliti (sekelas jane)...boeing 737 surveiller cuma pake sepasang radar SLMMAR, sedangkan radar Thales Ocean Masternya terpasang dipesawat CN-235 MPA TNI AU yg hidungnya kayak pinokio

    BalasHapus