28 Agustus 2008
Surabaya - PT PAL Indonesia meluncurkan kapal jenis Landing Platform Dock (LDP) senilai 15,9 juta dolar AS, pesanan Departemen Pertahanan (Dephan) untuk memperkuat TNI AL.
"Kapal LPD itu merupakan kapal ketiga dari empat kapal pesanan Dephan dengan Daewoo International Corporation yang dibuat di PT PAL Indonesia," kata Dirjen Sarana Pertahanan (Ranahan), Marsekal Muda TNI Eris Herryanto, di Surabaya, Kamis.
Dephan telah memesan empat kapal perang amfibi ini melalui kredit ekspor dengan Daewoo International Corp. Kontrak pembangunan (Manufacturing and Purchasing Contract) itu telah ditandatangani 19 Desember 2003.
Dari empat kapal yang dipesan, dua di antaranya telah dibangun di Korea Selatan, dan kini telah beroperasi. Sedangkan dua kapal lainnya dibangun di PT PAL Indonesia sebagai upaya tranfer teknologi.
Peluncuran kapal LPD tersebut sempat mengalami penundaan hingga sembilan kali atau sekitar enam bulan dari rencana.
Sementara itu, kontrak pembangunan dua kapal LPD di PT PAL Indonesia sendiri telah dituangkan dalam perjanjian Nomor : Sper/05/AA/III/2005 pada 28 Maret 2005.
"Kesiapan PAL Indonesia menerima order itu berdasarkan pengalaman sejak 1980 industri kami telah menyelesaikan 150 kapal berbagai jenis dan ukuran," kata Dirut PT PAL Indonesia, Hars Susanto, disela peluncurkan kapal LPD.
PT PAL Indonesia selama ini telah memproduksi kapal niaga hingga 50 ribu DWT dan kapal perang, seperti Kapal Patroli Cepat 14 meter, 28 meter dan kapal Fast Patrol Boat (FPB) 57 meter dari berbagai versi.
Kapal LPD ketiga dan keempat yang dibangun di PT PAL Indonesia dirancang secara khusus untuk mampu dipasangi meriam kaliber 100 mm dan dilengkapi sistem kendali senjata (Fire Control System) yang memungkinkan kapal melakukan pertahanan diri (self defence).
Spesifikasi kapal LPD W000239 memiliki panjang keseluruhan 125 meter, draft maksimum 4,9 meter, kecepatan maksimum 15 knot, embarkasi maksimum 344 personel dan mampu dilandasi 3-5 helikopter. (*)
"Kapal LPD itu merupakan kapal ketiga dari empat kapal pesanan Dephan dengan Daewoo International Corporation yang dibuat di PT PAL Indonesia," kata Dirjen Sarana Pertahanan (Ranahan), Marsekal Muda TNI Eris Herryanto, di Surabaya, Kamis.
Dephan telah memesan empat kapal perang amfibi ini melalui kredit ekspor dengan Daewoo International Corp. Kontrak pembangunan (Manufacturing and Purchasing Contract) itu telah ditandatangani 19 Desember 2003.
Dari empat kapal yang dipesan, dua di antaranya telah dibangun di Korea Selatan, dan kini telah beroperasi. Sedangkan dua kapal lainnya dibangun di PT PAL Indonesia sebagai upaya tranfer teknologi.
Peluncuran kapal LPD tersebut sempat mengalami penundaan hingga sembilan kali atau sekitar enam bulan dari rencana.
Sementara itu, kontrak pembangunan dua kapal LPD di PT PAL Indonesia sendiri telah dituangkan dalam perjanjian Nomor : Sper/05/AA/III/2005 pada 28 Maret 2005.
"Kesiapan PAL Indonesia menerima order itu berdasarkan pengalaman sejak 1980 industri kami telah menyelesaikan 150 kapal berbagai jenis dan ukuran," kata Dirut PT PAL Indonesia, Hars Susanto, disela peluncurkan kapal LPD.
PT PAL Indonesia selama ini telah memproduksi kapal niaga hingga 50 ribu DWT dan kapal perang, seperti Kapal Patroli Cepat 14 meter, 28 meter dan kapal Fast Patrol Boat (FPB) 57 meter dari berbagai versi.
Kapal LPD ketiga dan keempat yang dibangun di PT PAL Indonesia dirancang secara khusus untuk mampu dipasangi meriam kaliber 100 mm dan dilengkapi sistem kendali senjata (Fire Control System) yang memungkinkan kapal melakukan pertahanan diri (self defence).
Spesifikasi kapal LPD W000239 memiliki panjang keseluruhan 125 meter, draft maksimum 4,9 meter, kecepatan maksimum 15 knot, embarkasi maksimum 344 personel dan mampu dilandasi 3-5 helikopter. (*)
(Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar