31 Oktober 2022

Prabowo Harap Akan Ada Banyak Kontrak Kerja Sama Pertahanan di Acara Indo Defence

31 Oktober 2022

Produk pertahanan dari Pindad turut tampil dalam Indo Defence 2022 (photos : LKPS Keris)

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyebut, pameran Indo Defence 2022 Expo & Forum akan diwarnai dengan puluhan tanda tangan kontrak kerja sama pertahanan. 

Ia berharap, penandatanganan kerja sama di bidang pertahanan tersebut bisa benar-benar terwujud. 

“Kita memang berharap akan ada penandatanganan kontrak cukup banyak, saya catat ada puluhan rencana penandatanganan kontrak,” ujar Prabowo di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Jakarta, Kamis (27/10/2022) siang. 

Prabowo menjelaskan, pameran berskala internasional tersebut akan diikuti oleh 905 industri perusahaan yang berasal dari 60 negara. Sementara, 155 di antaranya merupakan industri pertahanan dalam negeri. 


Prabowo mengatakan bahwa dari kehadiran partisipan Indo Defence tersebut, akan terjadi kesepakatan kerja sama di antara mereka. 

“Diperkirakan cukup banyak tanda tangan kontrak, ada kerja sama, MoU (nota kesepakatan) dan sebagainya yang cukup menarik,” terang dia. 

Adapun pameran Indo Defence akan digelar pada 2-5 November. 

Pameran ini akan mencakup tiga komponen pertahanan, yakni darat, laut, dan udara. 

Sementara, lokasi lokasi pameran digelar di Jakarta Internasional Expo Kemayoran, Pangkalan TNI Angkatan Laut Pondok Dayung, dan Apron Selatan Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma.

C-27J Spartan Fleet Set to Receive Avionics Upgrade

31 Oktober 2022

RAAF C-27J Spartan (photo : RAAF)

The Australian Government has signed a Commonwealth Avionics Upgrade Acquisition Contract for the C-27J Spartan Light Tactical Fixed Wing fleet.

The $70 million contract with Leonardo will result in the replacement and upgrade of existing radio capability, further improving the overall safety and suitability of the C-27J platform.

Head of Aerospace Systems Division, Air Vice-Marshal (AVM) Leon Phillips said the C-27J Spartan was an important capability for the Royal Australian Air Force (RAAF).

“Operated by No. 35 Squadron, the C-27J Spartan fleet provides essential transportation and aerial delivery of passengers, troops and cargo, support to search and rescue missions, and aeromedical evacuation in our region,” AVM Leon Phillips said.

“Upgrading the cryptographic radio function of the C-27J platform will ensure ongoing availability of secure communications, including interoperability with key strategic partners and intelligence networks, and increased overall safety for our Australian Defence Force personnel.”

Leonardo was selected to undertake the upgrade as the Prime contractor and the original manufacturer of the Spartan. They hold specialist knowledge and the expertise needed to conduct these major modifications to the aircraft.

No. 35 Squadron and Northrop Grumman personnel will modify the C-27J as part of routine maintenance.

The Commonwealth Avionics Upgrade will begin in September 2023 at RAAF Base Amberley and is due to be completed in 2026.

MINDEF has Submitted Report on Procurement of 36 LCA to Minister of Finance - Hishammuddin

31 Oktober 2022

RMAF Hawk Mk 108 and Hawk Mk 208 (photo : Gilles Denis)

PETALING JAYA (Bernama) -- The Ministry of Defence has submitted a report on the procurement of 36 light combat aircraft (LCA) for the Malaysian Air Force (RMAF) to the Ministry of Finance for further action says Senior Minister of Defence Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein.

He said the physical assessment and price negotiation for the proposed acquisition had been completed, and the ministry was currently awaiting a decision from the Ministry of Finance.

"We definitely need the LCA, and I believe there will be no problem if I use the previous (procurement) method, where the assets are determined by the end user (RMAF), this is my promise to the Air Force," he said.

He said this during a press conference after attending the ceremony to send off the first batch of the Malaysian Battalion (MALLBATT 850-10) peacekeeping force of the United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), at the RMAF Base in Subang, today.

Previously, a total of eight international companies were reported to have bid for the tender to supply 36 LCA jets.

The proposed acquisition is to replace five BAE System Hawk Mk 108 two-seater LCA jets and 13 British-made Mk 208 single-seat models that have been in use for over a decade, as well as seven Italian-made Aermacchi MB-339CM Fighter Lead In Trainer (FLIT)-LCA stationed in Penang.

See full article Bernama

30 Oktober 2022

Puspenerbad Terima 2 Unit Helikoter Bell- 412 Hasil Overhaul

30 Oktober 2022

Serah terima helikopter Bell 412 no HA-5116 dan HA-5183 (photo : Puspenerbad)

Komandan Pusat Penerbangan TNI AD (Danpuspenerbad) Mayjen TNI Dwi Wahyu Winarto, S.I.P., M.M., M.Tr (Han) menerima langsung 2 (dua) unit Helikopter Bell 412 dengan Nomor Registrasi (noreg) HA-5116 dan HA-5183 hasil pengadaan overhaul program prioritas pinjaman dalam negeri Kementrian Pertahanan Republik Indonesia TA 2021.

Acara peneyerahan 2 unit Helikopter Bell - 412 dari Direktur Utama PT BDH yaitu Bapak Toni Kasim kepada Kabaranahan Kemenhan RI Bapak Yusuf Jauhan, M.Eng. selanjutnya diserahkan kepada Puspenerbad yang diterima langsung Danpuspenerbad Mayjen TNI Dwi Wahyu Winarto disaksikan langsung Menhan RI Bapak Prabowo Subianto dan Kepala Staf Angkatan Darat yang diwakili oleh Koorsahli Kasad Letjen TNI Afini Boer di Markas Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat (Mapuspenerbad), Pondok Cabe, Tangerang Selatan. Kamis (27/10/2022).

Australia Tinjau Proposal untuk Armada Korvet Baru

30 Oktober 2022

Deain korvet Luerssen C90 untuk Angkatan Laut Bulgaria (image : Luerssen)

Departemen Pertahanan Australia (DoD) dilaporkan sedang meninjau rencana untuk pengadaan armada baru kombatan permukaan kecil untuk memberi Angkatan Laut Australia (RAN) peningkatan kemampuan tempur dalam menanggapi ancaman keamanan yang meningkat di wilayah tersebut.

Laman media The Australian melaporkan bahwa proposal untuk pengadaan antara 10 hingga 12 kapal perang tipe korvet dengan kemampuan anti-perang permukaan (ASuW) dan anti-kapal selam (ASW), dengan biaya yang diusulkan antara A$5 hingga A$6 miliar (US$3,2). menjadi US$3,8 miliar).

Rencana tersebut dikatakan telah diajukan setelah realisasi dengan Departemen Pertahanan Australia bahwa kapal patroli lepas pantai kelas Arufara Angkatan Laut Australia yang akan datang yang dirancang oleh Luerssen Jerman tidak lagi cukup dalam memberikan keamanan terhadap kekuatan dan jangkauan Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China yang semakin meningkat. (PLAN), Penjaga Pantai China (CCG) dan pasukan Milisi Maritimnya.

Pengenalan rudal baru dan korvet bersenjata torpedo akan memberikan daya tembak dan kemampuan tempur yang lebih besar untuk menghadapi ancaman di masa depan, terutama dalam mempertahankan perairan teritorial dan Zona Ekonomi Eksklusif Australia, serta jalur laut dan area kepentingan.

Desain korvet Luerssen K130 Anglatan Laut Jerman (photo : Deutsche Marine)

Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa Departemen Pertahanan sedang melihat model korvet Luerssen, yang meliputi desain K130 yang digunakan pada korvet kelas Braunschweig Angkatan Laut Jerman, dan desain C90 yang digunakan untuk korvet yang sedang dibangun untuk Angkatan Laut Bulgaria.

Kedua desain lebih besar dari OPV kelas Arufara yang sedang dibangun untuk Angkatan Laut Australia, dan dipersenjatai dengan rudal permukaan-ke-permukaan dan permukaan-ke-udara, torpedo, dan beberapa senjata angkatan laut kaliber menengah.

Sebuah proposal untuk mempersenjatai kelas Arufara dengan persenjataan yang lebih berat juga diajukan sebagai opsi, meskipun ada juga rencana untuk mentransfer kapal patroli lepas pantai ke Australian Border Force, yang setara dengan pasukan Coast Guard dari negara lain.

Jika rencana tersebut mendapat lampu hijau, korvet akan dibangun di Australia, atau bisa menjadi proyek konstruksi hibrida antara galangan kapal Luerssen di Jerman dan Australia.

Korvet pertama diharapkan akan selesai pada tahun 2028, dengan kapal tambahan diproduksi dan diselesaikan setiap 10 bulan, dan ditargetkan masing-masing menelan biaya A$500 juta, jauh lebih murah daripada proyek akuisisi dan konstruksi kapal perang Australia baru-baru ini.

3 Jenis Kapal Destroyer yang Pernah Memperkuat TNI-AL

30 Oktober 2022

RI Gadjah Mada (photo : TNI AL)

Sebagai negara kepulauan dengan wilayah laut yang luas, tentunya Indonesia memerlukan armada angkatan laut yang kuat untuk menjaga teritori lautnya.

Sejak masa kemerdekaan hingga pengakuan kedaulatan oleh dunia luar, armada laut Indonesia mengalami dinamika dari tahun ke tahun sesuai dengan perkembangan zamannya.

Di masa kini kekuatan armada laut Indonesia bertumpu ke kekuatan kapal-kapal jenis frigate, korvet maupun kapal selam sebagai kekuatan pemukul utama.

Namun, di masa lalu ternyata Indonesia pernah mengoperasikan beberapa jenis kapal dengan tipe lain. Mulai kapal jenis destroyer hingga jenis kapal light cruiser pernah dioperasikan oleh TNI-AL dari masa orde lama hingga masa orde baru.

Untuk kapal jenis destroyer, dalam sejaranya TNI pernah mengoperasikan 11 unit yang terbagi dalam beberapa kategori atau class. Berikut ini adalah jenis-jenis kapal destroyer yang pernah dioperasikan TNI-AL.

1. Gadjah Mada-class (Belanda)
Kapal jenis destroyer pertama yang dioperasikan oleh TNI-AL pada masa orde lama adalah Gadjah Mada-class. Kapal ini sejatinya merupakan kapal destroyer buatan Inggris yakni HMS Nonpareil yang masuk ke dalam N-class destroyer.

Kapal yang diluncurkan pada tahun 1941 ini hanya setahun berdinas di angkatan laut kerajaan Inggris sebelum dijual ke pihak angkatan laut belanda pada tahun 1942 dan berganti nama menjadi HNLMS Tjerkd Hidddes.

Kemudian pada tahun 1951 pihak Indonesia membeli kapal ini dari Belanda dan kemudian berganti nama menjadi RI (KRI) Gadjah Mada.

Kapal ini dalam dinas angkatan laut Indonesia pernah digunakan untuk membantu penumpasan PRRI di Sumatera Barat dan juga turut andil dalam penumpasan Permesta di Sulawesi.

Dilansir dari wikipedia.com, kapal destroyer klasik ini dibekali 3 meriam kembar 120 mm sebagai meriam utama, 4 meriam kaliber 20 mm dan beberapa senapan mesin serta peluncur torpedo.

Kapal ini juga dilengkapi dengan sistem radar terintegrasi. Kapal ini kemudian dipensiunkan pada tahun 1961.

KRI Siliwangi (photo : Wiki)

2. Skory-class (Uni Sovyet)
Tipe kapal destroyer berikutnya yang pernah memperkuat TNI-AL adalah Skory-class buatan Uni Soviet. Kapal ini sendiri di Indonesia dikenal dengan nama Siliwangi-class yang didasarkan pada kapal pertamanya di kelas tersebut yakni KRI Siliwangi.

Kapal ini datang di Indonesia pada tahun 1959 setelah Uni Soviet menjualny ke Indonesia. Pihak Uni Soviet sendiri menggunakan kapal ini kurang lebih selama hampir 8 tahun sejak diluncurkan pada tahun 1951.

Kapal ini sendiri dibeli oleh pihak Indonesia dari Uni Soviet karena hubungan erat negara komunis terbesar pada masanya tersebut dengan Indonesia kala itu.

Kapal ini sendiri juga digadang-gadang sebagai kekuatan laut Indonesia menjelang operasi Trikora guna membebaskan Irian Barat. Kapal ini dipersejatai dengan 2 meriam kembar kaliber 130 mm dan meriam 85 mm sebagai sistem persenjataan utamanya.

Selain itu, adapula beberapa meriam penangkis serangan udara kaliber 57 mm, peluncur torpedo, pelontar bom kedalaman hingga pelontar roket anti kapal selam RBU 2500.  

Tipe kapal ini pensiun dari dinas angkatan laut Indonesia pada peridoe tahun 1970-an.

Dalam kelas destroyer Siliwangi-class ada 8 kapal yang bertugas dalam angkatan laut Indonesia kala itu, yakni KRI Siliwangi (201), KRI Sisingmangaradja (202), KRI Sandjaja (203), KRI Sawoenggaling (204), KRI Sultan Iskandar Muda (304), KRI Sultan Darmuda (305), KRI Diponergoro (306), dan KRI Brawidjaja (307).

KRI Imam Bondjol (photo : Wiki)

3. Imam Bondjol-class (Italia)
Kapal destroyer terakhir yang pernah memperkuat armada laut Indonesia adalah Imam Bondjol-class atau yang di dunia Internasional dikenal dengan nama Almirante Clemente-class.

Destroyer bertipe pengawal ini dibeli dari negara Italia dan diserahkan ke pihak Indonesia pada tahun 1958. Di kelas ini hanya terdapat dua kapal yang berdinas di tubuh angkatan laut Indonesia, yakni KRI Imam Bondjol (250/355) dan KRI Surapati (251/356). 

Destroyer ini meskipun masih dikategorikan destroyer klasik namun telah dilengkapi beragam jenis radar dan sistem sonar modern untuk mendukung operasinya.

Dari sisi persenjataan, kapal di kelas ini dilengkapi dengan 4 meriam kembar QF 4 in (102mm)/45 Mark XVI sebagai persenjataan utama.

Selain itu, adapula 4 meriam bofors 40 mm dan 8 meriam Oerlikon 20 mm. Kapal ini juga dilengkapi dengan 3 tabung peluncur torpedo dan pelontar mortar. Kapal-kapal di kelas ini pensiun dalam dinas layanan angkatan laut Indonesia pada tahun 1978. (Zahir Zahir)

29 Oktober 2022

Philippine Army Received Donated Bo-105 Helicopter

29 Oktober 2022

New Bo-105 donated by Dornier Technology (photo : Hiraya)

Newly donated chopper boosts PA’s disaster response capabilities

MANILA – The Philippine Army (PA) on Friday said the newly donated Messerschmitt-Bolkow-Blohm Bo-105 helicopter to its Army Aviation Regiment will greatly enhance its capabilities to respond to disaster relief missions.

"The donation of the cutting-edge Messerschmitt-Bolkow-Blohm Bo 105 will be an additional mission-essential equipment for the Army Aviation that will support the Army units and other government agencies during disasters and calamities in the country," PA spokesperson Col. Xerxes Trinidad said in a statement.

Meanwhile, PA chief Lt. Gen. Romeo Brawner Jr. said the donated helicopter will catalyze the Army’s future rotary aviation and a springboard to improve the capacity of the Army Aviation Regiment.

He also added that the PA will continue to push for additional air assets to develop the Army Aviation Regiment’s capability of supporting combined operations through the acquisition of armed reconnaissance helicopters, medium-lift multipurpose helicopters, and special mission aircraft as well as the expansion of its base support facilities.

“I vow to develop and enhance the capability of Army Aviation,” Brawner stressed.

The aircraft was donated by Dornier Technology, Inc. to the Army Aviation Regiment during short ceremonies at Fort Ramon Magsaysay, Palayan City, Nueva Ecija last Oct. 26.

Department of National Defense (DND) officer-in-charge Undersecretary Jose C. Faustino, Jr., who was the guest-of-honor and speaker, emphasized the importance of the aircraft on equipment readiness and operations.

(PNA)

Australia Mengusulkan Peningkatan Belanja Pertahanan untuk 2023

29 Oktober 2022

Jane's memperkirakan bahwa total belanja pertahanan Australia akan naik menjadi setara dengan sekitar USD48 miliar pada tahun 2030 (image : Jane's)

Belanja pertahanan Australia untuk tahun keuangan 2022/23 akan mencapai AUD48,7 miliar (USD30,7 miliar) atau 1,96% dari produk domestik bruto (PDB), pemerintah dibawah Partai Buruh negara itu mengumumkan pada 25 Oktober dalam pernyataan anggaran pertamanya.

Sementara pendanaan sedikit lebih tinggi dari jumlah yang diperkirakan oleh pemerintah sebelumnya dalam anggaran bulan Maret, persentase PDB telah turun dari 2,11% karena pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari perkiraan.

Total pengeluaran yang diantisipasi termasuk AUD1,7 miliar untuk Australian Signals Directorate, meningkat pada tahun 2023–24 menjadi AUD2,3 miliar.

Pendanaan di atas perkiraan ke depan – tiga tahun setelah anggaran baru – akan terus tumbuh menjadi AUD52,1 miliar pada 2023–24 (2,12% dari PDB); AUD54,2 miliar pada tahun 2024–25 (2,11%); dan AUD56,6 miliar pada tahun 2025–26 (2,1%).

Pernyataan anggaran mengantisipasi bahwa akuisisi kemampuan untuk tahun 2022–23 akan mencapai AUD16,2 miliar, meningkat menjadi AUD18,4 miliar pada tahun 2023–24; AUD19 miliar pada tahun 2024–25; dan AUD20,2 miliar pada tahun 2025–26.

Dislitbang TNI AD Melaksanakan Uji Litbang Kendaraan Sistem Pembawa Mortir 81mm

29 Oktober 2022

Uji fungsi dan uji tembak Litbang prototipe kendaraan sistem pembawa mortir 81mm (photos : Kemhan)

Kadislitbangad Brigjen TNI Hery Setiyono, S.Sos mengikuti langsung pelaksanaan uji fungsi dan uji tembak Litbang prototipe kendaraan sistem pembawa mortir 81 program Balitbang Kemhan RI, Batujajar, Senin (24/10/2022).

Prototipe kendaraan sistem pembawa mortir 81 mm merupakan hasil Litbanghan anak bangsa melalui Balitbang Kemhan bersama dengan PT. SAS Aero Sishan. Prototipe ini sudah dilakukan uji statis, uji dinamis serta uji tembak yang telah dilakukan dari tanggal 20 - 23 Oktober 2022.

Kadislitbang berharap agara karya anak bangsa ini lebih ditingkakan lagi kualitas dan TKDN, sehingga TNI mampu membuat Alutsista yang sesuai dengan kebutuhan TNI di medan tempur.

Ditempat yang sama Kalab Dislitbangad Kolonel Arh Saptarendra Prasada, S.T., M.M. selaku Katim Teknis menyampaikan bahwa dalam uji Prototipe kendaraan sistem pembawa mortir 81 mm agar memperhatikan faktor keamanan personel dan materiil.


“Kendaraan sistem pembawa mortir 81 mm memiliki kemampuan unfolding (turun), kendaraan sistem pembawa mortir 81 mm sudah terintegrasi computer balistik yang dapat mengatur peragakan azimuth dan elevasi secara otomatis melalui display peta yang berada pada display monitor, kemampuan azimuth 70 deg kekanan dan 70 deg kekiri, kemampuan elevasi 45 deg terhadap tanah dengan durasi 8 detik” ungkap Sapta.

“Kendaraan sistem pembawa mortir 81 mm yang dikembangkan antara Balitbang Kemhan dan PT.SAS Aero Sishan dapat di integrasikan dengan pesawat terbang tanpa awak (PTTA) atau sering kita kenal dengan UAV” terang Kalab.

“Prototipe kendaraan sistem pembawa mortir 81 mm didesain dengan konsep modular, dimana desain ini memiliki keunggulan mudah dalam melakukan pemeliharaan dan perawatan serta dilengkapi 2 buah kompartemen amunisi yang dapat membawa granat mortir sebanyak 72 granat mortir operasi (GMO) sesuai dengan bekal pokok penembakan mortir” kata Sapta.


“Selain itu, kendaraan pembawa mortir ini dilengkapi 2 box modular yang terdiri dari box electric system dan box system pneumatic. Konsep modular digunakan agar harwat lebih mudah, sehingga penggunaan operasi dilapangan lebih efektif dan effisien” imbuh lulusan Akmil 1996.

“Namun dengan adanya prototipe kendaraan sistem pembawa mortir 81 mm. menjawab semua permasalahan yang dialami personil dilapangan. Dengan adanya kendaraan pembawa mortir ini, pergerseran pasukan lebih effisien. Penggunaan yang sudah mengikuti tren pengembangan teknologi. Penggunaan yang sudah otomatis dimana semua sistem sudah saling terintegrasi satu sama lain” tutup Sapta.

Turut diundang dalan kegiatan tersebut Irjen Kemhan, Danpussenif, Dankormar, Dankopasgat TNI AU, Kapuspalad, Waasrena Kasad Bidang Perencanaan, Ses Bainstrahan Kemhan, Kadislitbangad, Dirsenpussenif Kodiklatad, Danpusdiklatpassus TNI AD, Dirtekindhan Ditjen Pothan Kemhan, Kapuslaik Kemhan, Paban III/Litbang Asro Srenad, Dirbinlitbang Pussenif, Danpusdikpalad Kodiklatad, Kalab Dislitbangad, Kolonel Tek Dr. Gunaryo, S.T., M.T.(Tim Pokja Unhan), Letkol Cpl Jayus (Tim Pokja Puspalad), Mayor Inf Doren (Tim Pokja Pussenif) dan Mayor Cpl Pantiadi (Tim Pokja Lab Dislitbangad).

28 Oktober 2022

Philippine Army Also Wants 'Black Hawk' Choppers

28 Oktober 2022

Philippine Army also wants Black Hawk which now operated by PAF (photo : MaxDefense)

Army chief eyes more 'Black Hawk' choppers

MANILA – Philippine Army (PA) commander Lt. Gen. Romeo Brawner Jr. said he wants more modern helicopters like the S-70i "Black Hawk" combat utility helicopter, now flown by the Air Force, to beef up the service's Aviation Regiment.

Speaking to reporters, Brawner said the PA is prioritizing the acquisition of "Black Hawk" combat utility helicopters and multi-role fixed-wing aircraft as these can be used for airborne training and disaster relief missions.

"Pwede nating gamitin to transport mga relief goods sa mga areas na nangangailangan into (We can use these aircraft to transport relief goods in areas that badly need it)," he said on the sidelines of the ceremonial turnover of the Bolkow-Blohm Bo-105 helicopter to the PA by Dornier Technologies Inc. at Fort Magsaysay, Nueva Ecija on Wednesday.

However, Brawner admitted that the PA funding to acquire more aircraft for next year was not approved by Congress.

"Unfortunately, it was not approved by Congress so what we are going to do is to include the purchase of the aircraft for the PA under our modernization program," he added.

To date, the Army Aviation Regiment is known to operate around six helicopters and fixed-wing aircraft.

(PNA)

New Zealand Akan Ganti 26 Armada Kapal Kecil

28 Oktober 2022

RHIB Angkatan Laut New Zealand (photo : RNZN)

Royal New Zealand Navy (RNZN) akan mengakuisisi Rigid Hull Inflatable Boats (RHIBs) baru untuk memodernisasi dan menstandarisasi armadanya.

Kementerian Pertahanan Selandia Baru (MoD) mengeluarkan permintaan untuk tender (RFT) pada 24 Oktober untuk proyek Naval Small Craft (NSC) yang merupakan bagian dari program Penggantian RHIB yang lebih luas yang akan memperoleh armada kapal bersama untuk mempertahankan kemampuan kapal kecil yang layak

Menurut RFT, membeli kapal dengan desain lambung tunggal akan meningkatkan efisiensi dengan “mengurangi jumlah jenis kapal kecil yang dioperasikan oleh RNZN dan mencapai optimalisasi armada melalui commonality”, membangun pendekatan kohesif untuk akuisisi dan pemeliharaan kapal kecil.

Persyaratannya adalah untuk 26 kapal dengan panjang sekitar 7,3–7,8 m dan lebar 2,5–2,8 m sesuai dengan batasan yang diberlakukan oleh davit/crane kapal induk yang digunakan untuk peluncuran dan kembali sandar.

Berat maksimum kapal yang terisi penuh tidak boleh melebihi 3.900 kg termasuk dua awak dan setidaknya enam personel rombongan serta senjata dan peralatan. Kapal juga harus memiliki jangkauan 120 n mil dan kecepatan 35 kt di Sea State 3.

RFT akan ditutup pada bulan Januari, dengan total biaya proyek NSC tidak melebihi NZD21 juta (USD12 juta).

RNZN bermaksud untuk mulai menggunakan NSC yang dibeli di pangkalannya di Devonport pada tahun 2023. Persyaratannya adalah enam kapal awal dan pelatihan terkait, diikuti dengan pengiriman tahunan lima kapal yang akan diselesaikan pada tahun 2026–27.

Terma Expands C-Guard Footprint with New Contracts for Indonesian Navy Vessels

28 Oktober 2022

C-Guard Decoy Launching System (photo : Terma)

Terma has secured new contracts in Indonesia and will provide C-Guard Decoy Launching Systems to the Indonesian Navy for one Multi-Role Light Frigate (MRLF) and two additional KCR-60 Fast Attack Crafts. The latter follows the 2019 contract for the delivery of a complete C-Series Combat Suite (including C-Flex, SCANTER and C-Fire) for the new KCR-60 vessels being built by PT PAL.

Terma is proud supplier of C-Guard systems across Asia-Pacific on a big variety of vessels from Offshore Patrol Vessels to Frigates in countries such as Australia, Thailand, Philippines, Brunei, and Indonesia. The C-Guard footprint is now enhanced even more in Indonesia with the supply of C-Guard launchers for additional KCR-60 vessels and for one of Indonesian Navy’s Multi-Role Light Frigates (MRLF).

“Our C-Guard Decoy Launching System is already installed and deployed onboard several of the Indonesian Navy’s vessels – including Fast Attack Crafts, Frigates and Corvettes. We are pleased to supply and support the Indonesian Navy with additional C-Guard equipment creating greater commonality across their fleet and offering a unique defense solution for both above and underwater threats,” says Anupam Narain Mathur, Vice President for Asia Pacific in Terma and adds:

“Alongside getting additional C-Guard systems deployed in Indonesia, the end-user is now fully trained to independently perform base maintenance operations, which allows for higher system availability and cost-effectiveness for new and future deployments, also with an ease of maintenance in focus”.

The C-Guard decoy launching systems are planned to be delivered and deployed on the KCR-60s and the MRLF vessel next year, where Terma’s local office in Surabaya, Indonesia, will support and lead the overall execution of the program, as they have been doing with great success on other programs in Indonesia.

“With the establishment of our local offices in both Jakarta and Surabaya in 2020, it has proven nothing less than mission critical to have dedicated local presence and engineering capabilities to support timely execution of our Indonesian programs. This has strengthened our local partnerships and our customer relations greatly,” Anupam Narain Mathur explains.

Terma has more than 150m active C-GUARD SYSTEMS worldwide

Terma’s C-Guard decoy launching system provide 360° coverage and will effectively counter advanced threats like small range gate Radio Frequency (RF) missiles, imaging Infra-Red (IR) seekers missiles, and advanced next generation torpedoes. Defense against multiple missiles and torpedoes requires fast response and utilization of advanced tactics supporting the latest in decoy technologies.

C-Guard relies on combat proven 130 mm NATO decoys and a proven mechanical launcher design without moving parts. The DL-6T launchers are fitted with six tubes, two in each of the firing angles 20°, 40°, and 135° (port and starboard side) in the azimuth plane in relation to the sailing direction. The DL-12T launchers are fitted with 12 tubes, three in each of the firing angles 10°, 40°, 60°and 135°. Both the DL-6T and the DL-12T launcher tubes are fitted with a Round Identification System (RIS).

27 Oktober 2022

Prabowo Harap Pembelian Jet Tempur F-15 EX Bisa Dibayar Secara Bertahap

27 Oktober 2022

Boeing F-15EX (photo : Boeing)

Jakarta - Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto berharap Indonesia bisa membeli jet tempur F-15 EX asal Amerika Serikat dengan pembayaran secara bertahap. Prabowo berbicara kemampuan anggaran negara yang saat ini mengedepankan pembangunan ekonomi.

"Kita jelas minta bahwa kita harus bisa beli dengan istilahnya membayar nyicil begitu, kemampuan kita kan tidak bisa sekaligus. Pemerintah selalu mendahulukan pembangunan ekonomi dan sebagainya," kata Prabowo di kantor Kemhan, Jakarta Pusat, Kamis (27/10/2022).

Prabowo mengatakan proses negosiasi pembelian F-15 EX masih dilakukan. Selain itu, dia berbicara mengenai proses pengadaan pesawat tempur Rafale asal Prancis.

"Kita sudah cukup lanjut dengan Rafale, dan kita sedang menegosiasi terus dengan pihak lain, F-15," kata Prabowo.

"Tapi tentunya nanti ini terus negosiasi tergantung yang akan sangat dipengaruhi oleh terms of finance dan mereka tawarkan kepada kita," jelas Prabowo.

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dilaporkan menyetujui rencana penjualan jet tempur F-15 ke Indonesia. Ada 36 jet tempur buatan Boeing AS serta alutsista lainnya senilai USD 14 miliar yang disetujui pada Kamis kemarin.

"Pada hari Kamis menyetujui potensi penjualan USD 14 miliar ke Indonesia dari 36 jet tempur F-15 dan berbagai macam peralatan militer lainnya," kata sebuah pernyataan yang dikutip dari AFP, Jumat (11/2/2022).

Penjualan yang diusulkan itu disebut dapat meningkatkan keamanan mitra regional yang dapat meningkatkan kekuatan stabilitas politik, dan kemajuan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik. Tanpa mengubah keseimbangan dasar militer di wilayah tersebut.

"Tidak akan mengubah keseimbangan dasar militer di kawasan itu," ujarnya.

Evolusi pesawat tempur Indonesia seperti digambarkan oleh formiler (image : Gara_Nam)

Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo mengatakan TNI AU hingga 2024 akan merealisasi akuisisi berbagai alutsista modern secara bertahap, dua di antaranya pesawat multi-role combat aircraft, F-15 EX dan Dassault Rafale.

"Mulai tahun ini hingga tahun 2024, kita akan segera merealisasikan akuisisi berbagai alutsista modern secara bertahap. Beberapa di antara alutsista tersebut adalah pesawat multi-role combat aircraft F-15 EX dan Dassault Rafale, Radar GCI4, pesawat berkemampuan Airborne Early Warning, pesawat tanker yakni Multi Role Tanker Transport, pesawat angkut C-130 J, UCAV berkemampuan MALE dan berbagai alutsista lainnya," kata Fadjar di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (18/2/2021).

Jet tempur F-15EX merupakan produk dari perusahaan dirgantara, Boeing. Dilansir dari situs Boeing, F-15EX menyelesaikan penerbangan pertama pada 2 Februari 2021.

Varian modern dari F-15 ini juga mencakup kontrol penerbangan fly-by-wire, kokpit digital baru, radar AESA modern dan ADCP-II, dan diklaim beroperasi dengan komputer misi tercepat di dunia.

F-15EX menampilkan sistem peperangan elektronik Eagle Passive/Active Warning dan Survivability System untuk meningkatkan efektivitas misi dan kemampuan bertahan bagi operator.

Boeing menjelaskan produknya ini mengantongi sertifikasi pengangkutan senjata yang tak tertandingi dan izin muatan memungkinkan pengangkutan senjata canggih, yang tidak dapat dibawa di teluk internal seperti senjata hipersonik.

Boeing juga mempromosikan kecanggihan radar dan sensor jet tempur F-15EX, di mana menghadirkan rangkaian peperangan elektronik terintegrasi untuk memberikan spektrum perlindungan penuh sambil memungkinkan keterlibatan dominan dari ancaman baru dan yang muncul.

Masih dari situs Boeing, F-15EX diklaim menampilkan kokpit abad ke-21, menyediakan akses waktu nyata terkait informasi medan perang dan meningkatkan pemahaman pilot tentang lingkungan mempercepat pengambilan keputusan saat bertempur.

Terakhir, Boeing mengatakan F-15EX menghadirkan arsitektur Sistem Misi Terbuka untuk memungkinkan penyisipan, teknologi digital yang cepat.

Australia will Provide 30 More Bushmaster to Ukraine

27 Oktober 2022

Bushmaster protected mobility vehicles (photo : RAAF)

Additional support for Ukraine

Australia continues to stand with the people of Ukraine and will provide additional support measures in response to Russia’s ongoing violation of international law.

Australia will provide an additional 30 Bushmaster protected mobility vehicles to Ukraine, bringing the total number of gifted Bushmasters to 90.

Australia will also join other partners providing critical training to Ukrainian troops. A contingent of up to 70 ADF personnel will deploy to the United Kingdom in January 2023 as part of the UK’s Operation INTERFLEX. No ADF personnel will enter Ukraine.

The Australian contingent will help generate additional capacity within the Ukrainian Armed Forces.

Australia has provided Ukraine with a total of approximately $655 million in support, including $475 million in military assistance. This commitment demonstrates Australia’s continued support for Ukraine’s sovereignty and territorial integrity.

RSAF Study Visit About F-35 Operational to USMC and USAF

27 Oktober 2022

Study visit to the Eglin Air Force Base and Marine Corps Air Station Yuma (photos : RSAF)

Some of our personnel had the opportunity to interact with operational F-35 squadrons from the United States Marine Corps (USMC) and the United States Air Force (USAF) recently. These visits and joint training are a key part of the RSAF’s F-35 evaluation efforts.


During a study visit hosted by the USAF at Eglin Air Force Base, the team toured various F-35 facilities to observe the conduct of F-35 operations, and held engineering and maintenance discussions. Our F-16 fighter aircraft from Peace Carvin II (PC II) detachment also participated in joint training with the USMC F-35B aircraft at Marine Corps Air Station Yuma.


Opportunities to physically observe engineering and maintenance practices, and train together with the F-35 aircraft provide valuable insight into the employment of the F-35Bs and how the RSAF can better integrate the F-35s into its warfighting concepts.

Tentera Darat Malaysia Terima Pelbagai Aset Baru

27 Oktober 2022

Pelbagai aset baru telah diterima TDM (all photos : TDM)

Perolehan aset baharu kukuhkan ketumbukan Tentera Darat Malaysia

KUALA LUMPUR - Panglima Tentera Darat (PTD), Jeneral Tan Sri Dato’ Seri Zamrose bin Mohd Zain telah menyempurnakan Majlis Penyerahan Aset Tentera Darat bertempat di 92 Depot Kenderaan Pusat (DKP), Kem Batu Kentomen yang telah diselaraskan oleh Bahagian Penyelidikan dan Penilaian Tentera Darat (BPP TD) hari ini.

Tentera Darat Malaysia (TDM) telah menerima beberapa perolehan baharu secara berperingkat sejak awal 2022 yang lalu bagi beberapa Kenderaan Jenis B (KJB), sistem persenjataan serta alat pelbagai. Perolehan KJB melibatkan Heavy Expanded Mobility Tactical Truck - Multi Cargo Palletised (HEMTT - MCPLS), Trak 5 Tan dan 1 Tan GS Kargo, Trak 3 Tan GS Kargo (MALBATT), Kenderaan Penarik Meriam dan Trak 1 Tan Fitted For Radio (FFR).


Manakala sebanyak 249 laras senjata baharu telah diperolehi melibatkan 72 unit Mortar 81MM (Complete Set) bersama kenderaan yang dilengkapi TALOS Fire Control System, 27 unit Multiple Grenade Launcher 40MM dan 150 unit Light Anti Tank Weapon Short Range (Rocket Propelled Grenade). Turut diterima ialah 98 unit Assault Boat yang boleh membawa maksimum 12 penumpang dalam satu masa.
 
Turut hadir mengiringi PTD adalah Timbalan Panglima Tentera Darat, Leftenan Jeneral Datuk Seri Mohammad bin Ab Rahman, Panglima Logistik Tentera Darat, Mejar Jeneral Haji Abdul Aziz Samsi Haji Shamsudin, Asisten Ketua Staf Operasi dan Latihan (AKS OPLAT) Markas Tentera Darat, Mejar Jeneral Malek Razak bin Sulaiman.


Tonggak Pertama Perintah Ulung PTD Ke-28 iaitu “Kelangsungan Misi dan Kesiagaan” jelas diperkasakan melalui perolehan aset baharu seperti ini yang menumpukan kepada peningkatan tahap kesiagaan, kompentensi dan aset TDM. 

(TDM)

26 Oktober 2022

Sikorsky Receives $49m to Modify 12 More MH-60Rs for Australia

26 Oktober 2022

Sikorsky's Sea Hawk and Black Hawk assembly (photo : Luís Tavares)

Lockheed Martin Corp., Owego, New York, is awarded a not-to-exceed $49,664,990 undefinitized firm-fixed-price modification (P00001) to an order (N0001922F2291) against a previously issued basic ordering agreement (N0001921G0017). 

This modification provides non-recurring engineering and add/delete efforts to bring 12 MH-60R aircraft from standard Foreign Military Sales configuration to a unique configuration for the government of Australia. 

Additionally, this modification procures 12 Australian unique modification one kits and 10 embedded Global Positioning System Inertial Navigation Systems spares. Work will be performed in Owego, New York (87%); Stratford, Connecticut (12%); and Troy, Alabama (1%), and is expected to be completed in December 2026. 

Foreign Military Sales funds in the amount of $16,554,999 will be obligated at the time of award, none of which will expire at the end of the current fiscal year. The Naval Air Systems Command, Patuxent River, Maryland, is the contracting activity.


Kemhan Dorong Industri Pertahanan Swasta Produksi Amunisi

25 Oktober 2022

Amunisi kaliber kecil (photo : Pindad)

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertahanan (Kemhan) mendorong industri pertahanan dalam negeri untuk memproduksi amunisi dalam memenuhi kebutuhan TNI. 

"Kemhan membuka seluas-luasnya industri pertahanan swasta yang memenuhi syarat untuk terlibat," kata Juru Bicara Kemhan Dahnil Azhar Simanjuntak ketika dikonfirmasi di Jakarta, Selasa. 

Hal itu, lanjut dia, sudah diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo agar Indonesia bisa memperkuat industri pertahanan domestik. 

Dahnil membenarkan kebutuhan amunisi Kemhan sebanyak 5 miliar amunisi untuk menyuplai kebutuhan TNI hingga 2023. 

Sementara itu, PT Amerind Global akan membangun pabrik amunisi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, untuk memenuhi kebutuhan amunisi untuk TNI. 

Direktur Utama PT Amerind Global Mayjen TNI (Purn) George E. Supit mengatakan, pihaknya telah menggandeng tiga perusahaan alutsista ternama asal Amerika Serikat yaitu Northrop Grumman, Bliss, dan Olin/Winchester untuk membangun pabrik amunisi di Indonesia, khususnya amunisi kaliber 5.56 mm. 

Menurut Supit, keinginan membangun pabrik munisi di dalam negeri itu dilakukan guna memenuhi kebutuhan amunisi sebanyak 5 miliar amunisi yang telah direncanakan oleh Kemhan untuk kebutuhan operasional dan cadangan institusi TNI. 

"Menhan (Prabowo Subianto) memberikan kesempatan kepada swasta untuk bisa membangun pabrik amunisi karena dalam kebijakan beliau akan mengadakan 5 miliar butir amunisi, untuk kebutuhan TNI, baik untuk cadangan maupun operasional kegiatan," ujarnya dihubungi secara terpisah. 

Mantan Pangdam XVII/Cenderawasih itu mengaku amunisi dari perusahaan alutsista asal Amerika Serikat yang kini telah menjadi principal PT Amerind Global telah menjalani uji amunisi di Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat (Dislitbangad). 

"Amunisi ini sudah kita uji di Dislitbang Angkatan Darat yang laboratorium nya ada di Batu Jajar. Amunisi yang sudah kita uji ada 3 jenis, yaitu kaliber 5.56 mm, kaliber 7.62 mm, dan kaliber 12.7 mm, dan semuanya sudah dinyatakan lulus uji. Dan kita sudah dapat sertifikat nya, sudah disertifikasi jadi kami jamin amunisi ini sangat layak digunakan untuk TNI," papar Supit. 

Oleh karena itu, dia berharap PT Amerind Global dapat membantu, mendukung pengadaan amunisi 5.56 mm yang menjadi kebutuhan Kementerian Pertahanan itu. 

Rencana pembangunan pabrik amunisi sudah disetujui oleh Kemhan. Kemhan RI dan Kementerian ATR/BPN sudah menyetujui untuk mendirikan pabrik amunisi bertaraf internasional di atas lahan seluas 100 hektare di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Kabupaten Bintan, Kepri.

"Pabrik amunisi di KEK Galang Batang, Bintan akan mampu memproduksi 360 juta/tahun," tutur purnawirawan jenderal bintang dua ini. 

Namun demikian, tambah Aster Panglima TNI tahun 2018 itu, saat ini proses pendirian pabrik amunisi berteknologi tinggi itu masih menunggu proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 

"Kalau sudah ada AMDAL dari KLHK, nanti diserahkan ke Kemhan RI, baru kemudian Kemhan yang mengeluarkan izin pendirian pabrik di tempat yang sudah ditentukan oleh Kemhan," ujar Supit.

Radar Jepang Siap Dikirim ke PAF

26 Oktober 2022

Radar FPS-3ME buatan Mitsubishi Electric Co., Jepang (photo : ATLA)

MANILA, Filipina — Angkatan Udara Filipina (PAF) akan menerima pada bulan November batch pertama sistem radar pertahanan udara senilai P5,5 miliar dari Jepang yang akan meningkatkan pengawasan negara tersebut terhadap wilayah udara teritorialnya.

Kedutaan Besar Jepang di Manila mengatakan Tokyo telah memulai transfer pertama dari empat radar pengawasan udara tetap dan bergerak yang dipesan oleh Filipina dari Mitsubishi Electric Co. Sistem radar lainnya akan dikirimkan secara bertahap hingga 2024.

Inspeksi pra-pengiriman selesai pada bulan September dan Angkatan Udara Bela Diri Jepang (JASDF) melatih personel Angkatan Udara tentang radar pada awal Oktober.

Para penerbang adalah elemen dari 580th Aircraft Control and Warning Wing, yang juga berpartisipasi dalam latihan udara Pitch Black 2022 yang diikuti 17 negara di Australia bulan lalu. Unit PAF mengelola jaringan radar negara.

Filipina dan Jepang menandatangani kontrak untuk tiga sistem pengawasan tetap FPS-3ME dan satu sistem pengawasan bergerak TPS-P14ME untuk proyek akuisisi sistem radar pengawasan udara PAF pada tahun 2020, menandai ekspor pertama peralatan pertahanan Tokyo setelah mencabut larangan transfer tersebut pada tahun 2014.

Empat radar Jepang akan mengisi celah yang tidak tercakup oleh tiga radar AD-STAR ELM-2288ER yang diperoleh negara dari Israel. Radar Israel terdiri dari jaringan radar negara itu.

Radar Israel, seharga P2,62 miliar, dipesan berdasarkan kontrak antar pemerintah yang ditandatangani pada Desember 2014, tetapi pengiriman baru selesai pada 2019 karena alasan yang tidak ditentukan.

Radar Jepang yang baru diharapkan dapat membantu mendeteksi, mengidentifikasi, dan menghubungkan setiap ancaman dan gangguan di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina. “Untuk berkontribusi dalam menegakkan dan memperkuat Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka, JASDF dan PAF akan lebih lanjut mempromosikan kerja sama pertahanan. Ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperkuat persahabatan antara kedua angkatan udara di berbagai bidang, di samping pertukaran pertahanan yang berkaitan dengan pengawasan udara,” kata kedutaan Jepang.

25 Oktober 2022

Hunter class Frigate Propeller Prototypes to be Made in Australia

25 Oktober 2022

Two prototype propeller blades and a propeller hub to be Made in Australia (photo : VEEM)

BAE Systems Australia who will build nine anti-submarine warfare Hunter class frigates for the Royal Australian Navy, has awarded WA-based company VEEM a $1.76m contract to manufacture two prototype propeller blades and a propeller hub under the guidance of OEM Kongsberg Maritime.

This is the final test of VEEM’s capability to manufacture to the Hunter’s stringent requirements and is a significant milestone for the Perth-based marine technology company, as it endeavours to become a Defence-qualified warship propeller manufacturer for the Hunter program.

Through the Hunter Class Frigate Program, BAE Systems is committed to maximising opportunities for Australian industry. 

Since 2020, VEEM has been supported by marine technology company Kongsberg Maritime, which is the propeller supplier for BAE Systems’ Type 26 frigates currently under construction in the UK. The Hunter class frigate design is based on the Type 26. 

Should VEEM’s prototype propellers meet requirements and pass Kongsberg Maritime’s quality approvals, it will pave the way for VEEM to be down-selected for the next phase – propeller manufacture for the first batch of three Hunter class frigates.

VEEM is expected to commence work on the prototype propeller blades at its Canning Vale facility in November 2022, and will complete the work by March 2024. The blades will be the same weight and size of those on the Hunter class, but they won’t be used on the first warship as they will be subject to destructive testing to verify procedures that will be used in the manufacturing process.

Shipbuilders working on the Hunter program are currently manufacturing five prototype ship blocks to test and refine the processes, systems, tools, facilities and workforce skills ahead of construction of the first Hunter ship blocks in May 2023, which will become part of the first ship.

Pulau Fani class New Indonesian MCMV

24 Oktober 2022

KRI Pulau Fani 731 MCMV (photo : Martin Tolle)

Indonesia's minehunters christened

More than three and a half years after the conclusion of the contract in February 2019 between the German shipyard Abeking & Rasmussen (A & R) and the Indonesian Ministry of Defense for the construction of two high-tech minehunters, these two units have now (October 12) been christened at the shipyard in Lemwerder.

The company confirmed this to THB on request. The units for which combustion started at the end of 2020 are the "Pulau Fani" and the "Pulau Fanildo". While the latter platform still remained in the large shipbuilding hall, the "Pulau Fani" was already given over to her element.

According to Indonesian media from February 2019, the two mine hunters should cost a little over 200 million US dollars.

KRI Pulau Fani 731 MCMV (photo : Lothar Hemmelskamp)

The boat duo replaces two older units that were purchased from the Netherlands as existing ships. The boat concept developed by A & R is based in part on the tried-and-tested design of the Frankenthal-class (class 332) minehunters for the German Navy, which joined the fleet in the 1990s. According to the Bundeswehr, these special boats are designed for “targeted mine hunting and large-scale mine clearance”. There are currently ten boats in the fleet, which are combined in the 3rd Minesweeping Squadron (3rd MSG) in Kiel. A & R also used the modern, self-developed 3D laser welding system for the production of the around 62 meter long boat hulls for the two new Indonesian minehunters. A special advantage of the new technology: highly precise,

MAN Energy Solutions SE is one of the important suppliers. The engine specialist supplied the complete hybrid drive package.

The extensive shipyard testing program follows the naming ceremony, which was attended by representatives of the Indonesian Ministry of Defence, the Indonesian Navy, the Embassy in Berlin and the German Navy. The two boats will then be delivered in the first half of 2023. 

(THB)