30 September 2020

Latihan Sikatan Daya 2020 Berjalan Sukses

30 September 2020

Jalannya Latihan Sikatan Daya 2020 (all photos : TNI AU)

Dog Fight F-16 Dengan T-50i Awali Pelaksanaan Manuver Lapangan

TNI AU. Pertempuran udara jarak dekat atau “Dog Fight” Pesawat Tempur F-16 Skadron Udara 3 dengan pesawat tempur T-50i Skadron Udara 15, Lanud Iswahjudi mengawali pelaksanaan  Manuver Lapangan Latihan Sikatan Daya 2020 yang berlangsung di Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (29/9/2020).

Dog Fight ini merupakan salah satu dari pelaksanaan Operasi Udara Lawan Udara yang diperankan oleh 2 pesawat F-16 dengan callsign “Dragon Flight” sebagai Offensive Counter Air dan 2 pesawat T-50i dengan callsign “Archer Flight” yang berperan sebagai pesawat musuh atau Defensive Counter Air.

Pada “Dog Fight” ini, diskenariokan dua pesawat F-16 mendapat ancaman dari dua pesawat T-50i yang berada dibelakangnya dan pada posisi “Lock on” yang sewaktu-waktu dapat menembak kedua pesawat F-16.

Pada posisi terancam tersebut, dua pesawat F-16 berusaha meloloskan diri dari ancaman rudal pesawat musuh dengan mengeluarkan Flares dan melakukan Maneuver High-G Barrel. Dengan Hi-G Turn, yaitu berbelok dengan gaya G yang besar, pesawat F-16 berputar kearah atas dan dengan mudah membalik keadaan, pesawat musuh berbalik terancam oleh pesawat F-16. Setelah mampu mengunci pesawat musuh, pesawat F-16 meluncurkan rudal yang dibawanya atau Short Range Air to Air Missile AIM 9 dan berhasil menghancurkan pesawat musuh.

Aksi Dog Fight yang disaksikan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Udara dan sejumlah pejabat utama di jajaran TNI Angkatan Udara tersebut mendapat sambutan meriah dari seluruh penonton. (TNI AU)


Pesawat Tempur TNI Angkatan Udara Bombardir Pertahanan Musuh Di Bumi Lumajang

TNI AU. Kabupaten Lumajang menjadi ladang pertempuran TNI Angkatan Udara (TNI AU). Dalam medan perang, sejumlah pesawat tempur melakukan aksi pengeboman ke daerah pertanahan lawan. Tak butuh waktu lama, TNI AU berhasil merebut daerah kekuasaan musuh dan kembali ke pangkuan NKRI, Selasa (29/8/2020).

Aksi tersebut terjadi di Air Weapon Range (AWR) Desa Pandanwangi Kabupaten Lumajang, dalam latihan Manuver Lapangan Sikatan Daya Koops AU tahun 2020. Puluhan pesawat tempur bermanuver indah di langit Kabupaten Lumajang.

Pada latihan yang dihadiri langsung oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, SE., MPP ini, yang didampingi oleh Pangkoopsau II Marsda TNI Minggit Tribowo, S.I.P., dan beberapa pejabat TNI AU lainnya

Manuver Lapangan Sikatan Daya Koopsau II tahun 2020, bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur personel jajaran Koopsau II dengan segala aspek pendukungnya.

Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, SE., MPP mengatakan, latihan tersebut dilakukan rutin setiap tahun. Bukan berarti materi latihan yang digunakan sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tetapi ada modifikasi di beberapa bagian, seperti penambahan tantangan pada kegiatan malam hari.

“Kami terus berimprovisasi dan mengevaluasi setiap tahunnya. Dan latihan kali ini terlaksana dengan aman,” ujarnya saat diwawancarai sejumlah media.

Ke depan dia menambahkan, akan ada beberapa rancangan kegiatan yang sama dengan materi yang berbeda. Semua itu dilakukan untuk mengasah kemampuan tempur prajurit Angkatan Udara.

“Tahum depan sudah kami agendakan dan menunggu keputusan dari Menteri Pertahanan,” ucapnya.

Hadir juga pada latihan Manuver Lapangan Sikatan Daya 2020 Bupati Lumajang, Thoriqul Haq dan Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati. Dalam kesempatan tersebut, mereka bersama sama menyaksikan aksi manuver pesawat tempur milik TNI AU.

Aksi pesawat tempur yang dilakukan diantaranya, operasi udara serangan strategis, operasi udara lawan udara, operasi udara lawan darat.

Air Show Sikatan Daya 2020 kali ini melibatkan ratusan personel dengan beberapa alusista pesawat tempur jajaran Koopsau II meliputi, delapan Pesawat Tucano EMB-314, satu Pesawat C ( Cassa) 212, lima Pesawat Hercules -130, tiga Pesawat Heli SA-330/NAS -332/EC-120 B, satu Pesawat KC-130, empat Pesawat T.50 Golden Eagle, delapan Pesawat F-16, enam Pesawat Sukhoi 27/30, empat Pesawat Sukhoi 27/30, dan Pesawat Boim 737.

Sesuai jadwal, latihan Manuver Lapangan Sikatan Daya Koops AU Tahun 2020 akan dilanjutkan pada Rabu (30/9/2020) pukul 19.00 WIB, dengan agenda manuver Lapangan malam hari.

Sikatan Daya Koopsau II tahun 2020, mendapatkan apresiasi dan antusias masyarakat. Mereka berbondong-bondong menyaksikan aksi pesawat tempur milik TNI AU tersebut dari jarak yang aman. (TNI AU)

Aksi Air to Air Refueling Dua Pesawat Sukhoi Skadron 14 Menutup Pelaksanaan Manuver Lapangan

TNI AU. Aksi pengisian bahan bakar pesawat di udara atau Air to Air Refueling 2 pesawat tempur Sukhoi dari Skadron Udara 14 dengan pesawat tanker Hercules C-130 Skadron Udara 32, menutup pelaksanaan Manuver Lapangan Latihan Sikatan Daya 2020 yang diselenggarakan di Air Weapon Range (AWR) Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (29/9/2020).

Dua pesawat Sukhoi dengan tail number TS-3002 yang dipiloti oleh Letkol Pnb Wanda/Mayor Pnb Apri dan TS-3001 yang dipiloti oleh Mayor Pnb Sute/Mayor Pnb Hendry dengan call sign “Tiger Flight” tersebut, melaksanakan Air Refueling pada ketinggian 1500 Feet menggunakan pesawat Tanker Hercules C-130 dengan tail number A-1308 dari Skadron Udara 32, Lanud Abd Saleh, Malang, Jawa Timur.

Pelaksanaan Air Refueling dua pesawat tempur Sukhoi ini disaksikan langsung oleh Kepala Staf Angkatan Udara dan sejumlah pejabat utama di jajaran TNI Angkatan Udara lainnya.

Air to Air Refueling merupakan teknik pengisian bahan bakar pesawat di udara untuk menambah jarak tempuh/jelajah pesawat, tanpa harus kembali ke pangkalan udara. Pelaksanaan Air Refueling ini merupakan salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang Fighter. (TNI AU)

Modern Ships of Vietnam Coast Guard

30 September 2020

CSB 8003 ship is installed and equipped with modern technology, suitable for the functions and tasks of the current Coast Guard (photo : Soha)

Currently, the Vietnam Coast Guard is equipped with modern ships by the Party and State, the Army to protect sovereignty, sovereignty rights, national jurisdiction, security, national interests, nation; protection of marine resources and environment; protection of property, legitimate rights and interests of agencies, organizations and individuals at sea.

Inside of CSB 8004 (photo : Soha)

To perform the task of protecting the sovereignty of sea and islands, protecting marine economic activities, Vietnam Coast Guard is equipped with many modern patrol boats such as: CSB 8020 with a tonnage of 3,250 tons, Hamilton class and is a warship awarded by the US to Vietnam in the EDA program in 2017. Large patrol boat 1,500 tons CSB 8003 that had been donated by South Korea in 2013.

The most modern ship in the Vietnam Coast Guard is the 2,500-ton DN-2000 patrol ships with numbers 8001, 8002, 8004, and 8005. The ship is built by Song Thu factory (Z189), designed by Damen Group (Netherlands).

As one of the most modern ships in the fleet of Vietnam Coast Guard today, the CSB 8004 under the Command of Marine Police Zone 1 is responsible for checking, controlling, protecting sovereignty, acts in violation of Vietnamese law (photo : Soha)

Currently, the Vietnam Coast Guard owns 4 units and the fishing force owns 2. As of 2019, Vietnam Coast Guard equipped with about 70 patrol boats of all kinds from small sizes of 100-400 tons to 3,000-4,000 tons, most of which are produced by domestic and foreign designs. , partly to be funded or purchased.

Inside of CSB 8004 (photo : Soha)

In particular, the Vietnam Coast Guard is also equipped with surveillance aircraft with many modern technical equipment according to European standards.

The equipping of modern Coast Guard ships marks the development of the Vietnam Coast Guard, meeting the requirements of performing the function of State management on security, order and safety at sea as well as related international events to which Vietnam is a member on the sea areas and continental shelf.

(Soha)

Australian and Singaporean Navies Complete Exercise Singaroo

30 September 2020

Exercise Singaroo 2020 (photos : Aus DoD, Sing Mindef)

The Royal Australian Navy and Republic of Singapore Navy have completed the bilateral Exercise SINGAROO in Southeast Asia, marking its 25th year.

This year, the guided missile destroyer HMAS Hobart, auxiliary oiler HMAS Sirius and an embarked MH-60R helicopter joined four Singaporean warships, a submarine, and aircraft from the Republic of Singapore Air Force to train together to enhance professional ties and interoperability.

HMA Ships Hobart and Sirius left their home ports in June for a Regional Presence Deployment to exercise in Southeast Asia and Hawaii, and participated in Exercise SINGAROO as they returned transit through the region.

Minister for Defence, Senator the Hon Linda Reynolds CSC, said Exercise SINGAROO is a biennial event built on existing shared mariner skills between both navies.

“Operating effectively together at sea relies on regular joint training opportunities to improve our interoperability. This three-day exercise underlines the importance of military-to-military cooperation as an avenue to hone our expertise and build on our ability to work together,” Minister Reynolds said.

“This year marks a quarter century of Exercise SINGAROO, underlining the long-standing nature of our defence relationship with Singapore, which shares our commitment to regional security.”

The Regional Presence Deployment demonstrates Australia’s commitment to sustaining strong and positive defence relationships with regional nations as well as the security and stability of the Indo-Pacific region.

Textron Aviation Defense Received Contract to Supply 12 Beechcraft T-6C Texan II Aircraft to RTAF

30 September 2020

Beechcraft T-6C Texan II (photo : Textron)

RTAF  equips pilot cadre with advanced training program awards Textron Aviation Defense with a contract for 12 Beechcraft T-6C Texan II aircraft training spares and support services

WICHITA, Kan.  – Textron Aviation Defense LLC today announced a contract with the Royal Thai Air Force for an Integrated Training System in support of operations at the Royal Thai Air Force Flying Training School at Kamphaeng Saen air base. The contract is for 12 Beechcraft T-6C Texan II advanced military training aircraft, ground-based training systems for pilots and maintenance professionals, a mission planning and debrief system, spare parts and ground support equipment. The work in support of this contract will take place at the company’s Wichita, Kansas facilities. Textron Aviation Defense LLC is a Textron Inc. (NYSE:TXT) company.

“The Royal Thai Air Force operates one of the most advanced air forces in Asia Pacific and is a key U.S. security ally,” said Thomas Webster, regional director of Textron Aviation Defense Asia Pacific Sales. “Their acquisition of the Beechcraft T-6C Texan II Integrated Training System empowers their cadre of student pilots with a technological advantage throughout their flight training and prepares them for a successful transition to advanced fighter and attack aircraft.”

The contract — which supports modernization and interoperability objectives at the forefront of the mutual defense cooperation between the U.S. and Thailand — further strengthens the U.S.-Thai alliance and contributes to the continued growth of Thailand’s aerospace industry.

Textron Aviation Defense training of Royal Thai Air Force pilots and maintenance professionals is set to begin in Wichita in 2022 while the 12 Beechcraft T-6C Texan II aircraft — christened the T-6TH in Thailand — are expected to join the Royal Thai fleet between late 2022 and early 2023. Textron Aviation Defense plans to ferry two of the 12 aircraft to Thailand, crating and transporting the remaining 10 aircraft to Kamphaeng Saen air base.

“We’re proud to equip the Royal Thai Air Force with the world’s most proven off-the-shelf training capability in the industry,” noted Brett Pierson, vice president of Textron Aviation Defense Strategy & Sales. “The Royal Thai Air Force will now have an affordable, low-risk next-generation military trainer designed for all levels of instruction, enabling a steady tempo of flight students transitioning from Pilot-In-Training to Pilot-In-Command. I know the legendary T-6 will support the Royal Thai Air Force with long-term reliability, cost-effective operations and a fully integrated array of simulators, computer-based academics and sustainable logistics.”

To date, the Beechcraft T-6 Texan II has logged more than 4.1 million flight hours across a global fleet of nearly 1,000 aircraft. Each year more than 300 pilots from 42 countries graduate from T-6 training via the NATO Flight Training program in Canada, the Euro NATO Joint Jet Pilot Training Program (ENJJPT) at Sheppard AFB in Texas and the U.S. Air Force Aviation Leadership Program. Another 2,000-plus pilots graduate from T-6 programs across the U.S. Air Force, Navy, Marine Corps, Army and Coast Guard while more than 2,700 pilots graduate from T-6 programs across the Hellenic Air Force, the Argentine Air Force, the Israeli Air Force, the U.K. Royal Air Force, the Iraqi Air Force, the Royal Canadian Air Force, Mexican Navy, the Mexican Air Force, the Royal Moroccan Air Force and the Royal New Zealand Air Force.

About the Beechcraft T-6 Texan II

Purpose-built for a wide range of capabilities, the Beechcraft T-6 Texan II prepares military pilots for real world missions. Tens of thousands of aviators worldwide have gotten their start flying the Beechcraft T-6 Texan II. Textron Aviation Defense designed each training capability – from initial pilot screens to advanced operational training – to support military requirements, equipping pilots with the expertise and confidence to graduate and achieve success in their next phase    of training.

(Textron)

29 September 2020

Batalyon Tank Amfibi 1 Marinir Laksanakan Uji Arung

29 September 2020


Uji arung ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan HAT/SAT dua LST yang dibangun oleh PT DKB yaitu KRI Teluk Kendari 518 dan KRI Teluk Kupang 519 (all photos : Korps Marinir)

Jakarta, PW: Batalyon Tank Amfibi 1 Marinir (Yontankfib 1 Mar) melaksanakan uji arung kendaraan tempur (Ranpur) Tank BMP 3F dan PT 76 M dalam rangka untuk mendukung kegiatan uji fungsi beaching basah, pengujian meja putar dan rampa kapal untuk Tank yang berdasarkan Surat Telegram Danpasmar 1 tentang pelaksanaan HAT/SAT Kapal Angkut Tank (AT) 1 dan Angkut Tank (AT) 2 di Kolam Denjaka Kesatrian Marinir Hartono Cilandak Jakarta Selatan, Selasa (29/09/2020).

Sebelum melaksanakan uji arung, Ranpur terlebih dahulu di uji kedap di Kolam Denhar Lanmar 1 Jakarta guna untuk mengetahui apakah ada kebocoran atau tidak sebelum Ranpur mengarungi atau melaut dan uji kedap tersebut adalah prosedur yang wajib yang harus dilaksanakan.

Komandan Batalyon Tank Amfibi 1 Marinir Mayor Marinir Imam Ghazali, M.Tr.Opsla., menyampaikan kepada seluruh kru Ranpur yang terlibat latihan, “Persiapkan Ranpur secara maksimal dan pahami betul karakteristik Ranpur yang kalian awaki, selain itu masing-masing personel harus mampu mengoperasionalkan dengan baik apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab kalian, baik itu pengemudi, penembak dan Komandan kendaraan karena itu adalah bentuk profesionalisme prajurit khususnya sebagai prajurit Yontankfib 1 Marinir,” ujarnya.

Kegiatan uji kedap dan uji Arung ini didampingi oleh tim SAR dan tim Harwat dari Yontankfib 1 Mar serta tim Kesehatan dari Yonkes 1 Mar dan selama pelaksanaan uji arung tetap melaksanakan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.

“Gunakan ajang latihan ini sebagai sarana untuk menambah pengalaman dan keterampilan karena latihan adalah salah satu bentuk kesejahteraan bagi prajurit Korps Marinir,” pungkas Danyon Tankfib 1 Mar.

Hadir dalam kegiatan uji arung para Komandan Kompi (Danki) dan Danton Yontankfib 1 Mar.

(Pelopor Wiratama)

Satfib Koarmada II Latihan Manuver Sekoci Pendarat

29 September 2020

Latihan manuver lapangan LCVP dan sekoci pendarat (all photos : Koarmada 2)

Surabaya - Latihan Sekoci Pendarat Pasukan (SPP) Satfib Koarmada II memasuki tahap Manuver Lapangan (Manlap) dengan menggunakan KRI Makassar (MKS-590), 4 LCVP dan 5 sekoci karet di perairan Laut Jawa, Jum”at (25/09/2020).


Dalam latihan yang melibatkan 82 Personel KRI MKS-590 dan 24 personel Divisi Pantai Koarmada II ini, disimulasikan KRI MKS-590 membawa pasukan pendarat yang akan melaksanakan pendaratan amfibi. Sementara itu personil Divisi Pantai melaksanakan pandu gelombang terhadap Pasukan yang membawa tank menggunakan LCVP menuju ke pantai pendaratan.


Menurut Dansatfib Koarmada II Kolonel Laut (P) Agus Prabowo Adi, “Dengan melaksanakan latihan Pandu gelombang dalam formasi Viktor, Alfa dan Shaf, diharapkan keterampilan serta kemampuan Prajurit Satfib yang mempunyai tugas pokok mendukung terlaksananya operasi amfibi semakin meningkat sesuai yang dicanangkan dan ditargetkan oleh Pangkoarmada II Laksda TNI Heru Kusmanto“ ujarnya.


Agus-sapaan karib Dansatfib Koarmada II juga menambahkan bahwa selama kegiatan latihan, tetap memperhatikan dan melaksanakan protokol kesehatan demi mencegah penyebaran Covid-19.

Singapore Commissions Coast Guard Boat Handling, Firing Simulator

29 September 2020

The Police Coast Guard simulator, which has been developed as a collaboration with HTX (photo : Singapore Police Force)

The Singapore Police Force (SPF) has commissioned a new tactical boat handling and firing simulator (TBHFS) to improve the Police Coast Guard’s (PCG’s) training capabilities.

The system, which has been described as the first of its kind in the country, has been incorporated with an eye tracker to detect trainees’ visual focus during stressful simulation scenarios. It has been installed at the PCG’s headquarters on Brani Island.

The simulator developed by the PCG in collaboration with the country’s Home Team Science and Technology Agency (HTX). It can emulate the PCG’s high-speed patrol interdiction boats, and second-generation high-speed PK-class interceptor boats.

The system can generate vessel simulation at speeds exceeding 50 knots, and can also mimic how vessels behave in the real world when affected by factors such as wave movements or impacts with other crafts and floating objects, in a range of sea states with different speeds, said the HTX.

Training scenarios, conditions, and environment can be controlled and replayed via an instructor operating station, the agency added in a 27 September media release.

Delegasi Kemhan Tengok Pesanan 2 Kendaraan Kozak 2M ke Ukraina

29 September 2020

2 Kendaraan Kozak 2M dibeli dari Ukraina (photo : Kemlu)

Kunjungan Delegasi Kementerian Pertahanan RI ke Ukraina

Delegasi Kementerian Pertahanan RI dipimpin Bapak N. Ponang Djawoto (Marsekal Madya Angkatan Udara) selaku Direktur Jenderal Kekuatan Pertahanan-Kementerian Pertahanan RI, telah mengadakan kunjungan kerja ke Kyiv, Ukraina pada 2-4 September 2020. Selain delegasi Kemenhan RI turut hadir pula delegasi PT Pindad dan delegasi PT. LEN Industri.

Kendaraan Kozak 2M buatan Practika Ukraina (photo : Wiki)

Kunjungan diadakan sebagai tindak lanjut kunjungan kerja Wakil Menteri Pertahanan RI pada Februari 2020 dan sebagai implementasi Perjanjian Kerja Sama Bilateral Bidang Pertahanan yang telah ditandatangani tahun 2016 dan telah diratifikasi kedua negara.

Kegiatan utama kunjungan antara lain melakukan Courtesy dan Pertemuan dengan Oleksandr Myroniuk, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina. Pada saat pertemuan, Pihak Ukraina menyampaikan secara resmi surat dari Menteri Pertahanan Ukraina kepada Menteri Pertahanan RI berisikan undangan kepada Menhan RI untuk dapat melakukan kunjungan resmi ke Ukraina pada waktu yang disepakati Bersama.


Spek teknis Kozak 2M (photo : UkrOboronProm)

Untuk lebih mengetahui lebih banyak mengenai kemampuan industri alutsista setempat, Delegasi selanjutnya mengadakan kunjungan ke beberapa perusahaan industri BUMN dan swasta setempat, termasuk, melihat kesiapan 2 (dua) jenis kendaraan angkut pasukan beroda (APC) ‘Kozak II M’ yang dibeli pihak Indonesia dan direncanakan akan diikutkan dalam parade militer dalam rangka perayaan Hari Ulang Tahun Angkatan Bersenjata Republik Indonesia ke-75 bulan Oktober 2020 mendatang.

Myanmar Army the Largest User of Chinese Weapons in Southeast Asia

29 September 2020

Myanmar Army's MBT (all photos : Kien Thuc)

Due to the prolonged embargo from the US and the West, "weapons made in China" appear and occupy a large number in the Myanmar Army's army, air force and navy. 

Due to the prolonged embargo from the US and the West, for many years Myanmar mainly bought Chinese weapons. Therefore, it is not surprising that this country is considered to be the largest user of Chinese weapons in Southeast Asia. " Weapons made in China " appeared in large numbers in the army, air force and navy.


Playing an important role in the tank force of the Myanmar Army, mostly produced by China, including types such as: Type 69-II (80 units); Type 59D (160 pcs); Type 80 (200 pcs); Type 62 (105 pcs); Type 63 (50 pcs).

Pictured is the Type 59D combat tank unit of the Myanmar Army. This tank was manufactured by China using the T-54/55 technology of the Soviet Union and has undergone modernization, replacing main cannon and equipped with explosive reactive armor.


Some sources also said that Myanmar is on the service of the MBT-2000 advanced battle tank line produced by China in cooperation with Pakistan

In the photo is a Chinese-made Type 63 light tank equipped for the Myanmar Army to fire. This tank is Chinese copying technology from the Soviet Union PT-76 with the main change is to use the 85mm gun instead of the 76.2mm.


Armored vehicle forces fighting - carrying Myanmar troops do not use much "Chinese good ". But it also accounts for a few hundred units mainly of two types: Type 90 and Type 85 armored combat vehicles.

The Myanmar artillery force also uses many Chinese artillery with the number of hundreds of guns (jet artillery, self-propelled artillery, tow cannons). Pictured is the Type 81 series launch jet artillery produced by China during the Myanmar Army's live-fire drills.


SH-1 155mm self-propelled artillery (Chinese-made) appeared in the parade of the Myanmar Army.

Self-propelled artillery tank PTL-02 (Chinese production) in the parade of the Myanmar Army. PTL-02 uses a 100mm caliber cannon integrated with the ability to fire anti-tank missiles through the barrel.


Although they are small in number, Chinese-made fighters all play an important role in the Myanmar Air Force. Pictured is an F-7M Airguard interceptor produced by Chengdu Aviation Corporation. This is considered one of the two main interceptors of Myanmar, with the number of about 25 aircraft.

Myanmar Air Force A-5C main strike aircraft manufactured by Nanchang (China) company. The A-5C is capable of carrying 2 tons of weapons on 10 brackets, including air-to-air missiles, bombs and rockets.


In addition to the A-5C, Myanmar also has 12 K-8 light attack/attack training aircraft manufactured by Hong Du Group.

The Myanmar Air Transport Air Force also has the presence of four Y-8 medium transport aircraft manufactured by Shanxi Aviation Company (China). Y-8 is capable of carrying 90 paratroopers or 20 tons of cargo.


In terms of naval forces, Myanmar recently acquired from China two Jiang Ho class frigates. That is not to mention, most of the country's warships use Chinese-made anti-ship missile and artillery systems.

28 September 2020

Australian and Indian Warships have Conducted Naval Exercie

28 September 2020

HMAS Hobart, foreground, joins Indian Navy Ships Sahyadri, left, and Karmuk to conduct passage exercises in the Northeast Indian Ocean (photos : RAN)

Shared vision for Indo-Pacific

Australian and Indian warships have conducted a two-day passage exercise in the north-east Indian Ocean. 

The guided missile destroyer HMAS Hobart sailed alongside ships INS Sahyadri and Karmuk, from the Indian Navy. 

Together they practised maritime manoeuvres, communication and aviation drills and maritime warfare serials.

Commanding Officer HMAS Hobart Commander Ryan Gaskin said the Australian officers and sailors enjoyed working alongside their Indian colleagues because they were professional mariners who share a common goal for the Indo-Pacific.

“The last few years have witnessed closer Australia-India maritime relations and we look forward to any opportunity to exercise with the Indian Navy in the future,” Commander Gaskin said.

Commander of the Australian Maritime Task Group Captain Phillipa Hay said improving interoperability between the Australian and Indian navies was important to maintain the positive trajectory of the relationship.

“Navy is committed to ensuring we are able to work seamlessly with all of our partners in the Indo-Pacific in support of our shared vision for the region,” Captain Hay said. 

“To achieve this, it is important we train and operate together across different platforms as a matter of routine.

“Safe and secure seas are essential for security and growth. The right of access and freedom of navigation in and around the Indian and Pacific is crucial for ensuring peace for the entire region.”

HMA Ships Hobart, Stuart, Arunta and Sirius are part of a Regional Presence Deployment focused on engaging with partners in the Indo-Pacific region. 

So far the Australian ships have exercised with 11 nations from around the region, including Japan, the Republic of Korea, Brunei, Singapore, Indonesia and the Philippines.

(RAN)

PHL Coast Guard Targets Additional 40 Floating Assets

28 September 2020

BRP Gabriela Silang (photo : Mer et Marine)

Coast Guard targets add’l 40 floating assets, plans own naval architects’ pool

Admiral George Ursabia, Coast Guard commandant, said they are working on the acquisition of a total of 44 water crafts that will be utilized to improve their maritime functions.

“The PCG is working on the acquisition of approximately 40 medium-sized floating assets and four more offshore patrol vessels (OPV) similar to the BRP Gabriela Silang (OPV-8301) to further improve the performance of its mandates,” Ursabia said.

BRP Gabriela Silang is the newest and biggest ship of the Coast Guard. It is an 83.6-meter offshore patrol vessel that can be used for recovery operations and search and rescue, maritime law enforcement and maritime surveillance.

It can also be utilized to respond to marine environmental pollution like oil spills using its containerized anti-pollution equipment. Currently, it is being used to transport local stranded individuals and medical supplies from Metro Manila to other provinces in the country.

Ursabia furthered that aside from acquiring more floating assets, they are also looking to have their own naval architects to maintain the command’s fleet.

“It is but logical for us to have our own competent naval architects to ensure that proper care will be given to these very expensive government assets,” Ursabia said.

“We are also into vessel safety. It is high time for us to address the competence for our port state control officers by having experienced naval architects in our pool of manpower,” the commandant added.

On September 21, five naval architects took oath to begin their service at the Coast Guard.

MMEA Sarawak to Receive New OPV Latest by First Quarter of Next Year – MMEA DG

28 September 2020

MMEA OPV 83 meter (image : MMEA)

KUCHING : The Malaysian Maritime Enforcement Agency (MMEA) Sarawak will be receiving a new offshore patrol vessel (OPV) latest by the first quarter of next year, said MMEA director-general Datuk Mohd Zubil Mat Som.

Speaking at the press conference at the Tun Abang Salahuddin Maritime Complex (Komtas) here today, Mohd Zubil said three OPVs costing about RM700 million, are currently being constructed in Klang and when completed, they will be sent to Sarawak, Sabah and Pahang.

He said the OPV, measuring 83 metres long and 13.7 metres wide, which is capable of conducting patrols at sea for up to 30 days without having to return to base and can help curb the issue of foreign encroachments.

“With the availability of another new asset such as OPV, our capability in monitoring of water encroachments including by the illegal fishermen could be better enhanced,” he said.

Besides the OPVs, Mohd Zubil said MMEA will also own four additional medium sized helicopters which is expected to be delivered by end of this year.

As of now, he said MMEA has 261 boats and vessels, six helicopters and two Bombardier aircrafts.

Meanwhile, Mohd Zubil advised fishermen in the state to prioritise their safety by wearing life jackets when they are in the sea.

He said although it is not under MMEA’s duty to monitor the fishermen’s safety, their survival rate would be very high if they wear life jackets.

“If one is not wearing a life jacket, his survival rate would probably last him for hours staying afloat compared to eight hours or more if wearing a life jacket,” he added.

The function this morning also saw Zubil witnessing the handing-over of duties between outgoing Sarawak MMEA director First Admiral (Maritime) Robert Teh Geok Chuan and incoming state director Captain (Maritime) Zin Azman Md Yunus.

Teh, who has been the MMEA Sarawak director for the last two years from May 28, 2018 until Sept 21, this year will be retiring next year, while Zin Azman was formerly the MMEA Sarawak deputy director.

(Borneo Post)

Lapan dan PT RAI Teken MoU Lanjutkan Proyek R80

28 September 2020

Pesawat penumpang R80 (image : oknews)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah keraguan masyarakat Indonesia mengenai masa depan Industri dirgantara dengan dihapusnya R80 sebagai Proyek Strategis Nasional/PSN dan dimuseumkannya pesawat N250, pemerintah dalam hal ini Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) telah menandatangani kesepakatan kerja sama dengan PT Regio Aviasi Industri/RAI. Dukungan Pemerintah merupakan bagian penting dari rencana pengembangan pesawat nasional R80.

MoU antara Lapan dan PT RAI itu dilakukan pada 7 September 2020 lalu. Tentu saja hal ini menunjukkan respons positif dan apresiasi serta dukungan pemerintah atas upaya swasta membangun pesawat terbang R80 sebagaimana digagas oleh alm. Bapak BJ Habibie. Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Kepala LAPAN, Bapak Prof Thomas Djamaluddin dan Direktur Utama PT RAI Agung Nugroho yang disaksikan langsung oleh Ilham Akbar Habibie sebagai Komisaris Utama PT RAI.

Humas PT RAI, Justin Djogo mengatakan, kerja sama akan dimulai dengan keterlibatan Lapan dalam proses pengembangan/rancang bangun pesawat terbang R80. Sesuai dengan kemampuan yang ada di LAPAN sebagai pusat riset dirgantara nasional. Seperti (namun tidak terbatas pada) dukungan komputasi dinamika fluida, simulasi stabilitas & pengendalian pesawat  terbang, perhitungan prestasi terbang dan pada saatnya, pengujian pesawat terbang yang terkait dengan sertifikasi pesawat, seperti bird impact test dan lainnya.

Dikatakan Justin, setelah keluar dari PSN, PT RAI saat ini sedang berupaya mendapatkan dukungan dari pemerintah dalam bentuk dimasukkannya program R80 dalam daftar prioritas riset dan inovasi nasional. Hal ini diawali dengan arahan Menristek/ BRIN dalam bentuk dukungan kerjasama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional/LAPAN dan PT Regio Aviasi Industri/RAI, sesuai dengan tupoksi LAPAN, yang bermuara pada penandatanganan MoU 7 September 2020 lalu tersebut.

PT RAI Teken MoU Dengan LAPAN Lanjutkan Proyek Pesawat R80 di Jakarta, 7 September 2020 (photo : Republika)

"Bagaimanapun juga, dukungan pemerintah merupakan bagian penting dari rencana pengembangan pesawat nasional  R80. Untuk pengembangan suatu pesawat terbang, dibutuhkan dukungan dari berbagai aspek, mengingat sifat industri penerbangan yang bersifat strategis, kompleks, berjangka panjang, melibatkan pendanaan yang besar dan dukungan kebijakan dan regulasim" ujarnya dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Senin (21/9).

Karenanya, Justin menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada pemerintah, dalam hal ini Kemenristek BRIN dan LAPAN atas dukungan tersebut. Pihaknya juga berharap, dukungan ini berlanjut dengan dukungan diplomasi ekonomi (yang sudah berjalan hingga saat ini) dan dukungan dari kementerian terkait fasilitasi industrial, sertifikasi bagi ekosistem industri dirgantara, sehingga industri dapat tumbuh untuk mendukung cita-cita Indonesia Emas 2045 dengan kontribusi pertumbuhan ekonomi dan daya saing bangsa yang lebih baik dari saat ini.

"Kami yakin bahwa kerja sama industri dan pemerintah dalam riset dan pengembangan merupakan suatu keharusan untuk saling mengisi dalam suatu ekosistem industri dirgantara," katanya. 

Menurutnya, pengalaman industri dapat menjadi bahan bagi institusi riset untuk melakukan inovasi. Di sisi lain, penemuan di sektor riset dapat memberikan basis diaplikasikannya suatu teknologi untuk diimplementsi. 

"Kerja sama ini dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan bersama. Sebagaimana telah dilakukan dalam beberapa tahun terakhir ini, PT RAI terlibat aktif dalam penyusunan Roadmap Industri Dirgantara yang saat ini dikoordinir oleh Kemenristek BRIN/Lapan bersama dengan stakeholder industri yang lain," ujarnya.

Sambil beradaptasi dengan perkembangan situasi terakhir seperti pandemi Covid 19, kata Jastin, diperkirakan akan terjadi kemunduran program. Dimana fase full scale development baru dimulai pada akhir 2021, prototype production 2023, first flight di akhir 2025, sertifikasi direncanakan tahun pada 2028. "Inipun masih harus melihat perkembangan di negara-negara supplier yang terlibat dalam pengembangan R80," kata dia.

Seacara prinsip, penjualan/kontrak dengan customer diproyeksikan bisa dilakukan di awal 2026. Namun, penyerahan pesawat pertama akan dilakukan setelah mendapat sertifikasi nasional yang diperkirakan tahun 2028.

(Republika)

27 September 2020

MenArt 2 Marinir Laksanakan Latihan Operasi Pertahanan Pantai dalam Skenario LSL I Aspek Darat/Laut

27 September 2020

Latihan Operasi Pertahanan Pantai oleh Resimen Artileri 2 Korps Marinir TNI AL (all photos : Pasmar 2)

Dispen Kormar (Probolinggo) - Satuan Resimen Artileri 2 marinir, dengan kekuatan satu baterai Armed dan satu baterai Arhanud merupakan bagian dari unsur Satgasrat (Satuan Tugas Darat) yang tergabung dalam Kogasgabhantai melaksanakan operasi pertahanan pantai Port Strella Distrik II Misille Island (Paiton Probolinggo) dalam skenario Latihan Satuan Lanjutan (LSL) I Aspek Darat/Laut Resimen Artileri 2 Marinir TA. 2020, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu(26/09/2020).


Dengan menggunakan drone sebagai pembantu peninjau depan Armed dalam latihan ini yang terhubung pada monitor pimpinan penembakan (P2) yang berada ditempat stelling, dapat melihat dan mengoreksi secara cepat dengan jelas akurasi tembakan senjata artileri yang mengenai dan menghancurkan sasaran di laut.


Kegiatan tersebut ditinjau langsung oleh Komandan Resimen Artileri 2 Marinir Kolonel Marinir Aris Budiadi, S.Pi., MM., selaku Pimpinan Latihan, Asrena Danpasmar 2 Letkol Marinir M Rizal, Pasops Menart 2 Marinir Letkol Marinir Rana Karyana, S.E., M.Tr.Hanla.,M.M., selaku Penasehat latihan, Danyon Howitzer 2 Marinir Letkol Marinir Jumino, M.Tr. Hanla., Selaku Palaklat, Danyon Roket 2 Marinir Letkol Marinir Suroso, M.Tr.Opsla., Danyon Arhanud 2 Marinr Letkol Marinir Agus Nyubianto, S.A.P.,M.Tr.Opsla.


Ditandai dengan suara ledakan pertama dan alarm stelling, musuh telah masuk di medan pertahanan depan, seluruh prajurit Artileri 2 Marinir segera melaksanakan siaga pertempuran menempati kedudukan/stelling dibibir pantai sesuai dengan sektor tembakan. Satuan arhanud melaksanakan prosedur pengendalian tempur (prosdalpur) dengan bantuan radar Kosekhanudnas dan KRI yang berkemampuan pertahanan udara untuk mendeteksi pesawat/rudal musuh yang akan melaksanakan serangan ke daerah pertahanan utama, dan langsung aksi melaksanakan tembakan terpilih ke sasaran pesawat tempur musuh sesuai jangkauan senjatanya.


Pada saat musuh memasuki daerah pertahan utama, secara serentak dan masive satu baterai armed dengan material Roket Vampire dan meriam Howitzer 105mm melaksanakan tembakan penghambat.

Pasukan Lintas Udara Brigif Para Raider 18 Kostrad Hiasai Langit Jombang

27 September 2020

Penerjunan pasukan Linud Kostrad (photos : puspen TNI)

Jakarta. Pasukan gabungan terdiri dari Denma Brigif Para Raider 18 Kostrad, Denpandu Taikam dan Yonif Para Raider 501 Kostrad, melaksanakan terjun penyegaran statik, dengan sasaran penerjunan Drop Zone di Kec Plandaan, Kab Jombang, Jawa Timur. Rabu (23/9).


Terjun penyegaran statik ini dipimpin langsung oleh  Komandan Brigif Para Raider 18/Trisula Kostrad Kolonel Inf Ahmad Hadi Al Jufri yang diikuti oleh 288 orang peterjun. Penerjunan ini dilaksanakan dalam lima sorti menggunakan pesawat C-130 Hercules A-1303 dari Skadron Udara 32 Lanud Abddulrachman Saleh,  Malang.

Demikian disampaikan Ws. Pasi Udara Brigif Para Raider 18/Trisula Kapten Inf Hubertus Bintang Mahendra dalam keterangan tertulisnya.


“Latihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan satuan Lintas Udara demi mengantisipasi setiap ancaman yang mungkin timbul. Bila sewaktu-waktu Negara membutuhkan pengerahan pasukan ini, maka satuan Lintas Udara khususnya Brigif Para Raider 18/Trisula selalu siap untuk diterjunkan,” ujar Kapten Inf Hubertus.


Latihan terjun penyegaran di tutup dengan rangkaian kegiatan bakti sosial dan penyerahan sembako kepada masyarakat yang di hadiri oleh warga dan unsur Muspika Kecamatan Plandaan, Jombang.

26 September 2020

F-16 Makin Canggih Dengan Senjata Laser Pelumpuh Rudal

26 September 2020

F-16 dengan pod laser pelumpuh rudal (image : Lockheed Martin)

Lockheed Martin mematangkan konsep untuk melengkapi jet tempur F-16 dengan senjata laser antirudal yang akan digunakan mulai 2024. Program SHiELD (Self-Protect High-Energy Laser Demonstrator) ini berasal dari Lab Penelitian Angkatan Udara.

Senjata ini, sebenarnya ditujukan untuk pesawat tempur generasi keenam seperti proyek NGAD (next generation air dominance). Sementara program SHiELD dikembangkan untuk dapat digunakan pada pesawat tempur non-siluman seperti F-16.


Salah satu tantangan untuk penggunaan di pesawat tempur F-16 adalah bagaimana dapat mengisi daya laser tanpa memasang sistem pembangkit listrik yang benar-benar baru. Daya yang dihasilkan pun mungkin di bawah 100 kW.