14 September 2020

Largest Minesweeper in Vietnam Upgraded with Robot

14 September 2020

Upgraded minesweeper HQ 851 or HQ 852 of the Vietnamese Navy (all photos : KienThuc)

After a long time of use, recently the 851 and 852 minesweeper of the Vietnam People's Navy have been modernized, equipped with modern robotic systems, increasing the ability to clear mines, seaport protection.

In the article "Deputy Captain who is passionate about scientific research", the Navy Information Newspaper, ship 852, Squadron 314, Brigade 161, Navy Region 3 has been upgraded with modern technology integration into year 2016. 

Ship 852 was one of two minesweepers (torpedo boat if using Sino-Vietnamese word) that was supported by the Soviet Union in 1980 and 1981. In which the 852 was transferred in June 1981, which had the old name MT-221, entered into the Soviet Navy on August 31, 1970. The other, bearing version 851, was delivered in 1980 and was formerly known as Mina, on the service of the Soviet Navy on December 31, 1970.

The two ships were built under the 266 Rubin minesweeper project with the hull made of steel with very low magnetism. The ship has a standard displacement of 519 tons, full load 560 tons, 52.1m long, 9.4m wide, 2.65m draft, and travel speed 16 knots/h.

The ship was equipped with the most modern clearance systems of the time such as TEM-2, BKT, PAUT, AT-3, ShZ-1M. Of course, after more than 40 years of service, it is clear that the equipment of the 851 and 852 inevitably degraded, outdated compared to modern mines. That is the reason why the 852 ship is modernized and equipped with new technologies to ensure combat ability in the new situation.

One of the notable enhancements applied to the 852 is the addition of the Pluto Plus UUV robot system, manufactured by Gaymarine Electronics Group of Italy. The robot is designed for mines clearance with a time of up to 2-6 hours underwater, and a travel speed of 6 knots.

Pluto Plus is made of materials with low magnetic interference and emits very little operating noise to avoid triggering magnetic or acoustic mines, it can be controlled via a fiber optic cable or Wireless connection on duty.


Pluto Plus's dedicated equipment includes a digital camera along with three sonar devices to identify and detect objects below 300 meters, an upgraded variant of Pluto Plus called Pluto Gigas expands, gets a working depth of 600 m.

Notably, in terms of armament, the 852 ship, before the transfer, was able to replace one of the two AK-230 CIWS turrets with a 2M-3M 25mm double barrel cannon, while the 851 still retained two AK- 230 CIWS. In addition, according to the manufacturer's equipment configuration, the ship also has two MTU-4 anti-aircraft missile platforms with 9K34 Strela-3 missiles (16 results), submersible bomb rails with 36 BGDs, can be sprayed, dragged with 10 results to carry.

In addition to the Project 266 ships, Vietnam currently has two other minesweeper, including the 86x ships of Project 1265 Yakhont and Project 1258 Korund. According to Russianships network, the Soviet Union transferred to Vietnam 4 ships of Project 1265 in the period 1985-1990. The ships have a full load displacement of 460 tons, 49m long, speed 14 knots/h, equipped with a variety of mines and ERW weapons such as GTK-2, AT-6, PEMT-4.

Like ships 851 and 852, the project series 1265 has been self-modernized by Vietnam since 2019. In the photo, the 861 ship during the launch ceremony after major repair at the X51 Hai Minh factory. The ship has been replaced with almost the entire skeleton and wood hull, the outer hull of the ship is glued with multi-layered composite material.

In addition to the torpedo function, Project 1265 ships are also equipped with weapons for self-defense including: CIWS AK-230M cannon, 2M-3M 25mm cannon and anti-aircraft missile launchers MTU-4.

In the photo is a coastal minesweeper project 1285 Korund of the Vietnam Navy. According to Russianship network, the Soviet Union provided to Vietnam with these 3 ships in October 1979 (ship 816) and 2 ships in December 1986 (ships 871 and 872). The vessel has a displacement of 91 tons, is 26m long, works well in the area of ​​the coast and rivers with the main task of clearing mines.

(KienThuc)

64 komentar:

  1. Pertamax aman darinDarul Tolol

    BalasHapus
    Balasan
    1. ha..ha rebutan pertamax kayak di JKGR aja om..

      Hapus
    2. Disini cuma biar malon2 tolol nggak lgsg nyampah dgn berita corona om.. 😁

      Hapus
  2. Darul Tolol bina kapal jadinya monumen, bina senapang cam senapang tembak tikus, bina tank macam minecraft, bina gen 6 dlm jgka waktu 2 tahun.. adoyyyyy

    BalasHapus
  3. Relawan uji vaksin indon ada yg sakit kerena covid, macam mana ni? Ada guna tak vaksin tu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo ko tak ngerti vaksin jangan omong lah coba di cari apa itu vaksin di mbah google

      Hapus
  4. One of the notable enhancements applied to the 852 is the addition of the Pluto Plus UUV robot system, manufactured by Gaymarine Electronics Group of Italy.<---keknya perusahaan GABENER nich gaes haha!������

    BalasHapus
  5. Calon Pilkada indon rawan banyak covid,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ruw obate ndang d ombe ben ora koplak xaxaxaxaxa nih🍌🍌🍌🍌🍌🍌😂😂🤣🤣😛😛😛

      Hapus
  6. Pertamina indon bawah ahok alami kerugian ber triliun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Petronas malondog di gondol Najib dan Rosmah alami kerugian 25 Triliun. Bwahahahahahaha

      Hapus
    2. Har, ko lepas gabung Xi jie ping makin mereng, sejak bila hiu makan tomat? Pigi lagi sekolah tadika

      Hapus
  7. Malon sembang mendonia, domba pun terbang.

    Sumuatera Utara Ekspor 60.000 ekor domba ke Malaysia

    https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4088242/perdana-ri-ekspor-60000-domba-ke-malaysia

    https://m.antaranews.com/amp/berita/1269809/sumut-terus-ekspor-domba-ke-malaysia

    Malu nye malonshit, domba pun harus impor dari Indonesia.. ish.. ish.. ish.. apakah tak de peternak domba di molonshit.

    😛😛🤪🤪


    😂😂🤣🤣🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan lupe itu domba di bayar ye malonshit. Masa beli domba juga di hutang.

      😛🤪😂🤣

      Hapus
  8. Sejumlah laporan baru-baru ini mengindikasikan bahwa Inggris akan membayar ke Iran biaya pembelian perangkat keras militer yang tidak terkirim. Senjata itu dibeli Iran pada tahun 1970-an.

    Iran adalah klien utama dunia untuk senjata Inggris dan Amerika saat itu. Iran salah satunya membeli sekitar 900 tank tempur utama Chieftain. Ini jauh lebih banyak daripada yang diterima Angkatan Darat Inggris pada saat itu.

    Iran juga dilaporkan mempertimbangkan untuk memperoleh jet Harrier dan kapal induk Kelas Invincible serta dianggap sebagai mitra pertahanan terdekat Blok Barat di Timur Tengah dan benteng melawan Nasionalisme Arab dan Uni Soviet.

    Menyusul penggulingan Dinasti Pahlavi yang berpihak pada Barat pada tahun 1979, dan pembentukan Republik Islam Iran yang anti Barat sejak saat itu, negara tersebut kemudian muncul sebagai klien utama untuk senjata Korea Utara dan China dan secara bertahap mengganti Chieftain dengan Chonma buatan Ho Korea. Tank Inggris dianggap sangat buruk melawan tank T-62 dan T-72 buatan Soviet selama Perang Iran-Irak.

    Inggris aja hutang belanja militer oon..majikan mu hutang sama Iran tuh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enggak begitu mas.....dulu jaman syah iran, pernah belanja alutsista ke inggris, tapi sebelum barang dikirim, syah iran keburu dikudeta sbg duitnya nyangkut di inggris smp sekarang 🤷

      Setelah sekian tahun pasti bunganya udah beranak pinak tuh 💲💲💲

      Hapus
  9. Satu kata buat vietnam navy, KEREN!

    BalasHapus
  10. Bantuan indon BPJS 600 rb suruh kembali kan kih kih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo media malon sudah terbuka belum? Apa masih sembunyikan berita2 teruk malon dan post ug bagus2 aja ya

      Hapus
  11. TNI AL Pilih Frankenthal Class Sebagai Kapal Penyapu Ranjau (Minehunter) Terbaru

    Situs Janes.com (11/9) telah merilis informasi lanjutan tentang pengadaan kapal penyapu ranjau terbaru untuk Satuan Kapal Ranjau (Satran) tersebut. Disebutkan bahwa jenis kapal penyapu ranjau pilihan TNI AL adalah varian dari Frankenthal Class buatan Lurssen Defence.

    Berdasarkan informasi dari Janes.com, nilai pengadaan untuk kedua kapal penyapu ranjau terbaru tersebut dipatok senilai US$204 juta, atau mengalami penurunan dari anggaran yang dicanangkan pada Agustus 2016, senilai US$215. Lebih lanjut untuk pola pembelian pemerintah RI akan menggunakan kredit ekspor.

    Meski telah disebut yang bakal diakuisisi adalah Frankenthal Class, sumber penulis di TNI AL menyebutkan bahwa pengadaan kapal penyapu ranjau tersebut bukan untuk menggantikan dua unit Tripartite Class. “Memang ada rencana untuk me-replace kapal penyapu ranjau yang berusia tua, tapi bukan Tripartite, melainkan Kondor Class eks Jerman Timur, sebagian Kondor Class mungkin nanti akan ditawarkan ke Bakamla,” ujar sumber penulis.

    Berdasarkan catatan kami, beberapa Kondor Class telah beralih peran dari Satran ke armada Satrol (Satuan Kapal Patroli). Dari sembilan unit Kondor Class yang ada digunakan TNI AL, dua unit diantaranya, yakni KRI Pulau Rondo-725 telah berubah menjadi KRI Kelabang-826, dan KRI Pulau Raibu-728 yang berubah identitas menjadi KRI Kala Hitam-828.

    Tentang Frankenthal Class, selain merupakan jenis kapal penyapu ranjau yang dirilis Lurssen, Frankenthal Class juga menjadi yang paling banyak diproduksi dan telah digunakan AL Jerman yang mengoperasikan 10 unit Frankenthal Class, sementara ada dua unit Frankenthal Class yang juga dioperasikan AL Uni Emirat Arab. Ikut serta dalam sistem Frankenthal Class adalah ROV jenis Pinguin B3 untuk misi mine hunting. (Gilang Perdana)

    Spesifikasi Frankenthal Class :

    – Displacement: 650 ton
    – Length: 54,4 meter
    – Beam: 9,2 meter
    – Draft: 2,6 meter
    – Propulsion: 2 × MTU 16V 538 TB91 diesel-engines, 2040 kW each/ 2 × electric motors for slow and silent maneuvering/ 2 × Renk PLS 25 E gearboxes/ 2 × controllable pitch propellers
    – Speed: 18 knots (33 km/h)
    – Complement: 41
    – Sensors and processing systems: 1 × hull mounted DSQS-11A mine hunting sonar DRBN 32 navigation radar
    – Electronic warfare & decoys:2 × TKWA/MASS (Multi Ammunition Softkill System) decoy launchers/ 2 × Barricade chaff and flare launcher
    – Armament: 1 × Bofors 40 mm/L70 dual purpose gun/ 2 FIM-92 Stinger MANPADS surface-to-air missile/ 2 × Pinguin B3 mine hunting ROV Mine laying capabilities

    Sumber : http://www.indomiliter.com/

    https://www.indomiliter.com/tni-al-pilih-jerman-sebagai-pemasok-kapal-penyapu-ranjau-terbaru/

    BalasHapus
    Balasan
    1. KRI pulau rondo, kapal le di awak i karo rondo rondo nom kabeh to 🤤🤤🤤

      Hapus
    2. Kapan yoooo, kapale merapat neng pelabuhan tanjung adikarto .....��

      Hapus
    3. Bro @Hari, sabar aja bro hari. Mungkin saat ini kapalnya sedang di buat di negaranya. Kita tunggu aja. Saya yakin pasti datang kapal penyapu ranjau baru.

      Hapus
    4. Dudu sing kui maaaaaaas....ki lho. KRI Pulau Rondo ne ������

      Hapus
  12. Ada kebiasaan buruk Nikita mirzani saat wawancara vlog, kalau Nara sumber macho, secara gak sadar tangan Nikita suka usap 2 jarinya ke selatan paha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seekor☝️ BERUK MALAYDOG LAGI SANGEE AWAS KENA ROGOL....🙈🙈

      Hapus
    2. Kau kau @Unkwon di atas 🖕🖕👆👆

      Sukanya rogol dubor y kalau liat cowo macho. Terutama cowo bangla.

      🤮🤮🤮🤮

      Hapus
  13. "Gempur durung kethok yoooo 🤔.
    ........hla wonge malah mlebu koran 😁😂🤣"

    https://m.kumparan.com/kumparansains/mabuk-berujung-petaka-pria-ini-dioperasi-karena-masukkan-gelas-bir-ke-bokong-1uAIhAwtt5T

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget bro @hari.

      Itu pasti gempoor, putrajaya, iskandar, suwandaru. Mereka-mereka pada doyaan di tusbol bangla.

      😂😂🤣🤣

      Hapus
    2. Orientasi sex mereka para beruk malonte ke lelaki semua, napas berdegup keras jika liat laki ganteng.l, tak ubahnya yg di lakukan para petinggi kerajaan, itu yg baru terexpose😀

      Hapus
  14. Bakamla, kapal cina tetap ngotot laut natuna adalah milik cina

    BalasHapus
  15. Balasan
    1. Baru Klinthing po.....hawong wes disetip nggono kok ��

      Hapus
  16. PROGRESS MEETING DITJEN POTHAN DENGAN RHEINMETALL SWISS DALAM RANGKA MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN ToT PROGRAM OFFSET PENANGKIS SERANGAN UDARA (PSU) OERLIKON SKY SHIELD

    Kamis, 20 Februari 2020

    Dalam rangka membangun kemandirian Alpalhankam, membutuh dukungan Industri Pertahanan yang berkualitas sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Industri Pertahanan. Salah satu upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan Alpalhankam bagi pengguna adalah dengan cara membangun dan mengembangkan Industri Pertahanan agar Industri Pertahanan menjadi maju, kuat mandiri dan memiliki daya saing. Ofset merupakan bentuk kompensasi yang diperoleh negara dari setiap pengadaan alpalhankam dari luar negeri untuk mendukung percepatan penguasaan teknologi.
    Ditjen Pothan diwakili Direktur Teknologi dan Industri Pertahanan beserta staf IDKLO Dittekindhan, melaksanakan monitoring dan evaluasi program Ofset melalui Progress Meeting dengan pihak Rheinmetal Air Defence (RAD) sebagai penyedia Ofset pengadaan Alpalhankam Penangkis Serangan Udara (PSU) bertempat di PT Inti Bandung pada hari ini Kamis 20 Februari 2020, serta dihadiri oleh perwakilan dari RAD, Swiss, PT Inti, PT Len Industri, PT Pindad, Politeknik Negeri Batam, personel Depohar 50 dan 60.
    Progress Meeting merupakan salah satu upaya agar Ditjen Pothan Kemhan dapat memonitor program Ofset dari pengadaan PSU produk RAD, Swiss. Kegiatan diawali dengan presentasi Rheinmetal terkait Offset Status, Offset Program Schedule, PCBA Maintenance and Repair Training. Kegiatan Ofset pengadaan PSU untuk TNI Angkatan Udara terdiri dari 6 Modul yang akan diselesaikan sampai dengan tanggal 11 September 2020. Pembagian Modul antara lain : Module Repair, Intelectual Property, Test System sebanyak 3 Module, Automatic Test System (ATS) Calibration and Maintenance, Testing and Fault Diagnostic dan Certification). Saat ini telah memasuki modul ke-3 yang rencananya berakhir pada tanggal 8 Mei 2020, dimana telah menyelesaikan 76% dari keseluruhan kegiatan Ofset.
    Dirtekindhan dalam sambutannya menekankan agar peserta traning dapat memanfaatkan momen ofset ini sebaik-baiknya, segera cepat menerima dan dapati diaplikasikan dalam lingkungan kerja masing-masing agar kemandirian Industri Pertahanan segera terwujud untuk pemenuhan Alapalhankam bagi TNI.
    Kegiatan ditutup dengan kunjungan ke Workshop tempat pelaksanaan training ToT teknologi Penangkis Serangan Udara di PT. Inti.
    Kegiatan ini berjalan dengan aman, tertib dan lancar (Red Bag Datin/Dit Tekindhan).





    BalasHapus
    Balasan
    1. Mudah-mudahan aja kedepannya PT. Pindad bisa buat sendiri seperti oerliekon skyshield. Atau buat pelurunya dulu juga lumayan. Karena saat ini PT. Pindad lagi garap buat RCWS.

      Hapus
  17. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4355112/ekonomi-indonesia-akan-tumbuh-seperti-prediksi-bank-dunia-dan-imf

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga ekonomi Indonesia terus tumbuh positif di masa pandemi dan setelah pandemi.. Aaamiinnn

      Hapus
  18. "Ru, ru, sepurane yo, awakmu ora mlebu kriteria........iki mbake wegah yen karo lenangan prengus tur kupinge mambu badeg ������"

    https://hot.detik.com/celeb/d-5172063/kiki-amalia-bocorkan-cara-salurkan-hasrat-seks-selama-8-tahun-menjanda?tag_from=wpm_cb_mospopular_list&_ga=2.260473611.724460154.1592477866-935833695.1526148982

    BalasHapus
    Balasan
    1. Paling pake vibrator, terong, timun atau masturbasi colmek.

      😂😂🤣🤣

      Hapus
    2. Nduwur iki mesti mbah gono sing lagi nyamar......ketoro apal kabeh polo kesimpar

      Hapus
  19. KAPAL TRIPARTITE MINE SWEEPER kita bs di UPGRADE mggak yah ??? Lumayan buat cadangan kalo yg dr Jerman dateng.

    Ini yg dr BUNDESMARINE, setipe yg kita beli.

    https://youtu.be/dqxZGes2-dc

    https://youtu.be/-WfU0EoEcW4

    BalasHapus