31 Mei 2025

Two PAF's Attack Helicopters Back In Service

31 Mei 2025

PAF the MD-520MG and AW-109AH (photo: PAF)

PAF Reactivates Strike Aircraft to Enhance Mission Readiness

The Philippine Air Force (PAF) held the Blessing Ceremony of two recovered air assets, the MD-520MG and AW-109AH, on May 28, 2025 at Major Danilo Atienza Air Base, Sangley Point, Cavite City. Lieutenant General Arthur M Cordura PAF, Commanding General, PAF, led the activity, joined by Major General Roman M Dioso PAF, Commander of Air Combat Command, and Brigadier General Gerold N Gagan PAF, Wing Commander of the 15th Strike Wing.

The ceremony marks a significant boost to the PAF’s operational readiness. A combat veteran since 1990, the MD-520MG remains a backbone of close air support missions, while the AW-109AH, introduced in 2015, brought night strike capability to the force. Their return enhances the Wing’s ability to deliver rapid and decisive airpower in support of joint operations across the archipelago.


In his message, LtGen Cordura reminded the 15th Strike Wing to consistently demonstrate dedication and take a proactive approach in planning and executing maintenance activities. He emphasized that these efforts should go beyond merely meeting the target operational readiness rate, highlighting the high stakes involved in the organization’s ability to provide readily deployable air assets.

This milestone highlights the Philippine Air Force’s steadfast commitment to national defense and mission readiness. The return of these aircraft reflects the skill and dedication of the airmen behind their restoration and strengthens the 15th Strike Wing’s ability to deliver decisive airpower anytime, anywhere.

(PAF)

John Cockerill Defense Partners with Viettel to Co-Develop Advanced Land Defense Systems for Global Markets

31 Mei 2025

John Cockerill weapon systems from 25-120 mm for high-mobility armored vehicles (photo: John Cockerill)

John Cockerill Defense and Viettel Group today officially signed a Partnership Agreement establishing a long-term cooperation framework to develop, produce and market a range of advanced, high-technology land-defence systems.

This strategic collaboration aims to leverage Viettel’s strength in defence electronics, sensors, systems integration and production, and John Cockerill Defense’s strength in land weapon and vehicle systems design, development, production and marketing. These strengths are complimentary and provide a firm foundation for growth.

The Partnership Agreement was formalised at the Embassy of France in Vietnam, in the presence of Mr. Éric Lombard, Minister for the Economy, Finance and Industrial and Digital Sovereignty (France), and Mrs. Phan Thị Thắng, Deputy Minister of Industry and Trade (Vietnam).

The agreement was signed by Mr. Nguyễn Vũ Hà, CEO of Viettel High Technology Industries Corporation, and by Mr. Thierry Renaudin, CEO of John Cockerill Defense.

Thierry Renaudin said, “Vietnam is delivering sustained economic growth and Viettel is a much-respected international technology and services group.  John Cockerill Defense is delighted to partner with Viettel and is confident that today’s agreement provides a robust foundation for future growth, to the benefit of both Vietnam and France.  Together, by combining our technological solutions, we will contribute to meeting Vietnam’s sovereignty needs”.

Nguyễn Vũ Hà stated that, “Viettel High Tech is pursuing an ambitious development program in the Defense sector and partnership with John Cockerill Defense France forms a critical part of our long-term strategy.  This cooperation builds on our strong foundation in core technologies, full product ownership, and the ability to tailor solutions to diverse operational needs in both domestic and international markets”

The signing of the Partnership Agreement during France’s State Visit to Vietnam strengthens the mutually beneficial ties and the spirit of partnership between the two countries.

30 Mei 2025

Sathar 21 Dukung Penuh Kesiapan Operasi Pesawat Grob dan KT-1B di Lanud Adi Sutjipto

30 Mei 2025

Depohar 20 mendukung kesiapan operasi pesawat latih Grob dan KT-1B (all photos: TNI AU)

TNI AU. Yogyakarta – Dalam rangka mendukung kesiapan operasional pesawat latih di jajaran TNI Angkatan Udara, personel dari Satuan Pemeliharaan 21 (Sathar 21) melaksanakan kegiatan Pemeliharaan dan Perbaikan (Banharlap) di Skadron Teknik 043, Lanud Adi Sutjipto. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, sejak tanggal 23 hingga 25 Mei 2025.

Dengan dipimpin oleh Letda Lek Jarot Suseto selaku Kepala Tim, kegiatan ini melibatkan tiga personel teknisi handal dari Sathar 21. Fokus utama mereka adalah melakukan perbaikan dan pengecekan menyeluruh pada peralatan avionik di dua jenis pesawat latih utama milik TNI AU, yakni Grob dan KT-1B.


Peralatan avionik merupakan sistem vital dalam sebuah pesawat yang berperan penting dalam navigasi, komunikasi, dan pengendalian misi penerbangan. Oleh karena itu, pemeliharaan rutin dan perbaikan yang tepat waktu sangat diperlukan untuk memastikan performa dan keselamatan terbang pesawat.

Kegiatan Banharlap ini juga menjadi bentuk sinergi antar satuan kerja dalam mendukung program latihan dan pendidikan penerbang di Lanud Adi Sutjipto, yang merupakan salah satu pusat pendidikan utama TNI AU. Keandalan pesawat latih seperti Grob dan KT-1B sangat menentukan keberhasilan proses pelatihan calon penerbang militer.


Letda Lek Jarot menyampaikan bahwa kegiatan ini berjalan lancar dan mendapat dukungan penuh dari personel Skadron Teknik 043.

“Kami bekerja maksimal agar seluruh sistem avionik dalam kondisi prima sehingga siap digunakan dalam operasi maupun latihan rutin,” ungkapnya.


Melalui kegiatan ini, diharapkan keandalan alutsista TNI AU, khususnya pesawat latih di Lanud Adi Sutjipto, dapat terus terjaga. Kolaborasi teknis seperti ini juga menunjukkan profesionalisme dan dedikasi tinggi personel pemeliharaan dalam menjaga kesiapsiagaan matra udara.

Hanwha Perkenalkan Frigate 4000 untuk Angkatan Laut Thailand

30 Mei 2025

Frigate 4000 varian yang lebih maju dari Bhumibol Adulyadej class (DW3000) (photo: Janes)

Pembuat kapal Korea Selatan Hanwha Ocean telah memperkenalkan produk baru yang dioptimalkan untuk melawan pesawat nirawak yang dikenal sebagai Frigate 4000 dan memposisikannya untuk mengantisipasi kebutuhan Angkatan Laut Kerajaan Thailand (RTN) yang akan datang.

RTN mengoperasikan satu-satunya fregat kelas Bhumibol Adulyadej (DW3000), yang berasal dari Angkatan Laut Republik Korea Kelas Incheon (FFX-1) Batch I.

Kapal ini diluncurkan oleh pendahulu Hanwha Ocean, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) pada bulan Januari 2017 dan diresmikan oleh RTN pada bulan Desember 2018.

Berbicara kepada Janes di MADEX 2025 di Busan, seorang perwakilan dari Tim Pemasaran Global Kapal Angkatan Laut 1 Hanwha Ocean menggambarkan Frigate 4000 sebagai versi yang lebih canggih dari fregat kelas Bhumibol Adulyadej.

Frigate 4000 memiliki bobot sekitar 4.000 ton pada beban penuh dan memiliki panjang keseluruhan 124 m, lebar 14,4 m, dan kedalaman 4,3 m.

Hal ini membuatnya sedikit lebih besar dari HTMS Bhumibol Adulyadej, yang memiliki bobot sekitar 3.700 ton pada beban penuh dengan panjang keseluruhan 123 m.

Digerakkan oleh mesin diesel dalam konfigurasi gabungan diesel dan diesel (CODAD), Frigate 4000 akan memiliki kecepatan tertinggi 27 knot.

Yang membedakannya dari fregat lama adalah sistem persenjataannya, yang telah dirancang untuk mengatasi lanskap ancaman yang terus berkembang, kata Kim.

Secara khusus, Frigate 4000 dirancang untuk senjata energi terarah/directed energy weapon (DEW) yang akan ditempatkan di bagian depan. Ini akan melindungi kapal perang dari ancaman seperti kendaraan udara tak berawak (UAV) yang bermusuhan.

Sistem persenjataan ini terletak tepat di belakang sistem peluncuran vertikal (VLS) 16 sel, yang dapat menyebarkan campuran rudal anti-udara dan anti-permukaan.

29 Mei 2025

Skuadron Udara 200 Berlatih Terbang Malam dengan Helikopter Bell 505

29 Mei 2025

Helikopter latih Bell 505 TNI AL (all photos: Puspenerbal)

Asah Keterampilan Terbang Malam, Penerbang Helikopter Skuadron Udara 200 Laksanakan Latihan di Surabaya

TNl AL-Dispen Puspenerbal -- Personel Skuadron Udara 200 Wing Udara 2 Puspenerbal baru saja merampungkan latihan terbang malam intensif di wilayah langit Surabaya dan Sidoarjo. Latihan ini, dilaksanakan mulai Senin, 26 Mei hingga Selasa 27 Mei 2025.


Latihan ini bertujuan untuk memantapkan kualifikasi terbang dan meningkatkan kesiapan operasional dalam mendukung berbagai tugas di masa mendatang. Dalam latihan ini, para penerbang menggunakan Helikopter Bell 505, sebuah alutsista modern yang dioperasikan oleh Puspenerbal.

Latihan terbang malam sangat krusial bagi para penerbang helikopter, mengingat kompleksitas operasional di lingkungan minim cahaya. Kemampuan ini menjadi bekal penting untuk mendukung misi-misi seperti pengawasan maritim, SAR, hingga dukungan logistik dalam kondisi cuaca dan visibilitas yang menantang.


Mayor Laut (P) Bani Safangat, Komandan Skuadron Udara 200, menekankan pentingnya latihan ini. "Terbang malam memerlukan konsentrasi tinggi dan presisi. Latihan rutin dengan Helikopter Bell 505 ini memastikan personel kami selalu siap menghadapi segala kondisi. Ini vital untuk menjaga kualifikasi dan profesionalisme para penerbang," tegas Mayor Bani.

Senada dengan hal tersebut, Kolonel Laut (P) Adam Firmansyah, Komandan Wing Udara 2 Puspenerbal, menyatakan, "Peningkatan kemampuan terbang malam adalah salah satu prioritas kami.


Latihan ini menunjukkan komitmen Puspenerbal dalam mempersiapkan penerbang-penerbang terbaik yang mampu mendukung tugas-tugas TNI AL di masa depan, baik dalam operasi militer perang maupun operasi militer selain perang.

Latihan ini menjadi bukti nyata komitmen Puspenerbal dalam meningkatkan profesionalisme dan kesiapan operasional para penerbangnya, demi menjaga kedaulatan dan keamanan perairan Indonesia.

Live Firing Test, TNI AL Kerahkan Roket Norinco MLRS 90B dan Meriam 35mm di Sukabumi

29 Mei 2025

Live firing test meriam 35mm Twin Gun Norinco di Cibenda, Sukabumi, Jawa Barat (photos: PasMar1)

Korps Marinir TNI AL mengerahkan roket jenis Multilple Launch Rocket System (MLRS) dan Meriam 35 mm Twin Gun Norinco dalam uji penembakan yang dilaksanakan di Cibenda, Sukabumi, Jawa Barat.


Uji penembakan roket ini merupakan wujud kesiapsiagaan Prajurit Korps Marinir dalam mendukung operasi bantuan tembakan yang menjadi momentum penting untuk menguji efektivitas Alutsista modern TNI AL yang terus dikembangkan hingga kini.


Roket MLRS 90B merupakan senjata yang memiliki kaliber 122 mm yang dirancang untuk sistem dukungan tembakan penghancuran berbagai target melalui serangan berganda yang memiliki 40 launcher roket yang dapat ditembakkan bersamaan secara salvo. Sedangkan Meriam 35 mm adalah senjata berjenis artileri pertahanan udara yang digunakan untuk menangkis serangan udara dari musuh.


Live Firing Test tersebut disaksikan langsung oleh Asisten Logistik (Aslog) Kasal Laksda TNI Eko Sunarjanto, Wadan Kormar Brigjen TNI Mar Muhammad Nadir dan Komandan Pasmar I Brigjen TNI Mar Umar Farouq.


Pada kesempatan terpisah, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali selalu menekankan kepada prajuritnya agar melatih kesiapan tempur nya agar selalu sigap untuk menghalau segala ancaman pertahanan. (TNI AL)


Dentuman Meriam Hanud Kal 35 MM Twin Gun Norinco Milik Yonarhanud 1 Marinir Hancurkan Sasaran

TNI AL, Pasmar 1. Dentuman keras menggema Senjata Meriam Hanud Kal 35MM Twin Gun Norinco milik Batalyon Arhanud 1 Marinir (Yonarhanud 1 Mar) menghancurkan sasaran dalam Uji Penembakan Langsung (Live Firing Test) bertempat di Daerah Latihan Cibenda, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa(27/05/2025).


Uji penembakan ini bertujuan guna memastikan kesiapan persenjataan milik Koprs Marinir TNI AL khususnya Yonarhanud 1 Mar agar selalu siap dan sigap dalam melaksanakan penugasan kedepannya.

Live firing test MLRS Norinco Type 90B di Cibenda, Sukabumi, Jawa Barat (photos: PasMar1)

Danyon Arhanud 1 Mar Letkol Marinir Verdian, S.Hub.Int., M.Tr.Opsla., menyampaikan melalui latihan uji penembakan langsung ini diharapkan dapat memperdalam kemampuan prajurit Yonarhanud 1 Mar terutama dalam bidan kesenjataan Meriam Hanud Kal 35MM Twin Gun Norinco.


"Saya bangga kepada seluruh prajurit hari ini, namun tetap tingkatkan kembali kemampuan kita untuk kedepannya, selain itu puji syukur tentunya atas kelancaran dan diberikan keselamatan kepada kita semua,” ujarnya.


Lebih lanjut, kegiatan berjalan dengan aman dan lancar serta sasaran dapat dihancurkan dengan sempurna. (PasMar 1)


Uji Fungsi Multi Launch Rocket System (MLRS) 90B Norinco Batalyon Roket 1 Marinir Dihadiri Oleh Aslog Kasal

TNI AL, Pasmar 1. Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana (Aslog Kasal) Laksamana Muda TNI Eko Sunarjanto dan Wadan Kormar Brigjen TNI Marinir Muhammad Nadir yang didampingi Aslog Dankormar Kolonel Marinir Akhiyar Maideri meninjau pelaksanaan uji fungsi Multi Launch Rocket System (MLRS) 90B Norinco, di Cibenda, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (28/05/2025).


Dalam kesempatan tersebut, Danyon Roket 1 Marinir Mayor Marinir Baron Habibi SM, M.Tr.Opsla., menjelaskan tentang penembakan MLRS 90B NORINCO yang meliputi sistem penembakan dalam kendaraan, sistem komunikasi senjata dan dilanjutkan melaksanakan penembakan pertama diawali dengan tembakan 1, disusul dengan tembakan 5, dan yang terakhir 10 amunisi berhasil ditembakan.


Lebih lanjut, Danyon Roket 1 Mar juga mengatakan bahwa senjata Multi Launch Rocket System (MLRS) 90B Norinco merupakan senjata dengan system kendali menggunakan komputer serta pengoperasian kendaraan dengan cara semi automatis dan manual dan terbukti dengan jarak jangkau tembakan mencapai 7 KM dan dapat menghancurkan sasaran 1 HA dalam satu kali penembakan dengan waktu 8 detik. (PasMar 1)

Indonesia Siap Beli Jet Rafale Lagi

29 Mei 2025

Pesawat tempur Rafale (photo: Dassault)

JAKARTA, KOMPAS.com - Jet tempur Rafale buatan Perancis akan kembali dipesan oleh Indonesia setelah Presiden Emmanuel Macron dan Presiden Prabowo Subianto menandatangani perjanjian awal kerja sama pertahanan di Jakarta, Rabu (28/5/2025).  

Kesepakatan ini membuka jalan bagi penambahan pesanan Rafale di luar kontrak tahun 2022, yang sebelumnya mencakup pembelian 42 unit jet tempur canggih dari perusahaan Dassault Aviation senilai 8,1 miliar dollar AS (sekitar Rp 132 triliun). 

Kabar rencana pembelian tersebut muncul beberapa pekan setelah jet Rafale milik Angkatan Udara India ditembak jatuh oleh jet tempur buatan China yang dioperasikan Pakistan, J-10C, dalam insiden udara yang terjadi pada 7 Mei 2025.  


Pertempuran itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan India–Pakistan setelah serangan mematikan terhadap turis di Jammu dan Kashmir.

Hal ini memicu perdebatan soal efektivitas Rafale dalam situasi tempur nyata, terutama saat berhadapan dengan pesawat tempur yang lebih murah dan efisien. 

Meski demikian, Rafale tetap dianggap sebagai salah satu jet tempur paling canggih di dunia. 

Dengan kemampuan bermanuver di atas rata-rata dan dukungan persenjataan mutakhir, Rafale sering disebut sebagai "mobil canggih" di dunia penerbangan militer.  

Fregat Belharra class/FDI (photo: Naval Group)

Selain Rafale, kapal selam Scorpene dan fregat ringan juga berpotensi untuk kembali dipesan oleh Indonesia. 

"Saya senang penandatanganan Letter of Intent (LoI) hari ini membuka peluang baru untuk memperdalam hubungan pertahanan kita, termasuk pesanan baru untuk Rafale, Scorpene, dan fregat ringan," ujar Macron dalam konferensi pers. 

Prabowo turut menegaskan bahwa Perancis adalah salah satu mitra strategis Indonesia dalam modernisasi alutsista.  

Indonesia sendiri memang merupakan klien senjata terbesar Perancis di Asia Tenggara. 

Scorpene class kapal selam (photo: Brazilian Navy)

Namun, saat ini, Indonesia belum menerima satu pun jet Rafale dari kontrak 2022.  

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Mohamad Tonny Harjono menyatakan, enam unit pertama diperkirakan tiba pada awal 2026. 

Diketahui, sebelummya, Indonesia juga telah menandatangani kontrak pembelian dua kapal selam Scorpene buatan Naval Group Prancis pada 2024, dan membeli 13 radar pengawas jarak jauh dari Thales, perusahaan teknologi pertahanan asal Prancis, pada 2023. 

Kini, dengan adanya kebar pemesanan Rafale, saham perusahaan Dassault Aviation sempat naik 3,4 persen di bursa Paris pada Rabu pagi. (Kompas)

Caesar self-propelled howitzer (photo: TNI AD)

Kerja Sama Bidang Pertahanan Antara Indonesia dan Prancis

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Prabowo dan Presiden Prancis Macron menyaksikan pendandatangan kerja sama dalam bidang pertahanan kedua negara di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/5/2025). 

Penandatangan itu dilakukan oleh Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin dan Menteri Pertahanan Prancis Sébastien Lecornu. 

Sjafrie mengungkap salah satu penandatangan yang dilakukan pihak Indonesia dan Prancis terkait kerja sama di bidang pertahanan. Kedua negara menandatangani Letter of Intent (LOI) terkait pengadaan alutsista atau alat utama sistem senjata. 

Sjafrie melanjutkan LoI bidang pertahanan itu terkait dengan pembelian alutsista strategis pesawat tempur Rafale buatan Dassault Aviation, kapal selam Scorpene buatan Naval Group, dan Caesar serta amunisi kaliber besar buatan KNDS France.

28 Mei 2025

thyssenkrupp Marine Systems and Saab Australia Sign Memorandum of Understanding to Deepen Naval Collaboration

28 Mei 2025

thyssenkrupp Marine Systems and Saab Australia sign a Memorandum of Understanding to deepen cooperation on the MEKO A-200 frigate program (photo: TKMS)

Sydney, Australia – thyssenkrupp Marine Systems has signed a Memorandum of Understanding (MoU) with Saab Australia, marking a significant step in their ongoing cooperation. The agreement aims to explore opportunities for collaboration on the MEKO A-200 frigate platform, with a focus on enhancing naval capabilities through joint innovation and integration.

The MoU was formalized at the Consulate-General of the Federal Republic of Germany in Sydney in the presence of Vice Admiral Carsten Stawitzki, Director-General for Armaments in the German Federal Ministry of Defense, who emphasized the strategic value of such partnerships. “Collaborations like this one show how international industry partnerships can strengthen national defence capabilities,” Stawitzki noted.

This partnership builds on a longlasting working relationship between thyssenkrupp Marine Systems and Saab Australia, and reinforces both companies’ commitment to providing sovereign industrial capability in naval defence.

Meko A-210 frigate for SEA 3000 (photo: NavalNews)

This collaboration will leverage Saab’s Australian Combat System (AusCMS) already in service across the Royal Australian Navy’s surface fleet. The AusCMS provides enterpriselevel interoperability, training, substainment, and operational benefits, contributing to the sovereign capability of Australia’s defense industry.

This initiative aligns with thyssenkrupp Marine Systems’ proven business model, which supports partner nations in building, maintaining, and upgrading naval vessels domestically. Having previously delivered the ANZAC frigates to the Royal Australian Navy and supported similar projects across 16 navies – including six NATO members – thyssenkrupp Marine Systems continues to demonstrate its commitment to sovereign shipbuilding partnerships.

“This MoU with Saab Australia reflects our proven approach to naval shipbuilding and longterm collaboration with trusted partners,” said Dr. Oliver Juckenhöfel, Executive Vice President of Operating Unit Surface Vessels at thyssenkrupp Marine Systems. “We are proud to contribute to a robust and sovereign naval capability through a model that has proven successful across multiple navies,” he added.

The MoU with Saab Australia highlights both companies’ shared strategic vision for delivering mature, low-risk, and proven solutions to meet future naval requirements, including those of the SEA 3000 program.

Indonesia Could Buy 12 Additional Rafales

28 Mei 2025

Rafale fighter (photo: AP)

Exclusive. During the state visit to Indonesia, Indonesia could announce an order for a dozen additional Rafale jets as well as new Caesar cannons. Jakarta could announce the implementation of the contract for the purchase of two Scorpène submarines.

This is one of the major uncertainties surrounding Emmanuel Macron's trip. Will Indonesia announce a new Rafale order during the French president's state visit, or on July 14, when Indonesian President Prabowo Subianto will be France's guest of honor? According to concordant sources, the figure is more likely to be around a dozen combat aircraft (between 8 and 16, depending on Jakarta's financial resources, according to other sources). As France and Indonesia celebrate the 75th anniversary of their diplomatic relations this year, Prabowo Subianto and Emmanuel Macron will deepen the strategic partnership that unites France and Indonesia, particularly in the areas of defense.

For the Élysée, "ASEAN countries trust France, first and foremost because we provide the sovereignty and independence they seek ." In this context, Indonesia signed an order in February 2022 for 42 Rafale jets divided into three tranches (6 + 18 + 18), the contracts for which were implemented gradually (February 2022, August 2023, January 2024). Delivery of the first aircraft will take place at the beginning of 2026. This purchase marked an important step in the intensification of the bilateral relationship between Indonesia and France, and specifically the Air and Space Force, which now regularly stops over in the archipelago during Pegasus power projection missions.

Rumor Beli Jet Tempur China, KSAU: Kami Menunggu Kebijakan Pemerintah

28 Mei 2025

Pesawat J-10C yang digunakan Pakistan Air Force (photo: PAF)

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI M Tonny Harjono menegaskan, TNI AU hanya menunggu kebijakan pemerintah soal pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista). 

Hal ini disampaikan Tonny merespons kabar yang menyebutkan bahwa TNI AU menyetujui pembelian 42 unit jet tempur asal China. 

"Apa yang menjadi alutsista yang diberikan kepada Angkatan Udara, kami sebetulnya menunggu dari kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertahanan," kata Tonny di Markas Besar TNI AU, Jakarta, Selasa (27/5/2025). 

Ia menjelaskan, dalam hal pertahanan, TNI AU berperan sebagai pembina kekuatan, sementara pengguna kekuatan adalah Panglima TNI dan Mabes TNI. 

Sedangkan, pengembangan kekuatan merupakan ranah Kemenhan, termasuk dalam menentukan jenis dan asal alutsista.


"Karena Angkatan Udara tugasnya sebagai pembina kekuatan. Panglima TNI, Mabes TNI sebagai pengguna kekuatan. Dan Kemenhan adalah pengembangan kekuatan. Jadi jenis apa saja, termasuk pesawat dari mana, jenisnya apa, kita menunggu arahan dari Kemhan. Mau dari China, mau dari Amerika, kita siap menerima," kata Tonny. 

Tonny juga menigingatkan bahwa semua pengadaan alutsista melalui proses panjang dan melibatkan berbagai pihak, termasuk Dewan Penentu Alutsista (Wantuwada). 

“Ada pandangan ke sana. Jadi untuk penentuan alutsista juga tidak hanya, 'Ya saya beli ini'. Ada Dewan Penentu Alutsista atau Wantuwada, itu melalui rapat, pertimbangan ini itu, dan kita bicarakan tidak dalam waktu singkat," kata KSAU.

"Jadi prosesnya tetap ada. Kita juga negara non-aligned, tidak berpihak ke salah satu blok. Dari mana saja kita bersahabat baik," imbuh dia. 

Sebelumnya beredar kabar dari media asing di mana TNI AU dikabarkan menyetujui rencana pembelian 42 unit jet tempur J-10 pabrikan China. 

Dikabarkan bahwa jet tempur itu akan memperkuat pertahanan udara RI bersama Rafale buatan Perancis.


27 Mei 2025

Rejimen Kedua KAD Sukses Tembakkan Misil 127mm Ingwe

27 Mei 2025

2 kenderaan perisai Gempita 8x8 diikutkan dalam complete round proof misil 127mm Ingwe (all photos: Rejimen 2 KAD)

GEMAS - Pelaksanaan tembakan Complete Round Proof (CRP) bagi misil 127mm Ingwe serta ujian menembak pilot test untuk program penambahbaikan (retrofit) sistem turret remote control weapon station (RCWS) kenderaan perisai (KP) 8x8 Gempita siri 1/25 telah berjaya dilaksanakan pada 12 hingga 15 Mei 2025. 


Seramai 4 Pegawai dan 80 LLP telah terlibat dalam Tembakan Complete Round Proof (CRP) bagi Misil 127mm Ingwe. 

Ujian Tembakan ini bertujuan untuk menilai kompetensi kru KP dalam aspek pengendalian serta kecekapan melaksanakan tembakan dalam pelbagai senario taktikal.
 

Penilaian menyeluruh ini amat penting bagi memastikan kesiagaan aset dan anggota sentiasa berada pada tahap yang tertinggi.


Panglima Divisyen Ketiga Infantri Malaysia, Mejar Jeneral Dato’ Mohamad Suria bin Mohd Saad telah berkesempatan dalam mengadakan lawatan tapak ke lokasi ujian tembakan.


Turut hadir bersama adalah pegawai-pegawai kanan formasi dan unit terlibat. Lawatan ini bukan sahaja memberikan suntikan semangat kepada para kru, malah menunjukkan komitmen berterusan pihak atasan dalam memperkasakan keupayaan tempur dan ketahanan sistem persenjataan Angkatan Tentera Malaysia.


Korps Kavaleri Kerajaan (Kor Armor Diraja/KAD) adalah pasukan tempur utama yang dimiliki Angkatan Darat Malaysia dengan alat persenjataan utama kendaraan lapis baja.


Korps Kavaleri Kerajaan memiliki 5 resimen yang terbagi menjadi 3 skuadron tempur (Rejimen Pertama KAD-Pahang, Rejimen Kedua KAD-Negeri Sembilan, Rejimen Kelima KAD-Sabah), 1 skuadron markas dan 1 skuadron bantuan. 

Diehl Defence and RV Connex Sign Contract for the Delivery of Target Drones for IRIS-T Live Firings

27 Mei 2025

JRV-01 target drones (photos: Diehl Defence & RV Connex)

Diehl Defence, a leading system house for ground-based air defence, guided missiles and ammunition, has intensified its partnership with Thailand-based defence and security business RV Connex: Both companies signed a contract for the first delivery of target drones and services for live firing tests with Diehl Defence’s IRIS-T air-to-air missile.

Included in the contract are furthermore services for weapon airworthiness certification projects. This first delivery of JRV-01 target drones follows the signature of a Memorandum of Understanding by both companies in November 2023 that led the way to this deepened cooperation. Both companies will now commence the common evaluation of the system.

RV Connex offers modern target representation systems such as the JRV-01 target drone system as well as all required services for its use. The JRV-01 target drone as well as the services will be used for enhancing the realism of IRIS-T live firing tests and for preparing the costumer’s training state to meet evolving security demands. Diehl Defence will benefit from the JRV-01 capabilities, providing a highly realistic threat simulation and ensuring that Diehl Defence’s testing protocols achieve the highest standard of reliability and performance. Together with RV Connex, Diehl Defence can now offer cost-efficient complete solutions for live firings without the need of complex test infrastructure and will be able to provide full support for live firings for IRIS-T customers. First test firings of IRIS-T on JRV-01 drones are already firmly planned. Both companies plan to expand their cooperation and range of services in the future.

The partnership between Diehl Defence and RV Connex initially addresses the Asian market, but has the potential to be expanded to other markets worldwide. IRIS-T is a 5th-generation short-range air-to-air missile, fully integrated into Eurofighter/Typhoon, Gripen, F-16, EF-18, F-5E and Tornado. Currently, the integration of the IRIS-T missile into the Korea Aerospace Industries, Ltd. (KAI) KF-21 fighter aircraft is ongoing. Following this integration, the Republic of Korea signed the first contract with Diehl Defence in 2024 for the procurement of IRIS-T air-to-air missiles.

Helmut Rauch, Diehl Defence CEO, said: “I am proud to expand our presence in Asia in partnership with RV Connex of Thailand. We are looking back at 15 years of successful operations in the country, and I am convinced that there is more success for us in Asia to come.”

IRIS-T is a short range air-to-air missile (infographic: Diehl)

Diehl Defence has already been present in East and South East Asia for many years, notably by providing the Royal Thai Air Force (RTAF) with IRIS-T missiles since 2013, and by cooperating with Korea Aerospace Industries, Ltd. (KAI) for the integration of IRIS-T on TA-50/FA-50 and KF-21 aircraft. Most recently in October 2024, Diehl Defence has announced a support contract with the RTAF for IRIS-T.

(Diehl Defence)

KRI Nala-363 Jalani Proses Repowering, Siap Berlayar Lebih Tangguh

27 Mei 2025

KRI Nala 363 dalam proses repowering di PT PAL (photos: KRI Nala)

Surabaya–KRI Nala-363, tengah memasuki tahap penting dalam program repowering dengan menjalani proses docking kedua di Dock Irian, PT PAL, Surabaya. Kegiatan ini telah dimulai sejak 22 April 2025 dan berakhir pada tanggal 15 Mei 2025.


Program repowering ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan kemampuan tempur dan daya tahan operasional kapal di laut. Melalui proses ini, KRI Nala-363 akan mendapatkan peningkatan sistem propulsi, optimalisasi platform serta sistem pendukung lainnya.


“Dengan repowering, kami memastikan KRI Nala-363 tidak hanya siap menghadapi tantangan di laut, namun juga kapal yang siap tempur,” ujar Komandan KRI Nala-363, Letkol Laut (P) Eko Triyatomo.


Docking kedua ini menjadi momen krusial yang menandai keseriusan TNI AL dalam menjaga kesiapan alutsista nasional. Setelah proses selesai, diharapkan mampu tampil dalam performa terbaiknya untuk menjalankan berbagai operasi pengamanan wilayah laut Indonesia.