31 Oktober 2021

Selesai Latihan, Prajurir Marinir Laksanakan Reembarkasi

01 November 2021

Reeemabarkasi material tempur Korps Marinir kedalam LST KRI Teluk Kendari 518 (all photos : Pasmar1)

Prajurit Yonratratfib 1 MAR Laksanakan Reembarkasi Material Tempur

Prajurit Batalyon Kendaraan Pendarat Amfibi 1 Marinir (Yonranratfib 1 Mar) melaksanakan tahap reembarkasi material tempur usai melaksanakan Latihan Pendaratan di Pantai Todak, Dabo Singkep, Kepulauan Riau, Selasa (26/10/2021).


Pelaksanaan reembarkasi material dari darat menuju KRI yang tengah lego jangkar ini merupakan salah satu serial latihan dalam rencana Pull Back Latihan Operasi Amfibi TNI Angkatan Laut Tahun 2021 sebelum menuju kembali ke pangkalan awal di Jakarta. Secara teratur sejumlah Ranpur Yonranratfib 1 Marinir memasuki KRI melalui rampa KRI.


Sementara itu ditempat yang berbeda Danyon Ranratfib 1 Mar Letkol Marinir Agus Setiyo Budi, M.Tr.Opsla., menyampaikan kepada seluruh prajurit yang mengikuti Latihan Operasi Amfibi TNI Angkatan Laut Tahun 2021 untuk tetap mengutamakan faktor keselamatan selama kegiatan berlangsung.


"Tetap patuhi protokol kesehatan Covid-19 yang berlaku diantaranya dengan mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak selama jalannya kegiatan," pesannya.

Kilas Latopsfib 2021 : Bantuan Tembakan Kapal Turut Memberikan Andil

31 Oktober 2021

Bantuan Tembakan Kapal pada Latopsfib 2021 (all photos : Koarmada2)

Puluhan Butir Peluru Meriam KRI Diponegoro-365 Sukses Hancurkan Kapal Musuh

TNI AL. Koarmada II. Surabaya - Dalam status Operasi Rakata Jaya-21 di bawah kendali Koarmada I, KRI Diponegoro – 365 mendapat tugas yang membanggakan untuk mendukung Latihan Operasi Amfibi 2021 (Latopsfib-21) di Perairan Dabo Singkep Kepulauan Riau pada pekan silam. Pasalnya kapal perang dari unsur Satuan Kapal Eskorta Koarmada II ini dipercaya untuk menggagalkan serangan kapal musuh terhadap pasukan Kogasgabfib TNI AL.


KRI Diponegoro-365 dengan kekuatan penuh bergerak dalam formasi tempur bersama 18 unsur lainnya menuju ke Daerah Sasaran Amfibi (DSA) di Dabo Singkep. Ditengah Gerakan Menuju Sasaran II (GMS I, di-skenariokan adanya ancaman kapal musuh yang akan menggagalkan tugas pokok Kogasgabfib. KRI DPN -365 dibawah komando Letkol Laut (P) Adam Tjahja Saputra S.T. M.Tr. Hanla. M.M, selaku komandan kapal, berhasil menghancurkan dan menenggelamkan kapal musuh dengan melaksanakan penembakan Meriam 76 MM sebanyak 26 butir on target.


Komandan KRI DPN-365 mengatakan, selain sukses menembak kapal musuh, mereka juga berhasil menunjukkan menyelesaikan tugas dan misinya melalui penembakan Meriam 20 MM dan 76 MM dalam serial-serial GUNNEX, ADEX, dan AAROFEX.

“Prajurit KRI Diponegoro-365 telah mewujudkan rasa bangganya sebagai prajurit yang selalu berjuang dan berusaha keras untuk memberikan yang terbaik, serta bertanggung jawab menyelesaikan setiap tugas operasi. Sehingga latihan dapat berjalan dengan baik tanpa adanya kendala baik personil maupun material, “ ujar Letkol Adam Tjahja.


Ia pun menambahkan jika keberhasilan ini juga tidak lepas dari latihan yang intens, terukur dan terarah yang diberikan kepada seluruh pengawak KRI Diponegoro-365, sebagai wujud pembinaan profesionalitas prajurit sebagaimana yang diperintahkan oleh Pangkoarmada II Laksda TNI Dr. Iwan Isnurwanto, S.H.,M.A.P.,M.Tr.(Han) kepada seluruh Kasatker dan Komandan KRI di jajaran Koarmada II. (Koarmada 2)

33 Dentuman Meriam KRI REM-331 Bantu Pendaratan Amfibi

TNI AL. Koarmada II. Surabaya - Masih terkait dengan gelaran Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) TNI AL tahun 2021 di Dabo Singkep, salah satu unsur yakni KRI R.E. Martadinata-331 sukses meluncurkan 33 meriam dengan dentuman keras dalam pendaratan amfibi saat puncak latihan, yakni Senin (25/10/2021).


Sesaat sebelum fajar menyongsong, 12 km arah laut dari pantai pendaratan amfibi di sebelah barat Pulau Singkep, dilaksanakan aksi bantuan tembakan kapal (BTK) dari KRI Raden Eddy Martadinata – 331 yang sedang melaksanakan operasi gabungan amfibi. BTK berfungsi sebagai bantuan serangan penembakan meriam kaliber besar dari kapal guna mengurangi kemampuan pertahanan pantai dan perlawanan dari musuh, sehingga lebih memberikan keunggulan bagi pasukan pendarat Korps Marinir untuk merebut dan menguasai pantai.


Akurasi dan presisi sangat dibutuhkan Gun Control Officer KRI REM-331untuk keberhasilan penembakan tersebut. Hal ini dikarenakan jarak tembak yang cukup jauh dari pantai, dan terdapat beberapa kapal-kapal unsur kawan di sekitar pantai yang siap mendaratkan pasukan pendarat Korps Marinir.

Namun berkat kerjasama tim yang sangat solid, aksi bantuan tembakan kapal berhasil dilakukan. Keberhasilan aksi BTK yang dilaksanakan oleh KRI REM-331 juga tidak luput dari kesiapan tim teknis senjata meriam dalam mempersiapkan kondisi teknis meriam utama kapal perang dari unsur Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmada II ini.


“Pelaksanaan BTK ini tidak semudah diucapkan seperti saat Tactical Floor Game (TFG). Manajemen waktu dan manajemen resiko harus diaplikasikan dengan tepat. Sedikit terlambat dan sedikit lengah akan mempengaruhi keberhasilan,” ujar Komandan KRI REM-331, Kolonel Laut (P) Rasyid Al Hafiz terkait keberhasilan prajuritnya.


Ia menambahkan jika keberhasilan ini juga tidak lepas dari latihan yang intens, terukur dan terarah yang diberikan kepada seluruh pengawak KRI REM-331 sebagai wujud pembinaan profesionalitas prajurit sebagaimana yang diperintahkan oleh Pangkoarmada II Laksda TNI Dr. Iwan Isnurwanto, S.H.,M.A.P.,M.Tr.(Han) kepada seluruh Kasatker dan Komandan KRI di jajaran Koarmada II.

Pelaksanaan BTK ini juga disaksikan oleh Pangkoarmada II selaku Pembina Kesiapan Tempur Alusista Koarmada II dan Kasal selaku Pemimpin Umum Latihan Operasi Gabungan Amfibi 2021.

Autonomous Truck Project Passes Major Milestone

31 Oktober 2021

Australian Army to develop autonomous trucks (photo : Aus Army)

A $3.5 million Australian Army project to develop a convoy of autonomous trucks that use technology to follow the leader has passed a key milestone by successfully completing a series of road trials.

The autonomous leader-follower vehicle technology, using modified Land 121 40M cargo trucks, was developed under a contract between the Institute for Intelligent Systems Research and Innovation (IISRI) at Deakin University, and Army’s Robotic and Autonomous Systems Implementation and Coordination Office (RICO).

The trials took place over a two-week period at Defence’s Trials and Proving establishment at Monegeetta, Victoria, and involved a five-vehicle convoy.

Minister for Defence Industry Melissa Price said the development of robotic and autonomous systems were vital to meeting Australia’s future operational challenges, including for humanitarian assistance and disaster relief, and in combat operations.

“The completion of this assessment within one year of the allocation of the funding demonstrates the strong industry and Defence partnerships in experimentation, prototyping and exploration of autonomous vehicle and new technologies,” Minister Price said.

“These technologies are ‘disruptive technologies’ that provide marked advantages on the modern battlefield by bolstering ADF capability while protecting Australian personnel.

“This is exactly the type of capability that the Morrison Government announced in the four new Sovereign Industrial Capability Priorities which will help to build a robust, resilient and internationally competitive defence industry in Australia.”

Army, through RICO, continues to work with IISRI and the Australian Road Research Board on the potential transfer of the capability testing onto public roads with further refinement, performance enhancement and understanding of road rules.

“There are a number of technical and regulatory challenges to address to get these platforms into common use,” Minister Price said.

“The ongoing efforts will enable Army to navigate these challenges.”

Kasal Resmikan Puslatpurmar 9 di Dabo Singkep

31 November 2021

Puslatpurmar 9 di Dabo Singkep (photo : TNI AL)

Jakarta, InfoPublik - Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, meresmikan Markas Komando (Mako) Pusat Latihan Tempur Marinir(Puslatpurmar) 9 TNI AL Dabo Singkep di Pantai Todak Dabo Singkep Kepri. Senin, (25/10/2021).
 
“Peresmian Mako Pusat Latihan Tempur Marinir (Puslatpurmar) 9 TNI Angkatan Laut (TNI AL) Dabo Singkep, merupakan implikasi nyata dari komitmen TNI AL sebagai Garda Terdepan dalam mempertahankan wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di perairan terdepan Nusantara,”kata Kasal Laksamana TNI Yudo Margono.
 
Peresmian Mako Puslatpurmar 9 TNI AL Dabo Singkep dilakukan guna melanjutkan pembangunan kekuatan di wilayah strategis. Peresmian ini dilaksanakan sesaat setelah kegiatan latihan pendaratan amfibi yang merupakan rangkaian dari Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) 2021. 
 
Kasal juga mengungkapkan bahwa, kehadiran Puslatpurmar 9 Dabo Singkep ini memiliki peran penting sebagai satuan pelaksana yang bertugas menyelenggarakan latihan untuk prajurit Korps Marinir. “Puslatpurmar 9 TNI AL Dabo Singkep semakin menyempurnakan aset investasi, menyiapkan daerah latihan pertempuran laut dan Operasi Amfibi bersama komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) lainnya,” terang Kasal melalui keterangan tertulis yang diterima InfoPublik.id.

 Pantai Todak Dabo Singkep Kepulauan Riau (image : GoogleMaps)

Menurut Kasal, Puslatpur tersebut dapat difungsikan sebagai trigger (pemicu) untuk terus membekali diri dengan pengetahuan dan ketrampilan, melaksanakan tugas dan bertanggung jawab sebagai prajurit matra laut yang profesional.
 
“Jaga, rawat dan gunakan secara maksimal serta gali lebih luas potensi yang ada pada aset berharga TNI AL,” pesan Laksamana Yudo.
 
Konsekuensi logis keberadaan luas area latihan sangat berpengaruh pada uji ketrampilan dan persenjataan, makin luar area latihan  maka makin banyak ragam ketrampilan dan profesionalisme dapat diuji, sekaligus makin banyak alat persenjataan yg bisa diujikan.
 
Sebaliknya bila area latihan makin kecil maka sedikit sekali ketrampilan yang diuji demikian juga dengan persenjataan.
 
Kasal mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan kepada Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jendral TNI (Mar) Suhartono serta seluruh prajurit Marinir TNI AL atas dedikasi merealisasikan program pembangunan kekuatan di Puslatpurmar 9 Dabo Singkep.
 
Turut  hadir dalam acara tersebut antara lain, anggota Komisi I DPR RI, para Pejabat Utama Mabesal, para Pangkotama TNI AL, para Forkopimda Kabupaten Lingga  dan undangan lainnya.

30 Oktober 2021

Army Aviators Conduct Night Flying Exercises

30 Oktober 2021

Night flying exercise with Robinson R44 helicopter (all photos : Army Aviation)

Rotary Aviators Continue Night Flying Exercises

Fort Magsaysay, Palayan City, Nueva Ecija- Rotary Aviators continue to enhance their night flying proficiency. The recent graduates of the Rotary Wing Transition Course Class 02-2020 successfully conducted Night Navigation and Instrument Flight Rules (IFR) training this evening, 26 October 2021 at Fort Magsaysay Army Aerodrome, Palayan City, Nueva Ecija.

Utilizing Robinson R44 Helicopter, the group of Major Jonathan Q Ramirez, Captain Pearl Esther I. Taladro, Captain Jestony A Lanaja, 1st Lieutenant Mark Zimry A. Roldan, and 1st Lieutenant Tynnel Jonden U. BaƱas started their night navigation training at around 6:21pm and ended at 9:18pm this evening.


These night training exercises provide valuable experience for these Army aviators in preparation for their future missions in support to ground forces. (Army Aviation)

Army Aviators on Night Navigation Training

Fort Magsaysay, Palayan City, Nueva Ecija- Four (4) Student Aviators of the Rotary Wing Transition Course Class 02-2020 successfully conducted Night Navigation and Instrument Flight Rules (IFR) training this evening, 25 October 2021 at Fort Magsaysay Army Aerodrome, Palayan City, Nueva Ecija.


Major Sharon Jill F. Carangcarang, Major Romulo Valente M. Palomino, Captain Ariel C. Alas-as and 1st Lieutenant Rhona K. Salvacion started their night navigation training utilizing Robinson R44 Helicopter at around 6:30pm and ended at around 9:30pm this evening.

These night training missions provide valuable experience for these Army aviators in preparation for their future missions in support to ground forces. (Army Aviation)

Selesai Overhaul, Prabowo Serahkan Kembali 2 Helikopter Bell TNI AD

30 Oktober 2021

Penyerahan kembali 2 helikopter Bell TNI AD (photo : karosatuklik)

Helikopter Bell Selesai Overhaul, Menhan Prabowo: Alutsista Harus Dirawat Sebaik-baiknya

Semarang- Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Rabu (27/10), melaksanakan kunjungan kerja ke Skadron-11/Serbu Lanumad Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah untuk secara langsung menyaksikan penyerahan Helicopter Bell 412 EP HA-5179 dan HA-5185 yang telah selesai overhaul.

Dalam sambutannya usai menyaksikan penyerahan Helicopter Bell 412 EP HA-5179 dan HA-5185 ini, Menhan Prabowo menekankan bahwa di tengah upaya Kemhan memenuhi kebutuhan Alutsista TNI, Kemhan juga memperhatikan pemeliharaan Alutsista TNI yang optimal dalam rangka meningkatkan kesiapan operasional TNI dan mewujudkan zero accident.


“Rakyat kita menginginkan alutsista agar dapat digunakan dan dirawat sebaik-baiknya,” kata Menhan Prabowo dalam sambutannya.

Menhan Prabowo pun menegaskan komitmen Kementerian Pertahanan dalam mendukung perawatan Alutsista TNI. Hal ini diwujudkan dengan terus memaksimalkan penggunaan anggaran pertahanan untuk baik pengadaan maupun perawatan Alutsista TNI.

Menhan Prabowo juga menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih kepada Danpuspenerbad beserta jajarannya atas penyelenggaraan kegiatan ini.

Skadron 11/Serbu TNI AD (photo : IDNTimes)

Overhaul dua unit Helicopter Bell 412 ini dilaksanakan oleh PT Black Diamond Heliaero yang selanjutnya diserahkan kepada Komandan Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Danpuspenerbad) Mayjen TNI Teguh Pudjo Rumekso.

Proses overhaul berlangsung selama 40 bulan yang bertujuan untuk perawatan sesuai dengan Maintenance Manual yang ada dari manufaktur helikopter.

Dalam kunjungan ini, Menhan Prabowo juga meninjau gelar Alutsista Puspenerbad dan menerima paparan dari Danpuspenerbad.

Two Leonardo AW139 Helicopters Joining Australian Army

30 Oktober 2021

A Leonardo AW139 helicopter flown by pilots from the 5th Aviation Regiment at Lavarack Barracks, Townsville (photo : Aus DoD)

Army aviation capability bolstered

Army’s aviation capability has been enhanced with two Leonardo AW139 helicopters joining the 5th Aviation Regiment in Townsville. 

The two leased AW139s will be used to support Defence’s major exercises and training, and assist with emergency response activities including during the high-risk weather season. 

The helicopters have similar performance to the MRH90 and will be used to support aircrew development and currency requirements when combat aircraft are not available. 

The contract with Helicorp Pty Ltd (Toll Helicopters), has met all milestones, with training, aircraft serviceability and flying-hour requirements exceeding expectations.  

Commander Army Aviation Command Major General Stephen Jobson said the AW139 contract would ensure Army aircrew were ready for operational tasking.

“The Army interim commercial helicopter capability will provide Army aircrew with flying proficiency and currency training on an advanced digital aircraft,” Major General Jobson said.

“Maintaining these advanced digital cognitive skills is essential for operating complex modern combat helicopters now and into the future.”

The contract for the two leased Leonardo AW139 helicopters covers training, maintenance, logistics and continuing airworthiness support.

The initial contract ends on June 30, 2023, with options for two 12-month extensions. 

29 Oktober 2021

Skuadron 200 Wing Udara 2 Puspenerbal, Ambil Bagian Pada Latihan Armada Jaya XXXIX 2021

29 Oktober 2021

Kiprah Skuadron 200 Wing Udara 2 Puspenerbal  pada latihan Armada Jaya XXXIX tahun 2021 (all photos : Puspenerbal)

Puspenerbal --- Skuadron 200 Wing Udara 2 Puspenerbal ambil bagian pada latihan Armada Jaya XXXIX tahun 2021 dengan mengerahkan 6 unsur pesawat latihnya G-36 Bonanza, yang pada pembukaan Upacara Latopsfib langsung melakukan demo manuver-manuver di atas dermaga JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara.


Seluruh Personil TNI AL dari berbagai elemen sedang melaksanakan Latihan Armada Jaya XXXIX TA. 2021 untuk menguji kemampuan komponen KRI, Pesawat Udara, Marinir/Pasukan dan Pangkalan. Pada Latihan Operasi Amfibi ini Puspenerbal menggerakkan 6 Pesud G-36 Bonanza, 3 Pesud CN235-220 MPA, 1 Pesud NC212 Aviocar, 1 Pesud KA350i King Air, 2 Heli Bell 412, 2 Heli BO 105 Bolkow dan 3 Heli AS565MBE Panther.


Sejumlah 6 unsur Pesawat Latih Skuadron Udara 200 Wing Udara 2, G-36 Bonanza buatan Beechcraft, Wichita, Kansas, Amerika Serikat ini diawaki oleh 6 Instruktur Pilot dibawah Flight Leader Kolonel Laut (P) Catur Nur Ardiantoro, S.H., M.Si., jabatan sehari-hari sebagai Direktur Operasi Puspenerbal dan 5 Siswa Dikpenerbang TNI AL Angkatan XXV merupakan salah satu unsur udara yang terlibat dalam Latihan Operasi Amfibi pada Armada Jaya 2021. Pesawat Latih G-36 Bonanza merupakan unsur dibawah pembinaan Puspenerbal. Latihan ini berlangsung pada 22 Oktober 2021 hingga 28 Oktober 2022 di Dabo Singkep, Kepulauan Riau.


Latihan kali ini sejumlah KRI melaksanakan latihan antara lain antisubmarines warfare exercise, air defense exercise dengan sasaran pesud G-36 Bonanza, antiair rapid open fire exercise dengan simulasi serangan udara musuh yang disimulasikan oleh pesawat udara (Pesud) Skuadron 200 Wing Udara 2, G-36 Bonanza dan antisurface wargfer exercise.

Rangkaian Latihan Armada Jaya merupakan pengalaman baru bagi Siswa Dikpenerbang TNI AL Angkatan XXV yang saat ini sedang menjalankan pendidikan dan Lattek Terbang Dasar dibawah Skuadron 200 untuk mencapai 200 Jam Terbang. Dalam kegiatan ini, materi Cross Country, Formasi dan Radio Instrument didapat sekaligus oleh Siswa Dikpenerbang TNI AL Angkatan XXV.

Australia Aims to Acquire Sea Mine Capability

29 Oktober 2021

Sea Mine is designed to enhance the mine warfare capabilities (photo : Aus DoD)

Australia is considering the acquisition of a maritime mining capability that would initially be available from the mid-2020s, according to a Department of Defence (DoD) Request for Information (RFI) that closed on 25 October.

Project Sea 2000 (Maritime Mining) is designed to enhance the mine warfare capabilities of the Australian Defence Force (ADF) and secure the country's maritime approaches using modern smart sea mines, the DoD said.

The RFI, which was released on 17 September, is meant to broadly understand the extent of the maritime mining market, the types of mines and methods of deployment from proven maritime mine manufacturers, and get a rough idea of costs and availability.

South Korea, Indonesia Move Closer to KF-21 Agreement, Says DAPA

29 Oktober 2021

DAPA has said South Korea and Indonesia are “narrowing the gap” on an agreement on Jakarta's payments on the programme to develop the KF-21 fighter aircraft, seen here at the launch of the platform's first prototype (photo : nate.news)

South Korea and Indonesia are edging closer to an agreement about Jakarta's financial commitment to the programme to develop the KF-21 Boramae multirole fighter aircraft, the Defense Acquisition Program Administration (DAPA) in Seoul told Janes.

A DAPA spokesperson said that the two countries remain in talks over Indonesia's payments on the project but that the agency is confident that an agreement can be reached soon. The spokesperson also indicated that once the agreement is in place, Indonesia's position in the KF-21 programme could expand.

“The Republic of Korea and Indonesia are narrowing the gap between each other's position with regards to repayments through a number of negotiations,” said the DAPA spokesperson. “DAPA is very positive that the payment issue will be resolved.”

In 2015 the two countries agreed to invest KRW8.8 trillion (USD7.5 billion) to develop the KF-21, with Indonesia paying 20% of development costs in return for access to technologies and know-how. Under this accord, payments were scheduled to be made by Indonesia through to 2028, but Jakarta ceased these imbursements in March 2020.

Negotiations since then have been aimed at finalising a new repayment structure that Indonesia is willing to adhere to. Pointing to a commitment to the programme, Indonesia sent more than 30 engineers to rejoin the KF-21 programme in August 2021 and their number is expected to grow to approximately 100 by the end of the year. The engineers had ceased work on the programme in 2020 due to the Covid-19 pandemic.

DTI Thailand Delivered DTI-2 122mm Rocket Launcher

29 Oktober 2021

Thai Defense Technology Institute (DTI) hands-on modified Chinese Norinco Type 85 Self-Propelled Artillery Rocket Launcher (YW306) with 30 tubes 130mm rocket that replaced with domestic DTI-2 20 tube 122mm rocket to Royal Thai Army (RTA) at Artillery Division, Fort Sirikit, Lopburi province on 23 September 2021 (all photos : DTI)

Multiple-launched rockest system, Type 85, which has been in service in the Royal Thai Army (RTA) since 1988, is based on tracked vehicle Type 85 produced by Norinco China, which has been in service in the Royal Thai Army since 1987.

While RSP 30 Type 85 has been renovated and will continue to be stationed, but the Type 85 multi-barreled rocket launcher, size 130mm, 10 pipes, installed with the original Type 85 system, is an obsolete system that has a firing range of only 10 km and has a long service life already trusted.


Modification project, MLRS Type 85, installed a multi-barreled rocket launcher DTI-2, size 122mm, 20 tubes, firing range 40km, arrived at the stage of delivery to the Royal Thai Army for testing on September 23, 2021.

Defense Technology Institute DTI (Defence Technology Institute) has tested the launch of the DTI-2 122mm multi-barreled rocket launcher installed on the MLRS Type 85 several times.

As part of DTI's high-performance rocket development program, the 122mm DTI-2 rocket is a fully self-developed system by Thailand.  It has been tested several times with the Thai Army's 40-tubes SR4 self-propelled rocket launcher system.

DTI also has a multi-purpose rocket project, together with the Royal Thai Navy (RTN) based on the Israeli Elbit Systems PULS (Precise & Universal Launching System) self-propelled rocket launcher system.

(AAG)

28 Oktober 2021

Replenishment At Sea KRI Bontang-907 kepada KRI GNR-332

28 Oktober 2021

RAS KRI Bontang 907 dan KRI I Gusti Ngurah Rai 332 (all photos : Koarmada1)

Perjalanan kembali dari daerah latihan Dabo Singkep, salah satu unsur Latopsfib TNI AL yaitu KRI Bontang-907 melaksanakan latihan Replenishment At Sea (RAS) dengan KRI I Gusti Ngurah Rai-332.


Momen ini adalah langka dimana 2 kapal modern TNI AL melakukan pengisian ulang bahan bakar minyak di laut. Kapal tanker dengan suplai bahan bakar minyaknya akan dapat memperpanjang kemampuan jelajah bagi kapal fregat TNI AL untuk beroperasi dalam kerangka blue water navy,


Latopsfib (Latihan Operasi Amfibi) tahun 2021 yang diselenggarakan di Dabo Singkep,  Kabupaten Lingga, provinsi Kepulauan Riau, berlangsung dari tanggal 22 sampi 28 Oktober 2021, TNI AL mengerahkan 9.539 personel dan 33 kapal perang.


KRI Bontang 907 adalah kapal tanker TNI AL yang dibuat oleh Batamec shipyard di Batam dan masuk dinas TNI AL pada awal 2020. Kapal dengan panjang 125,5 meter dan mempunyai bobot 2.400 ton ini mempunyai kapasitas angkut 5.500 m3 bahan bakar minyak. Dalam penyebutan di TNI AL kapal ini masuk dalam jajaran Satuan Kapal Bantu (Satban) jenis Bantu Cair Minyak (BCM).


KRI I Gusti Ngurah Rai-332 adalah fregat modern kedua TNI AL untuk kelas Martadinata. Kapal dengan panjang 105,1 m dan berat 2.365 ton ini dibuat oleh Damen Schelde bersama PT PAL Surabaya dan masuk dinas TNI AL pada akhir tahun 2017.

(Defense Studies)

Australia and Indonesia Conduct Combined Maritime Patrol

28 Oktober 2021

KRI Sura, HMAS Ararat and KRI Kerapu sail together in a coordinated maritime security patrol as part of AUSINDO CORPAT 2021 (photo : AusDoD)

The Royal Australian Navy (RAN) and the Indonesian Navy (TNI-AL) have completed a coordinated maritime patrol to enhance security along our shared maritime border as part of AUSINDO CORPAT 2021.

The five-day patrol conducted by Armidale Class Patrol Boat HMAS Ararat and TNI-AL vessels KRI Kerapu and KRI Sura was the eleventh iteration of AUSINDO CORPAT and reflected the enduring defence partnership between Australia and Indonesia.

AUSINDO CORPAT took place in the waters between Australia and Indonesia, with a specific focus on the deterrence of illegal fishing.

Commander of the Australian Fleet, Rear Admiral Mark Hammond, said the coordinated patrol demonstrated Australia’s enduring commitment to the Indo-Pacific region.

“Indonesia is an essential partner for Australia. We share security challenges and a firm commitment to a rules-based maritime order, underpinned by adherence to international law,” Rear Admiral Hammond said.

“AUSINDO CORPAT tested and proved our shared mariner skills, techniques and procedures and refined our ability to work together in cooperative maritime surveillance, security and interdiction.”

“By working together, we improve regional maritime security and promote a stable, inclusive and resilient region based on international law.”

The coordinated patrol was conducted in a contactless manner to help prevent the spread of COVID-19.

KRI Sorong-911 Secara Resmi Pensiun dari Dinas Aktif TNI AL

28 Oktober 2021

Kapal Tanker KRI Sorong 911 (photo : GlobalSecurity)

TNI AL. Koarmada II, Surabaya ---  Dengan memohon Ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa, KRI Sorong dengan Nomor Lambung 911, secara resmi saya nyatakan selesai dari Dinas Aktif TNI AL, “ demikian sepenggal kalimat yang disampaikan dengan rasa haru bercampur bangga oleh Pangkoarmada II Laksamana Muda TNI Dr. Iwan Isnurwanto, S.H., MAP., M.TR.(Han)., pada Upacara Pelepasan KRI Sorong-911 dari Dinas aktif TNI AL dengan ditandai penurunan Bendera Ular-ular Perang dan penurunan Bendera Merah Putih dari atas KRI Sorong-911 yang dilaksanakan di Dermaga Madura, Ujung, Surabaya pada Rabu (27/10).

KRI Sorong-911 merupakan jenis kapal bantu cair minyak yang dibuat digalangan Trogir Shipyard, Yugoslavia pada tahun 1964 dengan panjang 112 m dan lebar 15,4 m. Memiliki kapasitas bahan bakar sebanyak 3.000 Ton yang digunakan untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh TNI AL. KRI Sorong-911 diambil dari sebuah nama kota di Papua yang merupakan pintu gerbang dan masuk ke Papua melalui arah barat dan merupakan kota penting pada waktu perebutan Irian Jaya karena letaknya strategis dan mempunyai minyak yang cukup besar.

Pada tahun 1965, KRI Sorong-911 diresmikan sebagai Kapal Perang Indonesia untuk memperkuat Armada RI dalam menjaga keutuhan wilayah Kesatuan Republik Indonesia. Sejak diresmikan pada tanggal 10 Mei 1965, maka statusnya resmi menjadi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dimana pembinaanya dibawah jajaran Satuan Kapal Bantu (Satban) Komando Armada RI Kawasan Timur.

Dalam pengabdiannya KRI Sorong-911 telah sukses melaksanakan beberapa operasi diantaranya, pada tahun 1965 KRI Sorong-911 melaksanakan operasi Dwi Warna, Operasi Irian Barat tahun 1965 – Operasi Gunung Merapi tahun 1973 – Operasi Seroja Timor Timur tahun 1978 – Operasi Philindo pada tahun 1979, Operasi Tameng Hiu Tahun 2010 serta Operasi Kanal Cidkaya tahun 2017.


Dalam sambutannya Pangkoarmada II Laksamana Muda TNI Dr. Iwan Isnurwanto, S.H., MAP., M.TR.(Han)., mengatakan, “KRI Sorong-911 telah memasuki masa Purna Bhakti di TNI AL, dengan menjadi salah satu unsur Satuan Kapal Bantu Koarmada II. KRI Sorong-911 telah memberikan banyak kontribusi dalam memperkuat Armada RI dalam menjaga keutuhan NKRI diantaranya yaitu Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) dalam mendukung tugas TNI AL Bangsa dan Negara Republik Indonesia, “ ungkapnya.

“Keberadaan KRI Sorong-911 telah banyak memberikan andil terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas TNI AL. Namun kita menyadari bahwa berdasarkan pertimbangan strategis, teknis dan ekonomis KRI ini dirasakan sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan, secara strategis KRI ini tidak mampu lagi untuk menjawab tantangan yang berkembang pada saat ini, yang diperlukan dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan, akan menjadi semakin tinggi dan sangat tidak sebanding dengan hasil operasi yang diharapkan, serta risiko-risiko yang akan dihadapi, “ lanjut Pangkoarmada II.

“ Harus kita akui, bahwa semua prestasi yang telah dicapai KRI Sorong-911,hanya dapat dicapai melalui kerja keras, dedikasi, loyalitas, tanggung jawab serta profesionalisme seluruh ABK. Kinerja ABK KRI tersebut merupakan hasil pembinaan Panjang sejak kapal ini pertama kali masuk jajaran TNI AL hingga saat ini. Sehingga sampai diusia yang ke 56 tahun KRI Sorong-911 mampu mendukung tugas-tugas operasi TNI AL, 56 tahun bukanlah waktu yang singkat, untuk itu kepada seluruh mantan Komandan, mantan Prajurit, maupun para prajurit yang saat ini masih bertugas di KRI Sorong-911 tersebut, atas nama pemimpin TNI AL dan seluruh jajaran, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, pengabdian KRI Sorong-911 akan tercatat dalam sejarah panjang TNI AL yang akan terus maju dan berkembang, “ pungkas Pangkoarmada II.

Vietnam Unveils Locally Made Self Propelled Howitzer

28 Oktober 2021

PTH-130 K255B self propelled howitzer (all photos : QPVN)

PTH-130 - K255B (Vietnamese: PhĆ”o Tį»± HĆ nh 130 ly - Khung Gįŗ§m KrAZ-255/English: KrAZ-255-mounted 130mm self-propelled field gun) of Vietnam People Army making a surprise apperance on a QPVN channel. The PTH130-K225B 130mm SPG developed by the Military Technical Institute.


The Vietnamese SPG strongly resembles Cuba's Jupiter V SPG and is implied to be based upon it due to Cuban-Vietnamese military cooperation. Both use the older Soviet M1954 (M-46) 130mm towed field gun as their main weapon.


The intention to create the PTH130-K225B can be traced back to 2017 after it was announced that plans would be made to do so following the successful trials of the PTH105 (old American 105mm howitzers on the chassis of a Ural).


Other militaries in Southeast Asia have opted to supplement or completely replace their towed artillery with SPGs. Now the People's Army of Vietnam will be able to follow suit.

27 Oktober 2021

Menhan Prabowo Serahkan Dua Kapal Angkut Tank Produksi Industri Pertahanan Dalam Negeri Kepada TNI AL

27 Oktober 2021

LST KRI Teluk Weda-526 dan KRI Teluk Wondama-527 (photos : Kemhan)

Batam – Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menyerahkan dua Kapal Perang jenis Angkut Tank AT-8 dan AT-9 pesanan Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang diproduksi oleh Industri Pertahanan (Indhan) dalam negeri PT Bandar Abadi (Ship Builders and Dry-Docks) kepada TNI Angkatan Laut (TNI AL), di Galangan PT Bandar Abadi Batam, Selasa (26/10).

Dalam kesempatan tersebut, Menhan Prabowo bersama Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, dan beberapa perwakilan Komisi I DPR menyaksikan penandatanganan Berita Acara oleh Direktur PT. Bandar Abadi Maslina Simanjuntak, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Marsda TNI Yusuf Jauhari, M.Eng., Aslog Panglima TNI Marsda TNI Sujatmiko G.S, M.Sc., Aslog Kasal Laksda TNI Puguh Santoso SE., MM., dan Pangkoarmada III Laksda TNI Irvansyah, S.H., CHRMP., M.Tr.Opsla.

“Kita membutuhkan penjaga yakni TNI AL yang kuat untuk mengibarkan merah putih dan menegakkan kedaulatan negara,” kata Menhan Prabowo.


Dua Kapal Angkut Tank yang diberi nama KRI Teluk Weda-526 dan KRI Teluk Wondama-527 ini merupakan salah satu upaya menambah kekuatan pertahanan negara, dengan turut juga memperkuat industri pertahanan dalam negeri sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo.

Penamaan KRI Teluk Weda-526 diambil dari nama sebuah Teluk yang terletak di Halmahera Tengah Kecamatan Weda Tengah Maluku Utara, yang terkenal akan keindahan taman bawah lautnya, dengan kehidupan ikan melimpah, salah satunya spesies Hiu Kaki Langka.

Adapun nama KRI Teluk Wondama-527, diambil dari nama Teluk di daerah Kepala Burung Pulau Papua, yang dianggap sebagai surga terapung karena keindahan alamnya, di sebelah Raja Ampat.


Dua kapal perang tersebut memiliki panjang keseluruhan (LOA) 117 M, lebar 16.40 m, tinggi 7.80 m dengan kecepatan maksimum 16 knot, juga memiliki endurance 20 hari dan diawaki 111 orang kru. Selain itu, dua kapal angkut tank ini mampu membawa 367 orang pasukan, 15 unit Tank BMP-3F serta satu unit helikopter.

Pembangunan dua kapal tersebut diketahui mampu diselesaikan oleh PT Bandar Abadi dalam waktu 25 bulan saja atau lima bulan lebih cepat dari waktu yang ditentukan, yaitu 30 bulan.

Masuknya dua kapal perang jenis Angkut Tank KRI Teluk Weda-526 dan KRI Teluk Wondama-527 ke jajaran alutsista TNI AL diharapkan dapat memenuhi upaya pemerintah untuk mendorong kemandirian industri pertahanan dalam negeri, sekaligus mengurangi ketergantungan kepada industri pertahanan luar negeri, khususnya dalam hal pengadaan kapal perang.

Latopsfib 2021 : TNI AL Tenggelamkan Kapal Musuh dan Lakukan Pendaratan Amfibi

27 Oktober 2021

Latihan Operasi Amfibi tahun 2021 (all photos : TNI AL)

Unsur-unsur KOGASGAPFIB (Komando Tugas Gabungan Amfibi) berhasil menenggelamkan ex KRI Pulau Rempang sebagai kapal sasaran dalam latihan Gunex dengan menggunakan meriam utama.


Cukup banyak kapal eskorta yang mengikuti latihan ini yaitu Martadinata class, Bung Tomo class, Fatahillah class, Diponegoro class, dan Parchim class. Meriam utama kapal tersebut adalah 120mm (Fatahillah class) dan lainnya 76mm.  


Berbeda dengan latihan sebelumnya, dimana proses penenggelaman kapal selalu dilakukan dengan rudal dan torpedo, pada latihan kali ini kapal ditembaki dengan meriam utama oleh kapal fregat dan korvet sehingga akhirnya terbakar dan tenggelam.


Target sasaran yaitu KRI Pulau Rempang 729 merupakan Kapal Bantu Hidro-Oseanografi (BHO) kelas Kondor yang diperoleh dari pembelian 39 kapal eks Jerman Timur pada tahun 1990-an. Pembelian 39 kapal perang tersebut termasuk korvet, kapal pendarat tank dan kapal penyapu ranjau. 


KRI Pulau Rempang 729 sebelumnya difungsikan TNI AL sebagai kapal penyapu ranjau sehingga mempunyai kode PRN-729, namun seiring dengan penurunan fungsinya maka kapal ini dialih-fungsikan menjadi kapal survei Pushidrosal TNI AL setelah sebelumnya mengalami modifikasi. Pada pertengahan Oktober lalu kapal ini dipensiunkan secara resmi.

(Defense Studies)

TNI AL Gelar Latihan Besar Operasi Amfibi, Libatkan 9.539 Personel hingga 33 KRI

JAKARTA, KOMPAS.com - TNI Angkatan Laut (AL) menggelar Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) Tahun 2021 secara besar-besaran di Pantai Todak Dabo Singkep, Kepulauan Riau, Senin (25/10/2021). 

Dalam latihan ini, TNI AL mengerahkan 9.539 personel dengan rincian 1.971 personel pada tahap geladi posko dan 7.568 personel terlibat pada tahap manuver lapangan. 


Para Personel tersebut terbagi dalam beberapa komando tugas (kogas), di antaranya Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab), Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib), Komando Tugas Pendaratan Administrasi (Kogasratmin), Komando Tugas Gabungan Pertahanan Pantai (Kogasgabhantai) dan Pasukan Pendaratan (Pasrat).

Selain itu, TNI AL juga mengerahkan 33 KRI, 16 Pesawat Udara (Pesud) dan 39 material tempur Korps Marinir.


Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono mengatakan, latihan ini untuk menguji kesiapsiagaan operasional, kesiapsiagaan tempur maupun profesionalisme prajurit yang memiliki dampak strategis.

"Tentunya setiap latihan kapal perang di manapun, di negara mana pun pasti akan memiliki dampak stategis dan tentunya ini adalah menunjukkan kemampuan dan TNI Angkatan Laut dalam jaga wilayah kedaulatan NKRI," ujar Yudo, dalam keterangan tertulis, Senin.


Dalam latihannya, sebelum dilaksanakan pendaratan oleh pasukan pendarat Korps Marinir TNI AL selepas berangkat dari dermaga JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara, semua unsur KRI melaksanakan latihan sesuai skenario menuju daerah pendaratan.

Mereka harus melewati rintangan dari serangan musuh di tengah laut berupa serangan dari bawah air, permukaan dan udara.


Kemudian, sejumlah KRI melaksanakan latihan, antara lain latihan antisubmarines warfare exercise, air defense excercise dengan sasaran simulasi formasi Pesud TNI AL Bonanza, antiair rapid open fire exercise dengan simulasi serangan udara musuh, dan antisurface warfare exercise. 

Sebelum pendaratan dimulai, pada Sabtu (23/10/2021), prajurit Batalyon Intai Amfibi 1 Marinir (Yontaifib 1 Mar) yang tergabung dalam Latopsfib melakukan penyusupan.


Penyusupan dilakukan dengan cara infiltrasi senyap ke daerah musuh secara rahasia melalui media udara dan laut pada malam hari. 

Selanjutnya, Pasrat yang diturunkan dari KRI didahului dengan Bantuan Tembakan Kapal (BTK) dari tengah laut sebagai payung pelindung Pasrat.


Pasrat yang menyerbu pantai Dabo Singkep ini sebanyak 1.400 prajurit Korps Marinir dengan menggunakan 39 Kendaraan Amfibi Korps Marinir, dipimpin Danpasrat Brigjen TNI (Mar) Hermanto, yang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Pasukan Marinir (Danpasmar) 1. 

Pada latihan kali ini, seusai pendaratan dilaksanakan penembakan senjata-senjata strategis Korps Marinir yakni Meriam Howitzer dan Roket RM 70 Grad.