Maket pesawat angkut ringan N-219 (photo : Karbol-Militaryphotos)
Jakarta - Rancangan pesawat N-219 yang dibuat PT Dirgantara Indonesia (DI) akan melakukan uji terbang di laboratorium uji terowongan angin, bulan depan, kata pimpinan Proyek Konfigurasi Pesawat NMX-1 PT DI Untung Widjojono.
"Kalau konfigurasi kesalahan tidak banyak maka perancangannya dianggap layak diteruskan ke perancangan detil untuk dimanufaktur dan kemudian diasembling sehingga menjadi sebuah prototipe," kata Untung Widjojono di anjungan PT DI di Ritech Expo, di Jakarta, Senin.
Menurut dia, prototipe pesawat itu akan diproduksi untuk keperluan komersial jika telah melalui uji dan sertifikasi.
Dengan demikian, katanya, pesawat N219 baru akan bisa diserahkan kepada kostumer pertamanya untuk diterbangkan sekira tiga tahun atau empat tahun lagi.
Ia mengakui, pesawat seharga 4juta dolar AS itu (CN235 berharga 30 juta dolar AS) bisa saja kesulitan mendapatkan investor untuk dikembangkan secara komersial.
Namun pesawat bermesin dua tersebut, kata dia, telah disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di tanah air, karena dirancang untuk digunakan di daerah-daerah terpencil untuk penerbangan perintis di Indonesia timur.
Kawasan itu kebanyakan berelevasi tinggi, seperti pegunungan dengan ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut dan berlandasan pendek (sekitar 500 meter), juga sesuai dengan kawasan kepulauan yang jadi ciri khas Indonesia, ujar Untung.
Pesawat dengan panjang badan sekitar 15 meter dan panjang sayap 20 meter denganan kecepatan maksimal 395 km per jam tersebut dirancang agar multiguna dengan biaya operasi yang rendah. (*)
(Antara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar