15 April 2013

LAPAN Menyampaikan Sasaran Kegiatan 2013

15 April 2013


Program-program strategis LAPAN (all photos : LAPAN)

LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) Indonesia mempunyai 4 pilar yaitu : Penginderaan jauh ; Teknologi Dirgantara ; Sains Antariksa ; Iklim dan Atmosfir ; serta Kebijakan Kedirgantaraan telah membuat Sasaran Kegiatan 2013. Dua link di bawah dapat diakses untuk membaca secara penuh, sementara hal yang menyangkut penerbangan dan pertahanan disarikan di bawah ini.


Pengideraan Jauh

Penyelesaian upgrading sistem akuisisi data Landsat Data Continuity Mission (LDCM) di Stasiun Bumi Penginderaan Jauh Parepare.
Penyelesaian upgrading sistem akuisisi data SPOT-5 dan SPOT- 6 di Stasiun Bumi Penginderaan Jaug Parepare.
Akuisisi data satelit penginderaan jauh lingkungan dan cuaca serta sumberdaya alam (MTSAT, NOAA, Terra/Aqua, NPP, Feng Yung, Landsat-7, LDCM/Landsat-8, SPOT-5, dan SPOT-6).


.

Satelit

Mengirim Satelit Lapan-A2 ke SDSC (Satish Dawan Space Center), Shriharikota, India. Menempatkan sejumlah engineer untuk mengawasi dan memantau kondisi Satelit Lapan-A2, serta menyiapkan dan membangun sistem remote monitoring untuk memantau satelit dari Indonesia hingga hari peluncuran, yang direncanakan pada kuartal pertama 2014.

Menyiapkan clean-room dan sarana-uji sistem lensa/fokus kamera untuk melihat jarak jauh, bagi pelaksanaan AIT (Assembly, Integration and Test) Satelit Lapan-A3. Clean-room kelas 100.000 berukuran 10x5m adalah primer untuk integrasi komponen high rate X-band transmitter, dan lensa/detektor optis pada sistem pencitra push-broom Imager 4 kanal. Target AIT adalah dihasilkannya Flight Model (FM) satelit Lapan-A3 dengan capaian 70%. Pelaksanaan AIT satelit masih membutuhkan supervisi, konsultasi dan peningkatan
kualitas SDM Lapan. Mengadakan sejumlah alat-ukur untuk melengkapi fasilitas uji RF di dalam negeri, untuk memenuhi persyaratan uji EMI/EMC satelit, baik untuk downlink data misi pada frekuensi 8.0 s/d 8.4 GHz, maupun TT&C satelit pada pita VHF/UHF.

Menyiapkan konsep awal rancangan satelit Lapan-A4. Satelit Lapan- A4 merupakan pengembangan lanjut dari Satelit Lapan-A3, dimana imagernya akan ditingkatkan dengan pencitra inframerah dekat (Near Infra red, NIR). Prosesnya dimulai dengan kajian komprehensif mengenai sub-sistem satelit dan komponen ruas-bumi untuk imager visible s/d inframerah dekat, pembelajaran teknologi sensor inframerah-dekat tanpa cooler (bolometer) serta identifikasi kebutuhan koreksi data imager infra-merah dekat. Target kegiatan Lapan-A4 meliputi pembuatan dokumen PDR (Preliminary Design Review), peningkatan kemampuan SDM tentang sensor Bolometer dan pengadaan komponen dasar satelit.


Roket

Kegiatan utama peroketan Lapan tahun 2013 adalah Ekspedisi Morotai, yaitu melaksanakan kegiatan peluncuran roket RX-122, RX-200, RX-320, RX-450 dan RX-550 di Morotai. Kegiatan peluncuran roket tersebut dilaksanakan setelah uji statik setiap roket berhasil dilaksanakan. Disamping pencapaian sasaran di atas, fasilitas yang dikembangkan di Lapan di bidang peroketan juga dimaksudkan untuk menunjang pelaksanaan program roket nasional (konsorsium) untuk penggunaan di bidang pertahanan dan pemanfaatan lainnya. Untuk tahun 2013 program roket konversi mempunyai sasaran empat prototip, yaitu RX-122 dengan jangkauan 23 Km, RX-200 dengan jangkauan 40 Km, RX-320 dengan jangkauan 70 Km dan RX-450 dengan jangkauan diatas 100 Km (roket 3 digit)

Roket Kendali

Pengembangan Roket Kendali pada tahun 2013 mempunyai sasaran prototipe roket kendali dengan sistem propulsi roket padat (booster), Electrical Ducted Fan (RKX-200EDF) dan Turbo Jet (RKX-200TJ) berkecepatan 250 km/jam, terbang secara AutoPilot, dengan menitik beratkan pada Uji Darat (simulasi HILS, Wind Tunnel dan Captive Test) sebelum akhirnya dilakukan Flight Test. Serta peningkatan performance RKX-200 khususnya pada bagian Separasi, Booster dan Aktuator.


Pesawat Terbang

Akan dihasilkan beberapa optimasi subsistem pesawat N219 seperti High Lift Device dan Airfoil. Dalam program ini akan dihasilkan data uji terowongan angin dan data hasil simulasi numerik CFD untuk optimasi Advance High Lift device, Airfoil design dan winglet pesawat N219. Adapun validasi hasilnya akan dilakuka noleh NLR Belanda. Disamping kegiatan penelitian di atas, jika di tahun 2013 ini program N219 mendapatkan dukungan dana dari pemerintah untuk pembuatan prototipe, Lapan akan ikut berpartisipasi dalam pembuatan prototype pesawat N219 tersebut.


Pesawat Tanpa Awak

Akan dihasilkan sebuah pesawat tanpa awak dengan kemampuan membawa payload misi 10 Kg (LSU-03) yang mampu terbang secara autonomous dengan jarak jangkau 150 Km dan lama terbang 2 jam. Dalam program ini akan dilakukan pengembangan desain dan manufaktur LSU-03 dalam hal: Optimalisasi desain agar lebih aerodinamis dengan analisis, simulasi dan pengujian, optimalisasi perhitungan beban dan kekuatan struktur, serta optimalisasi pemilihan bahan. Beberapa prototype akan dibuat dan diuji terbang. Disamping itu akan dilakukan optimalisasi LSU-02 sehingga dapat11 mencapai jarak jangkau 150 km dan lama terbang 4 jam (pemecahan rekor MURI). Sedangkan aplikasi LSU ini akan diperluas pada bidang mitigasi bencana, pertanian, kehutaan, dan pertahanan.


Pesawat Ringan untuk Surveillance


Di tahun 2013 akan dihasilkan sebuah pesawat ringan dua penumpang berbasiskan S15 dengan modifikasi sistem surveillance untuk kebutuhan pemetaan dan pemantauan (LSA-01). Dalam program ini, akan di laksanakan training 6 orang engineer di Technische Universitat Berlin (TU Berlin) dan di Stemme (sebuah perusahaan UKM Jerman) untuk melakukan reverse engineering terhadap pesawat S15. Pembuatan prototype LSA-01 akan dilakukan di Jerman, sedangkan integrasi akhir akan dilakukan di Indonesia. Untuk menguji kinerja LSA-01 ini, pengujian terbang akan dilakukan di akhir tahun 2013. Dari program ini akan dihasilkan juga sebuah desain konsep pesawat ringan hybrid untuk pemantauan, yang merupakan kelanjutan dari pengembangan LSA-01. Disamping itu, beberapa engineer akan ikut serta dalam pengujian pesawat LSA unmanned yang tengah dikembangkan TU Berlin bekerjasama dengan Stemme.

(LAPAN)

3 komentar:

  1. Bagaimana membangun satelit pertahanan misalnya satelit tracking rudal2 balistik musuh, bahkan satelit cahaya anti rudal?

    BalasHapus
  2. Kenapa UAV gak jadi satu badan aja, mau BPPT atau LAPAN? Ntar DI ngikut juga.. Jangan semuanya bikin sendiri2, malah gak rampung rampung, protooooo mulu..

    BalasHapus
  3. Satelit sangat penting bagi negara Indonesia utk pemantauan gunung2 berapi di semua wilayah Indonesia, kalau ilmu peroketan sdh dikuasai dan kita dg mudah akan dpt memantau setiap gejolak2 gunung berapi di wilayah Indonesia shg korban manusia akan dikurangi

    BalasHapus