8 Desember 2009
Sejumlah personel Korps Marinir TNI Angkatan Laut dan Marinir Korea Selatanberada di dekat kendaraan tempur tank amfibi yang dihibahkan Pemerintah Korsel kepada Pemerintah Indonesia setibanya di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (7/12). Pemerintah Korsel menghibahkan tank amfibi LVT-7A1 sebanyak 10 unit bersama suku cadangnya. (photo : Antara)
Jakarta, Kompas - Sepuluh tank amfibi berjenis landing vehicle track-7A1 hibah dari Korea Selatan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin (7/12) pagi. Ke-10 tank yang saat ini berada di Pelabuhan Dermaga J ITC II itu akan menambah jajaran kendaraan tempur Marinir TNI AL.
Tank itu dibawa oleh kapal Rok Dokdo dengan rombongan yang dipimpin oleh RADN (setingkat brigadir jenderal) Choi Seung-kil yang didampingi oleh Captain Navy Shih Jung-ho. Rombongan yang telah berlayar sejak 13 November 2009 itu disambut oleh Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Alfan Baharudin. Upacara serah terima secara resmi akan diadakan Selasa ini.
Tank buatan Amerika Serikat tahun 1983 itu sama kelasnya dengan tank amfibi PT 76 dan tank amfibi BTR 50 yang sudah dimiliki Indonesia. Tank yang hingga kini masih digunakan Marinir Korea Selatan ini pernah digunakan dalam Perang Teluk 1 dan 2.
LVT-7A1 hibah dari Korea Selatan (photo : Antara)
Selain tank tempur ini, Pemerintah Korea Selatan yang telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Amerika Serikat juga menyertakan paket suku cadang. Tank tempur ini juga dilengkapi dengan senjata seperti pelontar granat. Sebelumnya, Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Departemen Pertahanan Erris Herryanto menyatakan, tank ini diharapkan bisa mengisi kekurangan alat utama sistem persenjataan yang selama ini menghadapi kendala anggaran (Kompas, 14/11).
Kendaraan tempur ini memiliki berat 22,8 ton, panjang 9,94 meter, lebar 3,27 meter, dan tinggi 3,26 meter. Dengan daya angkat 3 kru dan 21 personel, tank tempur ini bisa bergerak dengan kecepatan 64-72 km per jam di darat dan 9-13 km per jam di air.
Sempat Diperbaiki
LVT-7A1 ini pertama kali digunakan tahun 1972 dan sempat diperbaiki dan ditingkatkan kemampuannya pada 1982 dan 1984. Dibandingkan dengan PT 76 dan BTR 50 yang diproduksi Rusia tahun 1950-an, LVT-7A1 buatan AS ini memiliki kondisi yang jauh lebih baik. (EDN)
(Kompas)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar