15 Oktober 2013
Flying Boat Gever OS (photo : Liputan6)
Jakarta (ANTARA News) - Balitbang Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan Indonesia Maritime Institute (IMI) menandatangai kesepakatan bersama (MoU) pengembangan "Flying Boat" demi tercapainya pertahanan yang kuat.
"MoU tentang penelitian dan pengembangan "Flying Boat GEVER-OS" type khusus untuk kepentingan pertahanan aadalah sebuah inovasi baru agar bisa memberikan kontribusi bagi kepentingan pertahanan Indonesia," kata Direktur Eksekutif IMI, Y Paonganan, dalam peluncuran Flying Boat bertepatan HUT ke-3 IMI di Jakarta, Senin.
Paonganan mengatakan model "Flying Boat Gever-OS" yang merupakan semi prototype kendaraan alternatif yang diharapkan bisa bermanfaat bagi sebuah negara kepulauan.
Penandatangan MoU itu disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden RI Emil Salim, Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan Syarief Wijaya dan Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun dan KSAL Laksamana TNI Marsetio serta dewan pakar dan dewan pembina IMI.
Sementara itu, anggota Dewan Pakar IMI, Erid Rizki mengatakan, kapal (flying boat) tersebut dapat terbang dengan ketinggian 150 meter di atas permukaan laut. Kecepatannya pun cukup tinggi, bisa mencapai 400 km/jam.
"Flying boat dapat menempuh selama 3--4 jam dari Tanjung Priok ke Surabaya (Tanjung Perak), namun jangan lupa mampir di Tegal untuk isi bensin," ujar Erid.
Komponen perahu terbang ini berasal dari dalam negeri sebanyak 35 persen, sisanya mesin dari luar negeri. Bobot penuh dengan para penumpang maksimal 900 kilogram dan bahan bakar menggunakan Pertamax.
Rencananya, perahu terbang ini akan diluncurkan kembali pada bulan April 2014.
Dalam penawaran yang dilakukan IMI, tentang peminat Flying Boat, maka salah satu peserta seminar, langsung angkat tangan, yaitu pengusaha bernama Budiyanto A. Ganidia langsung memesan kapal terbang seharga Rp1,5 miliar ini.
Menurut Budiyanto, selain untuk keperluan kantor, Flying Boat itu ini juga untuk jalan-jalan. "Saya akan gunakan untuk jalan-jalan," ujarnya sambil tertawa saat ditanya oleh pembawa acara.
(Antara)
See Also :
Flying Boat Indonesia Lebih Murah Dibanding Korea
Aron7-M50 pesawat amfibi Korea untuk penggunaan militer (photo : advanced technology korea)
Jurnas.com | KESUKSESAN Indonesia Maritim Institute (IMI) dalam menciptakan model contoh (prototype) perahu terbang pertama di Indonesia mendapatkan apresiasi tinggi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Hasil karya yang diberi nama Flying Boat Gever-OS tersebut dianggap sebagai modal berharga bagi Indonesia untuk berkembang lebih jauh sebagai negara maritim yang disegani di level internasional.
“Kita harus mendukung penuh setiap upaya pengembangan kelautan yang ada. Tidak boleh berpikir layak atau tidak. Termasuk juga untuk hasil karya (perahu terbang) ini. Semuanya demi perkembangan Indonesia juga. Bayangkan saja, sekarang sudah berapa puluh juta motor dan mobil ada di sini (Indonesia), tapi tidak ada satu pun merek dari Indonesia. Sedangkan di saat yang sama kita harus mengakui keunggulan Malaysia yang mampu mengembangkan mobil nasional bermerek Proton,” ujar Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (KP3K) KKP, Sudirman Saad, di Jakarta, Senin (14/10).
Dalam pandangan KKP, menurut Sudirman, langkah pengembangan flying boat harus didorong dan didukung penuh oleh semua pihak agar benar-benar sampai dalam tahap produksi dengan baik dan sesuai harapan. Terutama, dikatakan Sudirman, karya flying boat tersebut merupakan salah satu inisiatif yang bagus untuk penguatan sistem angkutan transportasi laut di Indonesia ke depan. “Selama ini kami (KKP) terus berusaha memberikan dorongan bagi perusahaan yang berinisiatif memproduksi flying boat ini. Saat ini tinggal menunggu proses sertifikasi dari Kementerian Perhubungan agar perahu terbang bisa benar-benar dibuat dan diproduksi,” tutur Sudirman.
Berdasarkan catatan KKP, dengan biaya produksi yang ada, harga flying buat buatan Indonesia tersebut diperkirakan sekitar Rp1,5 miliar. Kisaran harga tersebut jauh lebih murah dibanding produk serupa buatan negara lain. Misalnya saja, produk flying boat buatan Korea saat ini dibanderol dengan harga Rp15 miliar atau 15 kali lebih mahal dibanding buatan Indonesia. Dengan harga yang lebih terjangkau, produk hasil karya IMI tersebut diharapkan lebih bisa diterima pasar dan banyak diminati oleh pihak-pihak yang membutuhkannya.
(Jurnas)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar