23 Maret 2025

Wamenhan Terima Kunjungan Menteri DAPA Korsel, Pererat Kerja Sama Pertahanan dan Industri Penerbangan

23 Maret 2025

Pesawat latih dasar KT-1B TNI AU (photo: TNI AU)

Jakarta – Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Wamenhan RI) Donny Ermawan Taufanto, mewakili Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin, menerima kunjungan Menteri Defense Acquisitions Program Administration (DAPA) Korea Selatan (Korsel) H.E. Mr. Seok Jong-Gun di Kemhan RI, Jumat (21/03/25). Pertemuan ini membahas berbagai aspek kerja sama pertahanan dan industri penerbangan antara kedua negara, yang telah terjalin dengan erat selama bertahun-tahun.

Dalam pertemuan tersebut, Wamenhan RI menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang telah berjalan, termasuk penggunaan pesawat tempur dan latih buatan Korea Selatan seperti T-50 dan KT-1 oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU). Pesawat-pesawat ini telah menunjukkan performa yang sangat baik, termasuk dalam operasional tim aerobatik Jupiter TNI AU. Wamenhan RI juga menegaskan bahwa kerja sama ini tidak hanya terbatas pada pembelian alutsista, tetapi juga mencakup peningkatan kapasitas dan kemampuan industri pertahanan Indonesia.

“Kerja sama Indonesia dan Korea Selatan tidak hanya sebatas jual beli, tetapi juga peningkatan kapasitas dan kemampuan dalam industri penerbangan. Kami sangat menghargai kontribusi Korea Selatan dalam pengembangan alutsista TNI, termasuk pesawat tempur ringan T-50 yang telah terintegrasi dengan baik sejak 2014,” ujar Wamenhan RI.

Pesawat latih tempur T-50i TNI AU (photo: Angkasa Revew)

Menteri DAPA Korea Selatan, dalam kunjungannya, menyampaikan terima kasih atas sambutan hangat dari pemerintah dan masyarakat Indonesia. Ia menegaskan bahwa hubungan kedua negara tidak hanya bersifat transaksional, tetapi juga melibatkan kontribusi bersama untuk kemajuan industri pertahanan.

“Saya datang ke Jakarta dengan membawa tanggung jawab untuk memperkuat kerja sama antara Korea Selatan dan Indonesia. Kami melihat Indonesia sebagai mitra strategis yang penting,” ujarnya.

Salah satu topik utama dalam pertemuan ini adalah proyek pengembangan pesawat tempur KF-21/IFX, yang merupakan kerja sama strategis antara Indonesia dan Korea Selatan. Kedua pihak juga membahas kerja sama di bidang lain, termasuk perawatan dan produksi pesawat KT-1 serta helikopter. PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Korea Aerospace Industries (KAI) telah menjalin kerja sama yang erat, dan kedua belah pihak berkomitmen untuk memperluas kolaborasi ini.

Pesawat tempur KF-21 Boramae (photo: TNI AU)

Menteri DAPA juga menyampaikan rencana partisipasi Korea Selatan dalam pameran pertahanan Indo Defense 2024 di Indonesia, serta mengundang delegasi Indonesia untuk menghadiri pameran Aerospace & Defense Exhibition (ADEX) di Korea Selatan pada Oktober mendatang.

Pertemuan ini menegaskan kembali komitmen kedua negara untuk mempererat kerja sama di bidang pertahanan dan industri penerbangan. Wamenhan RI menyampaikan apresiasi atas upaya Korea Selatan dalam menyelesaikan berbagai tantangan yang dihadapi dan berharap kerja sama ini dapat terus berkembang untuk kepentingan kedua negara.

Turut hadir dalam pertemuan ini Dirjen Renhan Kemhan, Dirjen Pothan Kemhan, Sesbalitbang Kemhan, Kapusalpalhan Baranahan Kemhan, dan Karo Hukum Setjen Kemhan, serta Dirut PT DI.

Navantia Australia Signs Landmark Designer Support Contract to Support RAN Fleet

23 Maret 2025

Hobart class destroyers (DDG) (photo: Aus DoD)

Navantia Australia has been awarded the Designer Support Contract to provide comprehensive design and engineering support to all Navantia-designed ships in service with the Royal Australian Navy. This landmark contract marks a significant milestone for Navantia Australia, as it is the company’s first contract held directly with the Commonwealth of Australia (CoA), underscoring its commitment to innovation and excellence in the maritime industry.

The Designer Support Contractor (DSC) for the Hobart Class Destroyers (DDGs), Canberra Class Landing Helicopter Docks (LHDs), LHD Landing Craft (LLCs), and Supply Class Auxiliary Oiler Replenishment Vessels (AORs) follows a Request for Tender and extensive negotiation process with the Department of Defence.

A signing ceremony was held today at Fleet Headquarters in Sydney attended by Commander Australian Fleet, Rear Admiral Chris Smith, AM, CSM, Head Maritime Sustainment, Rear Admiral Steve Tiffen, AM, CSM, Director General Major Surface Ships, Commodore Brad Smith, CSC, Navantia Australia’s Managing Director, Israel Lozano, Chief Operations Officer, Jamie Gibbs, and DSC Program Director, Julio Pinilla.

Supply class Auxiliary Oiler Replenishment Vessels (AORs) (photo: Aus DoD)

In recognition of the significance of the contract with the Commonwealth and Navantia Australia, Navantia’s Chairman, Mr Ricardo Dominguez Garcia-Baquero, Navantia Spain’s Chief Operations Officer Gonzalo Mateo-Guerrero, and Navantia’s Chairman advisor and Chief of Staff, Vice Admiral (Ret’d) Javier Romero also attended the ceremony.

“This contract is the result of our experience in lifecycle support and the commitment of Navantia Australia with the Commonwealth of Australia”, said Navantia’s Chairman, Mr Dominguez.

Navantia Australia’s managing director, Mr Israel Lozano said this engagement builds upon the Strategic Agreement Principles document signed between the Royal Australian Navy, Capability Acquisition and Sustainment Group (CASG), Navantia, and Navantia Australia, which designated Navantia Australia as the Platform Design Agent for all Navantia-designed vessels.

Canberra Class Landing Helicopter Docks (LHDs) (photo: Navantia)

“The DSC provides end-to-end change management and engineering services to the assets incorporated in the contract, providing Navantia Australia the platform to partner with the CoA and explore greater, innovative solutions for sustainment and asset management. The DSC scope amalgamates Navantia Australia’s extant Support Services contracts for the Royal Australian Navy’s DDGs, LHDs, LLCs, and AORs, as well as the Platform System Designer Deed into the one contractual arrangement.”

Mr Mateo-Guererro, Chief Operations Officer of Navantia Spain said “the DSC will be a vital component to the success of the new Maritime Sustainment Model as Navantia Australia’s deep product knowledge and baseline management will facilitate design integrity throughout sustainment and continuous improvement activities.

This, combined with the capability to collaborate and effectively communicate within the Enterprise environment will contribute to ensure the Navy’s fleet is assured of seaworthiness, availability of assets, and reduced cost through life.”

LHD Landing Craft (LLCs) (photo: Marinejetpower)

Appointing Navantia Australia as the single DSC entity for the incorporated assets provides the CoA the opportunity to implement cross-platform efficiencies, including in Supply Chain support and the enabling of sovereign innovation opportunities.

Navantia Australia’s Chief Operations Officer, Mr Jamie Gibbs, said the CoA’s decision to select Navantia Australia was exciting news for the company. “The DSC is the largest single contract Navantia Australia has signed in our 13 years of operation. It provides our workforce and the industry at large with long-term stability and enables us to continue growing our local footprint, keeping more engineering jobs in-country.”

Navantia Australia's team (photo: Navantia)

The DSC framework and term provides Navantia Australia the opportunity to continue to invest in building sovereign engineering capabilities by expanding training pathways and fostering collaborations with academia and industry to equip the future maritime and Defence workforce. Navantia Australia is dedicated to enhancing Australia’s sovereign engineering capabilities through the DSC framework and looks forward to continuing its strong partnership with the CoA over the coming years.

Indonesia dan Belarusia Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Pertahanan

23 Maret 2025

Indonesia melakukan perawatan berat pesawat tempur Sukhoi Su-27/30 di Belarusia (photo: Topwar)

Menhan Sjafrie Menerima Kunjungan Dubes Belarus, Perkuat Kerja Sama Pertahanan

Jakarta – Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin menerima kunjungan kehormatan Duta Besar (Dubes) Belarus untuk Indonesia H.E. Dr. Raman Ramanouski, di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Rabu (12/03/25).

Pertemuan kedua negara ini merupakan upaya untuk memperkuat kerja sama pertahanan, termasuk modernisasi alutsista, transfer teknologi, dan pelatihan 100 personel TNI di Belarus.

Melalui perjanjian yang telah diratifikasi, kedua negara berkomitmen memperdalam kolaborasi strategis, mulai dari pengembangan UAV, pemeliharaan pesawat Sukhoi, hingga produksi rudal dan amunisi. 

Malaysia Meterai Kontrak Perolehan Multi Purpose Mission Ship (MPMS)

23 Maret 2025

Penanda-tanganan perolehan MPMS untuk Maritim Malaysia dengan Desan shipyard Turkiye (photos: APMM)

Kapal MPMS Buatan Turkiye Bakal Jadi Aset Baharu Negara

ISTANBUL – Malaysia terus memperkukuh keselamatan perairan negara dengan termeterainya perjanjian perolehan Multi Purpose Mission Ship (MPMS) untuk Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (Maritim Malaysia).

Majlis menandatangani Surat Setuju Terima (SST) bagi perolehan kapal ini berlangsung di Desan Shipyard, Turkiye semalam, selaras dengan usaha meningkatkan keupayaan operasi Maritim Malaysia dalam memastikan keselamatan maritim negara, khususnya di Laut China Selatan.

Ketua Setiausaha Kementerian Dalam Negeri (KDN), Datuk Awang Alik bin Jeman berkata, perolehan kapal bernilai USD68.8 juta ini adalah langkah strategik dalam memperkukuh keselamatan perairan negara, selain mencerminkan hubungan erat Malaysia dan Turkiye dalam sektor pertahanan dan industri pembinaan kapal.

“Kapal MPMS ini akan menjadi aset penting dalam mempertingkatkan keupayaan penguatkuasaan Maritim Malaysia.


“Kerjasama ini membuktikan komitmen kedua-dua negara dalam menangani ancaman keselamatan maritim yang semakin kompleks, termasuk pencerobohan vesel asing dan aktiviti jenayah rentas sempadan,” katanya.

Sementara itu, Ketua Pengarah Maritim Malaysia, Laksamana Maritim Datuk Haji Mohd Rosli bin Abdullah menjelaskan, kapal ini dilengkapi dengan teknologi canggih dan sistem operasi moden yang mampu meningkatkan keberkesanan kawalan perairan negara.

“Kapal sepanjang 99 meter ini boleh beroperasi selama 30 hari tanpa henti dan mampu membawa 70 kru serta 30 penumpang. 

“Ia juga dilengkapi dengan empat bot pemintas pantas (FIC), dua dron udara tanpa pemandu (UAV), dek pendaratan helikopter, fasiliti perubatan serta pusat tahanan,” katanya.

Kapal MPMS panjang 99m (photo: News at Sea)

Beliau menambah, apabila kapal ini siap dibina, ia akan memberi tumpuan kepada pengawasan di Laut China Selatan, terutama dalam menangani pencerobohan vesel asing, aktiviti penangkapan ikan haram, penyeludupan dan pemerdagangan manusia.

Terdahulu, majlis pemeteraian perjanjian ini adalah sebahagian daripada rentetan sesi pertukaran dokumen rasmi yang disaksikan oleh Perdana Menteri Malaysia, YAB Datuk Seri Anwar Ibrahim dan Presiden Turkiye, TYT Recep Tayyip Erdoğan ketika lawatan rasmi pemimpin Turkiye itu ke Malaysia pada 11 Februari lalu.

Selain majlis menandatangani SST ini, delegasi Malaysia turut mengadakan lawatan ke ibu pejabat dan limbungan selenggara Desan Shipyard, bagi melihat keupayaan dan kemampuan syarikat berkenaan dalam pembinaan kapal.

Dengan perolehan MPMS ini, Maritim Malaysia yakin dapat meningkatkan kecekapan operasi, sekali gus memperkukuh kawalan keselamatan perairan negara bagi memastikan kedaulatan maritim Malaysia terus terpelihara.

22 Maret 2025

Kanada Berencana Membeli Sistem Over-The-Horizon (OTH) Radar yang Dikembangkan Australia

22 Maret 2025

Jindalee Operational Radar Network (JORN) adalah jaringan radar luar cakrawala (over the horizon radar) yang mampu memonitor pergerakan udara dan laut di wilayah seluas 37.000 km2. Jangkauan resminya mencapai 3.000 km (photos: Aus DoD)

Perdana Menteri Kanada telah mengumumkan niatnya untuk membeli sistem radar over-the-horizon (OTH) jarak jauh yang dikembangkan Australia untuk memperkuat pertahanan wilayah utara Kanada yang luas.

Pengumuman tersebut muncul setelah panggilan telepon pada Selasa malam (18 Maret) antara Mark Carney – yang dilantik untuk menggantikan Justin Trudeau minggu lalu – dan mitranya dari Australia Anthony Albanese.

Setelah panggilan telepon tersebut, Tn. Carney terbang ke Iqaluit di wilayah Arktik Nunavut yang terpencil di Kanada, tempat ia mengumumkan sejumlah tujuan ekonomi, energi, dan infrastruktur untuk wilayah tersebut dan niatnya untuk membeli sistem tersebut.

Sistem tersebut akan menjadi pengembangan dari Jaringan Radar Over-the-horizon (JORN) Jindalee Australia, sistem pengawasan wilayah luas canggih yang dapat melihat jauh ke utara benua Australia. JORN dikembangkan pada tahun 1980-an, dan saat ini sedang menjalani peningkatan besar-besaran yang dipimpin oleh BAE Systems Australia.


Sistem ini bekerja dengan memantulkan gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi dari ionosfer untuk menemukan objek udara dan maritim yang berjarak lebih dari 3000 kilometer. Objek-objek ini biasanya tidak terlihat oleh radar berbasis darat karena kelengkungan Bumi.

Australia memiliki tiga antena atau susunan untuk sistem JORN-nya – di Laverton di Australia Barat, dekat Alice Springs di NT, dan di Longreach di Queensland – dan sinyal dari susunan ini dikumpulkan oleh Angkatan Udara Kerajaan Australia di Pusat Pengawasan Ruang Perang di Edinburgh di Australia Selatan.

Meskipun jangkauan pasti JORN diklasifikasikan, dan sering kali bergantung pada kondisi atmosfer, laporan anekdotal menunjukkan pesawat dan kapal dapat terlihat pada sistem tersebut sejauh utara pantai Vietnam dan ke Laut Cina Selatan dalam kondisi optimal.

Sistem ini tidak mampu menghasilkan jejak berkualitas penargetan objek-objek ini, tetapi dirancang sebagai sistem 'tripwire' yang mampu memberi isyarat kepada pesawat atau kapal dengan sensor fidelitas lebih tinggi ke objek atau area yang diminati.


Kontrak ekspor pertahanan terbesar Australia
Seperti halnya wilayah utara Australia yang jarang penduduknya dan wilayah utara yang luas, Kanada memiliki kepentingan geostrategis yang kompleks serupa dalam melindungi wilayah pesisirnya di atas Kutub Utara, Greenland, dan Alaska.

“Hari ini saya mengumumkan bahwa pemerintah kami akan bekerja sama dengan mitra pertahanan dan keamanan lama kami, Australia, untuk membangun sistem radar militer baru yang dapat menjangkau seluruh wilayah,” kata Perdana Menteri Carney di Iqaluit.

“[Sistem ini] akan memungkinkan Kanada untuk mendeteksi dan menanggapi ancaman udara dan laut di wilayah Arktik kami, baik dengan lebih cepat maupun dari jarak yang jauh. Sistem ini pada dasarnya akan menjaga keamanan semua warga Kanada.

“Kanada adalah, dan akan selamanya menjadi, negara Arktik, dan kami tidak boleh menganggap enteng kedaulatan dan keamanan kami di wilayah tersebut,” tambahnya.

“Pemerintah kami akan memperkuat keamanan Kanada di wilayah Arktik, memperkuat kemitraan dengan sekutu terdekat kami, memanfaatkan potensi ekonomi wilayah utara, dan menegaskan kembali rekonsiliasi dengan masyarakat Pribumi. Kanada akan tetap menjadi negara yang kuat, aman, dan berdaulat.”


Pengumuman ini muncul di tengah seruan dari Presiden AS yang baru Donald Trump agar negara-negara NATO dan sekutu AS lainnya meningkatkan anggaran pertahanan mereka, dan ancaman dari Trump tentang keinginannya untuk mencaplok Kanada sebagai "negara bagian ke-51" AS.

Jika penjualan tersebut berlanjut, Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan kesepakatan senilai $6,5 miliar itu akan menjadi yang terbesar dalam sejarah Australia.

"Apa yang kami lihat adalah pernyataan yang sangat positif dari Perdana Menteri Kanada mengenai teknologi Radar Over the Horizon yang telah dikembangkan di Australia," katanya kepada ABC News Breakfast pagi ini (19 Maret).

"[Ini] adalah teknologi luar biasa yang sedang dikaji Kanada dan digarap bersama Australia untuk melihat apakah mereka dapat menerapkannya sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri. Dan itu benar-benar akan mendukung keamanan seluruh Amerika Utara, termasuk Amerika Serikat.

"Ada sedikit hal yang harus dilakukan, tetapi prospeknya di sini adalah potensi ekspor industri pertahanan terbesar yang pernah diikuti Australia."

Tank PT-76 Masih Operasional di Vietnam

22 Maret 2025

Tank ringan amfibi PT-76 milik Tentara Rakyat Vietnam keluar dari kolam setelah menyelesaikan uji kedap air (photo: Ann Quann)

Banyaknya danau dan kantong air di Vietnam serta seringnya hujan deras di Vietnam membuat tank amfibi ringan PT-76 tetap aktif bertugas meskipun usianya sudah tua.

Setelah Perang Dunia II hampir 25 tahun negeri ini mengalami peperangan. Yang pertama adalah Perang Vietnam antara Vietnam Utara-Vietnam Selatan (1955-1975), yang kedua Perang Kamboja-Vietnam (1978-1979) dan yang terakhir Perang China-Vietnam (1979). Pelajaran dari perang panjang ini membuat Angkatan Darat Vietnam mempunyai inventori peralatan perang yang banyak dan sewaktu-waktu siap diaktifkan lagi.

Tank ringan amfibi PT-76 milik Tentara Rakyat Vietnam tengah menjalani uji kedap air (photo: Ann Quann)

Sebagaimana diketahui Vietnam memiliki jumlah tank tempur tertinggi di Asia Tenggara, yaitu lebih dari 2.000 unit. Menurut Military Balance 2023 yang dikutip juga oleh Wikipedia jumlah tank ringan PT-76 yang dimiliki Vietnam adalah 300 unit. Sebagian besar tank ada dalam inventori dan sewaktu-waktu siap diaktifkan kembali. Namun tidak ada yang tahu berapa sebenarnya tank PT-76 Angkatan Darat Vietnam yang ada dalam status 'combat ready'.

Berbeda dengan Indonesia dimana PT-76 dioperasikan oleh Korps Marinir, PT-76 Vietnam dioperasikan oleh Angakatan Darat, dan kadang-kadang masih terlihat dalam latihan. Namun harus diakui bahwa yang sering digunakan dalam latihan adalah tank T-54/T-55 dan kini T-90S. Jangan lupa juga bahwa Vietnam masih memiliki tank T-62, T-63 bahkan T-34 buatan tahun 1940-an hingga 1950-an juga masih digunakan untuk latihan.

Kompi tank PT-76 milik Angkatan Darat berlatih berenang, tank ini ada campuran varian awal dan akhir (photo: Ann Quann)

Sebagai tank amfibi PT-76 milik Tentara Rakyat Vietnam diklaim masih dapat mencapai kecepatan tertinggi 10,2 km/jam dan jangkauan maksimum 100 km di dalam air.

Tank ini juga secara periodik menjalani uji kedap air. Jika semuanya tampak baik, tank itu akan siap untuk digunakan. Di sisi lain, jika terjadi kebocoran dan air masuk ke bodi tank, maka tank akan dikirim ke depot perawatan.

Sathar 15 Depohar 10 Sukses Laksanakan Banharlap C-130H A-1315 di Lanud YKU Timika

22 Maret 2025

Bantuan pemeliharaan lapangan Sathar 15 ke lanud Yohanis Kapiyau, Timika, Papua (all photos: Sathar 15)
 
Pelepasan anggota Sathar 15 yang akan melaksanakan Banharlap
Komandan Depo Pemeliharaan 10, Kolonel Tek Ruhimat S.T., M.M. ikut serta melepas anggota Sathar 15 yang akan melaksanakan misi Banharlap pesawat C-130 norek A-1315 di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika.


Dalam kegiatan yang di langsungkan di lapangan apron Sathar 15 tersebut, tidak lupa juga di hadiri langsung oleh Komandan Satuan Pemeliharaan 15, Letkol Tek Chrisnha Cakti Samiaji, S.Pd., M.Pd.

Seperti yang kita ketahui, Sathar 15, mengirimkan beberapa perwakilan personel ke Lanud Yohanis Kapiyau, Timika Guna melaksanakan Bantuan Pemeliharaan Lapangan (Banharlap), R/H Baffle Assmbly Skin, Frame Wing Trailing Edge dan R/H Outer Stiffener Flap Station FS 28 pada pesawat C-130 Hercules noreg A-1315.


Dari agenda tersebut menandakan, bahwa Personil Sathar 15 tidak hanya terampil dalam bidang pemeliharaan pesawat C-130 Hercules, tapi juga di tuntut selalu siap sediaan dan berdedikasi yang tinggi untuk tugas dimanapun berada. Menandakan bahwa personil Sathar 15 adalah "teknisi tangguh tangan kuat kebanggan negara". Seperti kutipan lagu teknisi tangguh yang menjadi gambaran dan simbolis Satuan Pemeliharaan 15.


Bantuan Pemeliharaan Lapangan (Banharlap) itu sendiri adalah Pemeliharaan yang berdasarkan permintaan dari satuan oprasional pesawat C-130 Hercules, akibat keterbatasan kemampuan pemeliharaan satuan oprasional.

Mission Accomplished
Komandan Satuan Pemeliharaan 15, Letkol Tek Chrisnha Cakti Samiaji, S.Pd., M.Pd. turut menyambut kedatangan awak Crew pesawat C-130 Hercules noreg. A-1315 dan Anggota Sathar 15 yang telah selesai melaksanakan misi Banharlap pesawat C-130 norek A-1315 di Lanud Yohanis Kapiyau, Timika.


Seperti yang kita ketahui bersama, sebelumnya Sathar 15 mengirimkan beberapa perwakilan personel ke Lanud Yohanis Kapiyau, Timika. guna melaksanakan Bantuan Pemeliharaan Lapangan (Banharlap), R/H Baffle Assembly Skin, Frame Wing Trailing Edge dan R/H Outer Stiffener Flap Station FS 28 pada pesawat C-130 Hercules noreg A-1315, terhitung sejak tanggal 11 Februari 2025 dan telah selesai dan sukses dilaksanakan sampai dengan tiba di Sathar 15 pada 20 Februari 2025.


Dengan sukses nya misi tersebut, mempertegas bahwa Teknisi Tangguh Sathar 15 tidak hanya terampil dalam bidang pemeliharaan pesawat C-130 Hercules, tapi juga memiliki mentalitas, integritas dan dedikasi yang tinggi dalam pemeliharaan pesawat C-130 Hercules dimanapun berada.