06 November 2024

MBDA Unveils Sub-launched SM-40 Exocet at Euronaval 2024

06 November 2024

Sub-launced SM-40 Exocet (image: MBDA)

Exocet SM40: a new game changer in the Exocet family for mastery of the seas

At Euronaval, MBDA is showcasing the newest generation of its world-renowned family of Exocet anti-ship missiles, continuously evolving to meet modern naval requirements and to ensure current and future maritime superiority. MBDA presents for the first time a brand new submarine-launched missile for anti-ship and surface warfare, the Exocet SM40. With this new missile, MBDA builds on its expertise to remain the sole European player to provide a unique sovereign capability for submarines, with no equivalent on the market.

The ability to successfully fire an anti-ship missile at any time of day or night, and in all weathers, and whatever the Electronic Warfare conditions, has always been vital. In addition, the capability of surface ships to detect a submarine has increased a lot over the years due to technological improvements, leading to a new generation of anti-ship missiles.

The Exocet SM40 features two main changes – when compared to the Exocet SM39 – to meet the new challenges of modern naval warfare, while maintaining the operational advantages that contributed to the success of SM39, such as the ability to fire at extreme depths or from brown water.

MBDA claims that SM40 will achieve a range of 120 km, which is double that of its SM-39 as predecessor (image: Jane's)

Building on a successful spiral evolution, the Exocet SM40 integrates the latest technologies developed for the Exocet MM40 B3C, including a new coherent J-band RF seeker and associated missile algorithms developed for high-intensity context. The Exocet SM40 will benefit from a renewed capability to discriminate and identify targets in a complex and highly demanding electronic warfare environment.

It also features a doubled range in the class of 120 km with a new propulsion system with a turbojet engine to regain the stand-off distance in anti-submarine warfare. These new capabilities are essential to ensure submarine self-protection against all kinds of modern and future threats and defeat highly defended vessels. To secure a fast time to market and minimize integration work, Exocet SM40 uses the same unrivalled launch envelope (propelled and guided underwater vehicle) as the Exocet SM39. MBDA is providing Naval Group submarines with game-changing capability for the next decade based on a well-proven solution for customers. With this new missile, Exocet remains Navies’ life insurance at sea, whenever, wherever and in any weather conditions.

Tuntas Misi di Negara Fiji, Satgas Port Visit 2024 Dilepas Dubes RI dan Kas Koarmada III Menuju Vanuatu

06 November 2024

KRI WSH 991 direncanakan tiba di Vanuatu pada tanggal 8 November 2024 (image: GoogleMaps)

TNI AL/Koarmada III -- Usai melaksanakan misi kemanusiaan dan perdamaian di Negara Fiji, Satuan Tugas (Satgas) Port Visit 2024 dilepas oleh Duta Besar (Dubes RI) untuk Fiji Dupito D. Simamora bersama dengan Kepala Staf (Kas) Koarmada III Laksamana Pertama TNI Singgih Sugiarto, S.T., M.Si., menuju etape berikutnya yaitu negara Vanuatu di Nort Kings Wharf, Suva, Fiji pada Selasa pagi waktu setempat. (5/11/24).


Turut hadir dan melepas Satgas, Athan RI Kolonel Arh Dedy Rahmanto, Paban II Ops. Sopsal Kolonel Laut (P) Andri Kristianto, M. Han., dan Komandan Satuan Kapal Eskorta (Dansatkor) Koarmada III Kolonel Laut (P) Binsar Alfret Syaiful Sitorus, S.E., serta para Staf KBRI Fiji dan masyarakat Fiji lainya.

Menteri Pertahanan, Duta Kuwait Adakan Perbincangan Susulan Tentang Hasrat Malaysia Beli Pesawat Tempur

06 November 2024

Pesawat FA-18C/D Legacy Hornet Kuwaiti Air Force (photo: Military Balance)

Hari Senin Menteri Pertahanan Khaled Nordin telah mengadakan pertemuan dengan Duta Kuwait ke Malaysia, TYT Rashed M R Al-Saleh. Pertemuan ini adalah susulan daripada lawatan kerja rasmi Menteri Pertahanan Malaysia ke Kuwait pada awal Oktober yang lalu.

Semasa di Kuwait, Khaled Nordin telah mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri dan Timbalan Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan dan Menteri Dalam Negeri negara tersebut.

Pertemuan Menteri Pertahanan Malaysia dan Duta Kuwait (photo: Mal MoD)

Khaled Nordin turut mengadakan lawatan ke Pangkalan Udara Ahmad Al-Jaber yang menempatkan skuadron yang bertanggungjawab mengendalikan pesawat tempur jenis F/A-18C/D Legacy Hornet milik Tentera Udara Kuwait (KAF).

Pertemuan bersama Duta Kuwait itu tadi merupakan perbincangan susulan berkenaan hasrat Malaysia memperoleh pesawat tempur milik KAF yang disasarkan berupaya meningkatkan keupayaan dan kesiagaan ketumbukan TUDM kita.

(Mal MoD)

Ini Program PT Pindad Bersama FNSS tentang Kaplan APC

06 November 2024

Kaplan APC pada pameran SAHA Expo 2024 di Istanbul, Turkiye (photos: EDR Magz)

PT Pindad dan FNSS Turkiye Akan Luncurkan Ranpur Angkut Personel “Kaplan”

MYLESAT.COM – Pabrikan kendaraan lapis baja Turkiye, FNSS Defence Systems, telah meluncurkan kendaraan angkut personel lapis baja (APC) hasil kolaborasi dengan PT Pindad Indonesia. Ranpur terbaru ini sebagai kelanjutan kerja sama sebelumnya membuat tank ukuran menengah Harimau untuk TNI AD.

Pejabat FNSS memperkenalkan desain konseptual kendaraan angkut pasukan yang diberi nama “Kaplan” itu pada pameran senjata Saha Expo di Istanbul, Turkiye pada akhir Oktober 2024.

Produksi Kaplan direncanakan dimulai pada 2025, dengan unit pertama diproduksi di fasilitas FNSS di Turkiye. Sedangkan unit kedua di Indonesia di fasilitas PT Pindad. Pengiriman diperkirakan akan dilakukan pada akhir 2026, dengan waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik TNI Angkatan Darat.

FNSS dan PT Pindad akan melakukan uji kualifikasi di negara masing-masing untuk memastikan standar performa dan kualitas.

Ranpur tercepat di kelasnya

Dirancang untuk operasi di segala medan dan cuaca, Kaplan akan dilengkapi sistem suspensi canggih untuk mengurangi getaran di dalam kendaraan dan meningkatkan traksi. Ranpur ini akan mendukung infrastruktur elektronik dengan arsitektur terbuka, yang memungkinkan integrasi teknologi baru.

Kaplan memiliki kapasitas untuk 13 penumpang, termasuk tiga awak yang terdiri dari pengemudi, penembak, dan komandan.

Dalam upacara peluncuran ini, CEO FNSS Nail Kurt mengatakan bahwa kendaraan ini akan menjadi salah satu yang tercepat di kelasnya, dengan kecepatan maksimal lebih dari 70 kilometer per jam.

Untuk meningkatkan keselamatan awak, ranpur akan dilengkapi sistem pemadam api otomatis, sistem pertahanan CBRN, dan kontrol iklim, semuanya dalam lingkungan internal yang tertutup.

Dalam hal persenjataan, desain modular akan memungkinkan integrasi sistem turet berawak atau tanpa awak, dengan kemampuan adopsi berbagai kaliber, termasuk 30mm dan 35mm  serta mortir 120mm dan rudal antitank berpemandu.

(MyLesat)

05 November 2024

Potret Pesawat NC212i Buatan PT DI, Jagoan Landasan Pendek

05 November 2024

Pesawat NC212i TNI AU (photo: Skadron Udara 4)

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Dirgantara Indonesia (PT DI) kembali mengirimkan unit ke-6 pesawat NC212i untuk TNI Angkatan Udara (AU) pada hari ini, Senin (28/10/2024). 

Pesawat buatan anak bangsa ini diklaim laris di pasaran nasional maupun internasional. 

"NC212i merupakan salah satu pesawat yang paling dicari di pasaran berkat desainnya yang multi fungsi, hemat biaya operasional, dan capability-nya dalam lepas landas serta mendarat di landasan pendek," kata Direktur Keuangan, Manajemen Risiko dan SDM PT DI, Megy Sismandany, dalam keterangannya, Senin. 

Megy mengatakan bahwa PT DI telah memproduksi sebanyak 124 unit pesawat NC212 series. 

Menurutnya, semua pesawat tersebut tidak hanya dioperasikan oleh pelanggan di Indonesia, melainkan juga dari beberapa negara di dunia. 

"Keberhasilan PT DI dalam mengekspor pesawat ini ke berbagai negara adalah bukti nyata bahwa produk dalam negeri mampu bersaing di pasar global," ujar Megy. 

Selain itu, ia menegaskan bahwa penyerahan pesawat NC212i yang ke-6 ini merupakan salah satu bentuk kontribusi PT DI dalam mendukung pemerintah untuk meningkatkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri. 

Lantas seperti apa spesifikasi dan kelebihan pesawat NC212i buatan PT DI?

Lima bilah baling-baling buatan MT Propeller, Jerman (photo: Raz M)

Baling-baling baru buatan Jerman 
Dalam keterangan PT DI, NC212i sudah dilengkapi dengan baling-baling baru buatan MT Propeller, Jerman, yakni MTV-27 yang telah disertifikasi oleh European Aviation Safety Agency (EASA). 

“Untuk kelebihan dari MT Propeller yang dirasakan sekarang suara atau kebisingan lebih rendah, kemudian pada saat melaksanakan single engine di atas, untuk start nya tidak ada hentakan,” jelas pilot in command ferry atau pilot pengirim, Mayor Pnb Syamsu Alam, dalam keterangan PT DI. 

Mesin rendah bising 
Menurut Mayor Syamsu, baling-baling MTV-27 sepadan dengan mesin terpasang, yaitu Honeywell TPE331, yang memberikan kinerja optimal dengan tingkat kebisingan dan getaran yang rendah selama operasi. 

Ia pun berharap, ke depannya akan lebih banyak pesawat buatan PT DI yang diserahkan, tentunya dengan kemampuan yang semakin baik. 

Elephant walk NC212i TNI AU (photo: Skadron Udara 4)

“Semoga ini menjadi sebuah momentum, sehingga kedepan kita bisa kembali mengambil atau men-delivery pesawat-pesawat PTDI yang baru dengan situasi yang semakin baik," ungkap Mayor Syamsu. 

"Tentunya pesawat yang terbaru ini akan menjadi salah satu kekuatan sebagai Alutsista di Skadron 4. Dari 9 pesawat (dipesan), telah ter-delivery 6 pesawat atau sekitar 60 persen, kami harapkan dalam waktu dekat bisa jadi 100 persen,” tambahnya. 

Sebagai informasi, sebelumnya PT DI telah mengirimkan lima unit pesawat NC212i untuk TNI AU secara bertahap. 

Pada 2021, sebanyak dua unit pesawat dikirimkan, kemudian berlanjut pada 2022 yaitu satu unit dan 2023 sebanyak dua unit. 

Menurut rencana, pesawat ke-7 akan dikirim pada Februari 2025. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu ak

Terungkap Alasan Thailand Tidak Menambah Pembelian 6 Unit CAESAR SPH

05 November 2024

Army Research and Development Office (ARDO), Royal Thai Army (RTA) bersama National Research Council of Thailand (NRCT) dan Bangkok University akan menindaklanjuti dan mengevaluasi penelitian dan inovasi pada program studi potensial untuk keberlanjutan CAESAR di Angakatan Darat Thailand (photos: Royal Thai Army)

Senjata artileri berat beroda gerak sendiri 155mm/kaliber 52 CAESAR, yang telah dibeli dalam jumlah 6 sistem, mulai beroperasi sejak 2009, saat ini ditempatkan di Batalyon Artileri ke-721, Resimen Artileri ke-72, Batalyon Artileri ke-72, Divisi Artileri ke-721, Kamp Sirikit, Provinsi Lopburi. Artileri ini dianggap sebagai artileri beroda gerak sendiri pertama dari Angkatan Darat Kerajaan Thailand, yang sangat efisien, lincah, dapat menembak dari jarak jauh, dan sangat akurat.


Namun, seperti halnya howitzer gerak sendiri lainnya, ketika sasis (chasis)-nya bermasalah, seluruh sistem menjadi tidak dapat digunakan. Menurut pengumuman dari Divisi Layanan Teknis, Departemen Persenjataan, yang memberikan informasi tentang perbaikan howitzer gerak sendiri CAESAR, sebagian besar perbaikan akan dilakukan pada truk Renault Sherpa 5 6x6 Prancis, yang merupakan sasisnya.


Selain kekurangannya yaitu semua sistem kontrol sepenuhnya otomatis, tidak ada sistem manual cadangan, yang kemudian menyebabkan Angkatan Darat Kerajaan Thailand membeli sejumlah besar howitzer gerak sendiri beroda ATMG buatan Thailand (dengan lisensi Elbit Systems ATMOS 2000), Kantor Penelitian dan Pengembangan Angkatan Darat Kerajaan Thailand, RTA, bekerja sama dengan Kantor Penelitian Nasional, NRCT, dan Universitas Bangkok, telah menyiapkan proyek untuk mempelajari perbaikan sistem kelistrikan yang rusak pada Caesar ke-52, yang akan memungkinkannya untuk terus digunakan.

(AAG)

Indonesia Menyelesaikan Fasilitas Pendanaan Akuisisi 2 Kapal PPA Italia

 05 November 2024

Dua kapal PPA buatan Fincantieri segera bergabung dengan armada TNI AL (photo: Dante Flore)

Indonesia telah mengamankan fasilitas pinjaman untuk mendanai akuisisi dua kapal patroli lepas pantai multiperan (Pattugliatore Polivalente d'Altura: PPA) dari pembuat kapal Italia Fincantieri, sumber yang dekat dengan masalah tersebut telah mengonfirmasi kepada Janes.

Proses sindikasi pinjaman untuk fasilitas senilai USD1,25 miliar tersebut dipimpin oleh BNP Paribas dengan melibatkan Crédit Agricole dan didukung oleh lembaga keuangan-asuransi Italia SACE, menurut dokumen yang diberikan oleh sumber tersebut.

Dokumen-dokumen ini juga mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia akan menamai dua PPA-nya KRI Brawijaya dan KRI Prabu Siliwangi dengan nomor lambung masing-masing 320 dan 321.

Dengan demikian, kapal-kapal ini akan diaplikasikan dengan tanda dek penerbangan masing-masing BWJ dan PBS, dokumen tersebut mengungkapkan.

Upacara penandatanganan formal untuk fasilitas tersebut diharapkan akan berlangsung antara Kementerian Keuangan Indonesia dan pemberi pinjaman bersama sebelum akhir tahun 2024.

Fincantieri mengungkapkan pada bulan Maret 2024 bahwa mereka telah menandatangani kontrak senilai EUR1,18 miliar (USD1,29) untuk dua PPA dengan Kementerian Pertahanan Indonesia.

PPA adalah kelas kapal perang 143 m yang dapat dikonfigurasi untuk berbagai misi mulai dari operasi pengawasan maritim bertempo rendah disebut ‘light’ hingga skenario pertempuran tingkat tinggi ‘full combat’.

Tergantung pada konfigurasinya, masing-masing kapal memiliki bobot antara 5.800 dan 6.300 ton.

Sejauh ini, Angkatan Laut Italia telah menugaskan tiga kapal sebagai kelas Thaon Di Revel, dan kapal-kapal ini dilantik antara Maret 2022 dan September 2023.

Untuk kontrak yang ditandatangani dengan Indonesia, PPA yang akan dipasok awalnya ditujukan untuk Angkatan Laut Italia, kata Fincantieri dalam pernyataannya, dan kemungkinan akan dipasok dalam konfigurasi 'light plus'.

(Jane's)