14 Juli 2016
Prajurit Batalyon Roket Marinir Resimen Artileri Marinir melaksanakan kegiatan uji fungsi penembakan senjata dan amonisi Roket Multi Launch Rocket System (MLRS) Kal.122 MM Vampire di Puslatpur Marinir Baluran, Situbondo, Jawa Timur (all photos : Sindo)
Prajurit Batalyon Roket Marinir Resimen Artileri Marinir melaksanakan kegiatan uji fungsi penembakan senjata dan amonisi Roket Multi Launch Rocket System (MLRS) Kal.122 MM Vampire di Puslatpur Marinir Baluran, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (13/7/2016). Dalam kegiatan tersebut, Asisten Logistik Komandan Korps Marinir Kolonel Marinir Suherlan yang didampingi Asisten Logistik Komandan Pasmar-1 LetKol Marinir Budiarso, Danmenart-1 Marinir Letkol Marinir AinurRofiq, Kasub Harpal Dismat Korps Marinir Letkol Marinir Hendy serta Danpuslatpur Marinir Baluran Letkol Marinir Gunawan Tri Utomo meninjau langsung uji fungsi penembakan amonisi Roket Multi Launch Rocket System (MLRS) Kal.122 MM Vampire.
Dalam lanjutan kegiatan uji fungsi penembakan tersebut, para prajurit Batalyon Roket Marinir melaksanakan cara memasukkan amonisi ke dalam laras peluncur roket secara manual, pemasangan fius hulu ledak pada amonisi serta melaksanakan penembakan ke sasaran yang berjarak 5 Km dengan 40 butir amonisi, melaksanakan penembakan pada malam hari sebanyak 20 butir amonisi secara bergiliran ke sasaran serta melaksanakan uji berkendara di medan berpasir.
RM 70 Vampire adalah varian baru dari RM 70 Grad MLRS (Multi Launch Rocket System) yang selama ini sudah dioperasikan Marinir. Baik RM 70 Grad dan RM 70 Vampire mengusung jenis roket yang sama, yakni roket RM 70 kaliber 122 mm. Panjang roket RM 70 hampir sama dengan panjang tabung peluncur. Agar gerakan stabil, setiap roket punya empat sirip ekor. Paduan sirip dan gerak putar pelan membuat tingkat akurasi pada target cukup tinggi. Ada 3 jenis roket amunisi RM 70, masih dalam koridor kaliber 122 mm, ada yang berhulu ledak HE (high explosive)-fragmentation, ada roket Agat berhulu ledak kargo dengan memuat bom mini, kemudian ada roket Krizna, yakni berhulu ledak kargo yang isinya ranjau anti tank.
Setiap roket punya bobot 66 kg. Komponennya terdiri dari hulu ledak seberat 18,3 kg, lalu ada motor roket dengan double base solid propellant seberat 20,5 kg. Sisanya adalah cangkang roket. Dimensi panjang roket keseluruhan adalah 2,88 meter dan lebar rantang sirip 0,226 meter. Dengan kecepatan jelajah 2.516 meter per jam, maka jarak jangkau roket bisa mencapai 20,75 km. Saat terdetonasi, hulu ledak bisa menghamburkan 3.150 serpihan kecil baja yang terserak hingga radius 28 meter.
Jika diopersikan secara tepat, dipastikan area seluas 3 hektar akan luluh lantak akibat ulah roket multi laras ini. Pasokan roket untuk RM 70 Vampir dan RM 70 Grad kini dapat diperoleh dari produksi dalam negeri. Pasalnya roket R-Han 122 mm hasil pengembangan Balitbang Kemhan sudah terbukti mampu ditembakkan dari basis peluncur RM 70 Marinir. Secara umum dari sisi peluncur, antara RM 70 Vampir dan RM 70 Grad tidak ada perbedaan berarti. Satu truk terdiri dari 40 peluncur roket kaliber 122 mm.
RM 70 Vampir diproduksi oleh Exalibur Army Ltd, perusahaan persenjataan asal Ceko. Oleh manufakturnya, RM 70 Vampir juga disebut sebagai next-generation rocket artillery system. Rancangan RM 70 Vampir disasar untuk menggantikan peran RM 70 Grad yang sudah diluncurkan sejak era Pakta Warsawa. Bila RM70 Grad menggunakan basis truk Tatra 813 Kolos berpenggerak 8×8, maka RM 70 Vampir juga mengusung basis truk Tatra, namun jenis truk yang lebih modern dan baru, yaitu Tatra T815-7. Tatra adalah merek truk yang juga berasal dari Ceko.
(Sindo)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
manteb...
BalasHapuskalau roket sdh bisa produksi sendiri
tidak ada kekhawatiran pasokan
tinggal dikit lagi.. pengembangan platform