Norinco VN1 8x8 dalam pameran Defense & Security di Bangkok (photo : AAG)
Progres Pengadaan Kendaraan Tempur Thailand 2016-2021
Angkatan Darat Thailand
Untuk proyek kendaraan lapis baja beroda baru bagi Angkatan Darat Thailand, data terbaru yang muncul telah ada lagi pilihan untuk dipertimbangkan, yaitu kendaraan lapis baja beroda 8x8 VN1 dari NORINCO Cina. Tawaran ini melengkapi beberapa penawaran sebelumnya yang berasal dari Rusia yang menawarkan kendaraan lapis baja beroda BTR-82A, kemudian juga Ukraina yang menawarkan BTR-3 dan BTR-4. Dengan demikian ada tiga negara yang sudah menawarkan kendaraan mereka di Angkatan Darat Thailand.
ZBL-09 8x8 (photo : sinodefence)
Dengan tiga kru dan membawa tujuh pasukan infanteri (jumlah pasukan yang dapat dibawa pada kendaraan jenis IFV adalah 7, sedangkan pada tipe pengangkut pasukan atau APC bisa 10-11 tergantung kebutuhan pelanggan). Korps Marinir Angkatan Laut Venezuela adalah pelanggan pertama untuk dipasok kendaraan tempur infanteri beroda VN1 dengan pesanan sekitar 60 kendaraan infanteri amfibi VN18 (ZBD-05 versi ekspor) dan tank ringan, amfibi VN16 (ZTD-05 versi ekspor) dengan nilai total $ 500 juta. Argentina juga dilaporkan akan segera memiliki kendaraan lapis baja VN1 dengan jumlah pesanan 110 unit.
VN1 mempunyai kemampuan amfibi (photo : Joseph Dempsey)
Keluarga dari kendaraan lapis baja beroda VN1 untuk ekspor seperti ZBL-09 beberapa model diantaranya juga digunakan di Tentara Pembebasan Rakyat Cina, sebagai contoh ST1 yang dilengkapi dengan meriam tank dengan turret 105mm (Cina clone berdasarkan meriam L7 105mm Inggris) adalah kendaraan lapis baja berbasis ekspor. Kemudian kendaraan artileri, ZTL-09 atau PLZ-09 ukuran 122mm atau 155mm, peluncur roket beroda PLL-09 ukuran 120mm, sistem anti serangan udara CS/SA5 mencakup artileri 30mm senjata gatling enam laras dan rudal permukaan ke udara, kendaraan komando, kendaraan patroli lapis baja, lapis baja perbaikan, ambulans, dll.
Pintu belakang VN1 (photo : Charly Be)
Pintu belakang VN1 (photo : Charly Be)
Membandingkan pilihan kendaraan lapis baja beroda ban yang ditawarkan kepada Angkatan Darat seperti yang sekarang, jika hanya melihat dari desain kendaraan, maka kendaraan roda VN1 China akan menjadi yang paling canggih bila dibandingkan dengan kendaraan BTR-3E1 dari Ukraina yang dipakai militer saat ini. Dan BTR-82A Rusia yang didasarkan pada lapis baja beroda BTR-80, bahwa BTR-82A Rusia memiliki dimensi lebih kecil dari BTR-3E1.
Menurut Angkatan Darat, skuad Infanteri mekanis Thailand dapat meningkat dengan cepat dari tujuh ke sebelas jika tidak terjadi keterlambatan pengiriman kendaraan BTR-3E1.
Umpan balik dari pelatihan beberapa tahun yang lalu, membandingkan pintu masuk seperti BTR-4 dari Ukraina dan VN1 pada pintu belakang. Sebagai lapis baja beroda pintu VN1 seperti juga bila dilihat dari ZBL-09 adalah memiliki pintu belakang tidak besar sehingga tidak dapat terbuka lebar seperti BTR-4 dengan pintu yang dapat membuka ke kiri dan kanan, hal ini membuat mudah untuk bergerak lebih cepat daripada VN1 yang hanya satu pintu.
Sistem senjata, jika dibandingkan pada kendaraan infanteri IFV (Infantry Fighting Vehicle) dengan BTR-82A Rusia setidaknya menara RWS dipasang artileri gun 30mm dan 7.62mm. Pada VN1 IFV seperti yang diekspor ke Venezuela dilengkapi meriam 7.62mm co-aksial dan senapan mesin 30mm dan 1 slot untuk pemasangan rudal anti-tank HJ-73d. Pada sistem senjata ini sistem turret RWS Shturm pada BTR-3E1 dan BTR-4 menjadi pilihan karena mempunyai daya tembak maksimum dengan senapan mesin 30mm, senapan mesin co-aksial 7.62mm, peluncur granat dan peluncur rudal anti-tank berpemandu laser SACLOS dengan jangkauan 5.000 m dibandingkan dengan rudal anti-tank HJ-73d dengan dipandu SACLOS hanya berjangkauan 3.000 m.
Cina sekarang sedang mengembangkan senjata rudal anti tank generasi 3 seperti HJ-9 rudal berpemandu Laser SACLOS dengan jangkauan menembak 5,500m. Peluncur rudal anti tank ini sudah mencakup pengembangan prototipe turret tank kaliber 100mm dengan kanon artileri 30mm dengan rudal anti tank HJ-8, dll, tetapi tipe ini belum jelas akan diekspor atau tidak.
Korps Marinir Angkatan Laut Thailand
Sejak bulan Mei-Juni lalu Angkatan Laut Thailand telah berhasil megikuti pelatihan :
- Latihan tahunan Angkatan Laut di 2016,
- Latihan RTN-US Navy Guardian Sea 2016,
- Latihan RTN-PLA Navy Blue Strike 2016,
- Latihan gabungan tahunan militer Thailand,
- Latihan gabungan tahunan militer Thailand,
- Latihan CARAT 2016 antara RTN - US Navy.
Latihan-latihan ini menunjukkan ketersediaan potensi kinerja operasi gabungan antara Angkatan Laut Thailand dengan Angkatan Darat dan Angkatan Udara Thailand. Termasuk juga dengan negara sahabat seperti Amerika Serikat dan Cina.
Dalam latihan campuran Blue Strike 2016 tahun ini adalah tahun pertama dengan Tentara Pembebasan Rakyat China telah mengirimkan banyak persenjataan yang digunakan dalam latihan di Thailand.
PLA Navy mengerahkan kapal LPD Type-071 dan beberapa tipe kendaraan infanteri seperti kendaraan artileri PLZ-07 122mm, kendaraan tempur infanteri ZBD-05, dan tank ringan amfibi ZTD-05.
Kendaraan infanteri ZBD-05 dan tank ringan ZTD-05 pada latihan ini melakukan demo untuk menembakkan amunisi bersama dengan kendaraan lapis baja beroda milik Marinir BTR-3E1. Wajar saja untuk kemudian Marinir dan Angkatan Laut Thailand telah menaruh minat pada kendaraan Cina tersebut.
Kekuatan unit kendaraan lapis baja Korps Marinir Thailand, Royal Thai Navy, pada latihan ini diisi oleh :
- Pasukan tank dengan 5 unit tank Type 69-II yang ditransfer dari Angkatan Darat,
- Resimen Panzer lapis baja V-150 beroda 4x4 dengan senapan mesin berat M2 .50 dan MG3 sebanyak 24 unit dan 12 kendaraan lapis baja beroda 8x8 BTR-3E1.
- Resimen tempur HMMWV kendaraan bersenjata dengan peluncur rudal anti-tank.
- Resimen tempur HMMWV kendaraan bersenjata dengan peluncur rudal anti-tank.
Tank ringan Ascod 105 untuk Royal Thai Marine Corps yang akhirnya dibatalkan (image : junglekey)
Pada tahun 1996-1998 Batalyon Tank berencana untuk mengakuisisi tank ASCOD LT-105 yang dilengkapi meriam 105mm, batch pertama sebanyak 15 tank yang dipesan dari Spanyol dengan harga $ 2-3 juta, dengan nilai total sekitar 1.050 juta baht pada saat itu.
Namun, akibat krisis ekonomi di tahun 1997 menyebabkan devaluasi baht dan memotong anggaran pertahanan. Angkatan Laut membatalkan proyek tersebut. Marinir akhirnya mendapatkan tank Tipe 69-II sebanyak 5 unit yang ditransfer dari Angkatan Darat yang mempunyai 30 tank jenis ini.
Namun, akibat krisis ekonomi di tahun 1997 menyebabkan devaluasi baht dan memotong anggaran pertahanan. Angkatan Laut membatalkan proyek tersebut. Marinir akhirnya mendapatkan tank Tipe 69-II sebanyak 5 unit yang ditransfer dari Angkatan Darat yang mempunyai 30 tank jenis ini.
Selama beberapa tahun terakhir, RTMC telah mempelajari beberapa kendaraan lapis baja tank/artileri diantaranya adalah dari Swedia jenis CV90105-T dan CV90120-T yang dilengkapi meriam 105mm dan 120mm, kemudian juga dari Korea dengan K21-105/120 yang dipasang meriam ukuran 105mm atau 120mm dari Cockerill XC-8 Belgia.
Anggaran yang diusulkan adalah 2.500 juta baht untuk 1 resimen tank Marinir atau berjumlah 15 unit, namun setelah proyek 12 unit lapis baja beroda BTR-3E1 senilai 420 juta baht untuk Marinir, tidak ada lagi kabar selanjutnya.
Dalam penelitian dan pengembangan kendaraan beroda ban untuk Korps Marinir Angkatan Laut menandatangani kerja sama dengan Institut Teknologi Pertahanan di Thailand (sekarang DTI). Studi dan penelitian diperlukan untuk mengevaluasi kebutuhan untuk mengembangkan prototipe kendaraan bagi Korps Marinir. Dibutuhkan waktu dan proses yang lebih lama dari pengembangan kendaraan lapis baja beroda untuk Angkatan Darat, Black Widow Spider.
Selain pengadaan 15 unit tank untuk resimen tank marinir yang telah direncanakan selama bertahun-tahun, Angkatan Laut juga melihat perlunya penggantian 24 unit panser V-150, 12 unit kendaraan lapis baja amfibi LVTP7 12 yang sudah menua dan peningkatan 24 unit AAV7A1 di batalion kendaraan amfibi.
Mungkin saja kendaraan lapis baja amfibi buatan Cina VN18 (ZBD-05 versi ekspor) dan tank ringan amfibi VN16 (ZTD-05 versi ekspor) dapat menjadi pilihan bagi Angkatan Laut Thailand, seperti halnya yang sekarang digunakan oleh Marinir Venezuela.
ZBD-05 Infantry Fighting Vehicle dengan meriam 30mm (photo : AAG)
Tank ringan amfibi ZTD-05 memiliki awak empat (komandan, pengemudi, penembak dan pengisi munisi), didukung oleh mesin diesel 550 hp dapat melaju di jalan dengan kecepatan 65km/jam dan berenang di air dengan kecepatan 25km/jam. Untuk peningkatan performa dapat menggunakan mesin khusus 1475 hp, dapat dipasang meriam kaliber 105mm (juga dapat menggunakan tipe L7 juga), dapat menembakkan senjata standar NATO termasuk rudal anti-tank yang sedang dikembangkan oleh China sendiri. Juga dilengkapi senapan mesin 7.62mm co-aksial dan senapan artileri 12,7mm.
Tank ringan amfibi ZTD-05 memiliki awak empat (komandan, pengemudi, penembak dan pengisi munisi), didukung oleh mesin diesel 550 hp dapat melaju di jalan dengan kecepatan 65km/jam dan berenang di air dengan kecepatan 25km/jam. Untuk peningkatan performa dapat menggunakan mesin khusus 1475 hp, dapat dipasang meriam kaliber 105mm (juga dapat menggunakan tipe L7 juga), dapat menembakkan senjata standar NATO termasuk rudal anti-tank yang sedang dikembangkan oleh China sendiri. Juga dilengkapi senapan mesin 7.62mm co-aksial dan senapan artileri 12,7mm.
Kendaraan tempur amfibi (IFV) ZBD-05 dilengkapi dengan meriam 30mm dan memiliki kru tiga (komandan, pengemudi dan penembak), dapat membawa delapan infanteri bersenjata. Senapan mesin dipasang 7.62mm co-aksial dan dapat dipasangi 2 peluncur rudal anti tank HJ-73.
Namun, itu semua tergantung pada anggaran yang ada di masa depan, yang akan cukup untuk memasok proyek ini atau tidak. Hal ini persis sama seperti rudal dari Cina saat ini, meskipun pengembangan efektif dan lebih dapat diandalkan. Namun, harus melihat kinerja sistem ini secara nyata. Dari latihan Blue Strike 2016 terakhir lalu, Thailand juga melihat banyak kekurangan dari sistem senjata Cina yang digunakan dalam latihan ini.
(AAG)
Semoga setelah akuisis maka diadakan latihan bersama antara Thailand dan Indonesia :)
BalasHapusBismillah kapan indonesia dapat bantuan hibah tank norinco vn 16 dan 18 produk china tanpa beli dan embargo
BalasHapus